Kanker serviks merupakan jenis kanker kedua yang paling banyak terjadi di Indonesia yakni sebanyak 32.469 kasus atau 9,3% dari total kasus kanker. Fakta ini mendorong masyarakat, khususnya wanita, untuk mengenali penyakit ini lebih dalam agar lebih waspada. Kanker payudara memiliki jumlah kasus baru tertinggi di Indonesia sebesar 65.858 kasus atau 16,6 % dari total 396.914 kasus kanker. Kanker serviks ( leher rahim) menempati urutan kedua dengan jumlah 36.633 kasus atau 9,2% dari total kasus kanker (Kementerian Kesehatan, R.I., 2022). Deteksi dini kanker leher Rahim dan payudara memiliki empat kategori hasil, yaitu IVA Positif, Benjolan, Curiga Kanker Leher Rahim, dan Curiga Kanker Payudara. Masalahnya, vaksin untuk melindungi diri kita dari virus HPV penyebab kanker serviks itu harganya mahal, sehingga tidak terjangkau semua lapisan masyarakat. Untuk itu, pemeriksaan kesehatan dengan tes IVA (Inspeksi Visual Dengan Aplikasi Asam Asetat) perlu dilakukan secara rutin sebagai deteksi dini kanker serviks. Layanan Pengabdian Masyarakat merupakan cara untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker serviks dan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan IVA Test sebagai skrining. Metode yang digunakan untuk mewujudkan tujuan adalah dengan mengkaji tindak partisipatif antara lain melalui Forum Group Discusion (FGD) antara Universitas Sari Mutiara Indonesia, Klinik Rawat Inap Pratama Mars dan Mitra. Setelah dilakukan skrinning dari jumlah 41 orang yang dilakukan skrinning terdapat 40 orang yang masuk dalam klasifikasi pemeriksaan. Dan 4 orang lainnya tidak masuk dalam klasifikasi pemeriksaan dikarenakan sedang haid. Setelah dilakukan skrinning maka 40 orang yang masuk dalam klasifikasi pemeriksaan IVA Test. Hasil pemeriksaan dari seluruh peserta normal tidak ditemukan adanya perubahan warna. Pemeriksaan IVA test setiap enam (6) bulan atau pemeriksaan Papsmear setiap tahun.