Yuliasari, Dewi
Unknown Affiliation

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

MANFAAT NUGGET LELE UNTUK MENGATASI BALITA BGM (BAWAH GARIS MERAH) PADA BALITA DI DESA MERAK BATIN DUSUN CITEREP KECAMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN Yuviska, Ike Ate; Yuliasari, Dewi
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2023): Volume 5 Nomor 2 November 2023
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i2.12787

Abstract

Masa balita merupakan periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang diserap oleh tubuh mengakibatkan mudah terserang penyakit karena gizi memberi pengaruh yang besar terhadap kekebalan tubuh( Ellya, 2010).Gizi memegang peranan penting dalam Siklus hidup manusia. Kekurangan gizi pada bayi dan balita dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan, apabila tidak diatasi dapat berlanjut hingga dewasa dimana tidak dapat mencapai tumbuh kembang optimal sehingga sangat di perlukan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang cukup dan bermutu sejak bayi berumur 6 bulan sampai 24 bulan, dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih (Nurheti,2010).Penyuluhan ini bertujuan untuk mengetahui Untuk melihat gambaran,menganalisa dan melakukan Intervensi terhadap masalah yang menjadi prioritas kesehatan masyarakat di Desa Merak Batin Dusun Citerep Kecamatan Natar Lampung Selatan.Hasil penyuluhan diperoleh Menurut Departemen Kesehatan (2005) Balita Bawah Garis Merah (BGM ) adalah balita yang saat ditimbang berat badannya berada pada garis merah atau di bawah garismerah pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Berat badan yang berada di Bawah GarisMerah (BGM) pada KMS merupakan perkiraan untuk menilai seseorang menderita gizi buruk, tetapi bukan berarti seseorang balita telah menderita gizi buruk, karena ada anak yang telah mempunyai pola pertumbuhan yang memang selalu dibawah garis merah pada KMS. Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM) bukan menunjukkan keadaangizi buruk tetapi sebagai peringatan untuk konfirmasi dan tindak lanjut. Hal ini tidak  berlaku pada anak dengan berat badan awalnya sudah berada dibawah garis merah. Ikan termasuk hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di air . ikan di klasifikasikan ke dalam Filum Chordata dengan karakteristik memiliki insang yang berfungsi untuk mengambil oksigen terlarut dari air dan memiliki sirip untuk berenang. Ikan dapat ditemukan hampir di semua tipe perairan di dunia dengan  bentuk dan karakter yang berbeda-beda (Adrim, 2010). Ikan lele yang hidup di air tawar ini kaya akan gizi sebagai penyedia protein yang baik, selain itu menggandung fosfor, kalium, lemak, omega – 3, omega – 6, dan vitamin B12 dengan kandungan merkuri yang rendah (Rukmana dkk., 2017). Kata Kunci     : Gizi, Balita, NugetLele
Program Kreativitas Mahasiswa Dalam Inovasi pemberian KIE tentang Penting nya ASI Ekslusif serta Pijat Oksitosin (“KALI ASIEK” Keluarga Peduli ASI Eklusif) Yuviska, Ike Ate; Yuliasari, Dewi
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2023): Volume 5, Nomor 1, MEI 2023
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i1.10272

Abstract

Pemberian ASI Eksklusif dikenal sebagai salah satu yang memberikan pengaruh paling kuat terhadap kelangsungan hidup anak, pertumbuhan dan perkembangan. Zat gizi yang berkualitas tinggi pada Air Susu Ibu (ASI). Dukungan pemberian ASI Eksklusif bentuk memberikan perlindungan kepada ibu dengan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dan meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat, pemerintah daerah dan pemerintah terhadap ASI eksklusif. Tujuan melakukan inovasi ini untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terkhusus para ibu hamil serta ibu menyusui tentang pemahaman tentang pentingnya ASI Ekslusif. Inovasi ini  merupakan modifikasi dari Kelas Ibu Hamil yang sudah rutin diadakan di Puskesmas kelurahan Ogan Lima. Kegiatan ini berkolaborasi dengan kader untuk mengumpulkan ibu hamil dalam satu kelas ibu hamil yang berjumlah 10 ibu hamil dalam 1 kelas serta ibu yang mempunyai anak usia kurang dari 6 bulan berjumlah 10 orang. Kesimpulan nya pijat oksitosin memberikan banyak manfaat dalam proses menyusui, karena kinerjanya yang merangsang kinerja hormon oksitosin seperti meningkatkan kenyaman pada ibu setelah melahirkan, mengurangi stres pada ibu setelah melahirkan, mengurangi nyeri pada tulang belakang sehabis melahirkan, mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormon oksitosin dan memperlancar produksi ASI, dan mempercepat proses involusi uterus sehingga mengurangi pendarahan pasca melahirkan.Kata kunci : ASI eksklusif, pijat oksitosin
INOVASI GERHANA (GERAKAN SEDERHANA BERANTAS ANEMIA) DENGAN NUGGET TERI DI DESA KESUGIHAN KECAMATAN KALIANDA LAMPUNG SELATAN Yuliasari, Dewi; Yuviska, Ike Ate; Putri, Betari Cahya
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2024): Volume 6 Nomor 1 Mei 2024
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v6i1.15263

Abstract

Rata-rata kejadian anemia tergantung pada usia, jumlah anak dan usia kehamilan, status gizi, hal ini erat kaitannya dengan terjadinya anemia pada ibu hamil, karena usia ibu yang tidak dalam kesehatan reproduksi selama kehamilan adalah 35 tahun. Usia yang lebih tua, jumlah paritas yang banyak, dan jarak kelahiran yang pendek dapat menyebabkan anemia, dan anemia yang disebabkan oleh status gizi kurang merupakan salah satu komplikasi ibu hamil. Tujuan Kegiatan Komunitas dengan Inovasi  “Laporan  Kegiatan Komunitas Dengan Inovasi Gerhana (Gerakan Sederhana Berantas Anemia) Dengan Nugget Teri Di desa Kesugihan Kecamatan Kalianda Lampung Selatan Tahun 2024. Pelaksanaan dalam kegiatan pengabdian masyarakat telah diikuti tenaga kesehatan setempat, tokoh masyarakat setempat (kepala desa, kepala RT, RW, kader) desa Kesugihan Kecamatan Kalianda Lampung Selatan. sehingga melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat khususnya ibu hamil mampu memahami dan menyadari tentang anemia dan bahaya anemia pada ibu hamil. Kegiatan ini merupakan Inovasi GERHANA kelas ibu hamil dengan memberikan edukasi mengenai pencegahan dan penanganan  anemia dan pemberian intervensi nugget teri pada ibu hamil. Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk mensintesis gagasan kreatif melalui sebuah program edukasi dengan menitikberatkan pada usaha preventif dan promotif dalam mencegah dan mengatasi anemia pada ibu hamil. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah advokasi kepada tokoh masyarakat, pembinaan terhadap kader dan ibu hamil. Kegiatan ini meningkatkan pemahaman tentang bahaya anemia pada ibu hamil  dan memberikan hasil peningkatan pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil. Pentingnya program pencegahan anemia yang terjadi pada ibu hamil yang dilakukan secara regular agar bisa menyadarkan dan mengingatkan kembali tentang pentingnya kesehatan terhadap kondisi yang menyebabkan terjadinya anemia pada ibu hamil.   
Overview Of Pregnant Women's Knowledge About Hypertension In Pregnancy At Way Kandis Health Center Bandar Lampung Yuviska, Ike Ate; Yuliasari, Dewi
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 10, No 10 (2024): Volume 10 No.10 Oktober 2024
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v10i10.17124

Abstract

Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang serius dengan angka kejadian yang cukup tinggi di Indonesia. Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang preeklamsia dapat berakibat fatal bagi ibu dan bayi. Bila tidak segera ditangani, preeklamsia bisa menyebabkan komplikasi yang berbahaya bagi ibu dan janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang preeklamsia di Puskesmas Way Kandis Bandar Lampung tahun 2024.Tujuan: Mengetahui Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang hipertensi dalam kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Way Kandis Bandar LampungMetode: Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,populasi dalam penelitian ini sebanyak 36  ibu hamil dan sampel penelitian ini mengunakan total populasi.pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.Hasil: 36 responden didapatkan distribusi usia ibu hamil terbanyak adalah usia 26-30 tahun sebanyak 19 responden (52.8%). Distribusi pendidikan terakhir ibu hamil terbanyak ialah SMA sebanyak 17 responden (47.2%). Distribusi pekerjaan ibu hamil terbanyak adalah 20 reponden tidak bekerja (55.6%).Distribusi paritas atau jumlah anak yang dilahirkan ibu mayoritas ialah multipara dengan primipara seimbang dengan jumlah responden 18 ibu hamil (50%). Distribusi pada riwayat hipetensi mayoritas responden tidak memiliki riwayat hipertensi sebanyak 30 responden (83.3%).Kesimpulan: Pengetahuan Ibu Hamil tentang preeklamsia tahun 2024, didapatkan suatu kesimpulan, yaitu : Gambaran pengetahuan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Waykandis tentang peeklamsia ialah  mayoritas responden berpengetahuan cukup baik sebanyak 22 orang (61.1%) dan pengetahuan kurang sebanyak 14 orang (38.9%). Jawaban pertanyaan kuesioner mengenai preeklampsia menunjukkan bahwa pertanyaan yang paling banyak dijawab benar adalah pertanyaan tentang pengaruh preeklampsia.Saran :Ibu hamil dipuskesmas waykandis agar lebih meningkatkan pengertahuannya dengan cara lebih aktif dalam mengikuti kelas ibu hamil dan lebih aktif dalam menggali informasi yang tersedia di media masa. Kata Kunci: Ibu Hamil, Pengetahuan, Preeklamsia, ABSTRACT Preeclampsia is a serious pregnancy complication with a fairly high incidence rate in Indonesia. Lack of knowledge among pregnant women about preeclampsia can have fatal consequences for the mother and baby. If not treated immediately, preeclampsia can cause complications that are dangerous for the mother and fetus. This study aims to determine the description of pregnant women's knowledge about preeclampsia at the Way Kandis Community Health Center Bandar Lampung in 2024.Objective: To determine the description of pregnant women's knowledge about hypertension in pregnancy in the working area of the Way Kandis Community Health Center, Bandar LampungMethod: Quantitative research methods are a type of research whose specifications are systematic, planned and clearly structured from the start until the creation of the research design. The research method is based on the philosophy of positivism, used to research certain populations or samples. The population in this study was 36 pregnant women and the research sample used the total population. Data collection used research instruments, data analysis was quantitative/statistical, with the aim of testing hypothesis that has been established.Results: 36 respondents found that the highest age distribution of pregnant women was 26-30 years old with 19 respondents (52.8%). The most recent distribution of pregnant women's education was high school with 17 respondents (47.2%). The distribution of employment for most pregnant women was 20 respondents who did not work (55.6%). Parity distribution or the number of children born to the majority of mothers was multipara with primipara in balance with the number of respondents being 18 pregnant women (50%). Distribution of history of hypertension, the majority of respondents did not have a history of hypertension, 30 respondents (83.3%).Conclusion: Knowledge of Pregnant Women about preeclampsia in 2024, a conclusion was obtained, namely: The description of the knowledge of pregnant women in the Waykandis Community Health Center working area regarding preeclampsia is that the majority of respondents have quite good knowledge, 22 people (61.1%) and 14 people (38.9%) have poor knowledge. . Answers to questionnaire questions regarding preeclampsia show that the questions most often answered correctly are questions about the effects of preeclampsia.Suggestion: Pregnant women at the Waykandis Community Health Center should increase their knowledge by being more active in attending classes for pregnant women and being more active in exploring information available in the elektronik. Keywords:, Knowledge, Preeclampsia, Pregnant Women  
PEMBINAAN DAN PENGOLAHAN DALAM PENCEGAHAN BAHAYA STUNTING MELALUI PROGRAM DAHSAT (DAPUR SEHAT ATASI STUNTING) DI KELURAHAN DADI REJO KECAMATAN WONOSOBO KABUPATEN TANGGAMUS Azzahra, Balqis; Kurniasari, Devi; Iqmy, Ledy Octaviani; Yuviska, Ike Ate; Yuliasari, Dewi
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 2 (2024): Vol 6 No 2 November 2024
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v6i2.18194

Abstract

Stunting merupakan bentuk kegagalan tumbuh kembang yang menyebabkan gangguan pertumbuhan linear pada balita akibat dari akumulasi ketidak cukupan nutrisi yang berlangsung lama, mulai dari masa kehamilan sampai usia 24 bulan. Akibat stunting dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada masa balita, rendahnya fungsi kognitif dan fungsi psikologis pada masa sekolah. Asupan energi dan zat gizi yang tidak memadai, serta penyakit infeksi merupakan faktor yang sangat berperan terhadap masalah stunting. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan kesehatan pencegahan Stunting pada balita. Metode kegiatan yang dilakukan pada pengabdian kepada masyarakat ini adalah penyuluhan dengan menggunakan metode sosialisasi dengan penjelasan mengenai pencegahan dan bahaya stunting melalui program DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting). Kesimpulan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah Ibu-ibu yang mengikuti penyuluhan menjadi paham tentang pentingnya pencegahan stunting agar tidak terjadi stunting.Kata Kunci: pembinaan, stunting
SOSIALISASI INOVASI GARDU BUMITA ( GERAKAN DAUN KELOR UNTUK IBU HAMIL TANPA ANEMIA) DI DESA SRIMULYO KECAMATAN BANDAR NEGERI SUOH KABUPATEN LAMPUNG BARAT Yuviska, ike Ate; Yuliasari, Dewi; Fauziah, Nikmatul
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 2 (2024): Vol 6 No 2 November 2024
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v6i2.18539

Abstract

Anemia defisiensi besi pada ibu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin saat kehamilan maupun setelahnya. Anemia adalah keadaan kadar hemoglobin dalam darah dibawah normal. Kadar hemoglobin <11 gr% pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 gr% pada trimester II. Penyebabnya karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, seperti zat besi, asam folat, atau vitamin B12. kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kebutuhan gizi ibu hamil adalah dengan pemberian suplemen zat besi. Salah satu tanaman herbal yang dapat meningkatkan gizi ibu hamil dan kadar Hb adalah daun kelor. Daun kelor mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin C, kalsium, zat besi, dan protein dalam jumlah sangat tinggi yang mudah dicerna oleh tubuh manusia, hal ini dibuktikan pada penelitian yang menunjukkan perubahan peningkatan kadar hemoglobin. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pembuatn puding daun kelor sebagai upaya dalam meningkatkan kadar hemoglobin ibu. Metode kegiatan ini dilakukan dengan memberikan edukasi/penyuluhan dan demonstrasi cara pembuatan puding daun kelor yang ditujukan kepada ibu hamil. Kegiatan berjalan dengan baik dan telah dilaksanakan pada tanggal 30 Juni 2024 di PMB Desi Sumiati, S.Tr.Keb desa Sri Mulyo. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 8 ibu hamil. Terdapat peningkatan pengetahuan ibu hamil setelah diberikan edukasi akan manfaat dari konsumsi olahan daun kelor. Diharapkan hasil inovasi ini dapat digunakan sebagai masukan bagi ibu hamil agar dapat mengetahui bagaimana cara membantu meningkatkan HB dalam darah dengan cara non farmakologi salah satunya dengan menggunakan puding daun kelor.Kata kunci : Anemia, Ibu hamil, daun kelor. 
Pembuatan Produk Olahan Kelor untuk Atasi Anemia Yuliasari, Dewi; Iqmy, Ledy Oktaviani; Lindawati, Lindawati
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2025): Vol 7 No 1 Mei 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v7i1.20847

Abstract

Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada ibu hamil, salah satunya di Desa Sidomulyo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran. Oleh karena itu, dilakukan kegiatan inovasi "GIBA PULOR" Gerakan Ibu Hamil Bebas Anemia Dengan Puding Daun kelor untuk ibu hamil anemia yang bertujuan menurunkan prevalensi anemia pada ibu hamil melalui penyediaan pangan olahan daun kelor yang kaya zat besi dan asam folat dalam bentuk olahan yang disukai. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pembuatan puding daun kelor sebagai upaya dalam meningkatkan kadar hemoglobin ibu. Metode kegiatan ini dilakukan dengan memberikan edukasi/penyuluhan dan demonstrasi cara pembuatan puding daun kelor yang ditujukan kepada semua peserta yang hadir. Kegiatan berjalan dengan baik dan telah dilaksanakan pada tanggal 20 mei 2025 di Desa Sidomulyo Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 24 orang yang terdiri dari ibu hamil, keluarga ibu hamil, kader posyandu, bidan desa, bidan puskesmas, aparat desa, kepala desa serta masyarakat. Terdapat peningkatan pengetahuan ibu hamil setelah diberikan edukasi akan manfaat dari konsumsi olahan daun kelor. Diharapkan hasil inovasi ini dapat digunakan sebagai masukan bagi ibu hamil agar dapat mengetahui bagaimana cara membantu meningkatkan HB dalam darah dengan cara non farmakologi salah satunya dengan menggunakan puding daun kelor. Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi daun kelor minimal 25 mg perhari diharapkan dapat memenuhi 7,05 mg zat besi dalam tubuh ibu. Jika dikonsumsi selama 30 hari maka diharapkan dapat menyumbang 211,5 mg. Kesimpulan dari kegiatan Inovasi “GIBA PULOR” Gerakan Ibu Hamil Bebas Anemia Dengan Puding Daun Kelor untuk Ibu Hamil Anemia di Desa Sidomulyo Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran adalah peserta mengerti tentang anemia pada ibu hamil dan dapat merefleksikan cara pembuatan pudding kelor, dan timbulnya minat ibu untuk mengkonsumsi cemilan atau olahan lainnya yang berasal dari daun kelor. Diharapkan hasil inovasi ini dapat digunakan sebagai masukan bagi ibu hamil dan semua peserta agar dapat mengetahui bagaimana cara membantu meningkatkan HB dalam darah dengan cara non farmakologi salah satunya dengan menggunakan puding daun kelor. 
Overview Of Knowledge Of Pregnant Women In The 3rd Trimester About Imd (Early Initiation Of Breastfeeding) Yuliasari, Dewi; Yuviska, Ike Ate
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 5 (2025): Volume 11 No 5 Mei 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i6.20407

Abstract

Latar Belakang: Rendahnya pengetahuan ibu tentang IMD, tingkat pendidikan ibu, dukungan tenaga kesehatan dan keluarga, konseling menyusui yang belum berjalan dengan baik, metode persalinan, dan tempat persalinan merupakan beberapa faktor yang menghambat pelaksanaan IMD (Sinaga & Siregar, 2020) (Novianti, Mujiati, 2019) (Swandy. dkk., 2019). Hasil penelitian Lestariningsih (2016) di ruang bersalin menemukan bahwa tidak semua pasien mendapat informasi dari petugas kesehatan tentang IMD sebelum melahirkan. Konseling yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada pasien inpartu biasanya dilihat pertama kali pada kondisi ibu yang akan melahirkan, jika masih kooperatif maka konseling pertama yang diberikan adalah tentang proses persalinan atau teknik mengejan (Lestariningsih, 2016). Penelitian Damayanti (2016) menemukan bahwa pelaksanaan IMD belum maksimal, masih 60% dilakukan oleh seluruh bidan (Damayanti, 2016).Tujuan: Mengetahui Pengetahuan Ibu Hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di Praktek Bidan Mandiri Varia Mega Lestary Natar Lampung Selatan.Metode: Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden.Hasil : Hasil penelitian yang diperoleh dari 30 responden tentang Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Inisiasi Menyusui Dini Di Puskesmas Way Kandis Tahun 2024 didapatkan kesimpulan bahwa Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Inisiasi Menyusui Dini di Jalan Puskesmas Kandis tahun 2024 berpengetahuan dengan kategori baik sebanyak 0 responden, berpengetahuan cukup sebanyak 5 responden (16,7%), berpengetahuan kurang sebanyak 25 responden (83,3%).Kesimpulan: Banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu seperti usia ibu, tingkat pendidikan akhir, pekerjaan dan pengalaman ibu dalam hamil dan menyusui. Rendahnya pengetahuan pada responden penelitian ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor internal, salah satunya berdasarkan fakta di lapangan bahwa sebagian besar ibu hamil mempunyai pendidikan terakhir SMA dan pendidikan tinggi diatas SMA sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan dan pemahaman. dari informasi yang diperoleh.Saran : Diharapkan ibu hamil dapat menambah pengetahuannya mengenai hal ini dengan mencari informasi tentang inisiasi menyusui dini seperti umur, pekerjaan, pendidikan, paritas. Kata Kunci: Pengetahuan, IMD, ibu hamil. ABSTRACT Background: Low maternal knowledge about IMD, maternal education level, support from health workers and family, breastfeeding counseling that is not running well, delivery methods, and place of delivery are several factors that hinder the implementation of IMD (Sinaga & Siregar, 2020) (Novianti, Mujiati, 2019) (Swandy et al., 2019). The results of Lestariningsih's (2016) research in the delivery room found that not all patients received information from health workers about IMD before giving birth. The counseling given by health workers to in-partum patients is usually first looked at the condition of the mother who is about to give birth. If she is still cooperative then the first counseling given is about the birth process or pushing techniques (Lestariningsih, 2016). Damayanti's research (2016) found that the implementation of IMD was not optimal, still 60% was carried out by all midwives (Damayanti, 2016).Objective: To determine the knowledge of pregnant women regarding early initiation of breastfeeding at the independent midwife practice Varia Mega Lestary Natar, South Lampung.Method: The research was conducted quantitatively using a questionnaire distributed to respondents.Results: The results of research obtained from 30 respondents regarding the knowledge of third trimester pregnant women regarding early initiation of breastfeeding at Way Kandis Community Health Center in 2024 concluded that 0 respondents had knowledge of third trimester pregnant women regarding early initiation of breastfeeding at Jalan Kandis Community Health Center in 2024. , 5 respondents (16.7%) had sufficient knowledge, 25 respondents (83.3%) had less knowledge.Conclusion: Many factors influence maternal knowledge such as maternal age, final education level, occupation and maternal experience in pregnancy and breastfeeding. The low level of knowledge among respondents in this study can also be influenced by internal factors, one of which is based on facts in the field that the majority of pregnant women have a high school education or higher education above high school, which can influence knowledge and understanding. from the information obtained.Suggestion: It is hoped that pregnant women can increase their knowledge regarding this matter by looking for information about early initiation of breastfeeding such as age, occupation, education, parity. Keywords: Knowledge, IMD, pregnant women. 
Optimization Of Cold Compress In Labor Pain Management Nurliyani, Nurliyani; Rosnani, Rosnani; Latifah, Neneng Siti; Yuliasari, Dewi
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 4 (2025): Volume 11 No 4, April 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i4.17818

Abstract

Nyeri persalinan merupakan kondisi fisiologis. Data dari Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo menunjukkan bahwa dari 15 ibu bersalin, 13 orang (86,7%) mengalami nyeri disertai kecemasan, dengan tingkat nyeri sedang 6, dan 2 orang (13,3%) mengalami nyeri ringan dengan tingkat nyeri 3. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji optimalisasi pemberian kompres dingin untuk penanganan nyeri persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo, Lampung Selatan, tahun 2024.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain praeksperimental menggunakan pendekatan one group pretest-posttest. Populasi dan sampel penelitian adalah 30 orang ibu bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo, dengan pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Juli 2024. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Analisis data meliputi analisis univariat dan bivariat dengan uji t dependen.Rata-rata skor nyeri persalinan sebelum dilakukan kompres dingin adalah 7,50, yang menunjukkan bahwa responden secara umum mengalami nyeri berat. Setelah dilakukan pemberian kompres dingin, skor nyeri rata-rata menurun menjadi 6,13 yang berarti responden merasakan nyeri berat. Hasil uji statistik didapatkan nilai p sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa optimalisasi kompres dingin efektif dalam mengatasi nyeri persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo, Lampung Selatan tahun 2024. Disarankan agar penggunaan kompres dingin dilanjutkan dan disertai dengan intervensi lain seperti sugesti pada trimester ketiga, pijat punggung, aromaterapi lavender, terapi musik, dan lain-lain. Kata Kunci : Kompres dingin, Nyeri, Persalinan ABSTRACT Labor pain is a physiological condition. Data from the Working Area of Sidomulyo Inpatient Primary Health Care show that out of 15 laboring mothers, 13 (86.7%) experienced pain with anxiety, with a moderate pain level of 6, and 2 (13.3%) experienced mild pain with a level of 3. This study aims to assess the optimization of cold compresses for managing labor pain in the Working Area of Sidomulyo Inpatient Primary Health Care, South Lampung, in 2024.This is a quantitative study with a pre-experimental design using a one group pretest-posttest approach. The population and sample comprised 30 laboring mothers from the Working Area of Sidomulyo Inpatient Primary Health Care, with data collection conducted from February to July 2024. Sampling was conducted using purposive sampling. Data analysis included univariate and bivariate analysis using dependent t-tests.The average labor pain score before administering the cold compress was 7.50, indicating that respondents generally experienced severe pain. After applying the cold compress, the average pain score reduced to 6.13, suggesting that respondents experienced heavy pain. Statistical testing revealed a p-value of 0.000, indicating that the cold compress optimization effectively alleviated labor pain in the Working Area of Sidomulyo Inpatient Primary Health Care, South Lampung, in 2024. It is recommended that the use of cold compresses continue and be complemented with other interventions, such as suggestions during the third trimester, back massage, lavender aromatherapy, music therapy, and others. Keywords : Cold compress, Pain, Labor 
The Relationship Of The Level Of Mother's Knowledge About Nutrition And The Incident Of Stunting Risk In Toddler Yuviska, Ike Ate; Yuliasari, Dewi
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 6 (2025): Volume 11 No 6 Juni 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i6.20564

Abstract

Latar Belakang : Prevalensi stunting di dunia pada anak usia dibawah 5 tahun sebesar 21,3%. Hal ini menunjukkan bahwa secara global pada tahun 2019 sekitar 144 juta anak usia dibawah 5 tahun menderita stunting dengan kisaran dua pertiga di antaranya tinggal di Afrika dan wilayah Asia Tenggara (WHO, 2020). Data terbaru menunjukkan bahwa wilayah Asia mengalami beban gizi buruk pada anak-anak di bawah usia 5 tahun dengan prevalensi stunting sebesar 21,8%, lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 21,3%. Kawasan Asia Tenggara memiliki prevalensi stunting sebesar 24,7%, menjadikan kawasan di Asia dengan prevalensi stunting tertinggi kedua setelah Asia Selatan (Global Nutrition Report, 2020). Periode 1.000 hari pertama sering disebut window of opportunities atau dikenal dengan periode emas (golden period) didasarkan pada kenyataan bahwa pada masa janin sampai anak usia dua tahun terjadi proses tumbuh kembang yang sangat cepat dan tidak terjadi pada kelompok usia lain. Pemenuhan asupan gizi pada 1.000 HPK anak sangat penting. Jika pada rentang usia tersebut anak mendapatkan asupan gizi yang optimal maka penurunan status gizi anak bisa dicegah sejak awal (Rahayu, Rahman, et al., 2018). Dua tahun awal kehidupan merupakan periode tercepat dalam perkembangan saraf dan fungsi kognitif. Pada masa ini ditandai dengan percepatan pertumbuhan dan proses pematangan semua sistem organ serta pembentukan pola metabolisme (Helmyati et al., 2020). Agar 1.000 HPK dapat dilalui dengan baik, maka asupan nutrisi dan gizi harus tepat, dan pola pengasuhan yang baik. Tidak terpenuhinya asupan nutrisi dan gizi, serta kesalahan dalam pengasuhan pada masa janin sampai anak usia dua tahun akan berdampak sangat buruk dan permanen terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak di kemudian hari, sehingga dapat mengganggu kesejahteraan anak di masa depan (BkkbN, 2017). Secara garis besar dalam UNICEF Framework menunjukkan 3 pengelompokkan tingkatan stunting yaitu tingkat masyarakat, rumah tangga, dan individu.Faktor penyebab yang terjadi pada tingkat masyarakat berupa sistem ekonomi, pendidikan, kesehatan serta sanitasi dan air bersih. Pada tingkat rumah tangga,  faktor  penyebab  stunting  dimana  kualitas  maupun  kuantitas  makanan yang tidak terpenuhi, tingkat pendapatan, jumlah dan struktur anggota keluarga, pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai, serta sanitasi dan air bersih yang tidak memadai. Faktor-faktor penyebab stunting pada tingkat rumah tangga akan mempengaruhi keadaan individu, yaitu anak dibawah usia 5 tahun terkait asupan makanan menjadi tidak seimbang, berat badan lahir rendah (BBLR), dan status kesehatan yang buruk (Trihono et al., 2015)Tujuan:  Mengetahui  Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Nutrisi dengan Kejadian Risiko Stunting pada Balita di UPT Puskesmas Padangratu Lampung TengahMetode: Penelitian dilakukan dengan dua cara yaitu untuk variabel pengetahuan dengan menyebarkan kuesioner dan untuk variabel   kejadian stunting. Dalam pengambilan sampel menggunakan merode total sampel yaitu 43 anak.    Variabel    pengetahuan dikelompokan   menjadi   dua,   yaitu pengetahuan baik dan kurang dikatakan pengetahuan baik, Pada penelitian ini kedua kelompok data berdistribusi normal (uji Shapiro-Wilk p-value >  0,05) maka analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik parametrik dua kelompok berpasangan yaitu uji paired t-test. Namun, jika data tidak berdistribusi normal maka analisis data dilakukan dengan menggunakan uji non parametrik yaitu uji Wilcoxon. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan program komputer, keputusan uji statistik menggunakan derajat kemaknaan 95% dan tingkat kesalahan (α) = 5%, dengan kriteria hasil: jika p value ≤ nilai α (0,05), maka Ho ditolak (ada pengaruh). Jika p value > nilai α (0,05), Ho gagal ditolak (tidak ada pengaruh).Hasil:  Hasil Penelitin ini menunjukkan ditemukan sebagian besar balita di wilayah kerja Puskesmas Padangratu Kabupaten Lampung Tengah mengalami stunting yaitu 5 balita (11,6%). Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan bahwa ibu dengan pengetahuan tentang stunting yang kurang sebanyak 4 ibu (80%), sedangkan ibu dengan pengetahuan tentang stunting baik sebanyak 1 ibu (20%).Kesimpulan: Terdapat hubungan positif antara pengetahuan pasien tentang Nutrisi dengan kejadian Stunting Kata Kunci : Pengetahuan, Nutrisi, Stunting