Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Guru dan Karyawan SMPIT Islamia Tambun Selatan Kusumawardhani MF, Gita; Rifqatussa'adah; Wijayanti, Erlina
Junior Medical Journal Vol. 3 No. 4 (2025): Juni 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v3i4.4838

Abstract

Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sebuah rangkaian perilaku yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kualitas kesehatan individu atau sebuah keluarga melalui aktivitas sehari - hari. PHBS memiliki beberapa tatanan salah satunya adalah di sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) guru dan karyawan di SMPIT Islamia Tambun Selatan. Penelitian ini melibatkan guru dan karyawan SMPIT Islamia yang berjumlah 33 orang, sehingga teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik total sampling dimana jumlah sampel sama dengan jumlah populasi. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross – sectional, kemudian data di analisis menggunakan software SPSS dengan uji chi - square. Data primer diambil melalui kuesioner dalam bentuk kertas dan google forms. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan bahwa pengetahuan (p – value : 0,004), sikap (p – value : 0,008), usia (p – value : 0,001) dan fasilitas sarana kebersihan sekolah (p – value : 0,024) memiliki hubungan yang signifikan dengan PHBS guru dan karyawan di SMPIT Islamia Tambun Selatan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ditemukan hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap, usia, dan fasilitas dan sarana sekolah dengan PHBS guru dan karyawan di SMPIT Islamia.
Attitudes and Interest of YARSI Medical Clerkships Students toward Family Medicine Wijayanti, Erlina; Susilowati, RW; Mahardhika, Zwasta Pribadi; Widianti, Dini; Yusnita, Yusnita; Mardhiyah, Dian
Review of Primary Care Practice and Education Vol 6, No 2 (2023): July
Publisher : Faculty of Medicine, Public Health, and Nursing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/rpcpe.84623

Abstract

Background. Family medicine is a new specialty, so it is necessary to know the interests of students. Objectives. To find out the perception and interest of clerk students toward family physician careers. Methods. This research was a cross-sectional study at the Faculty of Medicine YARSI. Consecutive sampling in the period January to April 2023. Data was collected through online questionnaires. The analysis carried out includes univariate, bivariate, and multivariate analysis. Results. The sample involved 103 people. Students interested in becoming family physicians amounted to 46 people (44.7%). Individual characteristics are not significantly related. The determinant of student interest was the perception that family physician’s practice was attractive (p = 0.036; OR= 2.518 (95% CI= 1.060-5.981)). Conclusions. Family physicians play an important role in solving health problems in primary care. Intensification of learning about family medicine and primary care is needed to increase student interest.
Pelatihan Kader untuk Mencegah Ketidakpatuhan Pasien TB di Jakarta Pusat Wijayanti, Erlina; Umniyati, Helwiah; Rifqatussa'adah, Rifqatussa'adah
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 16, No 2 (2025): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v16i2.20766

Abstract

Kader merupakan anggota masyarakat yang sangat potensial untuk membantu kesuksesan pengobatan pasien tuberculosis (TB). Salah satu kendala pengobatan TB adalah ketidakpatuhan pengobatan. Kader perlu dibekali dengan kemampuan untuk memprediksi ketidakpatuhan pasien dan memberi pendampingan spesifik sesuai karakteristik pasien. Pelatihan ini menggunakan metode diskusi interaktif, pelatihan langsung dalam penggunaan aplikasi monitoring kepatuhan, dan diskusi kelompok. Peserta pelatihan adalah kader TB di Jakarta Pusat sebanyak 40 orang. Didapatkan kenaikan pengetahuan kader pada saat postes dibandingkan dengan pretes. Akan tetapi saat dilakukan monitoring sebulan setelahnya, pengetahuan kader menurun. Hal ini disebabkan karena mayoritas peserta berusia di atas 40 tahun sehingga retensi ingatan relatif lebih lemah. Berdasarkan evaluasi tersebut, disarankan untuk melakukan refreshing materi yang telah disampaikan.
Pencegahan dan Penularan Konjungtivitis Viral ditinjau dari Aspek Risiko Internal dan Eksternal Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Kecamatan Kemayoran Tamrin, Andi Mohammad Arief; Wijayanti, Erlina; Pratiwi, Cindy
Jurnal Impresi Indonesia Vol. 4 No. 11 (2025): Indonesian Impression Journal (JII)
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/jii.v4i11.7116

Abstract

Konjungtivitis viral merupakan salah satu penyakit mata yang paling sering dijumpai di pelayanan kesehatan primer. Penyakit ini merupakan peradangan pada konjungtiva akibat infeksi virus, umumnya bersifat akut, sangat menular, dan sering terjadi di lingkungan dengan kebersihan kurang baik serta populasi padat. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan sekret mata, penggunaan barang pribadi bersama, maupun droplet yang mengandung virus. Laporan kasus ini membahas seorang remaja perempuan berusia 16 tahun dengan keluhan mata merah bilateral, gatal, berair, disertai sekret bening-putih dan demam. Pendekatan kedokteran keluarga diterapkan secara holistik, mencakup aspek klinis, personal, sosial, nutrisi, dan lingkungan. Faktor risiko internal berupa kebiasaan jarang mencuci tangan dan asupan gizi rendah kalori, serta faktor eksternal berupa kondisi rumah yang padat dan ventilasi buruk, berperan dalam perjalanan penyakit. Intervensi dilakukan melalui edukasi kesehatan, perbaikan pola makan, peningkatan higiene, dan pencegahan penularan di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Prognosis pasien dinilai baik (ad bonam) pada aspek kehidupan, fungsi, dan kesembuhan. Laporan kasus ini menegaskan pentingnya pendekatan komprehensif berbasis keluarga dalam penanganan kasus konjungtivitis, tidak hanya berfokus pada terapi klinis tetapi juga pada upaya promotif dan preventif.