Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PEMBERIAN SARI KURMA PADA BALITA STUNTING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN STATUS GIZI Saputri, Nurwinda; Yulianto, Andri; Septiasari, Yeti; Hasyim, Dzul Istiqomah
Bagimu Negeri Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/bagimunegeri.v7i2.2268

Abstract

Anak merupakan generasi penerus bangsa sebagai Sumber Daya Manusia. Kualitas anak dipengaruhi oleh cara Negara dalam mempertahankan generasi. Adapun upaya untuk peningkatan kualitas SDM ini dengan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia dengan memperhatikan tumbuh kembang anak. Tingginya angka kejadian stunting menjadi perhatian pemerintah. Beberapa penyebab stunting itu sendiri adalah kurangnya asupan yang diserap oleh tubuh mulai dari masih didalam kandungan sampai dengan setelah lahir, kurangnya akses ke pelayanan kesehatan, kurangnya akses air bersih dan sanitasi. Keanekaragaman makanan yang tersedia adalah sumber zat gizi bagi tubuh manusia guna melaksanakan peran dan fungsinya yang  juga merupakan salah  satu cara memperbaiki kondisi Stunting pada anak. Buah kurma termasuk golongan buah-buahan yang satu satuan penukarnya mengandung 50 kalori, 10gram protein dan 12gram karbohidrat. Kegiatan dilakukan dengan pretest, pengukuran status gizi. Penyampaian materi, Posttest, pemberian sari kurma, monitoring dan evaluasi. Kegiatan ini dilakukan secara door to door.  Kemampuan ini kita lihat dari hasil pre dan post test yang dilakukan, dan dapat dikatakan Baik, penyampaian materi dengan metode ceramah dan demonstrasi mendukung kemampuan peserta dalam menguasai materi yang disampaikan oleh Tim Pengabdi.
FAKTOR KEAKTIFAN IBU DENGAN KETEPATAN JADWAL IMUNISASI BAYI PADA MASA PANDEMI COVID-19 Hasyim, Dzul Istiqomah; Saputri, Nurwinda
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 13, No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/jik.v13i2.2419

Abstract

Pandemic Covid-19 menghambat jalannya system pelayanan kesehatan di masyarakat, termasuk layanan imunisasi dasar pada bayi. Padahal, imunisasi tidak boleh dihentikan sekalipun tengah terjadi wabah. Jika dihentikan, kejadian luar biasa penyakit lain yang juga mematikan bisa mengancam. Ketika cakupan imunisasi di suatu wilayah masih rendah, kekebalan komunitas dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi tidak akan tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keaktifan ibu dengan ketepatan jadwal imunisasi bayi usia 2 – 24 bulan pada masa pandemic covid-19. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan waktu cross-sectional. Populasi penelitian ini seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 2-24 bulan dan memenuhi kriteria inklusi dan bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP). Jumlah sampel yang didapatkan adalah 31 bayi balita usia 2-24 bulan. Hasil penelitian didapatkan Ada Hubungan Keaktifan Ibu dengan ketepatan jadwal imunisasi bayi pada masa pandemic covid-19 di BPM Yoyoh Suherti, M.Kes Pringsewu. P value 0,000;OR 8,000 CI 95% 4,864 – 16,199). Hasil juga menunjukan Sebagian besar ibu aktif mencari informasi imunisasi pada masa pandemic Covid 19 (61,5%), sedangkan sisanya kurang aktif (38,5%). Diharapkan seluruh ibu-ibu yang memiliki bayi agar lebih peduli dan aktif dalam menjaga kesehatan bayinya meskipun pada masa pandemic Covid 19 dengan salah satu caranya adalah aktif mencari informasi tentang imunisasi dasar bayi baik itu tentang manfaat, jadwal, efek samping, dan lain-lain serta membawa bayinya imunisasi sesuai dengan jadwal yang tepat.
PENGARUH PEMBERIAN SARI KURMA TERHADAP PENINGKATAN STATUS GIZI PADA BALITA STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REJOSARI KABUPATEN PRINGSEWU Hasyim, Dzul Istiqomah; Saputri, Nurwinda; Septiasari, Yeti; Yulianto, Andri
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 13, No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/jik.v13i1.2283

Abstract

Stunting merupakan permasalahan gizi di dunia, ada 165 juta balita di dunia dalam kondisi pendek (stunting). Stunting merupakan permasalahan gizi di dunia, ada 165 juta balita di dunia dalam kondisi pendek (stunting). asupan nutrisi harus mengandung energi, protein, karbohidrat, vitamin, zat besi, mineral, dan asam folat.Sari kurma bisa menjadi pilihan yang baik untuk kenaikan gizi balita karena kurma kaya akan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Sarikurma merupakan makanan yang kaya akan nutrisi dan sering direkomendasikan untuk mencegah stunting pada anak-anak. Stunting adalah kondisi dimana anak memiliki pertumbuhan fisik yang terhambat secara kronis akibat defisiensi gizi atau kondisi lingkungan yang tidak memadai. Mengonsumsi sari kurma secara teratur dapat membantu mencegah stunting. Tujuan dari penelitian ini diketahuinya Pengaruh Konsumsi Sari Kurma Terhadap Peningkatan Status Gizi (BB/U) Pada Balita Stunting di Desa Podosari Kabupaten Pringsewu Tahun 2023. Metode penelitian ini merupakan jenis penelitian Exprimental Design dengan menggunakan rencana pretest-posttest dan dibagi dua kelompok yaitu kelompok control dan kelompok intervensi. Dalam penelitian dilakukan kepada balita stunting yang terdata di posyandu Podosari Pekon Podosari dan posyandu Matahari Pekon Pringsewu Barat sejumlah total terdapat 24 balita. Hasil uji statistic menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada berat badan, tinggi badan, status gizi berat badan menurut umur dan berat badan menurut tinggi badan pada kedua kelompok (p value > 0,05). Berbeda dengan status gizi berat badan menurut umur, didapatkan bahwa kelompok control memiliki status gizi yang lebih rendah dibandingkan kelompok intervensi dan didapatkan pervedaan bermakna ( p value < 0,024).
Optimasi Waktu Maserasi Pada Ekstraksi Daun Pegagan (Centella Asiatica) Terhadap Uji Aktivitas Antioksidan Eka Putri, Cindy Emilia; Wulandari, Dewi Mayang; Hasyim, Ummul Habibah; Hasyim, Dzul Istiqomah; Ramadhan, Muhammad Satria
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun pegagan (Centella Asiatica) salah satu tanaman yang digunakan sebagai alternative pengobatan. Daun pegagan mempunyai komponen bioaktif seperti alkaloid, saponin, tannin, flavonoid, triterpenoid, steroid dan glikosida. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimum pengaruh lama waktu ekstraksi yang menghasilkan rendemen tinggi pada ekstrak daun pegagan, untuk memperoleh aktivitas antioksidan yang maksimum. Ekstrak daun pegagan diuji melalui metode DPPH (2,2- diphenyl-1-picrylhydrazyl) untuk mendapatkan aktivitas antioksidan tertinggi dinyatakan dengan nilai IC50 yang menunjukkan konsentrasi ekstrak yang dapat menghambat radikal bebas sebesar 50%. Proses pengujian dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu pengukuran rendemen hasil ekstraksi, pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (2,2- diphenyl-1-picrylhydrazyl) dan analisis menggunakan teknik FTIR. Metode ekstraksi yang digunakan pada adalah metode maserasi dengan menggunakan etanol 70% sebagai pelarut, maserasi dilakukan dengan variasi waktu perendaman yaitu 18, 24, 30, 36, dan 42 jam. Pengujian ekstrak daun pegagan kemudian diuji untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak daun pegagan dianalisis menggunakan Spektrofotometri UV -Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu maserasi yang diperoleh dari rendemen tertinggi pada waktu perendaman 42 jam. Pada pengujian aktivitas antioksidan diperoleh hasil tertinggi pada waktu 18 jam sebesar 48,46% dan nilai IC50 yang diperoleh yaitu sebesar 7,0538 μL/mL. Analisis FTIR mengonfirmasi keberadaan senyawa flavonoid yang berkontribusi pada aktivitas antioksidan ekstrak daun pegagan.Kata kunci: aktivitas antioksidan, daun pegagan, FTIR, nilai IC50, waktu maserasi
Asuhan Kebidanan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Balita dengan Wasting Hasyim, Dzul Istiqomah; Puspariny, Cynthia; Susanti, Epi
Muhammadiyah Journal of Midwifery Vol 2, No 1 (2021): Muhammadiyah Journal of Midwifery (MyJM)
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.054 KB) | DOI: 10.24853/myjm.2.1.34-39

Abstract

Balita kurus (wasting) adalah suatu kondisi dimana balita menderita gangguan gizi dengan diagnosis yang ditegakkan berdasarkan penilaian tinggi badan per berat badan. Hal ini menunjukkan adanya defisit atau kekurangan proporsi berat badan bila dibandingkan tinggi badan pada balita. Pada tahun 2012 kematian balita berjumlah 6,6 juta jiwa artinya 18.000 jiwa balita meninggal setiap harinya dimana secara tidak langsung wasting atau balita kurus menyumbang 60% kematian balita sebagai underlying causes terhadap penyakit infeksi sebagai penyebab langsung kematian. Studi kasus ini dengan menggunakan pendokumentasian metode SOAP (Subjektif, Objektif, Assessment, Planning). Subjek penelitian ini adalah anak usia 2 tahun. Metode dalam pengumpulan data, dilakukan dengan menggunakan anamnesa, pemeriksaan fisik, analisis dan penatalaksanaan kasus. Hasil didapatkan anak perkembangannya normal dengan pertumbuhan wasting. Simpulan subjek perkembangannya normal dengan pertumbuhan wasting, penatalaksanaan kasus sudah sesuai teori dan praktek.
EDUKASI GIZI DAN ANEMIA SAAT HAMIL UNTUK PENCEGAHAN STUNTING PADA ANAK Septiasari, Yeti; saputri, Nurwinda; Hasyim, Dzul Istiqomah
Bagimu Negeri Vol 9, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/bagimunegeri.v9i1.2876

Abstract

Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena masa ini terjadi pertumbuhan perkembangan yang sangat pesat (Kemenkes RI, 2010). Salah satu masalah gizi yang diderita oleh balita yaitu stunting yang merupakan keadaan tubuh yang pendek atau sangat pendek yang terjadi akibat kekurangan gizi dan penyakit berulang dalam waktu lama pada masa janin hingga 2 tahun pertama kehidupan seorang anak (Black et al., 2008). Mengatasi stunting diperlukan dukungan dan komitmen pemerintah khususnya pimpinan daerah memiliki korelasi dengan keberhasilan penanganan stunting dilihat dari program dan pendanaan yang terkait dengan asupan gizi, suplementasi, perbaikan sanitasi lingkungan dan peningkatan kesehatan ibu dan anak dimulai dari masa kehamilan (Rahmawati, et al, 2020). Pengetahuan dan pendidikan orang tua terutama ibu merupakan dasar untuk mengimplementasikan perilaku kesehatan selama kehamilan sampai dengan masa menyusui. Bahkan beberapa penelitian menyimpulkan bahwa pendidikan dan pengetahuan dapat mempengaruhi kejadian stunting 1,2 kali sampai dengan 7 kali lipat. Salah satu upaya meningkatkan pengetahuan ibu dalam pencegahan stunting selama masa kehamilan sampai dengan masa menyusui adalah dengan edukasi baik secara berkelompok ataupun personal. Kondisi stunting meskipun dialami oleh balita, namun diakibatkan karena beberapa faktor risiko penting sejak masa kehamilan, yaitu kurangnya asupan gizi ketika janin karena kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai kesehatan dan gizi sebelum serta pada saat masa kehamilan lalu masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC (AnteNatal Care) yang berkualitas. Terdapatnya kaitan masa kehamilan dengan kejadian stunting menyebabkan diperlukannya kegiatan pencegahan yang efektif untuk mencegah stunting pada masa kehamilan. (Ekayanthi Suryani, 2019; Saputri dan Tumangger, 2019; TNP2K, 2017; Nurfatimah et al, 2021; Salamung, 2019). Pengetahuan ibu tentang gizi seimbang pada balita sangat berpengaruh pada keadaan gizi balita, karena ibu adalah seseorang yang paling besar keterikatannya dan paling dekat dengan anak. Pengetahuan mengenai gejala, efek samping, dan cara menghindari stunting dapat menjadi penentu sikap dan perilaku orang tua dalam mengasuh dan menjaga kesehatan anak sehingga angka stunting dapat dikurangi (Rahmawati, Nurmawati, Sari, 2019). Tingkat pengetahuan yang tepat adalah dasar untuk mengembangkan keterampilan berpikir seseorang dan merupakan cara untuk memotivasi dan menarik kesimpulan tentang sikap dan perilakunya sendiri (Rini, 2020). Tujuan Pengabdian: Dengan terselenggaranya kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan mengingatkan pentingnya edukasi gizi untuk pencegahan stunting pada anak. Metode : Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan secara langsung memberikan edukasi kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki anak tentang gizi pada anak agar tidak stunting di pekon podomoro. Hasil: Hasil pengabdian masyarakat ini memperlihatkan seluruh kader, bidan coordinator dan juga ibu hamil dan ibu yang memiliki anak dengan stunting.   
PELATIHAN PIJAT TU INA PADA IBU YANG MEMPUNYAI BALITA STUNTING DI PRINGSEWU BARAT Hasyim, Dzul Istiqomah; Septiasar, Yeti; Sapu, Nurwinda
Bagimu Negeri Vol 9, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/bagimunegeri.v9i1.2895

Abstract

Sebagian besar kesulitan makan pada bayi berkaitan dengan gangguan pertumbuhan, sedangkan kesulitan makan pada anak disertai dengan gangguan perkembangan. Kesulitan makan pada anak yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan malnutrisi, dehidrasi, berat badan kurang, ketidakseimbangan elektrolit, gangguan perkembangan kognitif, gangguan kecemasan, dan pada keadaan yang lebih parah dapat menjadi kondisi yang mengancam hidup (Antolis., 2012). Pijat Tui Na ini merupakan tehnik pijat yang lebih spesifik untuk mengatasi kesulitan makan pada balita dengan cara memperlancar peredaran darah pada limpa dan pencernaan, melalui modifikasi dari akupunktur tanpa jarum, teknik ini menggunakan penekanan pada titik meridian tubuh atau garis aliran energi sehingga relatif lebih mudah dilakukan dibandingkan akupuntur (Sukanta, P. , 2010). Metode pengabdian ini dilakukan dengan memberikan pelatihan pijat tu ina kepada ibu yang mempunyai balita stunting di posyandu podomoro. Hasil Pelatihan Pelatihan pijat Tu Ina telah dilaksanakan dengan melibatkan 15 ibu yang memiliki balita stunting di wilayah Pringsewu Barat. Kegiatan ini mendapat sambutan yang positif, dan para peserta menunjukkan antusiasme tinggi selama sesi pelatihan berlangsung. Dalam pelatihan ini, peserta diajarkan teknik dasar pijat Tu Ina yang difokuskan pada stimulasi fisik dan motorik balita. Setiap peserta berkesempatan mempraktikkan langsung teknik yang diajarkan dengan pendampingan instruktur profesional. Hasil pelatihan menunjukkan peningkatan pemahaman dan keterampilan ibu dalam melakukan pijat Tu Ina. Sebanyak 85% peserta menyatakan merasa lebih percaya diri dalam menerapkan pijat kepada anak mereka di rumah. Selain itu, peserta juga melaporkan adanya perubahan positif pada anak, seperti peningkatan nafsu makan, kualitas tidur yang lebih baik, dan pertumbuhan fisik yang mulai membaik.
RIWAYAT ANEMIA DAN USIA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PRINGSEWU Septiasari, Yeti; Saputri, Nurwinda; Hasyim, Dzul Istiqomah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 14, No 2 (2025): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/jik.v14i2.3028

Abstract

Stunting pada balita merupakan masalah kesehatan serius yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk anemia pada kehamilan dan prematuritas. Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, yang berkontribusi pada kejadian stunting. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara anemia pada kehamilan dan prematuritas dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Pringsewu tahun 2024. Metode: Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan case control. Jumlah sampel 60 balita umur 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pringsewu yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data dikumpulkan melalui wawancara dan rekam medis. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square. Hasil:Hasil penelitian menunjukkan bahwa balita dari ibu yang mengalami anemia memiliki risiko lebih tinggi mengalami stunting (51,7%) dibandingkan ibu tanpa anemia (48,3%). Selain itu, balita yang lahir prematur lebih banyak mengalami stunting (46,7%) dibandingkan balita dari kehamilan normal (31,7%). Uji chi-square menunjukkan hubungan signifikan antara anemia dan prematuritas dengan kejadian stunting (p-value