Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena masa ini terjadi pertumbuhan perkembangan yang sangat pesat (Kemenkes RI, 2010). Salah satu masalah gizi yang diderita oleh balita yaitu stunting yang merupakan keadaan tubuh yang pendek atau sangat pendek yang terjadi akibat kekurangan gizi dan penyakit berulang dalam waktu lama pada masa janin hingga 2 tahun pertama kehidupan seorang anak (Black et al., 2008). Mengatasi stunting diperlukan dukungan dan komitmen pemerintah khususnya pimpinan daerah memiliki korelasi dengan keberhasilan penanganan stunting dilihat dari program dan pendanaan yang terkait dengan asupan gizi, suplementasi, perbaikan sanitasi lingkungan dan peningkatan kesehatan ibu dan anak dimulai dari masa kehamilan (Rahmawati, et al, 2020). Pengetahuan dan pendidikan orang tua terutama ibu merupakan dasar untuk mengimplementasikan perilaku kesehatan selama kehamilan sampai dengan masa menyusui. Bahkan beberapa penelitian menyimpulkan bahwa pendidikan dan pengetahuan dapat mempengaruhi kejadian stunting 1,2 kali sampai dengan 7 kali lipat. Salah satu upaya meningkatkan pengetahuan ibu dalam pencegahan stunting selama masa kehamilan sampai dengan masa menyusui adalah dengan edukasi baik secara berkelompok ataupun personal. Kondisi stunting meskipun dialami oleh balita, namun diakibatkan karena beberapa faktor risiko penting sejak masa kehamilan, yaitu kurangnya asupan gizi ketika janin karena kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai kesehatan dan gizi sebelum serta pada saat masa kehamilan lalu masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC (AnteNatal Care) yang berkualitas. Terdapatnya kaitan masa kehamilan dengan kejadian stunting menyebabkan diperlukannya kegiatan pencegahan yang efektif untuk mencegah stunting pada masa kehamilan. (Ekayanthi Suryani, 2019; Saputri dan Tumangger, 2019; TNP2K, 2017; Nurfatimah et al, 2021; Salamung, 2019). Pengetahuan ibu tentang gizi seimbang pada balita sangat berpengaruh pada keadaan gizi balita, karena ibu adalah seseorang yang paling besar keterikatannya dan paling dekat dengan anak. Pengetahuan mengenai gejala, efek samping, dan cara menghindari stunting dapat menjadi penentu sikap dan perilaku orang tua dalam mengasuh dan menjaga kesehatan anak sehingga angka stunting dapat dikurangi (Rahmawati, Nurmawati, Sari, 2019). Tingkat pengetahuan yang tepat adalah dasar untuk mengembangkan keterampilan berpikir seseorang dan merupakan cara untuk memotivasi dan menarik kesimpulan tentang sikap dan perilakunya sendiri (Rini, 2020). Tujuan Pengabdian: Dengan terselenggaranya kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan mengingatkan pentingnya edukasi gizi untuk pencegahan stunting pada anak. Metode : Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan secara langsung memberikan edukasi kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki anak tentang gizi pada anak agar tidak stunting di pekon podomoro. Hasil: Hasil pengabdian masyarakat ini memperlihatkan seluruh kader, bidan coordinator dan juga ibu hamil dan ibu yang memiliki anak dengan stunting.