Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP PERILAKU IBU MERAWAT TALI PUSAT PADA BAYI Saputri, Nurwinda
Jurnal Medika : Karya Ilmiah Kesehatan Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Medika : Karya Ilmiah Kesehatan Vol 5 No 1 Tahun 2020
Publisher : STIKES Wiyata Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.69 KB) | DOI: 10.35728/jmkik.v5i1.122

Abstract

Goals ke tiga dari tujuan Sustainable Development Goals (SDGS) adalah menciptakan derajat  kesehatan yang baik ( sistem kesehatan Nasional) Pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah. Kematian anak di Indonesia terjadi pada masa baru lahir (neonatal), bulan pertama kehidupan yang banyak disebabkan oleh infeksi. Pada saat pemotongan tali pusat ketika bayi lahir maupun pada saat perawatannya sebelum puput (terlepasnya tali pusat) akan menyebabkan penyakit tetanus neonaturum. Promosi  kesehatan  merupakan proses meningkatkan kesehatan dan mensosialisasikan kepada masyarakat agar meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan serta pengembangan lingkungan yang dapat meningkatkan derajat kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui adanya Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Perawatan Tali Pusat Terhadap Perilaku ibu  merawat tali Pusat pada bayi usia 1-7 hari. Metode : Penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian analitik menggunakan  metode quasi eksperiment dengan menggunakan rancangan one group pra-post test design pengetahuan ibu dan perilaku perawatan tali pusat. Subjek penelitian adalah seluruh bayi usia 1-7 hari. Hasil Penelitian : p value : 0,000 < 0,05, artinya ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Perawatan Tali Pusat Terhadap Perilaku ibu  merawat tali Pusat pada bayi usia 1-7 hari.
HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS BERNUNG Saputri, Nurwinda; astuti, Yuni puji
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 1 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v10i1.619

Abstract

ABSTRAKMenurut WHO pada Tahun 2011 diare merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia pada anak di bawah umur 5 tahun. Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini dikarenakan masih tingginya angka kesakitan diare yang menimbulkan kematian terutama pada balita. Diare adalah buang air besar lembek atau cair dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali atau lebihdalam sehari).Salah satu penyebabnya, di pengaruhi oleh faktor lingkungan seperti sumber air bersih, jenis tempat pembuangan tinja, dan jenis lantai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian diare yang merupakan penelitian analitik dengan pendekatan crosssectional, dengansampel penelitian 166 respondendanteknik pengambilan sampel yang digunakancluster sampling. Data ini di kumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan analisa data menggunakan univariat dan bivariat, analisis data statistik menggunakan uji chi square.  Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara sumber air bersih dengan kejadian diare  (p=0,019), tempat pembuangan tinja (p=0,013), dan jenis lantai (p=0,001). Diharapkan pada petugas puskesmas agar memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang penggunaan sumber air bersih, penggunaan jamban dengan benar dan menjaga kebersihan jamban dan kebersihan lantai.Kata kunci       : Balita, diare, Lingkungan  ABSTRACKAccording to WHO in 2011 diarrhea is the number three cause of death in the world in children under the age of 5 years. Diarrhea is one of the public health problems in Indonesia, this is due to the high rate of diarrhea that causes death, especially in infants. Diarrhea is soft or liquid bowel movements that can be water only, the frequency is more often than usual (usually three times or more in a day). One reason is influenced by environmental factors such as the source of clean water, type of landfill, and type of floor. This study aims to determine the factors associated with the incidence of diarrhea which is an analytical study with a cross sectional approach, with a research sample of 166 responses to the sampling technique used by cluster sampling. This data was collected using questionnaires and data analysis using univariate and bivariate, statistical data analysis using the chi square test. The results showed that there was a relationship between the source of clean water and the incidence of diarrhea (p = 0.019), feces disposal (p = 0.013), and type of floor (p = 0.001). It is expected that the puskesmas officers will provide information to the community about using clean water sources, using latrines properly and maintaining toilet cleanliness and cleanliness of the floor.Keywords: Toddlers, diarrhea, environment
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PERSONAL HYGIENE DENGAN TIMBULNYA KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI Saputri, Nurwinda
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/jik.v7i1.1088

Abstract

Hubungan antara perilaku personal hygiene dengan timbulnya keputihan pada remaja putri Kelas VIII di SMP Negeri 2 pringsewu. Keputihan adalah keluarnya cairan yang berlebihan dari liang senggama (vagina) yang tidak hanya menyebabkan infeksi namun dapat pula mengakibatkan kemandulan dan hamil di luar kandungan serta kanker leher rahim, 75% wanita di Indonesia pernah mengalami keputihan sekali seumur hidupnya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jumlah remaja putri yang mengalami keputihan di SMP N 2 Pringsewu untuk mengetahui jumlah remaja putri yang melakukan perilaku personal hygiene. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik kuantitatif (numerik) dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah remaja putri kelas VIII di SMP Negeri 2 Pringsewu. Sampelnya sebanyak 60 orang. Pemilihan sampel dengan cara simple random sampiling. Analisis yang digunakan adalah uji chi square dengan berdasarkan tingkat kesalahan 5%. Hasil penelitian adalah bahwa proporsi remaja putri yang mengalami keputihan adalah (66.7%) dan proporsi remaja putri yang memiliki personal hygiene yang baik adalah (55.0%). Berdasarkan dk = 1 dan tingkat kesalahan 5% maka Chi Square hitung = 10.909 Chi Square tabel = 3,48. Ini berarti terdapat hubungan antara keputihan dengan perilaku personal hygiene. Kesimpulan dalam penelitian adalah terdapat hubungan antara perilaku personal hygiene dengan timnulnya keputihan pada remaja putri kelas VIII di SMP Negeri 2 Pringsewu.Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap III LC, Hauth JC, Wenstron KD, 2005, Obstetri William edisi 21, Penerbit Buku Kedokteran EGC, JakartaBenson RC dan Pernoll ML, 2009, Obstetri dan Ginekologi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, JakartaEnha, eni, 2005, A Wisdom FoR Adolescent, Tinta, YogyakartaNotoatmodjo, soekidjo, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, JakartaAdam, 2001, Hygiene Perseorangan, Bhratara Karya Akasara, Jakarta.Hamalik, 2003, Psikologi Remaja, Mandar Maju, Bandung.Jones, 2005, Hamil dan Diabetes Millitus, Yayasan Bina Pustaka, JakartaSukaca E. Bertiani, 2009, Cara Cerdas Menghdapi Kanker Serviks (leher rahim), Genius Printika, YogyakartaArikunto, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta_________, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Reneka Cipta, Jakarta.Notoatmodjo, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Reneka Cipta, Jakarta.Riyanto agus, 2009, Pengolahan Data dan Analis Data Kesehatan, JazameDIA, Yogyakarta                    Al-Mighwar, 2006, Psikologi Remaja, Pustaka Setia, Bandung.Praktiknya, 2003, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Puja Grafindo Persada, Jakarta.Dwikarya, 2004, Menjaga Organ Intim, Kawan Pustaka, JakartaDanis, Difa, Kamus Istilah Kedokteran, Gitamedia PressNadesul, Handrawan, 2002, 428 Jawaban Untuk Duapuluh lima penyakit Manajer dan Keluhan-Keluhan Orang Mapan, Kompas, JakartaTakasihaeng, Jan, 2000, Hidup Sehat Bagi Wanita, Kompas, JakartaZibuer, 2002. Keputihan Kenali Penyebabna, http : // www.kliniket.com. Diakses 03 Mei 2015.Widjanarko, 2002, Masalah Keputihan, http : // www.mail.archive.com. Diakses 23 april 2015.Iskandar, 2002, Awas Keputihan Bisa Mengakibatkan Kematian dan Kemandulan, http : // www.mitrakeluarga.com. Diakses 20 februari 2015Juanita, 2004, Putih Belum tentu Bersih dan Sehat, http : // www.sinarharapan.com. Diakses 23 April 2015.Pribakti, 2004, Keputihan Gejala Kanker, www.medicahoslitik.com. Diakses 03 Mei 2015.Candida Biang Petaka, 2006, http : // www.intisari.online.com. Diakses 29 Februari 2015.
Analysis of causes of maternal mortality in Sukabumi West Java Saputri, Nurwinda; Suwarsa, Oki; Susiarno, Hadi
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 5, No 1: June 2020
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.025 KB) | DOI: 10.30604/jika.v5i1.209

Abstract

There was 54 maternal mortality in Sukabumi District in 2015. The government has made various efforts to reduce maternal mortality cases, but the results have not been optimal. Identification of appropriate causes of maternal mortality provides valuable input in the prevention of future mortality. The objective of this study is to analyze the factors that play a role in maternal mortality and explore how these factors cause maternal mortality. Design research uses explanatory sequential designated mixed methods which are carried out in stages. The first step was to conduct a documentation study of 54 cases of maternal mortality at Verbal Maternal Autopsy and a statistical calculation was made using a cross-sectional approach. The results of the document study were then carried out qualitatively by in-depth interview methods. The results showed that there were groupings of maternal mortality in the district of Sukabumi namely in the District of Cibadak, District of Cicantayan, District of Cisaat, District of Sukaraja and District of Cirenghas. Factors that play a role in maternal mortality are patient, health personnel factors, health facility factors, and referral obstacle factors, and there are recording and reporting factors related to maternal mortality. Efforts to reduce maternal mortality are done through strengthening community empowerment systems and good services. Conclusions maternal mortality is a difficult thing to solve with complexity because it requires efforts that involve various parties.Analisis penyebab kematian maternal di kabupaten SukabumiABSTRAKKasus kematian maternal di Kabupaten Sukabumi tahun 2015 tercatatat 54 kasus kematian maternal. Pemerintah telah melakuan berbagai upaya untuk menurunkan kasus kematian maternal, tetapi hasilnya belum optimal. Identifikasi penyebab kematian maternal yang tepat, memberikan masukan berharga dalam upaya pencegahan kematian dimasa datang. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor yang berperan dalam kematian maternal dan menggali bagaimana faktor tersebut menyebabkan kematian maternal. Desaign penelitian menggunakan squensial ekplanatori disagn mixed methode yang dilakukan secara bertahap. Tahap pertama melakukan studi dokumentasi terhadap 54 kasus kematian maternal pada Otopsi Verbal Maternal dan dilakukan perhitungan statistik dengan pendekatan secara cross sectional. Hasil studi dokumen kemudian dilakukan kualitatif dengan metode wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengelompokan kematian maternal di kabupaten sukabumi yaitu di Kecamatan cibadak, Kecamatan cicantayan, Kecamatan cisaat, Kecamatan sukaraja dan Kecamatan cirenghas. Faktor yang berperan dalam kematian maternal ini adalah faktor pasien, faktor tenaga kesehatan, faktor fasilitas kesehatan dan faktor hambatan rujukan serta adany faktor pencatatan dan pelaporan terkait kematian maternal. Upaya penurunan kematian maternal dilakukan melalui penguatan sistem pemberdayaan masyarakat dan pelayanan yang baik.Kesimpulan faktor kematian ibu merupakan hal yang sulit untuk diselesaikan dengan kompleksitas karena memerlukan upaya yang melibatkan berbagai pihak.
PEMBERIAN SARI KURMA PADA BALITA STUNTING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN STATUS GIZI Saputri, Nurwinda; Yulianto, Andri; Septiasari, Yeti; Hasyim, Dzul Istiqomah
Bagimu Negeri Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/bagimunegeri.v7i2.2268

Abstract

Anak merupakan generasi penerus bangsa sebagai Sumber Daya Manusia. Kualitas anak dipengaruhi oleh cara Negara dalam mempertahankan generasi. Adapun upaya untuk peningkatan kualitas SDM ini dengan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia dengan memperhatikan tumbuh kembang anak. Tingginya angka kejadian stunting menjadi perhatian pemerintah. Beberapa penyebab stunting itu sendiri adalah kurangnya asupan yang diserap oleh tubuh mulai dari masih didalam kandungan sampai dengan setelah lahir, kurangnya akses ke pelayanan kesehatan, kurangnya akses air bersih dan sanitasi. Keanekaragaman makanan yang tersedia adalah sumber zat gizi bagi tubuh manusia guna melaksanakan peran dan fungsinya yang  juga merupakan salah  satu cara memperbaiki kondisi Stunting pada anak. Buah kurma termasuk golongan buah-buahan yang satu satuan penukarnya mengandung 50 kalori, 10gram protein dan 12gram karbohidrat. Kegiatan dilakukan dengan pretest, pengukuran status gizi. Penyampaian materi, Posttest, pemberian sari kurma, monitoring dan evaluasi. Kegiatan ini dilakukan secara door to door.  Kemampuan ini kita lihat dari hasil pre dan post test yang dilakukan, dan dapat dikatakan Baik, penyampaian materi dengan metode ceramah dan demonstrasi mendukung kemampuan peserta dalam menguasai materi yang disampaikan oleh Tim Pengabdi.
PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BERUPA HABBATUSSAUDA, MADU DAN KURMA TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN BALITA WASTING Saputri, Nurwinda
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 13, No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/jik.v13i2.2423

Abstract

Wasting adalah kondisi diaman badan anak menurun, sangat kurang bahkan di bawah garis normal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh pendamping makanan tambahan terhadap peningkatan atau kenaikan berat badan pada balita. Jenis penelitian berupa Quasi Eksperimen dengan pendekatan Case Control. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh balita wasting di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Pringsewu Lampung. Analisa yang digunakan ialah analisa Univariat dan Bivariat dengan uji T-Test. Hasil dari penelitian ini ialah terdapat perbedaan berat badan balita wasting yang telah diberikan makanan pendamping, hasil uji T-Paired pada berat badan sebelum intervensi ialah 9.5 Kg dengan standar deviasi 0,264 > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikasn dengan rata-rata hasil penimbangan berat badan balita antara kelompok kontrol dengan kelompok intervensi. Sehingga berdasarkan hasil penelitian didapatkan tidak ada pengaruh pemberian makanan pendamping berbahan kurma, habatussaudan dan madu terhadap perbedaan rata-rata berat badan balita. Oleh sebab itu peneliti berharap untuk penelitian selanjutnya dapat lebih spesifik dalam inovasi ini dengan minimal 90 hari atau lebih.
FAKTOR KEAKTIFAN IBU DENGAN KETEPATAN JADWAL IMUNISASI BAYI PADA MASA PANDEMI COVID-19 Hasyim, Dzul Istiqomah; Saputri, Nurwinda
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 13, No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/jik.v13i2.2419

Abstract

Pandemic Covid-19 menghambat jalannya system pelayanan kesehatan di masyarakat, termasuk layanan imunisasi dasar pada bayi. Padahal, imunisasi tidak boleh dihentikan sekalipun tengah terjadi wabah. Jika dihentikan, kejadian luar biasa penyakit lain yang juga mematikan bisa mengancam. Ketika cakupan imunisasi di suatu wilayah masih rendah, kekebalan komunitas dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi tidak akan tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keaktifan ibu dengan ketepatan jadwal imunisasi bayi usia 2 – 24 bulan pada masa pandemic covid-19. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan waktu cross-sectional. Populasi penelitian ini seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 2-24 bulan dan memenuhi kriteria inklusi dan bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP). Jumlah sampel yang didapatkan adalah 31 bayi balita usia 2-24 bulan. Hasil penelitian didapatkan Ada Hubungan Keaktifan Ibu dengan ketepatan jadwal imunisasi bayi pada masa pandemic covid-19 di BPM Yoyoh Suherti, M.Kes Pringsewu. P value 0,000;OR 8,000 CI 95% 4,864 – 16,199). Hasil juga menunjukan Sebagian besar ibu aktif mencari informasi imunisasi pada masa pandemic Covid 19 (61,5%), sedangkan sisanya kurang aktif (38,5%). Diharapkan seluruh ibu-ibu yang memiliki bayi agar lebih peduli dan aktif dalam menjaga kesehatan bayinya meskipun pada masa pandemic Covid 19 dengan salah satu caranya adalah aktif mencari informasi tentang imunisasi dasar bayi baik itu tentang manfaat, jadwal, efek samping, dan lain-lain serta membawa bayinya imunisasi sesuai dengan jadwal yang tepat.
PENGARUH PEMBERIAN SARI KURMA TERHADAP PENINGKATAN STATUS GIZI PADA BALITA STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REJOSARI KABUPATEN PRINGSEWU Hasyim, Dzul Istiqomah; Saputri, Nurwinda; Septiasari, Yeti; Yulianto, Andri
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 13, No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/jik.v13i1.2283

Abstract

Stunting merupakan permasalahan gizi di dunia, ada 165 juta balita di dunia dalam kondisi pendek (stunting). Stunting merupakan permasalahan gizi di dunia, ada 165 juta balita di dunia dalam kondisi pendek (stunting). asupan nutrisi harus mengandung energi, protein, karbohidrat, vitamin, zat besi, mineral, dan asam folat.Sari kurma bisa menjadi pilihan yang baik untuk kenaikan gizi balita karena kurma kaya akan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Sarikurma merupakan makanan yang kaya akan nutrisi dan sering direkomendasikan untuk mencegah stunting pada anak-anak. Stunting adalah kondisi dimana anak memiliki pertumbuhan fisik yang terhambat secara kronis akibat defisiensi gizi atau kondisi lingkungan yang tidak memadai. Mengonsumsi sari kurma secara teratur dapat membantu mencegah stunting. Tujuan dari penelitian ini diketahuinya Pengaruh Konsumsi Sari Kurma Terhadap Peningkatan Status Gizi (BB/U) Pada Balita Stunting di Desa Podosari Kabupaten Pringsewu Tahun 2023. Metode penelitian ini merupakan jenis penelitian Exprimental Design dengan menggunakan rencana pretest-posttest dan dibagi dua kelompok yaitu kelompok control dan kelompok intervensi. Dalam penelitian dilakukan kepada balita stunting yang terdata di posyandu Podosari Pekon Podosari dan posyandu Matahari Pekon Pringsewu Barat sejumlah total terdapat 24 balita. Hasil uji statistic menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada berat badan, tinggi badan, status gizi berat badan menurut umur dan berat badan menurut tinggi badan pada kedua kelompok (p value > 0,05). Berbeda dengan status gizi berat badan menurut umur, didapatkan bahwa kelompok control memiliki status gizi yang lebih rendah dibandingkan kelompok intervensi dan didapatkan pervedaan bermakna ( p value < 0,024).
Efektivitas Pemberian Aromaterapi Lemon Terhadap Frekuensi Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester I Putri, Della Shindya; Triwahyuningsih, Ria Yulianti; Widayanti, Wiwin; Saputri, Nurwinda
Buletin Ilmu Kebidanan dan Keperawatan Vol. 3 No. 03 (2024): Buletin Ilmu Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : The Indonesian Institute of Science and Technology Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56741/bikk.v3i03.749

Abstract

Emesis gravidarum merupakan salah satu contoh keluhan normal yang sering dialami oleh ibu hamil pada trimester pertama. Emesis gravidarum ini dibiarkan akan menjadi kasus patologis yang dapat meningkatkan resiko terjadinya gangguan pada kehamilan. Tujuan penelitian diketahui Efektivitas pemberian aromaterapi lemon terhadap frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di PMB Erma Yanti. Desain penelitian Quasy experiment dengan pendekatan Nonequivalent Control Group design. Penelitian ini dilakukan pada 30 Juli- 15 Agustus 2024. Sampel penelitian ini yaitu 22 responden intervensi dan 22 responden kontrol dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah lembar lbesrevasi dan kuesioner PUQE-24, data dianalisis menggunakan uji Mann Whitney. Hasil analisis rata-rata frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I yang diberikan perlakuan aroma terapi lemon sebelum diberikan mual muntah ringan (8,14) dan sesudah diberikan tidak muntah (2,64). Nilai rata-rata frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I yang tidak diberikan perlakuan frekuensi sebelum mual muntah sedang (8,14) dan sesudah mual muntah sedang (7,91). Terdapat efektivitas pemberian aromaterapi lemon terhadap frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I dengan p-value 0,000 dengan Corelation Coefficient bernilai positif 1,00 maka kedua variabel memiliki hubungan yang sempurna. Saran bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat menjadi alternative tenaga Kesehatan khususnya bidan dalam memilih metode non farmakologi aromaterapi lemon untuk penanganan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I.
EDUKASI GIZI DAN ANEMIA SAAT HAMIL UNTUK PENCEGAHAN STUNTING PADA ANAK Septiasari, Yeti; saputri, Nurwinda; Hasyim, Dzul Istiqomah
Bagimu Negeri Vol 9, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/bagimunegeri.v9i1.2876

Abstract

Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena masa ini terjadi pertumbuhan perkembangan yang sangat pesat (Kemenkes RI, 2010). Salah satu masalah gizi yang diderita oleh balita yaitu stunting yang merupakan keadaan tubuh yang pendek atau sangat pendek yang terjadi akibat kekurangan gizi dan penyakit berulang dalam waktu lama pada masa janin hingga 2 tahun pertama kehidupan seorang anak (Black et al., 2008). Mengatasi stunting diperlukan dukungan dan komitmen pemerintah khususnya pimpinan daerah memiliki korelasi dengan keberhasilan penanganan stunting dilihat dari program dan pendanaan yang terkait dengan asupan gizi, suplementasi, perbaikan sanitasi lingkungan dan peningkatan kesehatan ibu dan anak dimulai dari masa kehamilan (Rahmawati, et al, 2020). Pengetahuan dan pendidikan orang tua terutama ibu merupakan dasar untuk mengimplementasikan perilaku kesehatan selama kehamilan sampai dengan masa menyusui. Bahkan beberapa penelitian menyimpulkan bahwa pendidikan dan pengetahuan dapat mempengaruhi kejadian stunting 1,2 kali sampai dengan 7 kali lipat. Salah satu upaya meningkatkan pengetahuan ibu dalam pencegahan stunting selama masa kehamilan sampai dengan masa menyusui adalah dengan edukasi baik secara berkelompok ataupun personal. Kondisi stunting meskipun dialami oleh balita, namun diakibatkan karena beberapa faktor risiko penting sejak masa kehamilan, yaitu kurangnya asupan gizi ketika janin karena kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai kesehatan dan gizi sebelum serta pada saat masa kehamilan lalu masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC (AnteNatal Care) yang berkualitas. Terdapatnya kaitan masa kehamilan dengan kejadian stunting menyebabkan diperlukannya kegiatan pencegahan yang efektif untuk mencegah stunting pada masa kehamilan. (Ekayanthi Suryani, 2019; Saputri dan Tumangger, 2019; TNP2K, 2017; Nurfatimah et al, 2021; Salamung, 2019). Pengetahuan ibu tentang gizi seimbang pada balita sangat berpengaruh pada keadaan gizi balita, karena ibu adalah seseorang yang paling besar keterikatannya dan paling dekat dengan anak. Pengetahuan mengenai gejala, efek samping, dan cara menghindari stunting dapat menjadi penentu sikap dan perilaku orang tua dalam mengasuh dan menjaga kesehatan anak sehingga angka stunting dapat dikurangi (Rahmawati, Nurmawati, Sari, 2019). Tingkat pengetahuan yang tepat adalah dasar untuk mengembangkan keterampilan berpikir seseorang dan merupakan cara untuk memotivasi dan menarik kesimpulan tentang sikap dan perilakunya sendiri (Rini, 2020). Tujuan Pengabdian: Dengan terselenggaranya kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan mengingatkan pentingnya edukasi gizi untuk pencegahan stunting pada anak. Metode : Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan secara langsung memberikan edukasi kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki anak tentang gizi pada anak agar tidak stunting di pekon podomoro. Hasil: Hasil pengabdian masyarakat ini memperlihatkan seluruh kader, bidan coordinator dan juga ibu hamil dan ibu yang memiliki anak dengan stunting.