Hartami, Edina
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERBEDAAN KADAR KALSIUM DAN FOSFOR GIGI SULUNG PADA ANAK DENGAN DEF-T RENDAH DAN TINGGI Hartami, Edina; Irmawati, Irmawati; Herawati, Herawati
E-Prodenta Journal of Dentistry Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi UB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kualitas gigi atau host adalah salah satu faktor yang mempengaruhi potensi terjadinya karies gigi. Kualitas gigi dipengaruhi oleh kadar mineral yang dapat meningkatkan ketahanan gigi terhadap karies. Kalsium dan fosfor merupakan mineral yang penting dalam pembentukan dan perkembangan gigi. Tujuan: untuk mengetahui perbedaan kadar mineral kalsium dan fosfor gigi sulung pada anak dengan def-t rendah dan def-t tinggi. Metode: penelitian quasy eksperimental menggunakan gigi sulung anterior yang telah diekstraksi dari 14 anak usia 5-7 tahun, yang terbagi menjadi 2 grup yaitu anak dengan indeks karies rendah dan tinggi. Kadar mineral kalsium dan fosfor diukur menggunakan X-ray fluorescence. Hasil: rerata kalsium (def-t rendah 0,369; def-t tinggi 0,355) dan rerata mineral fosfor (def-t rendah 0,162; def-t tinggi 0,152). Terdapat perbedaan kadar mineral kalsium dan fosfor yang signifikan antar kelompok (Independent t-test, p<0,05). Kesimpulan: ada perbedaan kadar mineral kalsium dan fosfor gigi sulung pada anak dengan def- t rendah dan anak def-t tinggi.Kata kunci: kalsium, fosfor, gigi sulung, def-t
Changes in the Surface Roughness of Glass Ionomer Cement and Zirconomer after Immersion in Carbonated Beverages Chair Effendi, Mohammad; Nugraeni, Yuli; Hartami, Edina; Nurul Ummah, Asma
Journal of Dentistry Indonesia Vol. 27, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nano glass ionomer cement (GIC) with nano zirconia as a raw material called zirconium is a newly developed type of restoration/tooth filling material that is used in dentistry. Objective: To examine the effect of carbonated beverages on the surface roughness of Zirconomer and GIC filling materials and determine if there was any difference between them. Methods: This is a true-experimental laboratory research study with a pre-posttest group design. The research samples consisted of 32 samples, 16 GIC samples and 16 Zirconomer samples, further divided into four time-sensitive groups: day 1, day 3, day 5, and day 7. The samples were immersed in artificial saliva and carbonated beverages for 24 hours. Surface roughness was measured using a surface roughness tester. Results: The average surface roughness from day 1 to day 7 of the GIC material immersed in carbonated beverages was 4.17 μm, which is higher than the average surface roughness of Zirconomer (3.091 μm), and the difference was significantly different (pConclusion: Zirconomer was found to be more resistant to carbonated beverages than GIC. There was a positive correlation between the length of immersion time in the carbonated beverages and the surface roughness of GIC and Zirconomer.
PERAN TEKS BRAILLE TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK TUNANETRA: STUDI TINJAUAN LITERATUR Puspitasari, Ambar; Christy, Abigail Marisca; Hartami, Edina; Nugraeni, Yuli
E-Prodenta Journal of Dentistry Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi UB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.eprodenta.2021.005.01.8

Abstract

Latar Belakang: Kesehatan rongga mulut pada anak tunanetra cenderung buruk karena tidak dapat mendeteksi gejala awal inflamasi gigi melalui indra penglihatan. Pemberian materi penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan Braille merupakan penyesuaian agar anak tunanetra dapat memahami kesehatan rongga mulut dengan lebih baik. Tujuan: Mereview peran teks Braille terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak tunanetra. Metode: Literature review bersumber dari 7 jurnal yang didapat melalui database online dengan kata kunci visually impaired children OR blind children AND Braille AND dental health education AND oral hygiene OR oral health knowledge. Hasil: Tingkat pengetahuan awal anak tunanetra terhadap sesama siswa tunanetra adalah rendah dan/atau sedang, sehingga potensi adanya peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dapat tercapai saat anak tunanetra berhasil untuk memahami penyuluhan yang diberikan dalam teks Braille. Kesimpulan: Pamflet atau booklet Braille diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak tunanetra dengan efektif.
PERAN KASEIN SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA TERHADAP PENINGKATAN KEKERASAN ENAMEL GIGI SULUNG Sutanti, Viranda; Manzila, Nilta; Milla, Lalita El; Hartami, Edina
E-Prodenta Journal of Dentistry Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi UB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.eprodenta.2021.005.01.3

Abstract

Latar Belakang: Demineralisasi merupakan suatu proses hilangnya mineral pada gigi. Proses demineralisasi tersebut mengakibatkan penurunan kekerasan enamel gigi sehingga dapat mengakibatkan terjadinya karies gigi. Susu kambing Peranakan Etawa terdiri dari kasein yang mengandung peptida bioaktif yang diyakini dapat meningkatkan kandungan mineral pada gigi dengan cara melepaskan ion kalsium dan fosfat. Tujuan: Mengetahui efektivitas kasein susu kambing PE dalam sediaan gel dalam meningkatkan kekerasan enamel gigi sulung secara In Vitro. Metode: Desain penelitian ini adalah true experimental pretest-postest control group design. Metode yang dilakukan adalah mengoles setiap permukaan fasial sampel gigi sulung dengan menggunakan bahan uji selama 3 menit, lalu sampel gigi sulung direndam menggunakan saliva buatan dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 37°C selama 15 hari. Pengujian kekerasan enamel gigi sulung dilakukan menggunakan Micro Vickers Hardness Test. Hasil: Peningkatan nilai kekerasan enamel didapatkan sesudah perlakuan dengan nilai signifikansi 0,013 (p<0,05) pada uji One Way Anova. Semakin tinggi konsentrasi gel kasein susu kambing PE menunjukkan semakin tinggi nilai kekerasan enamel gigi sulung. Kesimpulan: Gel Kasein Susu Kambing PE terbukti efektif terhadap peningkatan kekerasan enamel gigi sulung.
HUBUNGAN PENDAPATAN ORANG TUA DENGAN PREVALENSI KARIES (ICDAS II) GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI SD KOTA BATU balbeid, merlya; Hartami, Edina; Shafiyyah Rahmayati, Nabilah; Alhamid, Maryam
E-Prodenta Journal of Dentistry Vol 8 No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi UB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.eprodenta.2024.008.02.3

Abstract

Latar Belakang: Karies merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling umum, termasuk anak-anak. Gigi molar pertama permanen adalah gigi yang paling mudah terkena karies. Pendapatan orang tua menjadi salah satu faktor risiko yang dapat berhubungan dengan karies. Pada umur 6-12 tahun, anak-anak mempunyai gigi geligi campuran sehingga perlu adanya perhatian khusus. Indeks ICDAS II mampu untuk mendeteksi tahapan proses karies. Tujuan: Mengetahui hubungan antara pendapatan orang tua dengan prevalensi karies menurut ICDAS II pada gigi molar pertama permanen pada anak usia 6-12 tahun di SD Kota Batu. Metode: Penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian analitik observasional dan pendekatan cross-sectional study. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 85 responden yaitu anak dan orang tua dari anak yang berusia 6-12 tahun di beberapa sekolah dasar di Kota Batu menggunakan teknik purposive sampling. Data yang digunakan didapatkan dari hasil wawancara orang tua dan pemeriksaan klinis rongga mulut anak. Hasil: Mayoritas orang tua memiliki pendapatan dibawah UMR (80,0%) dan sebagian besar anak mengalami karies yang rendah (71,8%). Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan nilai p sebesar 0,695 (p>0,05). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan orang tua dengan prevalensi karies menurut ICDAS II pada gigi molar pertama permanen pada anak usia 6-12 tahun di SD Kota Batu.