Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

GLAMPING SEBAGAI SEBUAH PERSPEKTIF BARU DALAM AKOMODASI BERKEMAH Utami, Ni Kadek Yuni
Jurnal Arsitektur ZONASI Vol 3, No 3 (2020): Vol. 3 No. 3 (2020): Jurnal Arsitektur Zonasi Oktober 2020
Publisher : KBK Peracangan Arsitektur dan Kota Program Studi Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jaz.v3i3.27854

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan dan perspektif baru dalam akomodasi berkemah, yang dikenal dengan istilah glamping (glamour-camping), sebagai sebuah perkembangan dari aktivitas kemah tradisional. Penelitian ini juga memberi manfaat kepada para pengelola glamping dalam menentukan arah dan pengembangan desain dan kebutuhan penggunanya.Metode yang digunakan adalah dengan melakukan kuesioner terhadap 100 pengguna glamping di Bali berdasarkan keinginan dan pengalaman mereka terhadap akomodasi glamping. Data kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menekankan kebenaran yang didapat.  Temuan dalam penelitian ini adalah bahwa akomodasi glamping yang menarik dan inovatif dari segi arsitektur, interior dan fasilitas ternyata menjadi salah satu faktor yang mendukung peningkatan keinginan masyarakat untuk berkemah. Temuan ini juga mengindikasi bahwa glamping telah menjadi trend baru bagi masyarakat untuk menikmati alam terbuka dengan standar kenyamanan layaknya menginap di hotel. Kata kunci : akomodasi, berkemah, glamping, arsitektur, interior, fasilitas.
PERANCANGAN INTERIOR TIME CAPSULE THRIFT SHOP CENTER DI KOTA DENPASAR Erick Calvin Samudji; Ni Kadek Yuni Utami; Putu Surya Triana Dewi
Jurnal PATRA Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Patra Mei 2019
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v1i1.11

Abstract

With the rise of “sustainable life” activities or lifestyles in the modern era, nowadays people become sensitive and understand about this lifestyle, many things have been developed and started to be done such as minimalist patterns and lifestyles, such as lifestyle to have the goods that are needed and not desired. People start competing to clean their goods by making a full selection of all items in the house and removing items that are not needed, this method is known as “Tidying up” or the art of tidying things. However, this raises various other problems, like the accumulation of household waste that occurs because of the method. Seeing the magnitude of the impact produced by the method, to overcome this problem a thrift shop center is needed in Denpasar and research is carried out using methods that are able to solve the problem, like research that uses structured parameters, like qualitative analysis methods carried out through the process of data analysis from various literatures and interviews with related parties, resulting in a design that accommodates the community to sell or to donate used items to the place of sale of used goods that maintain the value of the goods and places that educate the public that used goods or used clothing basically have high value too.
REDESAIN INTERIOR NEW STAR CINEPLEX TIMBUL JAYA PLAZA DI KOTA MADIUN Febriartha Dwi Wahyu Safitra; Ni Kadek Yuni Utami; Ni Wayan Ardiarani Utami
Jurnal PATRA Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Patra Mei 2020
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v2i1.83

Abstract

Febriartha Dwi Wahyu Safitra1, Ni Kadek Yuni Utami 2, Ni Wayan Ardiarani Utami3 1,2,2Sekolah Tinggi Desain Bali, Denpasar,Bali - Indonesia e-mail: febrisafitra97@gmail.com1 A B S T R A C T Movie theater is one of public entertainment designed to give a good quality audio-visual and services to people who would like to spend their time to watch a movie. The purpose of this redesign is to increasing the quality of services provided into movie theater, also to attracting public interest of Indonesian movie world by serving a good facilities and accommodation of watching movie activities. The process of collecting information data by doing an observation to site location at the movie theater, and do an interviewed with one of the staff, also one of customer at the movie theater. The result of those observation will be analyzed using qualitative analyses method and glass box method by listing what people’s demand as for services and facilities should be provide at movie theater, to figuring what rooms that needed, as well as theme and concept for the design. The conclusion is Futuristic Entertainment applied as theme and concept at theater’s interior redesign has a hope will become the new face of the Movie Theater as of facing high business competition among movie theater industry also to calibrate the Industry 4.0 era where internet based at most of life aspect, nowadays. Key words : movie theater, movie, watching, services, public, Futuristic, Entertainment, redesign, interior A B S T R A K Bioskop merupakan salah satu tempat sarana hiburan untuk menonton film yang dirancang memberikan kualitas audio-visual yang baik dan kegiatan pelayanan dalam meningkatkan kenyamanan dalam menonton film. Tujuan dari redesain interior ini untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan pada bioskop, serta meningkatkan minat masyarakat untuk menghargai perfilman di Indonesia dengan memberikan fasilitas dan sarana yang baik dalam kegiatan menonton film. Proses pengumpulan data dilakukan dengan observasi ke lokasi site bioskop tersebut dan melakukan wawancara pada salah satu pegawai bioskop, serta salah satu pengunjung dari bioskop. Hasil dari observasi tersebut kemudian di analisa menggunakan metode analisa kualitatif dan metode desain glass box, dengan mendata pelayanan yang harus disediakan pada area bioskop, untuk mengetahui kebutuhan ruang, serta tema dan konsep dalam redesain interior. Simpulan redesain pada interior bioskop menggunakan tema dan konsep Futuristic Entertainment, yang mana dari tema dan konsep tersebut akan memberikan wajah baru untuk menghadapi persaingan bisnis bioskop yang semakin tinggi dan sekaligus menyesuaikan era Industry 4.0 sekarang, dimana Internet based pada hampir segala aspek kehidupan. Kata Kunci: bioskop, film, menonton, pelayanan, masyarakat, Futuristic, Entertainment, redesain, interior. PENDAHULUAN Di digital era seperti sekarang ini, menonton film menjadi salah satu pilihan sarana hiburan bagi masyarakat untuk melepas penat maupun kebosanan akan rutinitas sehari-hari. Cerita-cerita dalam film dapat diadaptasi dari novel, dokumentasi ilmiah, autobiografi, sejarah dari sebuah peristiwa, maupun dari kisah nyata seseorang yang menarik untuk diangkat ke dalam sebuah film, sehingga sebuah film pun juga dapat menjadi media visual informasi bagi masyarakat luas. Sekarang ini bioskop sebagai tempat pemutaran film-film sudah banyak tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini dilihat dari jumlah layar bioskop yang semakin bertambah, sekaligus berpengaruh pada pertambahan jumlah penonton Indonesia. Menurut data GPBSI (Gabungan Pengusaha Bioskop Indonesia), jumlah layar bioskop di Indonesia terus bertambah dalam dekade terakhir, pada tahun 2008 tercatat ada 574 layar, kemudian terus bertambah menjadi 1518 layar pada 2017, bertambah lagi menjadi 1774 pada 2018, dan hingga pada per 13 Mei 2019, bertambah 87 layar, sehingga total jumlah menjadi 1861 layar bioskop. Di Kota Madiun sendiri terdapat 2 bioskop yang beroperasi yaitu New Star Cineplex (NSC) Timbul Jaya Plaza dan CGV*Blitz, dari kedua bioskop terdapat perbedaan dari segi fasilitas, jumlah pengunjung bioskop, dan juga desain yang diterapkan. Berdasarkan data survey pengunjung pada Goggle Trend yang diambil dari bulan September – November 2019, menunjukkan perbedaan signifikan jumlah pengunjung antara bioskop NSC Timbul Jaya Plaza Madiun dengan bioskop CGV*Blitz, dimana jumlah pengunjung di bioskop NSC Timbul Jaya Plaza cenderung lebih rendah dari bioskop CGV*Blitz. Gambar 1. Data perbadingan jumlah pengunjung bioskop [Sumber : Google Trend, 2019] Kurang nya pembaharuan dari segi fasilitas dan desain pada interior bioskop NSC Timbul Jaya Plaza Madiun juga menjadi salah satu faktor sepinya pengunjung pada bioskop. Gambar 2. Keadaan eksisting bioskop NSC Timbul Jaya Plaza Madiun [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Maka dari itu di dalam makalah ini akan dibahas redesain interior dari bioskop dengan menggunakan tema dan konsep Futuristic Entertainment yang bertujuan memberikan suasana baru pada bioskop untuk menghadapi persaingan bisnis bioskop yang semakin ketat seiring pertumbuhan jumlah layar bioskop yang semakin meningkat setiap bulannya dan era Industry 4.0 yang semakin canggih, selain itu pembaharuan dari segi desain dan hiburan dapat menarik perhatian pengunjung untuk datang ke bioskop NSC ini. METODE PENELITIAN 2.1 Metode Pengumpulan Data Terdapat dua data pada metode ini, yaitu Data Primer dengan dilakukan pengumpulan informasi-informasi melalui wawancara pada salah satu staff bioskop dan salah satu pengunjung bioskop. Data Sekunder dengan mengumpulkan data informasi dari berbagai sumber referensi akurat. Metode ini diyakini dapat memberikan data yang akurat, dan dapat memberikan gambaran jelas permasalahan pada bioskop. 2.2 Metode Analisa Data Metode Analisa Data pada redesain ini menggunakan metode kualitatif. Metode dengan pendekatan kualitatif merupakan metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat deskripsi. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitianya di lakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Dimana untuk hasil desainnya lebih bersifat umum, fleksibel serta berkembang dan muncul dalam proses penelitian. Kesimpulannya desain hanya digunakan sebagai asumsi untuk melakukan penelitian sehingga desain harus bersifat fleksibel dan terbuka. 2.3 Metode Desain Metode yang digunakan pada redesain ini yaitu metode glass box, dimana metode yang menggunakan parameter yang terukur, sesuai dengan fakta dan telah dianalisisa secara mendalam serta sistematis. Sehingga metode desain menggunakan sistem ini hasilnya diharapkan mampu rasional sehingga memenuhi standar kenyamanan. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Lokasi Site Bioskop ini berlokasi di Jalan Pahlawan Kav. 46 – 48, Mangu Harjo, Kota Madiun. Untuk akses ke bioskop tersebut sangatlah mudah, karena bangunan Timbul Jaya Plaza sendiri berada tepat dipinggir jalan raya dan berada di tengah kota Madiun sebagai pusat perekonomian kota tersebut sehingga mudah untuk ditemukan. Dari lokasi tersebut dapat dihasilkan data berupa eksisting dari bioskop tersebut. 3.2 Tema dan Konsep Menentukan tema dan konsep merupakan langkah awal dalam meredesain suatu interior. Hal ini akan memberikan gambaran yang jelas suatu ruangan dari segi bentuk, warna, dan material yang akan digunakan, sehingga memiliki visual yang menarik. Tema yang diaplikasikan pada redesain ini adalah Futuristic, Futuristik sendiri merupakan tema desain yang berorientasi pada masa depan, dengan banyak menggunakan bentukan yang tidak lazim, dan jarang diterapkan pada furniture pada umumnya. Dalam tema futuristik yang akan diterapkan pada redesain ini memiliki karakteristik dan ciri-ciri tersendiri, seperti tampilan artistik namun memiliki bentuk sederhana, elegant modern, dan dengan nuansa ruangan yang penuh dengan permainan lampu. (a) (b) Gambar 3. (a) Ruangan tema futuristic (b) aksen garis lampu pada garis pada furniture futuristic [Sumber : pinterest, 2020] Konsep yang diplikasikan pada redesain ini adalah Entertainment. Konsep ini mengambil elemen dari bioskop ini sendiri yaitu sebagai tempat hiburan yang sekaligus memberikan kesan dan pengalaman terbaik untuk menonton film bagi pengunjungnya. Dari tema dan konsep akan muncul suatu skema warna yang akan banyak diterapkan pada interior, yaitu cyan, hitam dan putih. Untuk material, banyak akan diterapkan menggunakan bahan stainless steel, aluminium, dan kaca tempered glass. 3.3 Scheme Color Dalam setiap konsep desain ruangan, terdapat warna-warna yang akan secara dominan muncul dalam pengaplikasiannya. Pada tema ini akan memiliki skema warna : Gambar 4. Scheme Color Redesain Bioskop New Star Cineplex Timbul Jaya Plaza Madiun [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] 3.4 Visualisasi tema dan konsep Tema dan konsep yang akan diterapkan pada interior adalah Futuristic Entertainment pada bagian lantai, dinding, ceiling/plafond, furniture, ruangan, dan fasilitas pada bioskop. Lantai Area lantai bioskop yang akan diterapkan adalah lobby bioskop dan area ruang teater. a) Lobby Gambar 5. Lantai Karpet [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Pada bagian lobby bioskop, diaplikasikan karpet sebagai lapisan penutup lantai, dan aksen garis lampu untuk futuristic look yang mengelilingi area ruangan lobby, selain sebagai aksen, penggunaan garis ini berfungsi sebagai garis emergency ketika keadaan darurat terjadi, yang akan menyala untuk menuntun pengunjung ke arah pintu keluar. b) Ruang Teater Gambar 6. Lantai Ruang Teater [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Area ruang teater diberikan lapisan karpet tile, dengan hidden lamp pada bagian tangga teater. Hidden lamp pada tangga selain berfungsi sebagai penunjuk jalan bagi penonton, sekaligus sebagai lampu emergency, penunjuk jalan ketika dalam keadaan darurat. Dinding Area yang akan diterapkan yaitu pada dinding lobby, ruang tunggu dan ruang teater. a) Lobby Gambar 7. Dinding Lobby [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Dinding lobby menggunakan bentuk yang simetris, asimetris dan banyak menggunakan permainan hidden lamp untuk menyesuaikan konsep futuristik pada ruangan. b) Ruang Tunggu Gambar 8. Dinding Ruang Tunggu [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Pada area dinding ini di aplikasikan bentuk simetris organic berbentuk honeycomb, bentuk ini menjadi focal point di salah satu sudut area ruang tunggu sebagai futuristic look. c) Ruang Teater Gambar 9. Dinding Ruang Teater [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Dinding pada ruang teater, diterapkan backdrop untuk menambah kesan futuristik dalam ruangan, dan sebagai menambah pencahayaan ruangan. Ceiling/Plafond Area yang diterapkan yaitu pada lobby, ruang teater, dan lorong Exit Ruang Teater 2. a) Lobby Gambar 10. Plafond Ruang Lobby [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Pada area lobby menggunakan drop ceiling yang terdapat hidden lamp di dalamnya mengelilingi lampu gantung. Penggunaan ceiling ini untuk memberikan tambahan pencahayaan dan menambah estetika futuristik pada ruangan. b) Ruang Teater Gambar 11. Plafond Ruang Teater [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Ceiling pada area bioskop terdapat lampu pada setiap garis nya untuk memberikan futuristic look pada ruangan. Selain itu ceiling pada area ini sedikit diberikan bentuk lengkungan sebagai pengatur akustik audio ruangan. c) Lorong Exit Teater 2 Gambar 12. Plafond area lorong exit teater 2 [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Area lorong exit diaplikasikan plafon kaca dengan ceiling yang tinggi, ukuran ruang lorong yang sempit, tidak ingin memberikan kesan claustrophobic pada pengunjung sehingga penggunaan plafond kaca memberikan kesan ruang yang lebih lapang, dan banyak penggunaan permainan lampu untuk memberikan daya tarik pada pengunjung. Furniture Gambar 13. Bentuk Desain [sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Furniture pada area lobby memiliki bentuk yang berbeda dan memiliki bentukan yang simple. Furniture pada konsep ini banyak menggunakan LED strip yang mengikuti garis bentuknya, selain sebagai penambahan pencahayaan pada ruangan, sekaligus menambah estetika pada ruangan. Ruangan Bioskop Salah satu ruangan yang diterapkan tema dan konsep ini yaitu area lorong exit teater 2. Gambar 14. Area Lorong Exit Teater 2 [sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Permainan lampu dan penempatan permainan cermin pada ruangan, untuk memberikan suasana fun dan eye catching pada para pengunjung, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Fasilitas Bioskop Fasilitas ini sebagai pelayanan yang diberikan oleh bioskop kepada pengunjung yang datang. a) Penggunaan teknologi terbaru pada bioskop. (Proyektor NEC NC3200S) Pengaplikasian proyektor versi ini akan memberikan kualitas gambar video 2K – 4K dan kontras warna yang jernih, sehingga akan memanjakan mata para penonton film. b) Audio berkualitas Dolby Atmos Pengaplikasian audio berkualitas Dolby Atmos akan memberikan kualitas suara yang lebih jernih, dan tampak realistis, sehingga memberikan pengalaman menonton yang menyenangkan. c) Fasilitas pendukung yang berbasis Smart Technology Pengaplikasian fasilitas yang telah mendukung Smart Technology selain mempermudah aktivitas agar lebih efisien, juga akan menarik pengunjung untuk datang, mencoba fasilitas baru yang belum pernah mereka coba. d) Online Based and Self-Service activity Pada era industry 4.0 sekarang ini, hampir segala aspek kegiatan sehari-hari barbasis pada internet, dan online dimana hal ini dimaksudkan untuk mempermudah kegiatan masyarakat agar lebih efisien. Dari keunggulan tersebut juga dapat diterapkan pada fasilitas hiburan publik seperti pada bioskop. Pemesanan tiket film tidak perlu lagi harus datang mengantri ke bioskop, cukup memesan tiketnya via online. Jika pun tidak sempat memesan tiket online bisa langsung memesan tiket on the spot, dengan self-service pada ticket box, yang telah disediakan layanan pemesanan tiket. Selain pelayanan pemesanan tiket film, kegiatan ini juga akan diterapkan pada pemesanan makanan di cinema café. Pengunjung dapat memesan makanan secara online melalui aplikasi sebelum menonton, ataupun on the spot. Sistem pembelian on the spot memiliki 2 cara, yaitu memesan sebelum menonton, atau ketika sedang menonton film. Pesan makanan sebelum menonton dapat dilakukan di cinema café dengan sistem self-service, pemesanan ketika sedang menonton dapat dilakukan melalui layanan customer service yang di install pada setiap kursi penonton, layanan ini terhubung langsung pada cinema café yang nantinya akan dibawakan makanan/minuman nya ke dalam ruang teater oleh pegawai cinema café. Material Bahan Material yang digunakan disesuaikan dengan tema dan konsep yang akan diterapkan pada bioskop. Penggunaan material logam seperti stainless steel, aluminum, dan besi banyak digunakan pada ruang interior, hal ini untuk memberikan kesan glossy pada ruangan. (a) (b) (c) Gambar 15. (a) Aluminum (b) Stainless Steel (c) Besi [Sumber : google, 2020] Selain itu penggunaan bahan kaca tempered glass dan cermin untuk memberikan reflective, bersih, sederhana, dan elegan. (a) (b) Gambar 16. (a) Kaca Tempered Glass (b) Kaca Cermin [Sumber : google, 2020] Lalu adanya penambahan material akustik, seperti rockwool dan gypsum digunakan pada area ruang teater sebagai pengaturan akustik pada ruangan. (a) (b) Gambar 17. (a) Kaca Tempered Glass (b) Kaca Cermin [Sumber : google, 2020] 3.5 Branding Branding pada New Star Cineplex ini bertujuan untuk mengenalkan desain logo baru pada bioskop ini, dengan tampilan yang berbeda dengan dengan sebelumnya menyesuaikan dengan konsep baru pada bioskop. Logo (a) (b) Gambar 18. (a) Logo Before (b) Logo After [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Desain dari logo baru ini menyesuaikan dengan tema yang diterapkan pada ruang bioskop, yaitu futuristik dengan skema warna hitam, putih dan cyan. Font pada “New Star” dan “Cineplex” dirubah untuk mendukung tema menjadi lebih modern. Bentuk bintang dari logo sebelumnya masih tetap dipertahankan dan sedikit diberikan pembaharuan dari segi warna logo, untuk identitas diri dari bioskop tersebut. Tiket Film Gambar 19. Desain tiket bioskop [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Desain tiket film ini terinspirasi oleh desain tiket film yang ada di Korea Selatan. Setiap tiket film terdapat gambar poster dari film yang ingin ditonton, bertujuan sebagai kenang-kenangan dan menambah daya tarik pecinta film bioskop yang gemar mengoleksi tiket film yang sudah ditonton. Interface pada aplikasi online Gambar 20. Interface pada aplikasi online [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Pada desain aplikasi bioskop ini menyesuaikan dengan tema pada bioskop, sehingga dibuat simple agar mudah pengoperasian nya oleh masyarakat. 3.6 Hasil Desain Berikut beberapa hasil desain penerapan dari tema dan konsep pada bioskop Façade Gambar 21. Façade bioskop [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Lobby Gambar 22. Lobby bioskop [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Ruang Teater Gambar 23. Ruang Teater [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] Lorong Exit Teater 2 Gambar 24. Ruang Teater [Sumber : dokumentasi pribadi, 2020] SIMPULAN Bioskop New Star Cineplex (NSC) Timbul Jaya Plaza kota Madiun, bioskop ini berada di area pusat perbelanjaan (mall), dimana NSC merupakan salah satu tenant yang menjadi pendukung perputaran ekonomi pada area mall tersebut. Sayang, kurangnya minat pengunjung untuk datang ke bioskop, sedikit menghambat perputaran tersebut. Persaingan akan bisnis tempat pemutaran film semakin ketat, dimana setiap bulannya jumlah bioskop semakin bertambah dan hal ini menjadi tantangan bagi pengusaha bisnis bioskop untuk tetap mempertahankan usahanya. Maka dari itu, dari pihak pengelola harus tetap terus melakukan inovasi, perawatan, dan peningkatan fasilitas yang terdapat pada bioskop. Selain itu penerapan konsep Futuristic Entertainment ini bertujuan memberikan fasilitas hiburan yang bernuansa masa depan, sehingga dapat mengimbangi persaingan bisnis tempat bioskop yang semakin berkembang setiap bulannya. Apalagi di era Industry 4.0 sekarang ini dimana segala aspek didasari oleh teknologi internet dan online harus dapat diterapkan dalam segala hal, termasuk pada bioskop sebagai media hiburan masyarakat untuk memperluas jangkauan nya. DAFTAR PUSTAKA A. Wicaksono, D. Kharisma, dan S. Sastra. Ragam Desain Interior Modern. Cibubur, Jakarta Timur: Griya Kreasi (Penebar Swadaya Grup). 2014. A. Wicaksono, dan E. Tisnawati. Teori Interior. Cibubur, Jakarta Timur: Griya Kreasi (Penebar Swadaya Grup). 2014. P. Satwiko. Fisika Bangunan 1. Yogyakarta: CV Andi Offset. 2004. L. Doelle. 1972. Environmental Acoustics. New York, NY: Reprinted with permission from McGraw-Hill Book Company. 1972. W. Swasty. A-Z Warna Interior: Rumah Tinggal. Cibubur, Jakarta Timur: Griya Kreasi (Penebar Swadaya Grup). 2010. V. Leiwakabessy. 2013. “LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN CINEMA AND FILM LIBRARY DI YOGYAKARTA, no. 3, http://e-journal.uajy.ac.id/3395/3/2TA13281.pdf, (Diakses pada 11 Desember 2019) Tim CNN Indonesia. 2019. “Jumlah Layar Bioskop Indonesia Mulai Kejar Korea Selatan”, Jakarta, 16 Mei. https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20190516152929-220-395469/jumlah-layar-bioskop-indonesia-mulai-kejar-korea-selatan, Diakses pada 11 Desember 2019) Dekoruma, Kania. 2018. “8 Ciri Desain Futuristik, Gaya Desain Interior Masa Depan” Jakarta, 27 April. https://www.dekoruma.com/artikel/66939/gaya-desain-futuristik, (Diakses pada 11 Desember 2019) D. Agasbrama. 2014. “Konsep Desain Interior Futuristik” Jakarta, 15 Mei, https://interiorudayana14.wordpress.com/2014/05/15/konsep-desain-interior-futuristik/, (Diakses pada 11 Desember 2019) N. Khmairah, S. Wahyuning. 2017. “KAJIAN KARAKTERISTIK PENCAHAYAAN BUATAN PADA BIOSKOP (STUDI KASUS : CINEMACITRA XXI,MALL CIPUTRA,KOTA SEMARANG)” MODUL 17, no. 1(2017): 75-77. http://dx.doi.org/10.14710/mdl.17.2.2017.75-77, (Diakses pada 11 Januari 2020
SOSIALISASI DAN WORKSHOP KREATIVITAS DI YAYASAN RUMAH IMPIAN KOTA DENPASAR Ni Kadek Yuni Utami; Ni Made Sri Wahyuni Trisna
Jurnal Lentera Widya Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Lentera Widya Desember 2019
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/lenterawidya.v1i1.59

Abstract

Menjadi kreatif pada anak dan remaja sesungguhnya dapat berawal dari apapun. Terkadang ide dalam sebuah desain dapat muncul melalui permainan, percobaan dan pengalaman yang pernah dialami atau dirasakan sebelumnya. Namun tingkat kreativitas seringkali meredup karena sedikitnya kesempatan atau lingkungan yang kurang mendukung. Selain itu, terbatasnya kegiatan yang dapat dilakukan menjadikan ide kretif mereka tidak tersalurkan dengan baik sehingga diperlukan adanya kegiatan dalam menemukan manfaat dan upaya mendorong berkembangnya potensi kreativitas pada anak dan remaja. Kegiatan sosialisasi dan workshop pengabdian masyarakat program studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain Bali ini dilakukan di Yayasan Rumah Impian kota Denpasar pada tanggal 23 September 2019 dengan tujuan mengajak peserta untuk memunculkan kreativitas mereka melalui penggunaan material, tekstur atau bentuk dalam membuat sebuah ide awal merancang sebuah objek atau desain. Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah metode persentasi dan workshop yang akan dibagi menjadi beberapa tahapan. Hasil yang didapat dalam kegiatan ini adalah peserta memahami bahwa menjadi kreatif dapat muncul dari hal-hal sederhana di sekitarnya.
GERAKAN 1000 MASKER : PEMBAGIAN MASKER KEPADA YAYASAN KAKAK ASUH BALI KARANGASEM Ni Kadek Yuni Utami
Jurnal Lentera Widya Vol 1 No 2 (2020): Jurnal Lentera Widya Juni 2020
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/lenterawidya.v1i2.88

Abstract

The outbreak of the Covid19 virus has impacted the world. In Indonesia, 3.512 people are infected as of April 10, 2020. One of the WHO's advice on the use of masks for the community, was supported by Ministry of Tourism and Creative Economy (Kemenparekraf) with Gerakan Masker Kain ( Cloth Mask Movement). Many people in Indonesia do not understand the importance of using masks, and it makes STD Bali held Gerakan 1000 Masker (1000 Masks Movement ) with students and lectures involved in production and distribution in several areas in Bali. Gerakan 1000 Masker is important considering that not many people have the awareness and education to use masks against the Covid19 outbreak. Gerakan 1000 Masker Sekolah Tinggi Desain Bali, were carried out in several areas and foundations such as Yayasan Kakak Asuh Bali Karangasem on April 20, 2020 with the aim of giving masks to underprivileged children in Karangasem and raising their awareness together against Covid19 outbreak.
RE-INTERPRETASI BUDAYA BALI PADA MURAL DI LAPANGAN ASTAGINA PADANGSAMBIAN KLOD KOTA DENPASAR Ni Kadek Yuni Utami; Ni Made Sri Wahyuni Trisna
Jurnal Lentera Widya Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Lentera Widya Desember 2020
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/lenterawidya.v2i1.140

Abstract

The purpose of this report is to provide an overview of the preparation and implementation of Community Service activities at the Bali Institute of Design and Business in making murals at the Astagina Padangsambian Klod Denpasar field. The benefit of this report is that it provides an overview of the process of preparing and working on a mural as a form of cultural re-interpretation which also supports the vision and mission of Denpasar City as a cultural-minded creative city. The method used in the process and work of this Community Service is to prepare designs inspired by Balinese culture such as kite, congklak, tajog, Barong dance, etc. which are then visualized through a mural with a flat design with attractive colors. The results of the Community Service activities through the reinterpretation of Balinese culture on the mural at Astagina Field, Padangsambian Klod, give a new color to the Astagina field walls as well as provide cultural education to the local community and the general public.
MURAL SEBAGAI MEDIA AKTIVASI OBJEK WISATA GREMBENGAN DESA BONGAN TABANAN Ni Kadek Yuni Utami; Ni Made Emmi Nutrisia Dewi
Jurnal Lentera Widya Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Lentera Widya Juni 2021
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/lenterawidya.v2i2.204

Abstract

Tujuan dari laporan ini adalah untuk memberikan analisis terhadap desain mural yang dipengaruhi oleh karakter tempat. Laporan ini akan menganalisis desain mural sebagai bagian dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Desain dan Bisnis Bali dalam pembuatan mural di objek wisata Grembengan Desa Bongan Tabanan. Manfaat dari laporan ini adalah memberikan analisis mural sebagai salah satu media pemberi nilai baru bagi sebuah ruang publik, baik berupa media promosi, pesan visual dan edukasi. Laporan ini mengkaji bagaimana bentuk penyampaian desain mural berdasarkan karakter tempat yang dilihat dari bentuk visual, corak, teknik, fungsi serta makna yang ingin disampaikan dalam kegiatan PkM Mural di Objek Wisata Grembengan Desa Bongan ini. Manfaat yang dihasilkan melalui laporan ini adalah mural dapat dijadikan sebagai sebuah ilustrasi visual ruang publik yang jika diaplikasikan secara bijak dan tepat sasaran akan menghasilkan sebuah media aktivasi ruang itu sendiri. Desain mural juga sebaiknya mempertimbangkan karakter tempat yang kemudian diterapkan pada bentuk desain dan teknik penyampaian.
ASPEK VISIBILITY, LEGIBILITY, DAN READABILITY DALAM DESAIN PAPAN NAMA PURA KAHYANGAN KAJA DESA ADAT PANJER DENPASAR Ni Kadek Yuni Utami; Ni Made Sri Wahyuni Trisna
Jurnal Lentera Widya Vol 3 No 1 (2021): Jurnal Lentera Widya Desember 2021
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/lenterawidya.v3i1.273

Abstract

The purpose of this report is to provide an explanation of the visibility, legibility and readability aspects in the design of the Kahyangan Kaja Temple sign board, Panjer Village, Denpasar. This report is part of the Community Service activities of the Bali Design and Business Institute in the manufacture of Environmental Facilities at Banjar Maniksaga, Panjer Village, Denpasar. The benefit of this report is that it pays attention to the condition of design facilities in public spaces, one of which is the Kahyangan Kaja Temple sign board which is owned by the people of Panjer Village as well as giving consideration in designing the public space sign board to the public. This report is carried out using a descriptive analysis method to describe the considerations of the visibility, legibility and readability aspects in terms of material selection, typography and placement in the design. With these considerations, it is hoped that the public will be more aware of the existence of the Kahyangan Temple and at the same time support the aesthetics of the Kahyangan Temple in Panjer Village, Denpasar, as well as provide an overview of the design aspects that support the optimization of the function of a nameplate in a public space. Keywords: signboard, design, material, placement, typography, Kahyangan Kaja Temple, Panjer Village
PRINSIP DESAIN DALAM PENATAAN DEKORASI INTERIOR HOMESTAY DI DESA WISATA BONGAN TABANAN Ni Kadek Yuni Utami
Jurnal Lentera Widya Vol 3 No 2 (2022): Jurnal Lentera Widya Juni 2022
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/lenterawidya.v3i2.335

Abstract

Tujuan dari laporan ini adalah untuk memberikan analisis terhadap prinsip desain dalam penataan dekorasi interior homestay untuk dapat bersaing di pasar. Laporan ini sebagai bagian dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Desain dan Bisnis Bali dalam Pelatihan dan Pendampingan SDM Desa Wisata Bongan Tabanan. Manfaat dari laporan ini adalah memberikan gambaran bagaimana menata dekorasi sebuah homestay dengan prinsip desain untuk meningkatkan kualitas kenyamanan, estetika serta dapat menjadi media promosi bagi pengelola homestay. Laporan ini mengkaji bagaimana prinsip desain dalam interior dipertimbangkan sebagai bagian dari penataan desain interior homestay yang disampaikan dalam kegiatan PkM di Desa wisata Bongan ini. Laporan ini memberikan manfaat bagi pengelola homestay untuk menata dekorasi interior homestay menggunakan prinsip desain. Prinsip desain dalam penataan dekorasi interior homestay ini diharapkan dapat menjadi acuan penataan interior homestay untuk desa wisata.
THE INDEGENEOUS PEOPLES AND DEVELOPMENT OF ARCHITECTURE AND INTERIOR BALI TRADITIONAL HOUSE IN MUNCAN CUSTOMARY VILLAGE, KARANGASEM, BALI Ni Made Emmi Nutrisia Dewi; I Kadek Pranajaya; Ni Kadek Yuni Utami
E-Journal of Cultural Studies Vol 15 No 1 (2022): Volume 15, Number 1, February 2022
Publisher : Cultural Studies Doctorate Program, Postgraduate Program of Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/cs.2022.v15.i01.p05

Abstract

The existence of indigenous peoples is one of the important things in supporting the sustainability of traditional values, especially those related to the design of residential buildings. The customary village of Muncan Village, Karangasem is one of the traditional villages in Bali where the existence of indigenous peoples still exists. This can be seen from the lives of these indigenous peoples in carrying out their daily lives still following the customs and rules contained in the region. Seeing the high existence of indigenous peoples in the village, it is necessary to examine the relationship of the existence of indigenous peoples to the development of architecture and interiors in these traditional Balinese houses. The purpose of this study was to determine the role of indigenous peoples in preserving traditional Balinese houses. This study uses a method with a qualitative approach and a cultural studies perspective. The results of this study indicate that the existence of indigenous peoples in the village of Muncan affects the architectural and interior development of their homes. This can be seen from the mindset of the community as well as various activities that contain elements of religion, tradition and belief that are applied to the architectural design of their residences. Broadly speaking, the architectural design of the residence still applies the concept of traditional Balinese architecture but has developed only in the form of materials and forms following developments according to the latest science and technology. Keywords: Existence, Society, Custom, Architecture, Interiors.