Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PERANCANGAN INTERIOR INDOOR BOTANICAL GARDEN DI KOTA DENPASAR Kadek Melva Dilla Utami; Ngurah Gede Dwi Mahadipta; Kadek Risna Puspita Giri
Jurnal PATRA Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Patra Oktober 2020
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v2i2.121

Abstract

Botanical garden atau kebun botani adalah suatu tempat yang mampumemperkenalkan berbagai tanaman dari berbagai lingkungan yangberbeda yang bisa dipelajari oleh pengguna. Keberadaan koleksitanaman pada suatu kebun raya memberi kontribusi untuk kegiatanpenelitian tentang tanaman dan memberi pengetahuan tentangtanaman lolak dan juga melindungi kekayaan alam. Dengan kurangnyaruang terbuka hijau pada masa kini kebun botani sangat membantudalam menyediakan ruang hijau dalam area perkotaan. Masih banyakmasyarakat yang kurang mengetahui jenis-jenis tanaman khas Indonesia.Di Bali sendiri sudah ada 2 kebun raya namun masih kurang diminatikarena kurangnya fasilitas inovasi. Oleh karna itu diperlukannya sebuahtempat atau fasilitas yang mewadahi konservasi tumbuhan Indonesiadimana dalam penulisan ini akan berfokus pada perancangan interiorindoor botanical garden di Kota Denpasar. Pemilihan dalam ruangandidasari oleh kurangnya lahan terbuka selain itu kebun botani dalam ruang dipilih karna dapat membuat inovasi-inovasi baru dalam fasilitas,koleksi tanaman serta program dalam kebun raya tersebut.
KAJIAN PERENCANAAN STAN DAN PANGGUNG PADA KEGIATAN PEMOGAN FESTIVAL DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN UMKM Nyoman Sri Rahayu; Kadek Risna Puspita Giri
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 3 (2022): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i3.8730

Abstract

ABSTRAKDesa Pemogan kaya akan potensi lokal yang mendukung perekonomian setempat. Diantaranya adalah, potensi alam (sungai), potensi budaya (tari dan upacara keagamaan), potensi kuliner (makanan khas dan olahan mangrove), usaha kreatif (anyaman), serta pengolahan sampah organik menjadi briket dan pupuk. Keragaman potensi ini memerlukan sebuah wadah yang dapat mengakomodasi masing-masing potensi sehingga dapat menjangkau pasaran lebih luas dalam memp  romosikan produknya dan mengembangkan produk baru. Pemogan festival memiliki prospek yang cerah sebagai wadah untuk memperkuat potensi ekonomi setempat, sekaligus sebagai sarana wisata. Melalui tulisan ini, peneliti bertujuan untuk mengkaji perlunya diadakan kegiatan Pemogan Festival, selanjutnya dilakukan perencanaan area stan dan panggung untuk mengakomodasi kegiatan Pemogan Festival. Metode pengumpulan data diperoleh melalui wawancara dan kuisioner, serta metode survey ke lahan yang potensial. Kegiatan ini dimaksimalkan melalui penataan stan-stan usaha lokal dan panggung pertunjukan. Jenis stan dan panggung yang digunakan adalah sistem bongkar pasang, dengan pertimbangan kemudahan saat penempatan dan pemindahan. Penataan stan yang baik dengan variasi warna diharapkan akan lebih atraktif dalam menarik perhatian pengunjung, sehingga usaha lokal di Desa Pemogan lebih dikenal luas. Sedangkan melalui kombinasi penataan stan dan panggung di pinggiran sungai, masyarakat diajak untuk ikut melestarikan tradisi lokal melalui pentas dan lomba sehingga dapat memperkenalkan budaya lokal kepada wisatawan. Kata Kunci: perencanaan; stan; panggung; pemogan festival. ABSTRACTPemogan village is rich in local potential, which supports the local economy. Such as natural potential (rivers), cultural potential (dance and religious ceremonies), culinary potential (typical food and processed mangroves), creative endeavors (woven), and processing organic waste into briquettes and fertilizers. This potential diversity requires a platform that can accommodate each potential to reach a broader market by promoting its products and developing new products. Pemogan festival has bright prospects as a means to strengthen local economic potential, as well as a tourist facility. Through this paper, the researcher aims to examine the need for Pemogan Festival activities to be held, then devise the booth and stage area to accommodate Pemogan Festival activities. The researcher obtains the data through interviews, questionnaires, and field ks. This paper tries to maximize the festival activity by arranging local business booths and stage performances. The type of booth and stage used is a disassembly system, with consideration of ease of placement and transfer. We hope that a good booth arrangement with color variations will be more attractive in attracting visitors' attention so that local businesses in Pemogan Village are more widely known. Meanwhile, through a combination of booth arrangements and stages on the riverbank, the community is invited to participate in preserving local traditions through performances and competitions so that they can introduce local culture to tourists. Keywords: planning; booth; stage; pemogan festival.
OPTIMALISASI LIMBAH PARAS PUTIH MELALUI DIVERSIFIKASI PRODUK INTERIOR Kadek Risna Puspita Giri; I Gusti Ayu Canny Utami; Freddy Hendrawan
Narada : Jurnal Desain dan Seni Vol 10, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/narada.2023.v10.i2.009

Abstract

Saka Bali Arts, as one of the home-based woodcarving industries in Singapadu Village, Gianyar Regency, Bali, has a potential to process white sandstone residue into artworks. Using sandstone as the main base material, Saka Bali  Arts produces 1.4 cubic to 2 tons monthly of sandstone residue. Normally, this is disposed of or used as landfill material for building construction or sent to other vendors to produce artworks like small sculptures and reliefs with simpler shapes, depending on the customer's demand. However, producing processed white sandstone residue received little attention from producers and consumers. This situation resulted in the lack of diversified artwork products displayed on the storefront. The main reasons are the lack of local artisans' skills to produce different kinds of products from sandstone residue and the lack of a marketing development strategy, so the market reach of processed sandstone residue is unexploited. Hence, efforts are needed to develop more specific interior products and a product diversification strategy through product recycling to increase long-term sales. Another way to support this is by optimizing branding and marketing to expand marketing. This study uses the methodology of Murdjito (2022) in the form of stages carried out in the implementation of community service activities. In the long term, we expect Saka Bali Arts to become a model for similar home-based industries in optimizing white parasite stone material residues through increased product innovation, sales, and profitability.
PEMANFAATAN BARANG BEKAS MELALUI SOSIALISASI DAN WORKSHOP KREATIVITAS DI PANTI ASUHAN YAYASAN RUMAH IMPIAN KOTA DENPASAR Kadek Risna Puspita Giri; Ni Wayan Ardiarani Utami
Jurnal Lentera Widya Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Lentera Widya Desember 2019
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/lenterawidya.v1i1.60

Abstract

Banyak yang tidak menyadari bahwa barang-barang bekas bisa dimanfaatkan menjadi hal yang lebih berguna daripada terbuang begitu saja mencmari lingkungan. Seperti halnya bakat kreatif yang sering terabaikan oleh setiap individu di dalam dirinya. Hal tersebut seringkali terhalang oleh beberapa faktor seperti kurangnya kepekaan mengenali diri sendiri, kurangnya dukungan dari orang-orang sekitar, serta kurangnya kesempatan dalam mengasah bakat yang ada. Padahal jika ditelusuri lebih dalam, kesempatan tidak selalu berupa pembelajaran khusus. Melainkan melalui kegiatan sehari-hari seperti saat bermain, mencoba sesuatu yang baru, bahkan memanfaatkan bahan-bahan yang ada disekitar sehingga timbul pengalaman yang akhirnya menghasilkan ide-ide kreatif yang cemerlang. Oleh sebab itu melalui kegiatan sosialisasi dan workshop Pengabdian Pada Masyarakat program studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain Bali yang dilakukan di Panti Asuhan Yayasan Rumah Impian kota Denpasar pada tanggal 23 September 2019, diharapkan mampu mendorong dan memaksimalkan bakat-bakat kreatif yang terpendam. Kegiatan yang dilakukan yaitu memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di sekitar, melalui beberapa tahapan untuk merangsang kreativitas diantaranya dengan menulis hal-hal sederhana terkait dengan ide pokok, menuangkannya dalam bentuk desain, mengenali sifat dan bentuk dasar benda tersebut, memanfaatkan benda tersebut dalam menyalurkan ide kreatif. Ide dapat berupa hal sederhana yang muncul spontanitas maupun menggali dari kenangan masa lalu. Metode yang digunakan adalah metode workshop dan presentasi. Hasil yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah pemahaman bahwa bakat kreatif bisa diasah melalui kepekaan terhadap hal-hal di sekitar.
Gerakan 1000 Masker Melawan Corona: Pembagian di Kecamatan Denpasar Utara Ni Wayan Ardiarani Utami; Kadek Risna Puspita Giri
Jurnal Lentera Widya Vol 1 No 2 (2020): Jurnal Lentera Widya Juni 2020
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/lenterawidya.v1i2.101

Abstract

The Coronavirus epidemic (Covid-19) which has infected the entire world has also arrived in Indonesia. Bali Province was not spared from this virus attack. Covid-19 Positive Cases in Denpasar City accounted for 31% of all positive cases in Bali Province. One of the recovered patients came from North Denpasar District, Peguyangan Kangin Village. The Central Government through the Ministry of Health of the Republic of Indonesia has issued a Circular Letter of the Minister of Health Republic of Indonesia concerning the Protocol to Prevent the Transmission of the Covid-19 virus, one of which is by using masks for people who leave their homes. This has caused STD Bali as a Design School to participate in preventing the transmission of the Covid-19 virus. STD Bali in Community Service activities carried out the "Movement of 1000 masks" to prevent the transmission of the Covid-19 virus. The method used is to form a Production Team, Design Team, Distribution Team and Documentation Team. The Production Team is responsible for the supply, distribution and manufacture of masks. The Design Team is in charge as infographic planning, design, packaging and printing. The Distribution Team did the mapping, data collection and distribution of masks and the Documentation Team was tasked with documenting each activity. Implementation of the 1000 Masks Movement Activity, one of which was distributed in Banjar Ambengan Peguyangan Kangin, North Denpasar. Banjar Ambengan consists of 400 residents, of which the heterogeneous population background is due to migrants from outside Banjar who have become residents of the Banjar Dinas Ambengan. The submission of masks in Banjar Ambengan was carried out by the Distribution and Documentation Team and was received by Kelian Adat and the Head of the Banjar Ambengan Hamlet, where in this activity the health protocol was implemented by maintaining a minimum distance of 1 m and using masks. Submission of the mask as well as an explanation of the packaging that contains info about the Covid-19 virus, how to prevent and how to use the mask correctly. It is hoped that this activity can help the community in preventing the transmission of the Covid-19 virus and correct information about how to prevent the transmission of the Covid-19 virus.
MURAL SEBAGAI MEDIA EDUKASI PELESTARIAN KEBUDAYAAN DAERAH Kadek Risna Puspita Giri; Ni Wayan Ardiarani Utami; Nyoman Gema Endra Persada; I Dewa Gede Putra
Jurnal Lentera Widya Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Lentera Widya Juni 2021
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/lenterawidya.v2i2.147

Abstract

Seni lukis jalanan yang dikenal dengan mural biasanya hadir untuk mempercantik dinding pada area jalan umum. Selain dinding di sisi jalan, mural sering diterapkan pada permukaan datar seperti langit-langit atau bahkan permukaan jalan. Mural umumnya bertujuan untuk mengisi kekosongan serta memberi nilai lebih pada estetika sekitar, juga menyampaikan sebuah pesan atau edukasi dan sarana berekspresi. Salah satu penerapan mural dilakukan di lapangan umum Asta Gina di Denpasar Barat. Lokasi Lapangan Asta Gina yang jauh dari jalan utama serta dikelilingi oleh rumah warga dan kebun warga, membuat tampilannya kurang menarik dan tidak diketahui secara umum, kecuali oleh warga sekitar. Fasilitas umum warga Padangsambian Klod ini difungsikan sebagai lapangan umum pada umumnya, yakni mewadahi segala aktivitas warga yang membutuhkan area terbuka. Aktivitas dilakukan oleh warga dari berbagai rentang usia, baik aktivitas sekolah, kantor, maupun umum. Untuk menambah daya tarik serta sebagai media edukasi, Institut Desain dan Bisnis Bali bekerjasama dengan Kelurahan Padangsambian Klod, memfasilitasi calon-calon desainer muda untuk berkreasi serta menyampaikan pesan tentang kebudayaan masyarakat di Bali secara visual melalui media mural. Kondisi generasi muda saat ini yang lebih condong ke arah gadget, mengurangi pengetahuan mereka kan keberadaan budaya Bali itu sendiri. Kegiatan outdoor sangat kurang diminati daripada pemanfaatan elektronik. Kegiatan ini diharapkan nantinya mampu menyampaikan pesan tepat sasaran terutama generasi muda yang memanfaatkan fasum tersebut, serta menambah nilai secara estetis sehingga meningkatkan daya tarik masyarakat dalam memanfaatkan secara aktif fasilitas umum yang disediakan.
MURAL BUDAYA DI KAWASAN DESA WISATA AIR TERJUN GREMBENGAN, DESA BONGAN, KABUPATEN TABANAN Ni Nyoman Sri Rahayu; Kadek Risna Puspita Giri; Ni Luh Gde Niti Swari
Jurnal Lentera Widya Vol 3 No 1 (2021): Jurnal Lentera Widya Desember 2021
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/lenterawidya.v3i1.249

Abstract

Mural is well known as a wall design. The community service was carried out by the IDB Bali Lecturer Team in Bongan village, Tabanan. The community service program in the form of community service activities that will be carried out is in the form of mural activities located in the area of the road to Grembengan Waterfall Tourism, Bongan Tabanan Village. The walls to be mural have a length of 40 meters with a height of 2.8 meters and 140.8 meters for the total area. There were moral and social messages in people's lives with a visual approach in the form of displaying local Balinese culture, and containing messages or social criticism, one of which is related to the pandemic. The mural image shows a boy wearing a mask sweeping the yard and the others washing their hands. It is hoped that this image can be informative enough for visitors so that visitors can get used to living clean and healthy. The mural is done using the conventional method, by painting it, so as to bring out the aesthetic side of the mural that is more expressive. This is inseparable from the ability and the results of the paint scratches that are displayed.
DIALOG NUSANTARA: TERBANG DENGAN LAPANG MENUJU IBUKOTA : Studi Kasus : Perancangan Interior Bandar Udara Halim Perdanakusuma Utami, Yuni; Puspita Giri, Kadek Risna; Sri Wahyuni Trisna, Ni Made; Adelia Meysa Putri, Ni Luh Made
Jurnal Ilmiah Desain Sains Arsitektur (DeSciArs) Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Ilmiah Desain Sains Arsitektur (DeSciArs) Juni
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/dsa.v4i1.9270

Abstract

Artikel ini membahas pertimbangan dalam merancang ruang publik di tengah laju mobilisasi yang tinggi di Jakarta, kota metropolitan Indonesia yang menjadi pusat industri dan administrasi negara. Fokus penelitian ditujukan pada Bandar Udara Halim Perdanakusuma, yang saat ini kehilangan keberadaannya padahal memiliki sejarah yang panjang sejak era kolonial. Penelitian ini bertujuan untuk merenovasi dan memperbarui bandar udara tersebut, dengan melahirkan desain bangunan yang memiliki makna, nilai guna dan budaya. Konsep desain, yang disebut "Dialog Nusantara; Terbang Dengan Lapang Menuju Ibukota”, mencerminkan pesona keindahan Indonesia dan dituangkan melalui retorika ruang dengan pendekatan partisipatif, ekologi, dan tata ruang spasial. Penelitian ini mendalaminya melalui studi analogi, esensi, dan variasi historis dari Halim Perdanakusuma, menyampaikan konsep Indonesia sebagai Nusantara, sebuah ruang untuk semua.
Pendekatan Modular Pada Interior Rental Office Di Denpasar Giri, Kadek Risna Puspita; Utami, Ni Kadek Yuni; Trisna, Ni Made Sri Wahyuni; Molo, Bethovent
DIVAGATRA - Jurnal Penelitian Mahasiswa Desain Vol 4 No 2 (2024): DIVAGATRA #08
Publisher : Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/divagatra.v4i2.14272

Abstract

As development progresses, urban land is becoming increasingly scarce. From these problems, land prices in areas that are considered strategic have increased. One of them is Denpasar City, which is experiencing an increase in population due to urbanization and an increase in the economic sector, resulting in high occupancy demand for office facilities, but cannot be fulfilled due to several factors and the concept of the available offices is still conventional. Meanwhile, office activities today tend to be dynamic and do not require extensive office facilities. Through the design of Rental Office in Denpasar with a modular concept, flexible office needs can be met. The application of the space module system will facilitate the optimization of space that can be adjusted according to the activity needs of users, and is equipped with shared facilities. The method used is the programmatic method, which determines a theme and concept from the existing problems and how to solve the problem itself, resulting in the theme and concept of industrial-modular. The expected result with the presence of this design is that it can help entrepreneurs who want to have an office with affordable rent. For a greater impact, it is expected to trigger a trend of entrepreneurship for the younger generation so that it affects the increase in the people's economy.
Kajian Konsep Ambiguitas Ruang Peralihan Pada Kafe Kekinian di Denpasar dan Badung Giri, Kadek Risna Puspita
Waca Cipta Ruang Vol. 8 No. 2 (2022): Waca Cipta Ruang : Jurnal Ilmiah Desain Interior
Publisher : Program Studi Desain Interior Unikom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/wcr.v8i2.8300

Abstract

After the government slowly lifted the social distancing restriction since the pandemic in 2020, the growth of "trendy" café became significant to accommodate the thirst for social interaction. The term "trendy" in the cafe shows that the cafe is following current developments. Trendy cafes have added value in their exterior and interior building to satisfy the visitor's need for taking selfies. One of them is the facade of the building with a terrace located on the front side of the building. The design of these trendy cafes conveys the concept of ambiguity, where it not only serves as a transitional space but also bolster the façade attractiveness. The concept of ambiguity in architecture is to obscure the primary function in a space so that new functions can form new perceptions for visitors. This research aims to determine the design elements that play a role in forming the concept of ambiguity on the terraces of several trendy cafes in Denpasar City and Badung Regency. The method is carried out qualitatively and presented with descriptive analysis. The author analyzes through field observations and documentation and then correlates it with theoretical studies on design elements and ambiguity concepts. Through the study of design elements, it is possible to perceive the design elements that play a role in forming an ambiguity concept of the terrace and presenting new perceptions and impressions of it. Keywords:terrace, facade, ambiguity, cafe