Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGENALAN SHUGEI (JAPANESE HANDICRAFT) MELALUI PATCH WORK Di DESA CISEMPUR, KECAMATAN JATINANGOR, SUMEDANG Pika Yestia Ginanjar
Dharmakarya Vol 9, No 2 (2020): Juni, 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v9i2.22802

Abstract

Shugei berasal dari bahasa Jepang, terdiri dari dua huruf kanji (手) ‘tangan’ dan (芸) ‘teknik’ atau ‘seni’. Shugei mulai dikenal di Jepang sekitar tahun ke-2 Meiji (sekitar tahun 1969). Shugei手芸merupakan sebutan untuk seluruh keterampilan dan seni kerajinan tangan yang menghasilkan barang-barang keperluan sehari-hari yang berada di dalam rumah, umumnya menggunakan kain dan benang. Misalnya, rajutan, dompet, keranjang, boneka, dan aksesoris kecil lainnya. Di Jepang, shugei biasanya dilakukan oleh wanita. Kegiatan ini tidak termasuk golongan pekerjaan tetapi termasuk kedalam hobi. Tujuan kegiatan PKM ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan ekonomi Ibu-Ibu di desa Cisempur (RW 02), Kecamatan Jatinangor, selain untuk memperluas jaringan antara civitas akademi Unpad dengan masyarakat sekitar kampus. Mata pencaharian Ibu-Ibu di desa Cisempur (RW 02) sebagian besar bekerja di pabrik dan ibu rumah tangga.
Enhancing Students Motivation in Japanese Conversation (Online Course): through CM Pika Yestia Ginanjar
IZUMI Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (903.077 KB) | DOI: 10.14710/izumi.9.1.31-39

Abstract

This paper focuses on the study and teaching strategy of Japanese conversation. The goal of the paper is to analyze the motivation of the students learning experience through CM as a media source of the study, which can lead students to enhance their level of proficiency. The study used a qualitative method of the case study Japanese conversation lecture. Conversation lectures are usually done by memorizing text or role-play using existing text. The idea of this study is similar to role-play but, through CM students can learn pronunciation, articulation, and intonation from the native (actor) directly. This study represents the first stage of a research project aimed at raising student confidence and enhancing Japanese fluencies. The major finding was that a clear majority of students reported a considerably high motivation according to the use of terms ‘tanoshikatta’ and ‘omoshiroi’ on their feedback. It says that students were interested to do the assessment. 
Transivitas dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda Puspa Mirani Kadir; Pika Yestia Ginanjar; Cece Sobarna
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 10, No 2 (2021): Ranah: Jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v10i2.4184

Abstract

The phenomenon of language is found mainly in Indonesian language and Sundanese language, one of which is the passive verbs; especially when the verb experiences the process of forming derivative words, either through affixation, reduplication, and compounding. Hopper and Thomson (1980) explain the relationship of transitivity and diathesis in the grammatical structure of verbs, especially in the field of study of affectedness of object; transitivity is divided into two types; (1) structural transitivity related to the predicate and two main arguments; and (2) traditional transitivity related to all elements in a clause transferring the action from agent to patient. This research aims to describe the transitivity level of Indonesian language by doing contrastive research with Sundanese language, based in the theory of Hopper and Thompson (1980) which focuses on the middle construction. The Sundanese language data is taken from sample sentences in Mangle Magazine (Edition 2018-2019), the drama script "Lalakon", and book “Kajian Bentuk dan Makna Konseptual Preposisi Bahasa Sunda”(Sobarna, C. dan Santy, 2019). The research results show there is a close relationship between Sundanese language passive sentence structures with prefixes ka-, ti-, with the infix -ar- and Indonesian language sentence structures with verbs prefixed ter-, also and Indonesian language verbs cannot be separated from the actions/activities of the actors, whether it is realized or not. AbstrakFenomena kebahasaan banyak ditemukan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda, salah satunya adalah bahasan verba pasif, terutama pada saat verba tersebut mengalami pembentukan kata turunan baik melalui proses afiksasi, reduplikasi maupun pemajemukan. Hopper dan Thompson (1980) menjelaskan hubungan transitivitas dan diatesis pada struktur gramatikal verba, khususnya pada bidang kajian affectedness of object yang mengklasifikasikan ketransitifan ke dalam dua jenis: (1) ketransitifan struktural yang berhubungan dengan predikat dan dua buah argumen inti; (2) Ketransitifan tradisional yang berhubungan dengan semua unsur di dalam sebuah klausa pemindahan tindakan dari agen ke pasien (Hopper & Thompson, 1980). Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat transitivitas bahasa Indonesia dengan melakukan penelitian kontrastif dengan bahasa Sunda, berdasarkan teori Hopper dan Thompson (1980) yang memfokuskan kajian pada konstruksi tengah. Data bahasa Sunda diambil dari contoh kalimat yang ada dalam Majalah Mangle (Edisi 2018-2019), naskah drama “Lalakon”, dan buku  “Kajian Bentuk dan Makna Konseptual Preposisi Bahasa Sunda” (Sobarna, C. dan Santy, 2019). Hasil pembahasan konstruksi tengah (middle construction), terlihat bahwa adanya keterkaitan erat antara struktur kalimat pasif bahasa Sunda yang berprefiks ka-,ti-, berinfiks -ar- dan struktur kalimat bahasa Indonesia yang memiliki verba berprefiks ter-., serta verba bahasa Indonesia tidak terlepas pada perbuatan/aktivitas pelaku apakah itu disadari atau tidak disadari.
Analisis Gaya Bahasa dalam Seni Bercerita Tradisional Pingshu Hong Lou Meng dan Rakugo Ikuyo Mochi Uray Afrina; Tri Bigrit Cleveresty; Pika Yestia Ginanjar
Jurnal Asosiasi Program Studi Mandarin Indonesia (Jurnal APSMI) Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Cakrawala Mandarin
Publisher : Asosiasi Program Studi Mandarin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36279/apsmi.v6i2.216

Abstract

AbstrakPenelitian ini berjudul” Analisis Gaya Bahasa dalam Seni Bercerita TradisionalPingshu Hong Lou Meng dan Rakugo Ikuyo Mochi”. Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis gaya bahasa dalam naskah Pingshu Hong Lou Meng dan Rakugo Ikuyo Mochi”.Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, menggunakan pendekatankualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu Teknikmembaca , mencatat dan menginventarisasi . Instrumen dalam penelitian ini yaitu penelitisendiri yang merupakan alat pengumpul data utama analisis data dilakukan dengan tahapan:( 1 ) mengidentifikasi dan menginventarisasi data hasil temuan , ( 2 ) mengklasifikasi hasiltemuan berdasarkan jenis majas dan ciri penanda , ( 3 ) menginterpretasi makna hasil analisisdata , ( 4 ) mendeskripsikan hasil analisis data tersebut. Hasil analisis dan pembahasan yangtelah dilakukan adalah menunjukkan dalam kisah Hong Lou Meng lebih cenderungmenggunakan gaya bahasa hiperbola, sedangkan dalam kisah Ikuyo Mochi lebih cenderungmenggunakan gaya bahasa metafora.Kata Kunci : Analisis;Gaya Bahasa;Pingshu;Rakugo
WORKSHOP PEMBUATAN AUDIOBOOK CERITA RAKUGO DAN PINGSHU, SERTA TERJEMAHANNYA DALAM BAHASA INDONESIA UNTUK TEMAN DISABILITAS: TAHAP AWAL Pika Yestia Ginanjar; Uray Afrina; Herdis Hikmatusadis
Dharmakarya : Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat Vol 12, No 1 (2023): Maret, 2023
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v12i1.35167

Abstract

Pembuatan audiobook ini bertujuan untuk meningkatkan minat literasi pembelajar bahasa Jepang dan bahasa Mandarin pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya, serta dapat dimanfaatkan pula oleh siswa yang memiliki hambatan penglihatan. Menurut Renninger dan Su (dalam Walgermo, dkk., 2018) Workshop diselenggarakan pada tanggal 24 Juli 2021 sampai 31 Juli 2021. Kami mencoba mengaplikasikan metode shadowing dan self-monitoring dalam pendampingan pembuatan audiobook terhadap peserta. Serta penggunaan Audacity sebagai audio editor. Sebagai hasilnya, telah terkumpul 4 audiofile rekaman rakugo bahasa Jepang, 1 terjemahannya, serta 1 audiofile pingshu dan 1 audiofile terjemahannya.
SOSIALISASI NASKAH STORY-TELLING TRADISIONAL DARI TINGKOK DAN JEPANG KEPADA DIABILITAS Ginanjar, Pika Yestia; Afrina, Uray; Cleveresty, Tri Bigrit; Maarif, Samsul
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 2 (2023): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v6i2.43301

Abstract

Sosialisasi yang kami lakukan bertujuan untuk menambah referensi dan menambah bacaan dalam bentuk audiobook kepada penyandang disabilitas yang dinaungi oleh Cahaya Inklusi Indonesia (CAI). Naskah yang kami gunakan adalah empat cerita tradisional dari Tiongkok dan dari Jepang. Naskah kami sediakan dalam bahasa asli Tiongkok dan Jepang, serta dalam bahasa Indonesia sebagai terjemahannya. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan secara daring, diawali dengan pemaparan cara pengejaan bahasa Tiongkok, serta materi tentang naskah bahasa Jepang. Naskah Tiongkok diambil dari tiga judul cerita Hong Lou Meng, Shi Er Shengxiao (12 shio), dan Nian (monster Nian). Sedangkan naskah rakugo bahasa Jepang diambil dari cerita Jugenmu, Tengu Sabaki, Hatsutenjin, dan Manjuu Kowai. Selain itu kami sediakan juga daftar kosakata dalam bahasa Jepang dan kosakata bahasa Tiongkok sehingga memungkinkan untuk dipelajari secara mandiri. Sosialisasi diterima dengan sangat antusias oleh CAI, sehingga rekaman acara maupun file audiobook naskah keseluruhan pun kami sediakan supaya dapat diakses kembali oleh penyandang disabilitas.
Tindak Tutur Ilokusi Pada Aruyo kotoba dalam Manga Ranma 1/2 Phramesti, Az-Zahra Callista; Ginanjar, Pika Yestia
IZUMI Vol 13, No 1 (2024): June
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/izumi.13.1.62-69

Abstract

The Japanese language used in fictional work differs from the standard Japanese language. This language variety, which highlights the stereotypical qualities of a character, is called yakuwarigo or role language. Among the many types of role language, aruyo kotoba highlights the characteristics of a Japanese-speaking Chinese character. This study aims to describe the types and meaning of illocutionary act on aruyo kotoba utterances using the pragmatic theory. The source of the data is a manga titled Ranma 1/2 by Takahashi Rumiko which was first published in 1987. The research is conducted using note-see method for the data collection. Then, the theory of Koizumi (1993) is used to classify the data according to its illocutionary speech act types based on the context of the utterances. The result shows that there are 27 data of illocutionary act on aruyo kotoba in the manga of Ranma 1/2 with the aru and yoroshi ending in sentences, namely 4 data of assertive illocutionary act, 7 data of expressive illocutionary act, 2 data of comissive illocutionary act, and 14 data of directive illocutionary act. The meaning contained in the illocutionary acts are tell, emphasize, insult, complain, getting mad, compliment, insinuate, command, and request.
PELANGGARAN PRINSIP SOPAN SANTUN TOKOH BAKUGOU KATSUKI DAN EKSPRESI WAJAH PETUTURNYA Kencana, Sekar Maryam; Ginanjar, Pika Yestia; Herawati, Isye
Journal of Linguistic Phenomena (JLP) Vol 3, No 2 (2025): Journal of Linguistic Phenomena, Januari 2025
Publisher : Direktorat Pendidikan dan Internasionalisasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jlp.v3i2.55525

Abstract

Fenomena pelanggaran terhadap prinsip sopan santun kerap ditemukan dalam kehidupan dan media. Dampak dari pelanggaran prinsip sopan santun adalah timbulnya implikasi pragmatik berupa respon verbal dan nonverbal seperti ekspresi wajah. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan pelanggaran prinsip sopan santun oleh Bakugou Katsuki serta respon—termasuk ekspresi wajah—petutur terhadap pelanggaran tersebut dalam manga Boku No Hiiroo Akademia volume 1–13. Analisis dilakukan melalui metode kualitatif deskriptif dengan mengaplikasikan teori pragmatik, teori konteks, serta teori ekspresi wajah. Hasil analisis mengungkap adanya pelanggaran terhadap seluruh enam maksim (kearifan, kedermawanan, pujian, kerendahan hati, pemufakatan, simpati) prinsip sopan santun oleh Bakugou Katsuki. Respon petutur terhadap pelanggaran prinsip sopan santun oleh Bakugou Katsuki muncul dalam wujud verbal dan nonverbal (melalui ekspresi wajah terkejut, takut, sedih, marah, dan datar). Temuan penelitian memperkuat argumen bahwa prinsip sopan santun bersifat esensial untuk mempertahankan keberlangsungan komunikasi.
Pengungkapan Gagasan Dekonstruksi Terhadap Idealisme Pendidikan Jepang dalam Drama Ore No Sukāto, Doko Itta? Waskita, Girang Indra; Ginanjar, Pika Yestia; Rukhyana, Budi
Mezurashii: Journal of Japanese Studies Vol. 6 No. 1 (2024): APRIL
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v6i1.10610

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menguraikan gagasan dekonstruksi idealisme pendidikan yang terkandung dalam drama Ore no Sukāto, doko Itta?. Alasan penelitian ini dilakukan adalah karena menurut Masatoshi (2019), saat ini Jepang dinilai sedang mengalami stagnasi dalam bidang pendidikan, sehingga diperlukanlah sebuah gagasan baru terhadap idealisme pendidikan supaya dapat berjalan ke arah kemajuan. Maka dipilihlah drama Ore no Sukāto, doko itta? sebagai objek, yang banyak menampilkan sudut pandang baru tentang pendidikan melalui tokoh utama bernama Harada Nobuo. Teori yang digunakan adalah teori dekonstruksi Jacques Derrida. Dengan menggunakan teori dekonstruksi inilah penulis menganalisis data dengan cara mengumpulkan berbagai oposisi biner dalam lingkup pendidikan yang muncul dalam drama tersebut, kemudian penulis mencari oposisi hierarkis yang terkandung di dalamnya, dan yang terakhir adalah penghapusan cara berpikir yang terbingkai dalam oposisi hierarkis. Dari hasil analisis, ditemukan dua bentuk dekonstruksi yaitu dekonstruksi idealisme pendidikan dan dekonstruksi citra guru. Dalam dekonstruksi idealisme pendidikan, terdapat dekonstruksi nilai maskulin & feminin, keteraturan & kebebasan, hukuman & perlindungan, bekerja & istirahat, dan konsekuensi & pengampunan. Sementara dalam dekonstruksi citra guru Dan juga dalam pengungkapan gagasan dekonstruksi citra guru dalam drama ini, diperlihatkan melalui tindakan yang terlihat negatif, namun sebenarnya terdapat hal lain yang diprioritaskan dalam tindakan tersebut. Kata Kunci: Dekonstruksi; Guru; Oposisi Biner; Ore no Sukāto, doko itta?; Pendidikan Jepang