Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

汉语与印尼语成语中的五种植物文化意义对比分析 Afrina, Uray; Thamrin, Lily; Khiong, Bun Yan
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 3, No 10 (2014): Oktober 2014
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Idioms are the essential part of  Mandarin and Indonesian. Plant idiom have a lively and profound meaning because it is based on plant imagery.This paper used "Dictionary of Idioms" and "Kamus Peribahasa" to compile and analyze five plant elements meaning of plant idiom. Through comparative analysis, the author summarizes that in Mandarin and Indonesian plant idioms most of the "tree, wood, flower, grass, bamboo " can represent or describe human being or describe characters, things, things.  The author is wishing can help Mandarin teachers and Mandarin learners on their learning process. Students can learn Chinese idioms better, improve their comprehension and their use idiom ability. Help Mandarin teachers to find the right one of teaching idiom pedagogy. Keywords: Mandarin, Indonesian, plants idiom, comparative analysis摘要:植物成语是借用 植物意象表达成语的意义,因此植物成语的植物语素意义体现既生动又深刻。  本文从《成语大词典》与《Kamus Peribahasa》两本词典中收集与分析了植物成语的五种植物语素的文化 意义。通过对比分析法,分析到了一下结果:从意义方面上来看,汉语植物成语与印尼语植物成语中的“树、木、 花、草、竹”语素大部分是同样可以表示人或形容人物、事物、事情。分析之后,笔者希望对汉语教师与汉语学习者有所帮助。对学生更好地 学习汉语成语,提 高成语的理解能力和运用能力。对教师助于找到合适的教成语的教学法。 关键词:汉语 印尼语 植物成语 对比分析
ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN BUNYI KONSONAN (Z, C, S, ZH, CH, SH, R) PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D4 BAHASA DAN BUDAYA TIONGKOK ANGKATAN 2017 UNIVERSITAS PADJADJARAN Uray Afrina; Tri Bigrit Cleveresty
Metahumaniora Vol 10, No 1 (2020): METAHUMANIORA, APRIL 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v10i1.26969

Abstract

Indonesia adalah salah satu negara yang masyarakatnya banyak mempelajari bahasa Mandarin, tetapi kajian tentang bahasa Mandarin maupun pengajaran Mandarin masih sedikit. Untuk itu peneliti merasa perlu melakukan beberapa kajian dalam bidang kebahasaan dan pembelajaran bahasa Mandarin dengan jenis studi eksploratif dan deskriptif. Penelitian ini secara umum dirumuskan berdasarkan masalah atau kesulitan huruf konsonan (z, c, s, zh, ch, sh, r) bahasa Mandarin yang muncul pada mahasiswa angkatan 2017 prodi D4 Bahasa dan Budaya Tiongkok FIB Unpad. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan analisis, dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesalahan atau kesulitan bunyi pelafalan apa saja yang muncul saat mahasiswa melafalkan bunyi konsonan (z, c, s, zh, ch, sh, r), kemudian menganalisa dan menyimpulkan penyebab atau hal yang melatarbelakangi munculnya kesalahan pelafalan tersebut. Dari hasil rekaman 19 mahasiswa angkatan 2017 yang ditranskripkan dan dari hasil analisis secara umum, sebagian besar mahasiswa melakukan kesalahan pada bunyi konsonan (z), (c), (zh), dan (ch). Kesalahan dalam melafalkan bunyi ini, selain disebabkan karena faktor interferensi, perbedaan bentuk grafem/tulisan juga menjadi penyebab kesalahan dalam pelafalannya dan termasuk kesalahan intralingual pula.
Perbandingan Budaya Bambu Indonesia dan China Uray Afrina
Metahumaniora Vol 9, No 2 (2019): METAHUMANIORA, SEPTEMBER 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v9i2.24738

Abstract

China dan Indonesia adalah negara-negara yang kaya akan bambu, karena banyak karakteristik unik dari tanaman bambu seperti tinggi, lurus, kuat dan mudah tumbuh di lingkungan apa pun dan karakteristik unik lainnya, mereka dapat mewakili simbol-simbol yang sangat bermakna. Dapat dikatakan bahwa bambu membawa karakteristik budaya yang baik China dan Indonesia, dan pada saat yang sama mencerminkan tradisi dan nilai-nilai kedua negara. Namun, dengan berbagai perbedaan lingkungan hidup, kedua negara telah mengembangkan karakteristik masing-masing yang berbeda pula. Penelitian ini mencari tahu adaptasi budaya Indonesia dan China dengan menemukan unsur-unsur China dalam budaya bambu Indonesia, membandingkan dan mencari tahu perbedaan dan persamaan budaya penggunaan bambu di kedua negara dan mencari tahu hubungan erat antara Indonesia dan China. Dari aspek budaya bambu, instrumen bambu, lukisan bambu dan aspek lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu mereka yang tertarik untuk mempelajari bahasa dan budaya Indonesia dan China untuk lebih memahami tentang sejarah, komunikasi, budaya dan nilai-nilai yang terintegrasi di Indonesia dan China. Semoga penelitian ini dapat membantu pelajar bahasa dan budaya China dalam memberikan gambaran dan memahami sejarah pertukaran budaya antara China dan Indonesia, serta integrasi timbal balik antara nilai estetika dan nilai lainnya pada masyarakat kedua negara, dan untuk lebih meningkatkan hubungan baik antara masyarakat kedua negara.
Perbandingan Interjeksi dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Mandarin Uray Afrina
Metahumaniora Vol 8, No 2 (2018): METAHUMANIORA, SEPTEMBER 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v8i2.20696

Abstract

AbstrakInterjeksi merupakan kelas kata yang cukup unik dan menarik dalam suatusistem bahasa. Interjeksi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin merupakankata yang digunakan untuk menggambarkan perasaan yang ada di dalam diriseseorang, seperti marah, kesal, sedih, gembira, dan lain sebagainya. Jenis kata inidigunakan sesuai dengan intonasi ucapan yang ada, entah itu nada menaik ataupun turun. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisisdeskripsi persamaan dan perbedaan antara interjeksi dalam bahasa Indonesiadan bahasa Mandarin dalam lingkup karakteristik fonetik dan sifat poliseminya,warna emosional, fungsi tata bahasa dan kemudian membuat kesimpulan dariperbandingan tersebut. Meneliti persamaan dan perbedaan antara interjeksi dalambahasa Indonesia dan bahasa Mandarin akan membantu kita lebih memahamikarakteristik kedua bahasa tersebut dan juga memudahkan orang Indonesia dalampembelajaran bahasa Mandarin.Kata kunci: perbandingan, interjeksi, bahasa Indonesia, bahasa MandarinAbstractInterjection is a word class that is quite unique and interesting in a language system.Interjections in Indonesian and Mandarin are words used to describe feelings that exist within aperson, such as anger, resentment, sadness, joy, and so on. This type of word is used according to the intonation of the speech, whether it is an ascending or descending tone. The research method used is analyzing the description of similarities and differences between Indonesian and Chinese interjections in the phonetic characteristics, emotional colors, grammatical functions and then making conclusions from these comparisons. Examining the similarities and differences between interjections in Indonesian and Mandarin will help us better understand the characteristics of the two languages and also make it easier for Indonesian peoples to learn Chinese.Keywords: comparison, interjection, Indonesian, Mandarin
Analisis Gaya Bahasa dalam Seni Bercerita Tradisional Pingshu Hong Lou Meng dan Rakugo Ikuyo Mochi Uray Afrina; Tri Bigrit Cleveresty; Pika Yestia Ginanjar
Jurnal Asosiasi Program Studi Mandarin Indonesia (Jurnal APSMI) Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Cakrawala Mandarin
Publisher : Asosiasi Program Studi Mandarin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36279/apsmi.v6i2.216

Abstract

AbstrakPenelitian ini berjudul” Analisis Gaya Bahasa dalam Seni Bercerita TradisionalPingshu Hong Lou Meng dan Rakugo Ikuyo Mochi”. Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis gaya bahasa dalam naskah Pingshu Hong Lou Meng dan Rakugo Ikuyo Mochi”.Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, menggunakan pendekatankualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu Teknikmembaca , mencatat dan menginventarisasi . Instrumen dalam penelitian ini yaitu penelitisendiri yang merupakan alat pengumpul data utama analisis data dilakukan dengan tahapan:( 1 ) mengidentifikasi dan menginventarisasi data hasil temuan , ( 2 ) mengklasifikasi hasiltemuan berdasarkan jenis majas dan ciri penanda , ( 3 ) menginterpretasi makna hasil analisisdata , ( 4 ) mendeskripsikan hasil analisis data tersebut. Hasil analisis dan pembahasan yangtelah dilakukan adalah menunjukkan dalam kisah Hong Lou Meng lebih cenderungmenggunakan gaya bahasa hiperbola, sedangkan dalam kisah Ikuyo Mochi lebih cenderungmenggunakan gaya bahasa metafora.Kata Kunci : Analisis;Gaya Bahasa;Pingshu;Rakugo
KESALAHAN PENGGUNAAN ADVERBIA再 ZÀI DAN又 YÒU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA DAN BUDAYA TIONGKOK FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS PADJADJARAN TRI BIGRIT CLEVERESTY; URAY AFRINA
Journal of Linguistic Phenomena (JLP) Vol 1, No 1 (2022): Journal of Linguistic Phenomena Juli 2022
Publisher : Direktorat Pendidikan dan Internasionalisasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jlp.v1i1.39929

Abstract

This research aimed to determine the misuse of the adverbs再 zài and 又yòu on the Chinese Language and Culture at Faculty of Cultural Science Universitas Padjadjaran. Chinese language learners. This research applied qualitative approach with data collection techniques using the test techniques through test instruments. Result shows that the error rate of using the adverbs再 zài and 又yòu reached 30%,with four types of errors; omission ,addition, misselection and misordering. The factors that influenced these misuse are: the interlingual factor or the factor from the mother tongue, the intralingual factor from the students' understanding levels and students' vocabulary mastery, and the last factor is the performance error factor.
SOSIALISASI NASKAH STORY-TELLING TRADISIONAL DARI TINGKOK DAN JEPANG KEPADA DIABILITAS Ginanjar, Pika Yestia; Afrina, Uray; Cleveresty, Tri Bigrit; Maarif, Samsul
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 2 (2023): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v6i2.43301

Abstract

Sosialisasi yang kami lakukan bertujuan untuk menambah referensi dan menambah bacaan dalam bentuk audiobook kepada penyandang disabilitas yang dinaungi oleh Cahaya Inklusi Indonesia (CAI). Naskah yang kami gunakan adalah empat cerita tradisional dari Tiongkok dan dari Jepang. Naskah kami sediakan dalam bahasa asli Tiongkok dan Jepang, serta dalam bahasa Indonesia sebagai terjemahannya. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan secara daring, diawali dengan pemaparan cara pengejaan bahasa Tiongkok, serta materi tentang naskah bahasa Jepang. Naskah Tiongkok diambil dari tiga judul cerita Hong Lou Meng, Shi Er Shengxiao (12 shio), dan Nian (monster Nian). Sedangkan naskah rakugo bahasa Jepang diambil dari cerita Jugenmu, Tengu Sabaki, Hatsutenjin, dan Manjuu Kowai. Selain itu kami sediakan juga daftar kosakata dalam bahasa Jepang dan kosakata bahasa Tiongkok sehingga memungkinkan untuk dipelajari secara mandiri. Sosialisasi diterima dengan sangat antusias oleh CAI, sehingga rekaman acara maupun file audiobook naskah keseluruhan pun kami sediakan supaya dapat diakses kembali oleh penyandang disabilitas.
PENGUATAN INTERAKSI BUDAYA SUNDA DAN TIONGHOA MELALUI FESTIVAL BULAN DI KOTA BANDUNG Krisnawati, Ekaning; Afrina, Uray; Cleveresty, Tri Bigrit; Citraresmana, Elvi
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2024): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v7i1.52717

Abstract

Di samping etnis Sunda yang merupakan etnis terbesar yang berada di kota Bandung, terdapat pula etnis Tionghoa. Untuk memperkuat toleransi serta meningkatkan sikap saling memahami dan menghargai antara kedua etnis ini dilakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) dalam bentuk Festival Bulan dengan tema “Sinar Bulan yang Terang Membawa Kebahagiaan”. Kegiatan ini dipilih karena baik dalam budaya Sunda dan Tionghoa terdapat kemiripan pandangan tentang bulan. Kemiripan pandangan inilah yang mendasari kegiatan PPM melalui kolaborasi dengan berbagai komunitas Sunda dan Tionghoa. Festival Bulan dilaksanakan dengan menggandeng Yayasan Dana Sosial Priangan (YDSP) Bandung yang telah memiliki aset yang diperlukan untuk terlaksananya kegiatan ini. PPM dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu tahap discover, design, define, dan reflect. Inti dari kegiatan PPM adalah Festival Bulan yang terdiri atas serangkaian acara yang dilaksanakan pada 29 September 2023 di Aula YDSP. Dalam Festival Bulan ini terdapat pemaparan materi tentang makna bulan dari sudut pandang etnis Sunda dan etnis Tionghoa, penampilan seni berupa nyanyian, tarian, musikalisasi puisi dan drama yang semuanya bertemakan bulan. Pada kegiatan ini baik masyarakat etnis Sunda dan etnis Tionghoa saling mengenal dan belajar tentang bulan dari budaya yang berbeda sehingga tujuan pelaksanaan kegiatan ini untuk memperkuat interaksi antara budaya Sunda dan Tionghoa tercapai. Besides the Sundanese ethnic group as the largest ethnic group in the city of Bandung, there is also the Chinese ethnic group. To strengthen tolerance and enhance mutual understanding and appreciation between these two ethnic groups, a Community Service Activity (PPM) was conducted in the form of a Moon Festival with the theme "Bright Moonlight Brings Happiness". This activity was chosen because both Sundanese and Chinese cultures have similarities in their views of the moon. It is this similar perspective that underpins the PPM activity through collaboration with various Sundanese and Chinese communities. The Moon Festival was carried out in collaboration with Yayasan Dana Sosial Priangan (YDSP) Bandung, which already has the necessary assets for the implementation of this activity. PPM was carried out through four stages: discover, design, define, and reflect. The core of the PPM activity is the Moon Festival, consisting of a series of events held on September 29, 2023, in YDSP Hall. During this Moon Festival, there were presentations on the meaning of the moon from the perspectives of the Sundanese and Chinese ethnic groups, artistic performances including singing, dancing, musical poetry, and drama, all themed around the moon. In this activity, both the Sundanese and Chinese communities get to know each other and learn about the moon from different cultural perspectives, thus achieving the goal of strengthening interaction between Sundanese and Chinese cultures.
Teknologi Smartphone, Artificial Intelligence, Dan Kebijaksanaan Etika Dalam Pendidikan Bahasa Mandarin Adhimas, Yogi Bagus; Afrina, Uray; Cleveresty, Tri Bigrit
CHANGLUN: Chinese Language, Literature, Culture and Linguistic Vol 3 No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Program Studi D3 Bahasa Mandarin Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.changlun.2024.3.1.11977

Abstract

Teknologi dari masa ke masa semakin canggih dan memberikan kemudahan pada setiap kegiatan. Rasa mudah tersebut perlu diimbangi dengan landasan etika penggunaannya. Pada beberapa fase seperti pekerja bisa jadi teknologi memang sangat diperlukan untuk efisiensi dan tujuan positif lainnya. Berbeda dengan pembelajar, kemudahan mengakses materi memang selalu membuat nyaman, tapi keahlian diri agaknya hanya bisa diraih dengan berlatih secara kerja keras. Penelitian ini menganalisis pentingnya landasan etika menghadapi tawaran kemudahan teknologi yang akan dipaparkan dengan cara interpretasi yang mendalam dan disempurnakan oleh studi kapustakaan. Hasil dari struktur berfikir tersebut adalah bahwa teknologi ada untuk membantu dan bukan menjadi sesuatu yang wajib hadir. Kemampuan-kemampuan setiap individu pembelajar bahasa mandarin harus melalui tahapan belajar menulis dengan tangan sendiri, membaca kamus buku dan cara belajar konvensional lainnya, sebelum akhirnya menjadi individu yang mahir berbahasa Mandarin.