Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STUDI EFEKTIVITAS OBAT ANALGESIK PADA PASIEN RAWAT INAP CLOSE FRAKTUR MENGGUNAKAN METODE VISUAl ANALOG SCALE DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI Fitria Wahyuning Wulan; Rilawati, Fentyana Dwi; Astuti, Lelly Winduhani; Nisa, Hanni Cholifatu
SAINS INDONESIANA Vol. 2 No. 3 (2024): Vol. 2, No. 3 Edisi Juni 2024
Publisher : Gamma Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Fraktur merupakan kondisi dimana tulang keras atau tulang rawan mengalami kerusakan. Salah satu jenis fraktur adalah close fraktur. Saat seseorang mengalami close fraktur akan mengalami nyeri. Pemberian obat analgesik merupakan salah satu cara untuk mengurangi rasa nyeri pasien close fraktur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas obat analgesik pada pasien rawat inap close fraktur di RSUD Gambiran Kota Kediri. Metode yang digunakan adalah deskriptif observasional dengan desain penelitian secara retrospektif. Pengukuran skala nyeri pada pasien menggunakan skala Visual Analog Scale pada data rekam medis. Data diambil dari 95 pasien. Dari hasil penelitian terdapat 3 janis pemberian obat analgesik pada pasien close fraktur yaitu metamizole dan ketorolac tunggal dengan rata-rata VAS sebelum pemberian obat 5 yaitu nyeri sedang sangat menyusahkan kemudian setelah pemberian obat menjadi 4 yaitu nyeri sedang menyusahkan, dan kombinasi metamizol + ketorolac dengan rata-rata VAS sebelum pemberian obat 6 nyeri berat yang masuk kedalam kategori sedang kemudian setelah diberikan obat menjadi 4 yaitu nyeri sedang menyusahkan. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat keefektivitasan obat analgesik dalam menurunkan nyeri pada pasien close fraktur di RSUD Gambiran Kota Kediri dilihat dari derajat nyeri yang dirasakan pasien berkurang setelah pemberian obat analgesik dan hasil uji wilcoxon dengan nilai p-value 0,000 < 0,05.
INPATIENT ANTITHROMBOTIC THERAPY FOR MYOCARDIAL INFARCTION : RETROSPECTIVE STUDY Fajriyah, Shofiatul; Nur Rohmah, Dilla Salwa; Astuti, Lelly Winduhani; Rilawati, Fentyana Dwi; Wulan, Fitria Wahyuning; Widyaningrum, Esti Ambar
Jurnal Riset Ilmu Kesehatan Umum dan Farmasi (JRIKUF) Vol. 3 No. 3 (2025): Jurnal Riset Ilmu Kesehatan Umum dan Farmasi (JRIKUF)
Publisher : LPPM STIKES KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/jrikuf.v3i3.762

Abstract

Myocardial infarction (MI), a subtype of coronary heart disease (CHD), is still a major cause of morbidity and mortality around the world. Non-ST-segment elevation MI (NSTEMI) is more common than ST-segment elevation MI (STEMI). Antithrombotic therapy, including antiplatelet and anticoagulant agents, is essential in MI management to prevent thrombus formation and reduce ischemic complications. Although international and national clinical guidelines (PERKI and ACC/AHA) provide recommendations tailored to MI type and patient factors, discrepancies in clinical practice, especially in developing countries, may impact treatment outcomes. This retrospective descriptive study aimed to evaluate the use and appropriateness of antithrombotic therapy in NSTEMI and STEMI patients at Hospital X, Kediri City, in 2018. Data were collected from medical records of hospitalized acute myocardial infarction (AMI) patients. Aspirin combined with clopidogrel was the most commonly used regimen for NSTEMI, whereas STEMI patients frequently received aspirin, clopidogrel, and enoxaparin; fibrinolytics were administered in nine STEMI cases. Dosage evaluation showed compliance with guidelines in NSTEMI patients, while 36.84% of STEMI patients, particularly those receiving enoxaparin, were given incorrect dosages. These findings highlight the need for improved adherence to clinical guidelines to optimize antithrombotic therapy outcomes in MI management