Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

ANALISIS KADAR VITAMIN C DAN FRUKTOSA PADA BUAH MANGGA (Mangifera indica L.) VARIETAS PODANG URANG DAN PODANG LUMUT METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Yuliati, Ninis; Kurniawati, Evi
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.896 KB)

Abstract

Latar belakang: Buah mangga mempunyai komposisi kimia yang terdiri dari air, karbohidrat dan berbagai macam asam, protein, lemak, mineral, zat warna dan tanin dan karbohidrat. Salah satu karbohidrat yang terdapat dalam buah mangga podang adalah fruktosa. Asam askorbat atau yang disebut dengan vitamin C adalah senyawa kimia yang mempunyai rumus molekul C6H8O6. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar vitamin C dan gula buah (fruktosa) pada buah mangga podang varietas urang dan mangga podang varietas lumut dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Metode: Parameter metode validasi dalam penelitian ini meliputi uji presisi, uji linearitas, batas deteksi, batas kuantifikasi, uji sampel, dan uji akurasi. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian didapat panjang gelombang yang terpilih untuk asam askorbat adalah 260 nm dan untuk fruktosa adalah 520 nm. Dari hasil penelitian didapatkan kadar vitamin C sari mangga podang urang, dan podang lumut berturut-turut sebesar  122,82 mg/100 g dan 111,39 mg/100 g. Sedangkan kadar fruktosa pada buah mangga podang urang dan podang lumut berturut-turut sebesar 1,086 g/100 g dan 0,901 g/100 g. Simpulan dan saran: Tidak ada perbedaan yang siqnifikan kadar vitamin C pada buah mangga podang urang dan podang lumut, serta tidak ada perbedaan yang signifikan kadar fruktosa pada buah mangga podang urang dan podang lumut.
Analisis Kadar Vitamin C Pada Daging Buah Kelengkeng (Dimocarpus longan L) Segar dan Daging Buah Kelengkeng Kaleng Dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis kurniawati, evi; Mita Riandini, Hanifa
Journal of Health Educational Science And Technology Vol. 2 No. 2 (2019): J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology)
Publisher : Faculty of Health Sciences , Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.041 KB) | DOI: 10.25139/htc.v2i2.2068

Abstract

Vitamin C mudah larut dalam air pada waktu mengalami proses pengirisan, pencucian, dan perebusan bahan. Proses ini akan mengakibatkan penurunan kadar vitamin C. Kandungan vitamin C dalam buah dan makanan akan rusak karena proses oksidasi oleh udara dari luar. Buah kelengkeng (Dimocarpus longan L) merupakan salah satu jenis buah yang memiliki kandungan vitamin C. Selain dimakan dalam bentuk segar, kelengkeng juga dapat dijadikan sebagai produk olahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar vitamin C pada daging buah kelengkeng segar dan daging buah kelengkeng kaleng dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dan pengambilan sampel dengan metode simple random. Berdasarkan hasil penelitian didapat panjang gelombang yang terpilih untuk asam askorbat adalah 260 nm. Dari hasil penelitian didapatkan kadar vitamin C daging buah kelengkeng segar dan daging buah kelengkeng kaleng berturut-turut sebesar 70,02 mg/ 100 g dan 35,86 mg/ 100 g. Berdasarkan hasil analisa data uji t berpasangan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kadar vitamin C pada buah kelengkeng segar dan buah kelengkeng kaleng. Kata kunci : Vitamin C, Kelengkeng, Spektrofotometri UV-Vis
Analisis Kadar Vitamin C Pada Daging Buah Kelengkeng (Dimocarpus longan L) Segar dan Daging Buah Kelengkeng Kaleng Dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis kurniawati, evi; Mita Riandini, Hanifa
J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology) Vol 2 No 2 (2019): Jurnal Hestech Vol 2. No 2
Publisher : Faculty of Health Sciences , Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.041 KB) | DOI: 10.25139/htc.v2i2.2068

Abstract

Vitamin C mudah larut dalam air pada waktu mengalami proses pengirisan, pencucian, dan perebusan bahan. Proses ini akan mengakibatkan penurunan kadar vitamin C. Kandungan vitamin C dalam buah dan makanan akan rusak karena proses oksidasi oleh udara dari luar. Buah kelengkeng (Dimocarpus longan L) merupakan salah satu jenis buah yang memiliki kandungan vitamin C. Selain dimakan dalam bentuk segar, kelengkeng juga dapat dijadikan sebagai produk olahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar vitamin C pada daging buah kelengkeng segar dan daging buah kelengkeng kaleng dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dan pengambilan sampel dengan metode simple random. Berdasarkan hasil penelitian didapat panjang gelombang yang terpilih untuk asam askorbat adalah 260 nm. Dari hasil penelitian didapatkan kadar vitamin C daging buah kelengkeng segar dan daging buah kelengkeng kaleng berturut-turut sebesar 70,02 mg/ 100 g dan 35,86 mg/ 100 g. Berdasarkan hasil analisa data uji t berpasangan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kadar vitamin C pada buah kelengkeng segar dan buah kelengkeng kaleng.Kata kunci : Vitamin C, Kelengkeng, Spektrofotometri UV-Vis
Analisis Kadar Vitamin C Pada Daging Buah Kelengkeng (Dimocarpus longan L) Segar dan Daging Buah Kelengkeng Kaleng Dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis kurniawati, evi; Mita Riandini, Hanifa
J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology) Vol. 2 No. 2 (2019): Jurnal Hestech Vol 2. No 2
Publisher : Faculty of Health Sciences , Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.041 KB) | DOI: 10.25139/htc.v2i2.2068

Abstract

Vitamin C mudah larut dalam air pada waktu mengalami proses pengirisan, pencucian, dan perebusan bahan. Proses ini akan mengakibatkan penurunan kadar vitamin C. Kandungan vitamin C dalam buah dan makanan akan rusak karena proses oksidasi oleh udara dari luar. Buah kelengkeng (Dimocarpus longan L) merupakan salah satu jenis buah yang memiliki kandungan vitamin C. Selain dimakan dalam bentuk segar, kelengkeng juga dapat dijadikan sebagai produk olahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar vitamin C pada daging buah kelengkeng segar dan daging buah kelengkeng kaleng dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dan pengambilan sampel dengan metode simple random. Berdasarkan hasil penelitian didapat panjang gelombang yang terpilih untuk asam askorbat adalah 260 nm. Dari hasil penelitian didapatkan kadar vitamin C daging buah kelengkeng segar dan daging buah kelengkeng kaleng berturut-turut sebesar 70,02 mg/ 100 g dan 35,86 mg/ 100 g. Berdasarkan hasil analisa data uji t berpasangan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kadar vitamin C pada buah kelengkeng segar dan buah kelengkeng kaleng.Kata kunci : Vitamin C, Kelengkeng, Spektrofotometri UV-Vis
Perbedaan Kadar Tanin Total Ekstrak Umbi dan Kulit Bawang Putih (Allium sativum L) secara Spektrofotometri UV-Vis Kurniawati, Evi; Lestari, Tri Puji
Jurnal Dunia Farmasi Vol 8, No 2 (2024): Edisi April
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v8i2.6066

Abstract

Pendahuluan: Bawang putih (Allium sativum L.) dikenal sebagai tanaman yang kaya manfaat, diantaranya sebagai antibakteri, antihipertensi, antiinflamasi dan sebagai penurun kolesterol. Bawang putih juga dikenal dapat menghambat perkembangan sel kanker. Kandungan metabolit sekunder pada bawang putih yaitu saponin, alkaloid, dan tanin. Tanin merupakan senyawa polifenol yang terdiri dari gugus hidroksil dan karboksil. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar tanin total pada ekstrak umbi dan kulit bawang putih. Metode: Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui keberadaan senyawa alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin dalam ekstrak. Penentuan senyawa tanin dari ekstrak umbi dan kulit bawang putih menggunakan metode uji skrining dengan pereaksi FeCl3, identifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) dan penetapan kadar tanin total dilakukan dengan metode spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 740 nm. Hasil: Berdasarkan skrining didapatkan hasil terbentuknya warna hijau kehitaman, uji KLT didapatkan nilai Rf baku pembanding asam tanat sebesar 0,90 sedangkan nilai Rf ekstrak umbi bawang putih 0,86 dan ekstrak kulit bawang putih 0,89, sehingga ekstrak umbi dan kulit bawang putih terbukti mengandung senyawa tanin. Pada penetapan kadar tanin total dengan metode spektrofotometri UV-Vis diperoleh persamaan regresi kurva baku y=0,087x+0,086 dengan nilai R=0,9985. Kesimpulan: Hasil dari penentuan konsentrasi senyawa tanin total ekstrak umbi bawang putih didapatkan rata-rata 0,340 % b/b dan tanin total ekstrak kulit bawang putih didapatkan rata-rata 1,103 % b/b.
Uji Potensi Antioksidan Formula Gel Ekstrak Buah Apel Manalagi (Malus sylveltris Mill) menggunakan CMC-Na sebagai Gelling Agent Lestari, Tri Puji; Kurniawati, Evi
Jurnal Dunia Farmasi Vol 8, No 2 (2024): Edisi April
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v8i2.6071

Abstract

Pendahuluan: Tanaman buah apel manalagi (Malus sylvestris Mill) mengandung senyawa flavonoid golongan quercetin yang efektif sebagai penangkal radikal bebas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji karakter fisik dan potensi antioksidan  sediaan gel ekstrak buah apel manalagi. Metode: Ekstrak diperoleh menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak di formulasi menjadi bentuk sediaan gel pada konsentrasi 3,5%, 8,5% dan 10% . Pengujian yang dilakukan meliputi uji organoleptis, uji pH uji daya sebar dan uji daya lekat serta uji aktivitas antioksidan sediaan gel ekstrak buah apel manalagi menggunakan metode DPPH .  Hasil: Hasil uji karakter fisik pada sediaan gel uji organoleptis, uji daya sebar, uji daya lekat, dan uji homogenitas memenuhi syarat, terdapat sediaan yang tidak memenuhi syarat yaitu pada uji pH Formulasi I didapatkan hasil pH 7,92 serta hasil aktivitas antioksidan didapatkan nilai rata-rata IC50±SD secara berturut-turut formulasi I 34,690±0,00 ppm, formulasi II 30,017±5,22 ppm dan formulasi III 30,009±0,02 ppm yang di kategorikan semua formula memiliki daya antioksidan kuat. Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis anova  dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan daya antioksidan pada sediaan gel ekstrak buah apel manalagi dimana ketiga formulasi masuk dalam kategori antioksidan sangat kuat.
Gerakan Opimba (Orang Tua Pintar Minum Obat): Penyuluhan dan Kaderisasi Orang Tua Cerdik dan Cermat dalam Penggunaan Obat Cair Shoviantari, M.Farm., Apt., Fenita; Saputra, Sony Andika; Kurniawati, Evi; Widyaningrum, Esti Ambar; Lestari, Tri Puji; Pertiwi, Krisna Kharisma; Sugiyartono, Sugiyartono; Mawardika, Herlinda
Journal of Community Engagement and Empowerment Vol 6, No 1 (2024)
Publisher : Institut Ilmu Kesehatah Bhakti Wiyata Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Obat yang berbentuk liquida atau obat cair merupakan obat yang banyak digunakan oleh anak – anak dan juga lansia atau pasien yang memiliki kesulitan untuk menelan obat padat. Obat ini dianggap lebih praktis dan tepat dalam dosis penggunaannya karena dilengkapi dengan sendok takar sehingga dosis yang dapat diberikan lebih variatif bergantung pada kondisi pasien. Sebuah survei yang dilakukan terhadap pasien yang sedang menunggu di ruang tunggu dokter menunjukkan bahwa 73 persen pasien menggunakan sendok makan atau sendok teh untuk mengukur dosis obat cair, bukan menggunakan sendok/mangkuk ukur yang biasanya diberikan bersama obat cair. Pengukuran menggunakan sendok makan atau sendok teh yang sangat tidak akurat dapat menyebabkan masalah, seperti terlalu banyak atau terlalu sedikitnya obat yang dikonsumsi. Untuk itu, penting sekali untuk memberikan edukasi kepada Masyarakat mengenai pentingnya menggunakan sendok atau gelas takar yang disediakan di dalam kemasan obat Ketika menggunakan obat cair. Pengabdian Masyarakat yang bekerja sama dengan Sekolah Islam Terpadu (SIT) Permata Ummat Trenggalek ini memberikan materi mengenai macam sediaan cair, cara penggunaan obat cair, cara membaca brosur obat cair, dan cara pemusnahan obat cair. Kegiatan pengabdian diawali dengan pre test dan diakhir dengan post test untuk mengukur pengetahuan Masyarakat sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan pengmas. Dari hasil evaluasi pre dan post test didapatkan peningkatan pengetahuan peserta sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan penyuluhan.
Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Penggolongan Obat Dan Beyond Use Date (BUD) Melalui Penyuluhan pada kader siaga Lestari, Tri Puji; Kurniawati, Evi; Widyaningrum, Esti Ambar; Pertiwi, Krisna Kharisma; Basuki, Dewy Resty
Journal of Community Engagement and Empowerment Vol 6, No 1 (2024)
Publisher : Institut Ilmu Kesehatah Bhakti Wiyata Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk menjaga mutu dan kualitas obat, maka pengelolaan terhadap obat itu sendiri sangat memberikan peran yang vital. Salah satunya adalah dengan mengetahui batas masa kadaluarsa dan penggolongan obat maka akan memudahkan masyarakat untuk menentukan waktu dan metode penyimpanan . Tanggal kadaluarsa obat yang sudah dibuka dapat berbeda dengan yang tertera pada kemasan yang berlaku untuk sediaan baik sediaan steril maupun non steril dimana ketika melewati batas tanggal tersebut maka sediaan yang dimaksud tidak boleh digunakan dan disimpan. Kegiatan pengabdian Masyarakat dilaksanakan di periode bulan desember 2022 pada kader siaga desa di kecamatan karangan, kabupaten trenggalek, Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini menggunakan metode pre dan post test juga diikuti dengan kegiatan konseling. Instrumen yang digunakan adalah dengan pemberian quesioner baik pada waktu pre test maupun post test , peserta juga diberi leaflet materi tentang penggolongan obat dan beyond use date (BUD). Konseling diberikan dalam waktu 3 hari setelah sosialisasi menggunakan media watshap. Dari kegiatan pengabdian masyarakat ini didapatkan ada kenaikan prosentase pengetahuan yang cukup signifikan. Dimana datap dilihat pada tabel 1 bahwa rata-rata pengetahuan kader ada kenaikan dari 54,9% menjadi 92,5%.
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR VITAMIN C EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Kurniawati, Evi; Lestari, Tri Puji
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 7 No 1 (2024): Jurnal Insan Farmasi Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jifi.v7i1.1916

Abstract

Basil leaves (Ocimum sanctum L.) are a type of wild plant that easy to find. Basil is known to be analgesic, antihyperlipid and has antioxidant properties. Besides, basil is also known to treat stomach and liver diseases. Components known to be found in basil plants include flavonoids, alkaloids, saponins, triterpenoids, steroids, tannins, phenols and vitamin C, that is needed by a person to be able to carry out metabolism properly and develop normally. The aim of the research to validate the determination of vitamin C levels from basil leaf extract. The basil leaf filtrate was identified for vitamin C by a color reaction and then the levels were determined by UV-Vis spectrophotometry which was previously validated with the parameters of accuracy, precision, linearity and selectivity. According to the research results, it is known that the accuracy test meets the percent recovery range in the range of 98-102%, the precision test produces an RSD of less than 2%, the linearity test produces a correlation value (r) = 0.9986 and the selectivity test is good. The method for determining vitamin C levels by Uv-Vis spectrophotometry was validated on parameters that met the requirements of 0.0128% w/w.
Validasi Penetapan Kadar Kuersetin Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum sanctum L) Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Kurniawati, Evi; Tri Puji Lestari; Esti Ambar Widyaningrum
Media Farmasi Vol 20 No 1 (2024): Media Farmasi Edisi April 2024
Publisher : Jurusan Farmasi Poltekkes kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v20i1.458

Abstract

Validation of Determination of Quercetin Content of Ethanol Extract of Basil Leaves (Ocimum sanctum L) by High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) One of the Indonesian plants that has medicinal properties is the basil plant (Ocimum sanctum L). There are several active substances contained in basil leaves, such as the flavonoid compound quercetin, which is known to be found in basil. Quercetin has several very useful biological activities such as antibacterial, anticancer, antiviral, and anti-inflammatory. Determination of quercetin content in basil leaves requires a valid method. The selection of an analytical method that has good specificity, linearity, accuracy and precision is a very important aspect in order to obtain acceptable results. The aim of this research is to validate the determination of quercetin levels contained in the ethanol extract of basil leaves (Ocimum sanctum L) using high-performance liquid chromatography (HPLC). The HPLC system used is the Shimadzu DGU-20A5R type with a Uv-Vis detector at a wavelength of 374 nm. The stationary phase used was a C18 column with a mobile phase of a mixture of methanol: aqua bi destillate in a ratio of 59:41 which flowed isocratically at a rate of 1.2 mL/minute. Assay validation parameters include selectivity, linearity, precision, and accuracy tests. The research results showed that the quercetin method was validated with all parameters meeting the requirements. The linearity test produces a correlation value (r) = 0.9919, good selectivity, precision produces an RSD of less than 2% and accuracy produces a recovery percentage in the range of 98-102%. The average quercetin content in the ethanol extract of basil leaves is 12.70% w/w. Salah satu tanaman Indonesia yang berkhasiat sebagai obat adalah tumbuhan kemangi (Ocimum sanctum L). Terdapat beberapa kandungan zat aktif dalam daun kemangi seperti senyawa flavanoid kuersetin diketahui terdapat dalam kandungan kemangi. Kuersetin memiliki beberapa aktivitas biologi yang sangat bermanfaat seperti antibakteri, antikanker, antivirus, dan antiinflamasi. Penentuan kadar kuersetin dalam daun kemangi membutuhkan metode yang valid. Pemilihan metode analisis yang memiliki spesifitas, linieritas, akurasi dan presisi yang baik merupakan aspek yang sangat penting agar diperoleh hasil yang dapat diterima. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan validasi penetapan kadar kuersetin yang terkandung dalam ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sanctum L) secara kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Sistem KCKT yang digunakan adalah tipe Shimadzu DGU-20A5R dengan detektor Uv-Vis pada panjang gelombang 374 nm. Fase diam yang digunakan adalah kolom C18 dengan fase gerak campuran methanol : aqua bidestilata pada perbandingan 59:41 yang dialirkan secara isokratik pada laju 1,2 mL/menit. Parameter validasi metode penetapan kadar kuersetin meliputi uji selektivitas, linieritas, presisi dan akurasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode KCKT yang digunakan tervalidasi yang ditunjukkan dengan semua parameter uji memenuhi syarat yang ditetapkan. Uji linieritas menunjukkan nilai korelasi (r) = 0,9919, selektivitas baik, presisi menghasilkan RSD kurang dari 2% dan akurasi menghasilkan persen rekoveri pada kisaran 98-102%. Rata-rata kandungan kuersetin dalam ekstrak etanol daun kemangi adalah 12,70% b/b.