Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

TINGKAT PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT RASIONAL DALAM SWAMEDIKASI PADA MAHASISWA FARMASI IIK BHAKTI WIYATA KEDIRI Widyaningrum, Esti Ambar; Admaja, Wika; Hidayatunnisa, Shafira
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 2, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v2i2.1511

Abstract

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, masyarakat mendapat kemudahan dalam mengakses informasi, termasuk informasi mengenai kesehatan. Disamping itu adanya kemudahan dalam memperoleh obat tanpa resep yang banyak dijual dipasaran akan menimbulkan kecenderungan semakin meningkatnya masyarakat untuk melakukan swamedikasi. Swamedikasi merupakan upaya untuk mengatasi keluhan penyakit sebelum memutuskan mencari pertolongan ke pusat pelayanan kesehatan/petugas kesehatan. Swamedikasi menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan Pada pelaksanaan swamedikasi masih banyak terjadi ketidakrasionalan dalam penggunaannya sehingga  diperlukan pengetahuan yang memadai akan obat dan penggunaannya. Penggunaan obat bebas dan bebas terbatas dalam swamedikasi harus mengikuti prinsip penggunaan obat secara umum, yaitu penggunaan obat secara aman dan rasional. Penggunaan obat jika tidak rasional memungkinkan dampak negatif yang diterima oleh pasien lebih besar dibanding manfaatnya Tujuan: Mengetahui tingkat pengetahuan tentang swamedikasi dan mengetahui perilaku penggunaan obat rasional dalam swamedikasi pada Mahasiswa S-1 Farmasi IIK Bhakti Wiyata Kediri. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian survei deskriptif yang menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Sebanyak 100 Responden digunakan sebagai subjek penelitian yang merupakan mahasiswa Program Studi S-1 Farmasi yang sesuai dengan kriteria inklusi. Pengolahan dan penyajian data secara deskriptif. Hasil: Tingkat pengetahuan swamedikasi tergolong dalam kategori baik (73%), sedang (23%), dan buruk (4%). Perilaku responden terhadap penggunaan obat rasional dalam swamedikasi tergolong dalam kategori rasional (45%) dan tidak rasional (55%).
Pengaruh Usia dan Jenis Kelamin Terhadap Pengetahuan Serta Perilaku Penggunaan Suplemen di Masa Pandemi pada Mahasiswa IIk Bhakti Wiyata Esti Ambar Widyaningrum; Wika Wika Admaja; Lelly Winduhani Astuti; Badiaturisa Masyriqoh
Majalah Farmasetika Vol. 6, Supl. 1, Tahun 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v6i0.36675

Abstract

Pada akhir tahun 2019 ditemukan adanya temuan virus baru SARS-CoV-2 dan penyakitnya disebut Corona Virus 2019 (COVID-19). Virus ini dapat menyebabkan berbagai gangguan terutama gangguan pada saluran pernapasan mulai dari flu biasa sampai sindrom pernapasan akut. Upaya pemerintah dan masyarakat guna mencegah penyebaran virus tersebut yaitu dengan protokol 5M serta dengan menguatkan imun yang salah satunya melalui konsumsi suplemen kesehatan, baik diperoleh melalui resep dokter maupun secara bebas di apotek. Diperlukan pengetahuan yang memadai agar pemilihan dan penggunaan suplemen aman dan rasional. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku serta pengaruh usia dan jenis kelamin terhadap pengetahuan serta perilaku penggunaan suplemen yang rasional pada mahasiswa S1 Farmasi IIK Bhakti Wiyata Kediri selama pandemi COVID-19. Penelitian observational analitik secara cross sectional dengan responden mahasiswa S1 Farmasi IIK Bhakti Wiyata Kediri. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen dalam penelitian ini yaitu kuesioner online yang disebarkan melalui grup whatsapp pada tiap angkatan. Data diperoleh dari 372 responden dan dianalisis dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan mayoritas cukup baik 58,9% dengan perilaku positif 56,2%. Dari analisis dengan Chi-Square diketahui ada pengaruh usia terhadap pengetahuan dengan p value 0.000≤0.05 tetapi tidak ada pengaruh usia terhadap perilaku (0.0617>0.05). Berdasarkan jenis kelamin diketahui ada pengaruh jenis kelamin terhadap pengetahuan serta perilaku (p value ≤ 0.05). Ada pengaruh usia, jenis kelamin terhadap pengetahuan dan perilaku, sedangkan usia tidak berpengaruh terhadap perilaku penggunaan supplemen kesehatan peningkat imunitas tubuh selama pandemic COVID-19 
Pengaruh Edukasi dengan Metode Ceramah, Bernyanyi, dan Permainan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat tentang Dagusibu Obat Esti Ambar Widyaningrum; Dwi Wahyuni
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 3 No 1 (2023): JAMSI - Januari 2023
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.630

Abstract

Edukasi DAGUSIBU (DApatkan, GUnakan, SImpan, BUang) obat merupakan salah upaya untuk meningkatkan pengetahuan serta kesadaran masyarakat terkait pengelolaan obat secara tepat. Selain itu, banyaknya kejadian obat palsu, penyalahgunaan obat, penggunasalahan obat menjadi hal penting yang perlu disampaikan kepada masyarakat untuk menghindari Drug Related Problems ataupun Medication Error. Kegiatan ini bertujuan untuk sosialisasi kepada masyarakat terkait pengelolaan obat yang tepat di rumah tangga melalui program DAGUSIBU. Metode kegiatan yang digunakan berupa ceramah, bernyanyi dan permainan. Untuk melihat efektifitas kegiatan ini dilakukan evaluasi melalui pengisian kuesioner pretest dan post-test. Responden sejumlah 120 orang yang merupakan anggota kelompok pengajian muslimat warga masyarakat di Dusun Plosolanang, Desa Gambyok, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri. Berdasarkan hasil evaluasi kuesioner pretest dan postest menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat setelah diberikan penyuluhan ditandai dengan jumlah responden yang mendapatkan nilai dengan kategori pengetahuan baik (jawaban benar 76%-100%) meningkat dari 3 orang (2,5%) menjadi 38 orang (31,7%), kategori pengetahuan sedang (jawaban benar 56%-75%) meningkat dari 18 orang (15%) menjadi 33 orang (27,5%) dan kategori pengetahuan rendah (jawaban benar ≤55) dari 99 orang (82,5%) menjadi 49 orang (42,8%). Berdasarkan hasil evaluasi tersebut dapat diketahui bahwa penyuluhan DAGUSIBU obat melalui metode ceramah, bernyanyi dan permainan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait pengelolaan obat secara tepat terutama di lingkup rumah tangga untuk mencapai masyarakat sadar dan cerdas menggunakan obat.
Pengaruh Pelayanan Informasi Swamedikasi Online Berbasis Whatsapp Bot terhadap Pengetahuan Masyarakat Esti Ambar Widyaningrum; Moza Fellya Fadrian; Wika Admaja
Majalah Farmasetika Vol 8, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v8i3.43683

Abstract

Latar belakang: Revolusi industri 4.0 pada era digital saat ini mendorong untuk berkembangnya Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) dimana salah satu bidang yang terus berkembang dan mengadopsi TIK adalah e-health. Di bidang kefarmasian, e-health dikembangkan lagi menjadi e-pharmacy yang digunakan sebagai sarana pelayanan informasi obat (PIO) yang diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi terkait obat. Inovasi pelayanan informasi swamedikasi online sangat diperlukan untuk memudahkan pencarian informasi sehingga diharapkan pengetahuan masyarakat dapat meningkat dalam melakukan swamedikasi yang rasional. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh layanan swamedikasi online berbasis WhatsApp Bot terhadap tingkat pengetahuan masyarakat. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi-experiment: one-group pretest-posttest design yang dilanjutkan dengan metode survei analitik dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dan didapatkan 113 responden yang berasal dari warga Kelurahan Talun, Kabupaten Blitar. Hasil: Profil karakteristik responden: jenis kelamin terbanyak perempuan (71,7%), rentang usia 17-25 tahun (60,2%), pendidikan akhir SMA (62,8%), pekerjaan pelajar/mahasiswa (38,1%), dan penghasilan 0 (44,2%). Menu layanan swamedikasi online berbasis WhatsApp Bot terbanyak diakses: definisi swamedikasi (18,7%) dan penyakit khususnya acne vulgaris (17,7%). Tingkat pengetahuan responden sebelum mendapatkan intervensi layanan informasi swamedikasi online kategori baik 67,3%, cukup baik 26,5%, kurang baik 4,4%, dan tidak baik 1,8% dan meningkat menjadi 100% kategori baik setelah intervensi. Pengaruh pelayanan informasi swamedikasi online berbasis WhatsApp Bot terhadap tingkat pengetahuan responden diuji dengan Wilcoxon Signed Rank Test dengan p-value ≤ 0.05. Kesimpulan: Terdapat pengaruh pelayanan informasi online berbasis WhatsApp Bot terhadap tingkat pengetahuan swamedikasi masyarakat.
The Use of Prophylactic Antibiotics for Cesarean Section Delivery and The Incident of Surgical Site Infection Shofiatul Fajriyah; Umul Farida; Sri Agustina; Lelly Winduhani Astuti; Esti Ambar Widyaningrum
Indonesian Journal of Pharmaceutical Education Vol 3, No 2 (2023): Mei-Agustus 2023
Publisher : Jurusan Farmasi Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37311/ijpe.v3i2.19864

Abstract

According to the 2018 Riskesdas data, the ratio of deliveries by cesarean section in 2018 was recorded at 17.6% of a total of 78,736 deliveries. One of the serious problems in postoperative treatment that has an impact on increasing morbidity, mortality, and increasing medical costs is surgical site infection (SSI). To reduce the risk of infection, efforts are made by giving prophylactic antibiotics followed by surgical procedures. The aim of this study was to determine the use of prophylactic antibiotics in cesarean section surgery and to determine the incidence of surgical site infection (SSI) in patients after Sectio Caesarea surgery in one of a private hospital in Kediri City. This study was an observational descriptive study with retrospective data collection through tracing of medical record data of patients who underwent Caesarean section surgery in 2021. The samples that entered the inclusion criteria were patients who received surgical prophylaxis with antibiotics and returned to the hospital for control after 1 week postoperatively. Samples that met the inclusion criteria were 89 patients. The sampling technique used purposive sampling. This study collected data on prophylactic antibiotics used and the incidence of SSI on days 1, 3 and (7-10) postoperatively.  The results showed that the types of prophylactic antibiotics in patients undergoing sectio caesarea were ceftriaxone 2 g (99%) and cefotaxime 2 g (1%). Whereas there were 3 patients (3%) who had SSI on days 7-10 postoperatively.
Hubungan Jumlah Peresepan Obat Terhadap Potensially Inapropriate Medications Berdasarkan Beers Criteria 2019 Pasien Diabetes Mellitus Kumala Sari Poespita Dewi Wahyuni; Esti Ambar Widyaningrum; Erni Anika Sari; Dwitania Noerhalizah
Indonesian Journal of Pharmaceutical Education Vol 3, No 2 (2023): Mei-Agustus 2023
Publisher : Jurusan Farmasi Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37311/ijpe.v3i2.19752

Abstract

Diabetes melitus can lead to complications if not controlled, the risk of complications in geriatric patiens can lead to an increase in the number of drugs prescribed, so that many geriatric receive polypharmacy drugs. Polypharmacy can be used as a factors to describe Potentially Inappropriate Medications. Potentially Inappropriate Medications are the potential for inappropriate drug use which causes a risk of side effects where there are alternative drug options for the same therapy. This study was to determine the number of drug prescribing for Potentially Inappropriate Medications based on the 2019 Beers Criteria. This studi was an observational descriptive study using retrospective data. The sample used was 195 prescriptions for patients with diabetes mellitus in the period October-December 2020 with purposive sampling technique. Characteristics of the data using the contingency coefficient correlation test. The number of drug prescriptions obtained, a total of 68.21% of patients received 5 kinds of drugs in one prescription based on the assessment of the incidence of Potentially Inappropriate Medications, there were 92.82% of prescriptions indicate an incidence of Potentially Inappropriate Medications. The highest number of Potentially Inappropriate Medications received was category one namely 50,38%. There are difference in the categories of Potentially Inappropriate Medications that patients receive due to diseases suffered by geriatricians where disease that affect many organs cause geriatricians to receive many drugs in health services. Based on a p-value of 0,000 there is a statistically significant relationship between the amount of drug administration with Potentially Inappropriate Medications.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN SUPLEMEN SELAMA PANDEMI COVID- 19 PADA MAHASISWA S1 FARMASI IIK BHAKTI WIYATA esti ambar widyaningrum
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56710/wiyata.v10i1.581

Abstract

Latar belakang: Pada tanggal 11 Maret 2020 WHO mengumumkan bahwa Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi. Rendahnya imunitas pada manusia dapat mengakibatkan seseorang mudah terinfeksi virus Covid-19. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan diantaranya melalui protokol kesehatan 5M serta meningkatkan imunitas tubuh. Salah satu tindakan untuk meningkatkan imunitas yaitu dengan mengonsumsi suplemen kesehatan. Masyarakat dengan pengetahuan yang memadai memiliki kecenderungan dapat memilih serta menggunakan suplemen kesehatan sesuai dengan kondisi dan manfaat bagi tubuh. Tujuan: Mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan perilaku penggunaan suplemen kesehatan untuk meningkatkan imunitas tubuh selama pandemi Covid-19 pada mahasiwa S1 Farmasi IIK Bhakti Wiyata Kediri. Metode: Penelitian ini bersifat observasional analitik melalui pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan menggunakan kuesioner online. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Farmasi IIK Bhakti Wiyata yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil: Tingkat pengetahuan responden mayoritas tergolong cukup (58,9%) dan perilaku responden tergolong positif (56,2%). Hasil uji analisis bivariat menunjukkan nilai signifikan 0,000 (p<0,05) sehingga dinyatakan ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku penggunaan suplemen dengan nilai koefisien korelasi 0,395. Kesimpulan: Ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku penggunaan suplemen kesehatan untuk meningkatkan imunitas tubuh selama pandemi Covid-19 pada mahasiswa IIK Bhakti Wiyata Kediri dengan tingkat hubungan antar variabel rendah.
Edukasi Penggunaan Suplemen Selama Pandemi Covid-19 pada Kader Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Karangan Kabupaten Trenggalek: Education on the Use of Supplements During the Covid-19 Pandemic for Health Cadres in the Work Area of the Karangan Health Center Trenggalek Regency Esti Ambar Widyaningrum; Evi Kurniawati; Tri Puji Lestari; Krisna Kharisma Pertiwi
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 6 (2023): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v8i6.5547

Abstract

Several ways can be used to boost the immune system, one of which is by using supplements that can be obtained through a doctor's recommendation or pharmacist consultation. Low immunity in humans will make it easy to be exposed to diseases or viruses, including quickly exposure to Covid-19. This is why many people take supplements: they think the amount of minerals and vitamins they get from their food is insufficient to keep their immune system healthy. One of the considerations for taking supplements is knowledge of their benefits. Even though supplements are not drugs, their use must also be rational. Individuals with adequate knowledge, especially about supplements, will tend to choose and use supplements according to conditions and benefits for the body. To find out the effectiveness of counseling in increasing knowledge of the use of supplements to increase body immunity during the Covid-19 pandemic for health cadres in the Karangan Health Center, Trenggalek Regency working area. This community service is conducted through lectures and question-and-answer method counseling. The number of participants in this activity was 33 health workers in the work area of the Karangan Health Center, Trenggalek Regency. Results: There was an increase in knowledge of the use of immunity-boosting supplements in health cadres in the work area of the Karangan Health Center, Trenggalek Regency, from the majority of sufficient knowledge (pre-test) to good (post-test). Education on using supplements can increase the knowledge of health cadres in the work area of the Karangan Health Center.
Gerakan Opimba (Orang Tua Pintar Minum Obat): Penyuluhan dan Kaderisasi Orang Tua Cerdik dan Cermat dalam Penggunaan Obat Cair Shoviantari, M.Farm., Apt., Fenita; Saputra, Sony Andika; Kurniawati, Evi; Widyaningrum, Esti Ambar; Lestari, Tri Puji; Pertiwi, Krisna Kharisma; Sugiyartono, Sugiyartono; Mawardika, Herlinda
Journal of Community Engagement and Empowerment Vol 6, No 1 (2024)
Publisher : Institut Ilmu Kesehatah Bhakti Wiyata Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Obat yang berbentuk liquida atau obat cair merupakan obat yang banyak digunakan oleh anak – anak dan juga lansia atau pasien yang memiliki kesulitan untuk menelan obat padat. Obat ini dianggap lebih praktis dan tepat dalam dosis penggunaannya karena dilengkapi dengan sendok takar sehingga dosis yang dapat diberikan lebih variatif bergantung pada kondisi pasien. Sebuah survei yang dilakukan terhadap pasien yang sedang menunggu di ruang tunggu dokter menunjukkan bahwa 73 persen pasien menggunakan sendok makan atau sendok teh untuk mengukur dosis obat cair, bukan menggunakan sendok/mangkuk ukur yang biasanya diberikan bersama obat cair. Pengukuran menggunakan sendok makan atau sendok teh yang sangat tidak akurat dapat menyebabkan masalah, seperti terlalu banyak atau terlalu sedikitnya obat yang dikonsumsi. Untuk itu, penting sekali untuk memberikan edukasi kepada Masyarakat mengenai pentingnya menggunakan sendok atau gelas takar yang disediakan di dalam kemasan obat Ketika menggunakan obat cair. Pengabdian Masyarakat yang bekerja sama dengan Sekolah Islam Terpadu (SIT) Permata Ummat Trenggalek ini memberikan materi mengenai macam sediaan cair, cara penggunaan obat cair, cara membaca brosur obat cair, dan cara pemusnahan obat cair. Kegiatan pengabdian diawali dengan pre test dan diakhir dengan post test untuk mengukur pengetahuan Masyarakat sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan pengmas. Dari hasil evaluasi pre dan post test didapatkan peningkatan pengetahuan peserta sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan penyuluhan.
Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Penggolongan Obat Dan Beyond Use Date (BUD) Melalui Penyuluhan pada kader siaga Lestari, Tri Puji; Kurniawati, Evi; Widyaningrum, Esti Ambar; Pertiwi, Krisna Kharisma; Basuki, Dewy Resty
Journal of Community Engagement and Empowerment Vol 6, No 1 (2024)
Publisher : Institut Ilmu Kesehatah Bhakti Wiyata Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk menjaga mutu dan kualitas obat, maka pengelolaan terhadap obat itu sendiri sangat memberikan peran yang vital. Salah satunya adalah dengan mengetahui batas masa kadaluarsa dan penggolongan obat maka akan memudahkan masyarakat untuk menentukan waktu dan metode penyimpanan . Tanggal kadaluarsa obat yang sudah dibuka dapat berbeda dengan yang tertera pada kemasan yang berlaku untuk sediaan baik sediaan steril maupun non steril dimana ketika melewati batas tanggal tersebut maka sediaan yang dimaksud tidak boleh digunakan dan disimpan. Kegiatan pengabdian Masyarakat dilaksanakan di periode bulan desember 2022 pada kader siaga desa di kecamatan karangan, kabupaten trenggalek, Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini menggunakan metode pre dan post test juga diikuti dengan kegiatan konseling. Instrumen yang digunakan adalah dengan pemberian quesioner baik pada waktu pre test maupun post test , peserta juga diberi leaflet materi tentang penggolongan obat dan beyond use date (BUD). Konseling diberikan dalam waktu 3 hari setelah sosialisasi menggunakan media watshap. Dari kegiatan pengabdian masyarakat ini didapatkan ada kenaikan prosentase pengetahuan yang cukup signifikan. Dimana datap dilihat pada tabel 1 bahwa rata-rata pengetahuan kader ada kenaikan dari 54,9% menjadi 92,5%.