Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Optimizing Tofu Production with Contextual Learning and Linear Programming Yulianto, Dwi; Juniawan, Egi Adha
IndoMath: Indonesia Mathematics Education Vol 7, No 2 (2024): August 2024
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/indomath.v7i2.97

Abstract

The study of contextual learning implementation introduces mathematical concepts by linking the material with real-life situations or contexts in Rancamulya Village, West Java, commonly known as Tofu Village, where tofu is a staple food and an affordable source of nutrition favored by the wider community. Through research using linear programming simplex method, an optimal solution was found to maximize tofu production, achieving a maximum profit of Rp 1,480,000 with the production of 364 white and 182 yellow tofu boards. Seventy-two mathematics education students at La Tansa Mashir University, Rangkasbitung, conducted this project-based ethnomathematics study. The research employed an ethnographic approach with data collection techniques through observation, documentation, and interviews. Data analysis was performed using a mixed-method approach combining qualitative and quantitative methods. The quantitative data revealed a significant difference in mathematical critical thinking skills between the Problem-Based Learning (PBL) and Numbered Heads Together with Student-Constructed Criteria for Success (NHT-SCCS) learning models. Students taught with the PBL model demonstrated higher critical thinking skills compared to those using the NHT-SCCS model.
Membangun Motivasi dalam Pembelajaran Matematika Berbasis Media Wordwall: Studi Komparatif tentang Motivasi Model ARCS dan Perspektif Gender di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas di Lebak-Banten Yulianto, Dwi; Juniawan, Egi Adha; Junaedi, Yusup; Anwar, Syahrul; Umami, Moh Rizal
SJME (Supremum Journal of Mathematics Education) Vol 8 No 2 (2024): Supremum Journal of Mahematics Education
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Singaperbangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/sjme.v8i2.11186

Abstract

This research is motivated by concerns about low student motivation in the educational environment. The main objectives of this study are: 1) to understand the level of motivation among the majority of high school students in Lebak Banten Regency in learning mathematics using the Wordwall media; 2) to explore differences in the level of student motivation based on the ARCS model in mathematics learning utilizing the Wordwall media, considering sex factors; 3) to analyze the percentage of each ARCS aspect contributing to the level of motivation in mathematics learning using the Wordwall media; 4) to identify how the percentage of each ARCS aspect affects the level of motivation in mathematics learning using the Wordwall media, considering sex differences; 5) to examine the influence of Wordwall-based mathematics learning on sex-based motivation seen from the ARCS model. The research method used is quantitative with a quasi-experimental approach and a One-Group Pretest-Posttest research design. The data analysis results show that female students' motivation tends to be higher than that of male students, with the motivation percentage of female students being higher in each aspect of ARCS motivation. The Satisfaction aspect has the highest percentage, which is 78.53%. There is a significant increase in the motivation of male and female students from pretest to posttest. The increase is seen in all four aspects of ARCS motivation. In male students, there is an increase from an average of 47.36% to 75.00%, while in female students, there is an increase from 54.25% to 83.16%. Additionally, there is an influence before and after Wordwall-based mathematics learning based on sex seen from the ARCS model
PENGARUH METODE ACCELERTED LEARNING FOR THE 21ST CENTURY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) Yulianto, Dwi; Juniawan, Egi Adha; Kusdini, Reni
Jurnal Silogisme : Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya Vol 8, No 2 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/silogisme.v8i2.7882

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi pentingnya kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kenyataannya menunjukkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa di Indonesia masih rendah. Setiap siswa memiliki tingkat kemampuan awal yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh metode Accelerted Learning For The 21st Century terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam menyelesaikan soal-soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) ditinjau dari kemampuan awal kelas IX di MTsN 1 Lebak. Jenis penelitian yang digunakan metode quasi eksperiment dengan desain posttes only menggunakan treatment by level 2 3. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes kemampuan awal matematis dan posttest. Instrumen penelitian terdiri dari 5 soal essay tipe AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) pada pembahasan bangun ruang sisi lengkung. Analisis data penelitian ini menggunakan pendekatan uji normalitas, uji homogenitas, uji kesamaan rataan, ANOVA dua arah dan uji t. Hasil temuan dalam penelitian ini adalah: (1) Kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal-soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) kelompok siswa yang belajar menggunakan Metode Accelerted Learning For The 21st Century lebih tinggi dari kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional, (2) Terdapat pengaruh antar kemampuan awal dengan metode Accelerted Learning For The 21st Century dan model pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal-soal Higher Order Thinking Skill (HOTS), (3) Kemampuan berpikir kritis matematis siswa berkemampuan awal tinggi, dalam menyelesaikan soal-soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) dengan metode Accelerted Learning For The 21st Century lebih tinggi dari metode pembelajaran konvensional, (4) Kemampuan berpikir kritis matematis siswa berkemampuan awal sedang, dalam menyelesaikan soal-soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) dengan metode Accelerted Learning For The 21st Century lebih tinggi dari metode pembelajaran konvensional, (5) Kemampuan berpikir kritis matematis siswa berkemampuan awal rendah, dalam menyelesaikan soal-soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) dengan Metode Accelerted Learning For The 21st Century lebih tinggi dari metode pembelajaran konvensional
GAYA BELAJAR KOLB DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PADA MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS LA TANSA MASHIRO Juniawan, Egi Adha; Yulianto, Dwi; Junaedi, Yusup
Jurnal Silogisme : Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya Vol 9, No 1 (2024): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/silogisme.v9i1.8720

Abstract

Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi perbedaan dan mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika mahasiswa dengan menganalisis data kuantitatif dan kualitatif dalam konteks gaya belajar David Kolb menggunakan metode pembelajaran dosen. Pendekatan dalam penelitian ini adalah mixed research jenis sequential explanatory. Populasi dalam penelitian ini seluruh mahasiswa pendidikan matematika semester 3 sebanyak 81 mahasiswa. Sampel dipilih melalui teknik puposive random sampling (program kelas reguler dan kelas nonreguler). Data kuantitatif melalui hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis dan angket gaya belajar mahasiswa yang diadaptasi dari KLS. Analisis data kuantitatif menggunakan uji ANOVA dua jalur. Sedangkan penelitian kualitatif menggunakan desain deskriptif kualitatif. Data kualitatif diperoleh hasil observasi, wawancara dan catatan lapangan. Temuan meliputi: 1) adanya perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara mahasiswa program kelas reguler dan nonregular, 2) perbedaan signifikan dalam kemampuan pemecahan masalah matematis antara mahasiswa dengan gaya belajar berdasarkan David Kolb, dan 3) interaksi antara program kelas (unggulan dan reguler) dan gaya belajar berdasarkan David Kolb terkait kemampuan pemecahan masalah matematis di Universitas La Tansa Mashiro. Gaya belajar accommodator/akomodasi cenderung efektif dengan metode pemecahan masalah, sementara converger/penemu lebih sesuai dengan metode prosedural dan diskusi. Problem-Based Learning dianggap metode efektif, di mana masalah dunia nyata digunakan sebagai konteks untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan pemikiran kritis mahasiswa serta memperoleh pengetahuan esensial
Analisis Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa ditinjau dari Self Regulated Learning(SRL) pada Pembelajaran Daring Anwar, Syahrul; Juniawan, Egi Adha; Pamungkas, Aan Subhan
Jurnal Absis: Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika Vol. 4 No. 1 (2021): Jurnal Absis
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Pasir Pengaraian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30606/absis.v4i1.1066

Abstract

This study aims to examine the ability of mathematical connections to be viewed from independent learning (SRL) in learning flat geometry courses. One class sample, namely second-semester students, collected 26 people, the mathematics education study program STKIP La Tansa Mashiro Rangkasbitung-Lebak, the 2020/2021 academic year. This type of research is descriptive qualitative chosen because it aims to describe the ability of students to solve math problems independently. The instrument used in this study is 30 questions for high, medium and low-level SRL, aiming to determine student learning independence. In contrast, five questions are given through the WhatsApp class group for the test instrument for mathematical connection abilities used in descriptions. The subjects in this study were selected based on active students and had good grades during bold learning activities. Then the interview test process was carried out six about the explanation between the researcher and the research subject. The results of the analysis of students' mathematical connection abilities, the mean value of the complete subject type SRL group = 96 with a score of 100%, moderate SRL of semi-complete type = 92.67 with a score of 90%, and Low SRL of incomplete type = 91 .67 with a score of 80%. Based on this, it shows that the value of the SRL category (high, medium, low) in the bold learning done after the analysis significantly affects the students' mathematical connection abilities.
ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL KALKULUS LANJUT BERDASARKAN EKA’S ERROR ANALYSIS Juniawan, Egi Adha; Yulianto, Dwi
GEOMATH Vol 3 No 1 (2022)
Publisher : STKIP La Tansa Mashiro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55171/geomath.v3i1.873

Abstract

Kalkulus lanjut merupakan salah satu mata kuliah yang diberikan setelah Kalkulus I dan Kalkulus II. Mahasiswa yang diberikan mata kuliah Kalkulus Lanjut merupakan mahasiswa semester 5 Universitas Universitas La Tansa Mashiro Rangkasbitung. Penelitian ini bertujuan memaparkan kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan soal Kalkulus Lanjut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang terdiri dari 5 soal tentang limit dan kekontinuan, turunan parsial dan turunan, aljabar turunan dan aturan rantai, turunan parsial oeder tinggi, masalah maksimum dan minimum. Untuk menguji keabsahan data digunakan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa paling banyak melakukan kesalahan computation. Pemahaman mahasiswa mengenai limit, kekontinuan, dan turunan fungsi dua variable yang belum sepenuhnya kuat. Dosen bisa menerapkan proses pembelajaran yang lebih baik lagi dengan mengecek pemahaman mereka mengenai limit, kekontinuan, dan turunan fungsi satu variable terlebih dahulu (mungkin sekilas), sebelum menerangkan mahasiswa mengenai limit, kekontinuan, dan turunan fungsi dua variable. Kata Kunci: Kesalahan, Mahasiswa, Kalkulus Lanjut, Newmann Error Analysis, NEA, Limit, Kontinu, Turunan, Turunan Parsial
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Penalaran Matematis Siswa Madrasah Tsanawiyah Melalui Pembelajaran Collaborative Learning Juniawan, Egi Adha
GEOMATH Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : STKIP La Tansa Mashiro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55171/geomath.v3i2.879

Abstract

Rendahnya kemampuan pemecahan masalah dan penalaran matematika, dan diprediksi bahwa dengan pembelajaran Collaborative Learning dapat membantu siswa mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah dan penalaran matematika siswa lebih baik. tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Collaborative Learning  lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional, (2) apakah peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Collaborative Learning  lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Metode penelitian ini merupakan metode campuran (mixed methods) tipe embedded design. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII Madrasah Tsanawiyah Kun Karima Pandeglang pada tahun ajaran 2021/2022 dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan tes dan non tes, yaitu tes pemecahan masalah dan penalaran matematika sedangkan non tes yaitu observasi, wawancara, dan skala Likert Collaborative Learning. Data diolah dengan bantuan software SPSS 26 dan Excel 2019. Analisis data menggunakan uji-t, uji non-parametrik dan uji korelasi. Temuan penelitian ini adalah, (1) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang menggunakan pembelajaran Collaborative Learning lebih baik daripada Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional; (2) peningkatan kemampuan penalaran matematika siswa yang menggunakan pembelajaran Collaborative Learning lebih baik daripada Peningkatan kemampuan penalaran matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Kata kunci: kemampuan pemecahan masalah, kemampuan penalaran matematika, dan pembelajaran Collaborative Learning
Optimasi Kemampuan Penalaran Matematis Siswa dalam Menjawab Soal Setara PISA Konten Change And Relationship Melalui Pendekatan Scientifik Terintegrasi pada Model Problem Solving Yulianto, Dwi; Junaedi, Yusup; Juniawan, Egi Adha
GEOMATH Vol 4 No 1 (2023): Mei 2023
Publisher : STKIP La Tansa Mashiro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55171/geomath.v4i1.968

Abstract

Kemampuan penalaran matematis penting bagi siswa untuk mengembangkan pemikiran logis dan strategi pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil PISA tahun 2018 Indonesia mendapatkan skor matematika yang rendah. Salah satu konten PISA yaitu Change and Relationship. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan penalaran matematis dalam menyelesaikan masalah pada konten Change and Relationship. Penelitian ini menggunakan Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan penalaran pada soal setara PISA konten Change and Relationship terhadap 33 orang, terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan kelas VIIID SMP Daar El Qolam 2 Tangerang.Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri dari triangulasi yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Temuan dari penelitian ini adalah; a) kemampuan mengajukan dugaan awal meningkat dari 30,30% menjadi 54,54% (siklus I) dan 90,09% (siklus II); b) kemampuan menemukan pola penyelesaian permasalahan meningkat dari 21,20% menjadi 42,42% (siklus I) dan 69,69% (siklus II); c) kemampuan manipulasi matematika meningkat dari 22,20% menjadi 45,45% (siklus I) dan 63,63% (siklus II); kemampuan menarik kesimpulan meningkat dari 18,18% menjadi 42,42% (siklus I) dan 66,66% (siklus II). Kata Kunci: Kemampuan Penalaran Matematis, Model Problem Solving, Pendekatan Scientifik, PISA konteks Change and Relationship.
Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Bangun Ruang Sisi Datar Pada Asesmen Kompetensi Minimum-Numerasi Di Smp Al Wildan 4 Islamic School Jakarta Juniawan, Egi Adha; Yulianto, Dwi; Junaedi, Yusup
GEOMATH Vol 4 No 1 (2023): Mei 2023
Publisher : STKIP La Tansa Mashiro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55171/geomath.v4i1.969

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk deskripsi kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika tipe Higher Order Thinking Skill (HOTS) pokok bahasan Bangun Ruang Sisis Datar siswa kelas VIII SMP Al Wildan 4 Islamic School Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Sampel  dalam penelitian ini adalah kelas VIII SMP Negeri 4 Banda Aceh yakni 15 orang anak dan 3 orang guru kelas VIII SMP Al Wildan 4 Islamic School Jakarta terkait dengan analisis kemampuan siswa menyelesaikan soal HOTS terkait materi tentang bangun ruang sisi datar. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari lembar kerja siswa tersebut penulis menemukan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal hots yaitu: kemampuan analisis siswa sudah cukup baik. Dari soal no 1 siswa menjawab dengan langkah yang benar. Siswa mampu memahami soal dan mampu menyelesaikan soal dengan baik. Dari membuat pemisalan, bentuk persamaan, menentukan nilai buku dan balok kemudian menghitung nilainya. Kemampuan siswa dalam mengevaluasi dalam kategori baik. Dimana siswa telah mampu memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan dan metodologi seperti tampak pada gambar 1, dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektif atau manfaatnya. Kemudian Dari soal no 2 siswa menjawab dengan benar. Namun siswa belum mampu membangun atau merancang langkah-langkah dari penyelesaian jawaban soal tersebut sehingga siswa hanya menjawab dengan singkat tanpa memaparkan caranya. Selain itu, guru dapat mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal hots dengan cara membuat rubrik penilaian, kemudian guru juga lebih sering memberikan soal hot agar siswa terbiasa sehingga siswa mampu menyelesaikan soal hots tersebut. Selain itu dari hasil wawancara guru menyatakan bahwa masih terdapat siswa yang masih belum memahami dan menyelesaikan soal hots dengan baik, namun guru tetap berusaha memberikan penjelasan lebih maksimal.  Kata Kunci:  Kemampuan Siswa, Soal Hots, Bangun Ruang Sisi Datar
ANALISIS COMPUTATIONAL THINKING SKILLS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Junaedi, Yusup; Umami, Moh. Rizal; Anwar, Syahrul; Juniawan, Egi Adha; Yulianto, Dwi
Wilangan: Jurnal Inovasi dan Riset Pendidikan Matematika Vol 5, No 4 (2024): Desember 2024
Publisher : FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56704/jirpm.v5i4.30195

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya comptutational thinking skills dalam menghadapi permasalahan yang semakin kompleks. Selain itu pembelajaran berdiferensisasi merupakan salah satu pendekatan yang penting untuk dapat memfasilitasi kesiapan belajar dan gaya belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti ini bertujuan untuk menganalisis computational thinking skills siswa SMA melalui pembelajaran berdiferensiasi pada materi geometri ruang. Metode penelitian termasuk termasuk deskriptif kualitatif dengan desain studi kasus. Subjek penelitian yaitu siswa kelas XII-1 SMAN 1 Bojongmanik sebanyak 3 subjek penelitian terpilih berdasarkan kategorisasi computational thinking skills. Teknik pengumpulan data terdiri dari tes uraian, modul ajar, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa comptutational thinking skills siswa SMA Negeri 1 Bojongmanik sejumlah 40 siswa terbagi menjadi tiga kategori: tinggi (22,5%), sedang (57,5%), dan rendah (22%). Siswa kategori tinggi mampu memenuhi semua indikator (dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan algoritma). Siswa kategori sedang memenuhi tiga indikator awal tetapi belum mampu berpikir algoritma. Siswa kategori rendah hanya memenuhi dekomposisi dan pengenalan pola, tanpa menunjukkan abstraksi dan berpikir algoritma dalam menyelesaikan masalah.