Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Training on Making Pinnate Leaves Cakes toward Housewives of Lahai Roi Congregation, Tofa: Pelatihan Pembuatan Kue Basah Kelor bagi Kaum Ibu Jema’at Lahai Roi-Tofa Naat, Johnson N.; Lawa, Yosep; Neolaka, Yantus A. B.; Lestarani, Dewi; Parera, Lolita A. M.; Liunokas, Yanpitherzon
Mattawang: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2021)
Publisher : Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.144 KB) | DOI: 10.35877/454RI.mattawang334

Abstract

Marunggai tree leaves tree is a special plant in East Nusa Tenggara province with its high nutrient. It grows mostly in the house environment of the congregation of Lahai Roi church, Tofa and it is manufactured only as a kind of vegetable that makes consumers are less interested, but if it is manufactured in different kinds of meals its consumption can get increased. The less understanding in manufacturing marunggai leaves may emerge undelicious smell. This writing is a public service one that is important to train all housewives in Lahai Roi congregation, Tofa to make pinnate leaves wet cakes. The methods used were discussion and training methods of making pinnate leaves wet cakes (like cake, brownie, and tiramisu cakes). The result shows that the percentages of those housewives understanding in making pinnate leaves cakes, such as cake, brownies, and tiramisu cakes are in orderly 97%, 95.2%, and 91.7%. These percentages indicate that the housewives in Lahai Roi congregation, Tofa have a good understanding and they can make pinnate leaves wet cakes. By conducting the training of making pinnate leaves wet cakes in Lahai Roi congregation, Tofa it can increase community interest in consuming pinnate leaves that have high nutrients. Abstrak Tanaman kelor merupakan salah satu tanaman khas NTT yang mempunyai nilai gizi tinggi. Tanaman ini banyak tumbuh dipekarangan jemaat Lahai Roi Tofa dan hanya diolah menjadi sayuransehingga kurang diminati namun jika diolah menjadi jenis makanan yang berbeda dan inovatif akan meningkatkan konsumsi kelor. Kurangnya pemahaman dalam mengolah daun kelor akan menghasilkan bau yang kurang sedap. Pengabdian ini penting untuk melatih kaum ibu jemaat Lahai Roi Tofa dalam membuat kue basah kelor. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalahdiskusi dan pelatihanpembuatan kue basah kelor (cake, brownis dan tiramisu). Hasil pengabdian menunjukkan persentasi pemahaman kaum ibu dalam pembuatan kue cake, brownis dan tiramisukelor berturut-turut adalah 97%, 95,2% dan 91,7%. Hal ini menunjukkan bahwa kaum ibu jemaat Lahai Roi mampu dan memahami pembuatan kue basah kelor. Adanya pelatihan pembuatan kue basah berbahan kelor di jemaat Lahai Roi Tofa dapat meningkatkan minat masyarakat dalam mengkonsumsi daun kelor yang memiliki nilai gizi tinggi.
THE CONCEPTUALIZATION OF SOLIDARITY AND TOLERANCE LEARNING IN PROVERBS OF ADANG LANGUAGE HAAN, JOHN WEM; BUSTAN, FRANSSISKUS; BERA, LAURENSIUS KIAN; DJAHIMO, SANTRI; NALLEY, HILDA M.; LIUNOKAS, YANPITHERZON; ADANG, SARIMIN
Academic Journal of Educational Sciences Vol 6 No 2 (2022): December
Publisher : Postgraduate School, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/ajes.v6i2.9253

Abstract

The research questions triggering the current research are (1) what valuable ideas of tolerance and solidarity are expressed in Adang proverbs? (2) How are the ideas of tolerance and solidarity conceptualized in proverbs? (3) How are the value-bearing proverbs of Adang taught and transmitted from generations to generations? (4) How do people of Adang community put these ideas of solidarity and tolerance in practice in their daily life? To investigate the answers to the questions, descriptive qualitative method was employed in the research, where data gathering was conducted via observation and interviews. Data obtained were then analyzed qualitatively. To obtain valid and reliable data as well as valid and reliable results of data analysis, looping and triangulation were applied. The results show that there are at least four important ideas of solidarity (or in Durkheim terms: four conscience of mechanical solidarity) expressed in Adang proverbs, namely (1) solidarity in settlement/ housing, (2) solidarity in sharing of livelihood, (3) solidarity in friendship and networking; and (4) solidarity in poverty and prosperity. These concepts or ideas of solidarity are all pertaining to Durkheim’s mechanical type of solidarity. With respect to ideas of tolerance, two Adang proverbs of multi-contexts idea of tolerance are uncovered. All these ideas or concepts of tolerance and solidarity are conceptualized metaphorically, i.e, with comparison to natural phenomena, including wild-life both marine and agricultural. The concepts of tolerance and solidarity lessons are communally up-held in daily life of the community and are taught and transmitted from generations to generations via folk songs, tales and puzzles.
PENGEMBANGAN KONTEN KOMIK DIGITAL TOKOH ALKITAB DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BAHASA INGGRIS BAGI KELOMPOK PELAYANAN ANAK DAN REMAJA DI KOTA KUPANG DAN KABUPATEN KUPANG Otta, Gracia M.N.; Taka, Soleman Dapa; Liunokas, Yanpitherzon; Huan, Elisna; Manafe, Novriani R.
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 5 (2024): Vol. 5 No. 5 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i5.34918

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berupa kolaborasi antara tim pelaksana dengan kelompok Pelayanan Anak, Remaja dan Taruna di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang yang tersebar dalam beberapa tempat. Selanjutnya, melalui kegiatan ini, diharapkan dapat menjadi salah satu kegiatan unggulan dan berkelanjutan melalui program Gembala Brilian (Pengembangan pembelajaran Bahasa Inggris bagi Guru dan Anak Sekolah Minggu) yang telah dilaksanakan sejak tahun 2018 sampai saat ini, yang diharapkan berdampak positif di masa datang baik bagi para pengajar sekolah minggu maupun anak-anak sekolah minggu yang juga merupakan siswa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah. Metode yang diterapkan diharapkan terus meningkatkan usaha anak-anak dalam proses pembelajaran secara kreatif dan menyenangkan di Sekolah Minggu. beberapa hal yang dianggap sebagai masalah prioritas yang harus selesaikan antara lain adalah: (1) Peningkatan kosakata Bahasa Inggris. (2) Pelafalan kosakata Bahasa Inggris. (3) Meningkatkan antusias dan motivasi belajar Bahasa Inggris bagi anak Sekolah Minggu. Solusi yang ditawarkan berupa pembelajaran Bahasa Inggris yang kreatif dengan mengembangkan konten komik digital mengenai tokoh-tokoh yang terdapat dalam Alkitab dengan tampilan yang menarik dan mudah dipahami anak dan remaja. Produk PkM berupa komik yang dipresentasikan dalam bentuk buku juga digital sehingga dapat diakses dengan mudah. Luaran yang ditargetkan adalah penerbitan artikel di Jurnal Nasional terakreditasi. Kegiatan yang dilaksanakan merupakan salah satu peningkatan IPTEKs bagi tim pelaksana (dosen dan mahasiswa), juga Calon Vikaris dan Pengajar dari GMIT Imanuel Oepura Kupang. Hal-hal yang telah dicapai adalah sebagai berikut : pertama, diskusi dan penyamaan persepsi, kedua, penyaduran dan interpretasi konten komik digital, dan yang ketiga adalah pembuatan komik digital. Pada tahap akhir, diterbitkan pada Jurnal terakreditasi nasional.
FEATURES OF TRADITIONAL MARRIAGE AS CULTURAL IDENTITY MARKER OF DAWAN COMMUNITY Huan, Elisna; Otta, Gracia M. N.; Manafe, Novriani R.; Liunokas, Yanpitherzon; Bora, Dewi Bili
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 4 (2024): Special Issue Vol. 7 No. 4 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i4.36782

Abstract

Budaya Dawan berfungsi sebagai penanda identitas dan simbol pembeda bagi kelompok etnis Dawan. Hal ini menonjolkan rasa memiliki masyarakat sekaligus membedakannya dari kelompok etnis lain. Perwujudan utama dari budaya ini terlihat dalam praktik perkawinan tradisional mereka, yang mencerminkan struktur sosial dan nilai-nilai masyarakat Dawan. Penelitian ini berfokus pada dua bentuk utama perkawinan tradisional: perkawinan endogami, khususnya perkawinan lintas sepupu dan perkawinan antar marga. Perkawinan silang sepupu, bertujuan untuk memelihara ikatan keluarga dan memastikan warisan tetap berada dalam keluarga, berupaya memulihkan hubungan yang sebelumnya terputus oleh perkawinan sebelumnya. Sebaliknya, perkawinan antar suku, yang banyak dilakukan di kalangan Dawan, menumbuhkan jaringan kekerabatan yang lebih luas dalam satu suku. Perbedaan kedua bentuk ini terletak pada proses dan mekanismenya masing-masing. Struktur perkawinan adat Dawan yang dikenal dengan nama tamam nasako atau tamam man toet bi fe mencerminkan keunikan budaya masyarakatnya. Proses perkawinan secara sistematis dibagi menjadi tiga bagian yang saling berhubungan: lamaran (perkenalan), hantaran (bagian inti), dan tahap akhir pergantian marga. Unsur-unsur tersebut tidak hanya berfungsi sebagai validasi budaya warisan Dawan, namun juga sebagai mekanisme memperkokoh ikatan sosial dan melestarikan adat istiadat leluhur. Perkawinan adat Dawan mempunyai makna yang beragam melalui simbol-simbol verbal dan nonverbal, meliputi aspek agama, sosiologis, ekonomi, politik, sejarah, dan hukum. Selain itu, mereka mewujudkan nilai-nilai inti seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, konsensus, dan keadilan. Secara keseluruhan, perkawinan adat dalam masyarakat Dawan berperan penting dalam menjaga struktur sosial, membina hubungan, dan melestarikan norma dan nilai budaya.