Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Prevalence of alveolar bone crest resorption patterns at the age of 12-30 years from panoramic radiographs at RSGMP Universitas Trisakti Billah, Arifah; Lubis, Muhammad Novo Perwira
Jurnal Radiologi Dentomaksilofasial Indonesia (JRDI) Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Radiologi Dentomaksilofasial Indonesia (JRDI)
Publisher : Ikatan Radiologi Kedokteran Gigi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32793/jrdi.v8i2.1138

Abstract

Objectives: The aim of this study is determine the prevalence of alveolar bone crest resorption patterns at the age of 12-30 years from panoramic radiographs. Materials and Methods: This study used consecutive sampling method based on secondary data from panoramic radiographs at the age 12-30 years, who had resorption on central insisivus and first molars at maxilla and mandibula. The samples used in this study were teeth 11, 21, 31, 41, 16, 26, 36 and 46 with using digital measurements from the CEJ to the top of the alveolar bone. Data is presented in tabular form with simple statistical calculations using SPSS and MS. Excel, and intraobserver reliability test. After the measurements were taken, intraobserver reliability was tested using the Cohen's Kappa test. Data processing was carried out using SPSS and Microsoft Excel. Results: The results of this study showed that the prevalence of patients diagnosed with periodontitis was 6.19% with Horizontal bone resorption 4,26% and vertical 1.93%. Conclusion: The prevalence of patients diagnosed with periodontitis in 2022 was 6.19% with horizontal bone destruction patterns of 4.26% and vertical 1.93%.
Optimalisasi Penyuluhan dan Pelatihan Kesehatan Gigi Mulut Pada Remaja: Tinjauan Efektivitas dan Tantangannya Ariyani, Annisaa Putri; Budiman, Budiman; Sulistyowati, Indrani; Anggraini, Wita; Pratomo, Harris Gadih; Rospita, Fitrani; Lubis, Muhammad Novo Perwira; Amalia, Aurel Zahrein; Harissa, Adlina Putri; Suhardjo, Ranna Radhya Saadyandini
Abdimas Galuh Vol 7, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v7i2.20598

Abstract

Masalah gigi berlubang dan karang gigi merupakan masalah gigi mulut yang dapat ditemukan pada usia remaja. Akumulasi plak memicu proses demineralisasi dan menyebabkan terbentuknya gigi berlubang. Kandungan mineral dalam saliva memicu proses mineralisasi plak sehingga membentuk karang gigi. Menyikat gigi merupakan upaya pencegahan primer untuk mengurangi plak. Oleh karena itu, penyuluhan dan pelatihan kesehatan gigi mulut pada remaja berperan penting dalam meningkatkan kesadaran diri dalam memelihara kesehatan gigi mulut. Kegiatan ini bertujuan untuk meninjau efektivitas penyuluhan serta pelatihan kesehatan gigi mulut pada remaja. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilaksanakan pada 23 Mei 2025 di SMKS Islam Bahagia, Kalianyar, Tambora, Jakarta Barat, DKJ Jakarta melibatkan 76 peserta usia remaja. Kegiatan meliputi penyuluhan terkait anatomi gigi dan masalah kesehatan gigi mulut, serta pelatihan menyikat gigi dengan baik. Evaluasi dilakukan melalui pretest-posttest untuk mengukur tingkat pengetahuan, serta observasi visual menggunakan disclosing solution untuk mengukur kemampuan diri dalam memelihara kebersihan gigi mulut dari plak. Terdapat peningkatan signifikan skor pengetahuan peserta setelah penyuluhan (median pretest 72,54 menjadi posttest 86,39; p<0,001). Visualisasi disclosing solution menunjukkan penurunan signifikan plak pada peserta dengan susunan gigi normal. Namun, peserta dengan gigi berjejal masih menunjukkan sisa plak yang menandakan keterbatasan efektivitas teknik menyikat gigi pada kondisi anatomi tertentu. Penyuluhan dan pelatihan memberikan dampak positif terhadap peningkatan pengetahuan dan kemampuan menyikat gigi pada remaja. Namun, keberhasilan penyuluhan dan pelatihan kesehatan gigi mulut dipengaruhi oleh kondisi individual rongga mulut. Optimalisasi penyuluhan perlu mempertimbangkan pendekatan tambahan seperti edukasi penggunaan alat bantu kebersihan gigi dan evaluasi berkala menggunakan disclosing solution.