Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Tingkat Keuntungan Petani Dan Pedagang Jagung Kuning (Zea mays) Di Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba Dahniar Dahniar; Makmur Makmur; I Susanti
AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 3, No 2 (2018): Agrovital Volume 3, Nomor 2, November 2018
Publisher : Universitas Al Asyariah Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/agrovital.v3i2.209

Abstract

Program sektor  pertanian  diarahkan untuk menghubungkan agribisnis yang mengakar kuat di pedesaan serta mendukung pengembangan wilayah pengembangan wilayah sektor pertanian didasarkan atas keterpaduan dalam suatu sistem berorientasi pasar, memanfaatkan sumberdaya secara optimal, dikelola secara profesional dengan didukung oleh sumberdaya  yang berkualitas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah senua petani jagung kuning yang ada di Kecamatan Bontotiro dengan menetapkan 3 desa yaitu Desa Batang, Desa Bontotangga dan Desa Bontomarannu. Pengambilan sampel untuk petani dengan jumlah 20 orang petani jagung kuning pada masing-masing desa yang ada di Kecamatan Bontotiro. Selain dari responden, data diambil pula dari instansi printah dan pustaka. Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisi pendapatan, R\C- ratio dan B\C-ratio, serta analisis margin dan pemasaran dan keuntungan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendaptan petani jagung kuning dari usahataninya sebesar Rp. 1.438.967.794/musim/tanam/hektar dengan R/C-ratio sebesar 3,2 serta B/C-ratio sebesar 2,2. Besarnya margin keunungan yang diterima masing-masing lembaga pemasaran yang terbesar diterima oleh pedagang pengecer sebesar Rp. 400/kg jagung pipalans, pedagang pengumpul sebesar Rp. 300/kg jagung pipilan dan pedagang besar Rp.250/kg jagung pipilan.
Pemberian Dedak Yang Difermentasi Dengan EM4 Sebagai Pakan Ayam Broiler Najmah Ali; Agustina Agustina; Dahniar Dahniar
AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 4, No 1 (2019): Agrovital Volume 4, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : Universitas Al Asyariah Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/agrovital.v4i1.298

Abstract

Kebutuhan akan bahan pangan misalnya ketersedian daging dari tahun ke tahun mengalami peningkatan seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat akan peranan zat-zat makanan khususnya protein bagi bagi kehidupan.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula yang tepat untuk broiler yang mendapatkan ransum berbahan dedak fermentasi untuk menghasilkan pertambahan berat badan  (PBB) yang tinggi.  Percobaan dilakukan dengan menggunakan 36 ekor DOC ayam broiler.  Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan.  Dalam setiap unit penelitian terdapat 3 ekor DOC.  Perlakuan yang diterapkan adalah sebagai berikut P0 = 100% dedak fermentasi, P1 = 90% dedak fermentasi + 10% BP 11, P2 = 80% dedak fermentasi + 20% BP 11, P3 = 70% dedak fermentasi + 30% BP 11.  Penelitian dilakukan selama 4 minggu.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa level pemberian dedak fermentasi EM 4 (P0, P1, P3) sangat nyata menghasilkan pertambahan berat badan  yang lebih tinggi dibandingkan dengan P0.  Pemberian dedak fermentasi tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat konsumsi dan konversi ransum, tetapi terdapat perbedaan pada tingkat konsumsi yaitu pada P3 = 70% dedak fermentasi + 30% BP11 memperlihatkan tingkat konsumsi ransum dan konversi ransum lebih tinggi dari perlakuan lainnya (P0, P1, P2).  Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian dedak fermentasi dengan EM4 sebagai pakan ayam broiler dapat diberikan hingga 70%.
PEMBERDAYAAN PENGRAJIN MEUBEL ROTAN DI DESA TONYAMAN KECAMATAN BINUANG KABUPATEN POLEWALI MANDAR PROPINSI SULAWESI BARAT Dahniar Dahniar; Indayani Indayani; Najmah Ali

Publisher : Universitas Muhammadiyah Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.082 KB) | DOI: 10.31850/jdm.v2i2.374

Abstract

Kerajinan rotan merupakan industri kreatif yang memanfaatkan bahan dasar dari rotan yang diolah menjadi barang furniture (perabot) seperti meja, kursi dan barang handicraft (anyaman), seperti tudung makanan, keranjang buah dan lain-lain. Desa Tonyaman Kecamatan Binuang memberikan kesempatan berusaha bagi setiap masyarakat untuk dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya dan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan penghasilan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Terdapat industri kerajinan meubel rotan di Desa Tonyaman yang dikelola oleh beberapa kelompok warga. Industri ini merupakan industri kecil yang dikelola secara tradisional dan turun temurun, dengan karakteristik tenaga kerja yang digunakan 3-5 orang yang sebagian besar merupakan anggota keluarga itu sendiri. Modal yang digunakan relatif kecil dan teknologi yang digunakan masih sederhana. Oleh karena itu, PKM ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi wirausaha mitra; meningkatkan pemahaman mitra tentang manajemen; meningkatkan kemampuan SDM dalam teknik produksi dan pemasaran; serta mengembangkan jejaring kewirausahaan mitra untuk menopang pengembangan ekonomi kreatif. Target yang dicapai dari kegiatan PKM ini adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan kelompok pengrajin meubel rotan dalam kaitannya dengan nilai tambah produk, manajemen dan pemasaran; terbentuknya jaringan pemasaran yang lebih luas untuk produk rotan yang dihasilkan; dan meningkatnya pendapatan keluarga pengrajin rotan. Pendekatan-pendekatan yang ditawarkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui model pemberdayaan, yang meliputi beberapa tahapan antara lain persiapan, assessment, rencana aksi, implementasi, dan evaluasi.
MAKANAN RINGAN BERBASIS PENGOLAHAN HASIL IKUTAN PEMOTONGAN TERNAK AYAM Irma Susanti S.; Suhartina Suhartina; Dahniar Dahniar; Mariani Mariani; Rustang Rustang
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i1.12245

Abstract

ABSTRAKKegiatan pemotongan ternak ayam yang dilakukan oleh para pedagang maupun peternak menghasilkan limbah yang harus diolah secara benar agar masih dapat menghasilkan nilai tambah ekonomi.  Sampai saat ini limbah tersebut belum banyak dimanfaatkan oleh penduduk di Desa Adolang Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene. Kegiatan pengabdian ini bertujuan memberikan penyuluhan dan bimtek tentang pengolahan limbah pemotongan ayam menjadi kripik yang bernilai ekonomis. Metode kegiatan terdiri dari : persiapan dan koordinasi teknis, sosialisasi dan pembuatan kripik usus dan kaki ayam, pengemasan, pemasaran, dan monitoring. Banyaknya hasil ikutan pemotongan ayam menumbuhkan harapan baru, bagi Kelompok Wanita Tani Bura’ Asso di Desa Adolang untuk mengolah bahan pangan tersebut menjadi makanan ringan. Usus dan ceker ayam ini diolah menjadi kripik yang bergizi karena diolah dengan proses pembersihan, pencampuran bumbu-bumbu, digoreng kemudian dikemas dengan baik.  Potensi lain terkait dengan produk ini adalah peningkatan perekonomian keluarga dari usaha kripik usus dan ceker ayam. Manfaat langsung yang dirasakan oleh masyarakat setelah dilakukan pelatihan dan pendampingan adalah adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengolahan makanan ringan berbahan baku limbah pemotongan ayam sehingga menanggulangi pencemaran lingkungan.  Melalui kegiatan kemitraan masyarakat stimulus, diharapkan akan menjadi percontohan bagi kegiatan-kegiatan kemitraan di desa-desa lainnya dalam rangka peningkatan ekonomi melalui usaha mikro, kecil dan menengah. Kata kunci : hasil ikutan pemotongan; kripik; usus ayam; kaki ayam. ABSTRACTThe slaughtering of chickens carried out by traders and breeders produces waste that must be processed properly so that it can still generate economic added value. Until now, this waste has not been widely used by residents in Adolang Village, Pamboang District, Majene Regency. This service activity aims to provide counseling and technical guidance on processing chicken cutting waste into economically valuable chips. The activity method consists of: preparation and technical coordination, outreach and manufacture of chicken intestine and leg chips, packaging, marketing, and monitoring. The large number of by-products of slaughtering chickens has given rise to new hope for the Bura' Asso Women Farmers Group in Adolang Village to process these foodstuffs into snacks. Intestines and chicken feet are processed into nutritious chips because they are processed by cleaning, mixing spices, frying and then packing them properly. Another potential associated with this product is increasing the family economy from the business of intestinal chips and chicken feet. The direct benefit felt by the community after the training and assistance was carried out was an increase in knowledge and skills in processing snacks made from chicken slaughtering waste so as to overcome environmental pollution. Through the stimulus community partnership activities, it is hoped that this will become a model for partnership activities in other villages in the context of increasing the economy through micro, small and medium enterprises. Keywords: cutting waste; chips; chicken intestine; chicken feet.
ANALISIS KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG KOMODITI RUMPUT LAUT (Gracilaria sp) DI KABUPATEN TAKALAR Mardia Mardia; Mardiana Ethrawaty Fachrie; Dahniar Dahniar
AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 7, No 2 (2022): AGROVITAL VOLUME 7, NOMOR 2, NOVEMBER 2022
Publisher : Universitas Al Asyariah Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/agrovital.v7i2.3535

Abstract

Rumput laut salah satu komoditas ekspor nonmigas, memiliki nilai ekonomi yang tinggi, menyediakan lapangan kerja di sektor budidaya dan industri serta pendapatan bagi sebagian besar masyarakat pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis kesenjangan sistem resi gudang komoditi rumput.  Penelitian ini di laksanakan di Desa Ujungbaji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar.  Yang dilaksanakan pada bulan Sepetember 2019 sampai dengan bulan Juni  2020.  Analisis kesenjangan yang digunakan dalam penelitian untuk melihat kesenjangan proses pelaksanaan sistem resi gudang di Kabupaten Takalar rumput laut. Analisis kesenjangan merupakan perbandingan kinerja aktual dengan kinerja potensial ataupun yang diharapkan.  Dari hasil penelitian dan analisis kesenjangan sistem resi gudang  kesimpulannya adalah analisis kesenjangan secara aktual di lapangan dapat dilihat bahwa pesertanya sistem resi gudang untuk rumput laut pesertanya adalah kelompok tani. Lembaga penilaian kesesuain yakni BPSMB dalam pengambilan sampel bersifat homogen terhadap komoditi rumput laut. Dan keterbatasan pengelola gudang dan lembaga penilaian kesesuaian, sarana dan prasarana. Sosialisasi/edukasi, pendampingan bagi masyarakat petani/nelayan / koperasi dan pelaku usaha tentang manfaat sistem resi gudang.
Penerapan Produk Fitobiotik Jamu Ternak Ramah Lingkungan pada “Kelompok Ternak Balanipa” Polewali Mandar Sulawesi Barat Najmah Ali; Siti Nuraliah; Hendro Sukoco; Besse Mahbuba We Tenri Gading; Agustina Agustina; Irma Susanti S; Takril Takril; Dahniar Dahniar; Nurfadilah Nurfadilah
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v5i3.7529

Abstract

Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam meramu “jamu ternak” berdasarkan formulasi ransum, yaitu penyusunan berdasarkan angka kecukupan nutrisi ternak. Kegiatan program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan pada tanggal 22 November 2022 di “Kelompok Ternak Balanipa” Kelurahan Balanipa Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar.  Anggota kelompok mitra adalah kelompok peternak ayam dan sapi. Pelaksanaan pelatihan, meliputi 1.  Pemberian materi pelatihan dengan topik “Manajemen Usaha Kecil”. Memperkenalkan mitra mengenai manajemen usaha kecil, di dalamnya menjelaskan tentang aspek pemasaran, aspek produksi, aspek permodalan dan keuangan, dan aspek sumber daya manusia. 2. Pemberian materi pelatihan dengan topik “Pembuatan jamu ternak”.  Pada sesi ini disampaikan 2 topik materi yaitu pembuatan jamu untuk ternak sapi dan ternak unggas.    Setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan, terjadi penambahan pengetahuan dan kesadaran para anggota kelompok ternak “KT Balanipa” Kelurahan Balanipa Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar tentang pentingnya manajemen usaha kelompok ternak dan pembuatan jamu ternak.  Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan skor hasil kuesioner awal dan akhir dari 17 anggota kelompok ternak, terdapat peningkatan pengetahuan peternak dari 25%  menjadi 70% yang paham dan tahu betul tentang jamu ternak dan kelebihan-kelebihannya jika diberikan pada ternak. This activity aims to develop the knowledge and skills of breeders in concocting "livestock herbs" based on a ration formula, namely preparation based on livestock nutritional adequacy figures. This PKM program activity was carried out on November 22, 2022, at the "Balanipa Cattle Group" in Balanipa Village, Balanipa District, Polewali Mandar Regency. Members of the partner group are groups of chicken and cattle breeders. Implementation of training, including 1. Provision of training materials on the topic "Small Business Management." Introducing partners regarding small business management, in which they explain marketing, production, capital, financial, and human resource aspects. 2. Provision of training materials on "Making herbal medicine for livestock". In this session, two material topics were presented, namely the manufacture of herbal medicine for cattle and poultry. After counseling and training, additional knowledge and awareness of the members of the livestock group "KT Balanipa" Balanipa Village, Balanipa District, Polewali Mandar Regency was carried out regarding the importance of managing livestock groups and making livestock herbal medicine. This can be seen from comparing the scores of the initial and final questionnaire results of 17 members of the livestock group. There was an increase in farmers' knowledge from 25% to 70% who understood and knew very well about herbal medicine and its advantages when given to livestock.