Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pemanfaatan Down Flow Sand Filter Sebagai Pengolah Kualitas Air Sungai Berampes Di Desa Setanggor, Kabupaten Lombok Tengah (Tahap Instalasi dan Uji Fungsi Alat) Setiawan, Ery; Supriyadi, Anid; Sulistiyono, Heri; Budianto, Muh. Bagus; Hartana; Pracoyo, Atas; Agastya, Dewandha Mas; Dewi, Evrianti Syntia; Sari, Nopia Puspita
Portal ABDIMAS Vol. 2 No. 1 (2024): Jurnal PORTAL ABDIMAS
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/portalabdimas.v2i1.4479

Abstract

Desa Setanggor dilewati oleh sebuah sungai yaitu Sungai Berampes yang dapat dimanfaatkan sebagai penyediaan air di musim kering melalui pengolahan kualitas air. Sebagian besar masyarakat di Desa Setanggor Kecamatan Praya Barat belum memanfaatkan dan terlayani oleh jaringan air bersih PDAM sehingga memanfaatkan air dari sumur bor komunal sebagai penghasil air baku sehari-hari. Namun, karena beberapa keterbatasan teknis dan non-teknis menyebabkan ketidakcukupan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar. Akibatnya sebagian masyarakat mengalami kekurangan air bersih terutama di masa kemarau panjang. Hasil instalasi dan uji fungsi alat menggunakan sampel air dari sungai Berampes menghasilkan 4 dari 5 nilai parameter kualitas air yang sesuai dengan standar dari Permenkes 32/2017, kecuali temperatur. Oleh karena itu, disarankan lokasi dan waktu pengambilan sampel air serta perlakuan pra-pengujian mendapatkan perhatian dan porsi khusus dalam proses pengujian, selain jenis material gradasi partikel penyaringnya.
Increasing the Utilization of Bamboo for Rainwater Capture Networks in Batu Jaran Hall, Batulayar Village Yasa, I Wayan; Hasyim, Hasyim; Karyawan, I Dewa Made Alit; Jayanegara, I Dewa Gede; Saidah, Humairo; Rohani, Rohani; Agastya, Dewandha Mas
Unram Journal of Community Service Vol. 5 No. 4 (2024): December
Publisher : Pascasarjana Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ujcs.v5i4.753

Abstract

The problem of clean water for people in the highlands always arises every dry season. Getting clean water every day requires a lot of effort to find a water source that is very far away. Some people even have to spend additional money to get clean water. This is also the case with people in Batulayar sub-district who live in the highlands, especially in the mountains. Surface water sources are not available so that it becomes a routine problem every year. In overcoming this problem, some people make rainwater reservoirs either in groups or individually. The reservoir is made with several materials in the form of a reservoir by making a hole in the ground surface covered with plastic or tarpaulin and a reservoir made of brick/brick masonry. The method of capturing water is directly from the ground surface by making a channel and there is by making a reservoir from local materials in the form of bamboo which then the captured water is channeled into the reservoir. The use of local materials in the form of bamboo is very potential to be used because in the Batulayar area, especially in the mountains, the availability of bamboo is very abundant. Bamboo with an age of 3 years already has quite high strength both for water flow materials and as construction materials. The weakness that is still faced by the community in utilizing bamboo is the connection method which is still very simple, so that when it rains with high intensity the connection comes loose. In using bamboo as a rainwater catchment network, it is very important to socialize the right connection model to be used in capturing rainwater.
Mangrove Planting on Cemara Beach for Sustainable Development Goals (SDGs) Agastya, Dewandha Mas; Raissilki, Muhammad Iqbal; Setiawan, Agustono; Budastra, Wayan Cintya Ganes; Rassy, Regania Pasca; Dewi, Evrianti Syntia; Sarjan, Achmad Fajar Narotama; Salsabila, Fera Fitri
Unram Journal of Community Service Vol. 5 No. 4 (2024): December
Publisher : Pascasarjana Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ujcs.v5i4.762

Abstract

Sustainable Development Goals (SDGs) in protecting marine and coastal ecosystems and reducing the risk of natural disasters can be achieved through mangrove planting activities at Cemara Beach. Mangroves are useful in maintaining ecosystem balance, protecting the coastline from abrasion and absorbing carbon dioxide which can reduce the impact of climate change. Mangrove planting activities involve local communities in the planting and maintenance process, and contribute to improving community welfare and environmentally-based economic development. Mangrove planting activities use seedlings aged 3 to 6 months. Mangrove planting is in a location with a water depth of 10 to 50 cm. The size of the mangrove seedlings planted is 15 to 30 cm. The type of mangrove planted at Cemara Beach is Rhizophora. Mangrove planting activities support SDGs 13, 14, dan 15 tentang climate action, life below water, and life on land.
Sosialisasi Dan Pengenalan Irigasi Leb Pada Mahasiswa Di Jaringan Irigasi Air Tanah Desa Gumantar Lombok Utara Negara, I Dewa Gede Jaya; Karyawan, I Dewa Made Alit; Saidah, Humairo; Rohani; Yasa, I Wayan; Salehudin; Hasyim; Agastya, Dewandha Mas; Bakti, Lalu Arifin Aria; Nurrachman; Isnaniar
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 4 (2024): Oktober-Desember 2024
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i4.10037

Abstract

Kegiatan ini adalah sosialisai jaringan irigasi Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) ditingkat Lapang pada mahasiswa Tenik Sipil dan Fakutas Pertanian Universitas Mataram, guna mengenalkan sistem irigasi yang diterapkan dilokasi lahan kering yang ada di NTB terutama di lokasi Desa Gumantar Kabupaten Lombok Utara. Mahasiswa perlu mendapatkan pengetahuan irigasi lapangan pada lahan kering yang sedikit berbeda dengan irigasi di lahan basah. Untuk mencapai tujuan tersebut maka mahasiswa perlu dibibmbing dan dipandu oleh tim dosen dari Fakutas Teknik dan Fakultas Pertanaian Unram agar manfaat kegiatan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa. Tahapan kegiatan ini mencakup koordinasi lapangan, koordinasi dengan tim dosen dan mahasiswa, koordinasi lapangan pada petani pemilik lahan dan pengelola JIAT, tinjauan lapangan kelompok mahasiswa, sosialisasi pengaliran irigasi JIAT, diskusi dan tanya jawab serta penutup. Hasil sosialisasi menunjukkan bahwa telah berhasil melakukan soosialisasi 20 orang mahasiswa teknik Sipil dan Pertanian dalam satu kegiatan di lahan kering Desa Gumantar. Mahasiswa telah memperoleh pengetahuan irigasi JIAT yang ada di lahan kering dan telah mengetahui kelemahan JIAT dan manfaatnya secara umum. Setelah sosalisasi dalam kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan sistem irigasi JIAT yang ada untuk meningkatkan manfaat dan efisiensi penggunaan air tanah dalam jangka panjang.
Sosialisasi Perkerasan Ramah Lingkungan di Desa Medana Kecamatan Tanjung Yasa, I Wayan; Alit, I Dewa Made; Wiradarma, Lalu Wirahman; Sideman, Ida Ayu Oka Suwati; Setiawan, Agustono; Jayanegara, I Dewa Gede; Saidah, Humairo; Hasyim; Agastya, Dewandha Mas; Bawu, Mario Alfredo
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 8 No 2 (2025): April-Juni 2025
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v8i2.11415

Abstract

Pembagunan permukiman dan pusat-pusat perekonomian di Desa Medana mengalami pertumbuhan yang sangat pesat seiring dengan perkembangan kabupaten Lombok Utara sebagai kabupaten baru. Semua aspek berkembang sangat cepat seperti permukiman, pertokoan, perkantoran maupun tempat-tempat pariwisata. Berbagai kebutuhan sarana dan prasarana penunjang pertumbuhan perkotaan tersebut seperti parkir, jalan, sistem dranase, pembuangan limbah, air bersih dan telokomunikasi. Salah satu dampak dari pertumbuhan tersebut yaitu penggunaan perkerasan permukaan lahan dengan menggunakan asphlat, beton serta paving block. Penggunaaan perkerasan tersebut yang rata-rata kedap air akan menyebabkan kecilnya volume air yang masuk ke dalam tanah sehingga menyebabkan terjadinya banjir, genangan dan turunnya permukaan air tanah. Dalam upaya mengurangi permasalah tersebut sangat diperlukan adanya inovasi sistem perkerasan ramah lingkungan yang tetap memberikan konstribusi terhadap air bawah permukaan, mengurangi banjir, konservasi air serta menjaga siklus air permukaan dan bawah permukaan. Pemanfaatan sistem perkerasan grass block paving atau dengan grass block dengan pengisi material alam (batu pecah atau coral) akan dapat mengurangi terjadinya genangan atau banjir, dimana air limpasan permukaan akan masuk kedalam tanah melalui pori paving block. Sehingga dengan demikian limpasan dapat dikurangi dan air yang masuk menjadi infiltrasi akan selalu tetap dijaga. Pelaksanaan pengabdian diikuti oleh seluruh perangkat desa, masyarakat, tokoh masyarakat, karang taruna, serta mahasiswa kuliah kerja nyata Universitas Mataram
ANALISIS KINERJA SPRINKLER MINI PADA JARINGAN IRIGASI AIR TANAH DI DESA GUMANTAR: Performance Analysis of Mini Sprinklers in Groundwater Irrigation Networks in Gumantar Village Jaya Negara, I Dewa Gede; Yasa, I Wayan; Sulistiyono, Heri; Agastya, Dewandha Mas; Supriyadi , Anid
Spektrum Sipil Vol 12 No 1 (2025): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v12i1.384

Abstract

Pertanian di lahan kering Gumantar, saat ini telah didukung oleh jaringan irigasi air tanah (JIAT) dalam dengan jaringan perpipaan dan sistem bok outlet dalam pendistribusian air irigasinya. Pada cara irigasi tersebut irigasi dilahan pertanian diberikan dengan cara penggenangan sekitar 2 jam dan kemudian diistirahatkan karena terbatasnya pompa. Memperhatikan pemberian irigasi dengan sistem yang ada sangat boros dengan air dan banyak lahan dengan luasan yang kecil berpotensi mendapat air dari jaringan JIAT sangat berlebihan, maka perlu dilakukan uji sistem irigasi hemat air untuk untuk luasan kecil, untuk membantu efisiensi penggunaan air dilahan kering JIAT Gumantar. Untuk itu sistem irigasi sprinkler kecil yang jangkauannya pendek akan diuji dilokasi ini, agar nantinya dapat digunakan sebagai alternatif dalam irigasi pada lahan yang kecil. Uji ini dilakukan pada luas lahan sekitar 3 are dengan uji sprinkler kecil 24D Netafim dan jaringan distribusi digunakan pipa pvc dan sumber air dari jaringan JIAT. Uji dilakukan terhadap kinerja sprinkler dalam memberikan irigasi. Data hasil uji yang dianalisis mencakup data radius irigasi, kedalaman dan durasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan kedalaman irigasi yang diperoleh dengan ditingkatkannya durasi irigasi dan pada durasi 1 jam diperoleh kedalaman irigasi 7 cm dan untuk durasi 2 jam diperkirakan mencapai kedalaman 14 cm.
Pemanfaatan Down Flow Sand Filter Sebagai Pengolah Kualitas Air Sungai Berampes Di Desa Setanggor, Kabupaten Lombok Tengah (Tahap Instalasi dan Uji Fungsi Alat) Setiawan, Ery; Supriyadi, Anid; Sulistiyono, Heri; Budianto, Muh. Bagus; Hartana; Pracoyo, Atas; Agastya, Dewandha Mas; Dewi, Evrianti Syntia; Sari, Nopia Puspita
Portal ABDIMAS Vol. 2 No. 1 (2024): Jurnal PORTAL ABDIMAS
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/portalabdimas.v2i1.4479

Abstract

Desa Setanggor dilewati oleh sebuah sungai yaitu Sungai Berampes yang dapat dimanfaatkan sebagai penyediaan air di musim kering melalui pengolahan kualitas air. Sebagian besar masyarakat di Desa Setanggor Kecamatan Praya Barat belum memanfaatkan dan terlayani oleh jaringan air bersih PDAM sehingga memanfaatkan air dari sumur bor komunal sebagai penghasil air baku sehari-hari. Namun, karena beberapa keterbatasan teknis dan non-teknis menyebabkan ketidakcukupan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar. Akibatnya sebagian masyarakat mengalami kekurangan air bersih terutama di masa kemarau panjang. Hasil instalasi dan uji fungsi alat menggunakan sampel air dari sungai Berampes menghasilkan 4 dari 5 nilai parameter kualitas air yang sesuai dengan standar dari Permenkes 32/2017, kecuali temperatur. Oleh karena itu, disarankan lokasi dan waktu pengambilan sampel air serta perlakuan pra-pengujian mendapatkan perhatian dan porsi khusus dalam proses pengujian, selain jenis material gradasi partikel penyaringnya.
Artificial Rainfall Aquifer to Supply Clean Water Requirement During the Dry Season in Selengen Village, North Lombok Regency Yasa, I Wayan; Agustawijaya, Didi Supriyadi; Pracoyo, Atas; Setiawan, Ery; Hasyim, Hasyim; Karyawan, I Dewa Made Alit; Saidah, Humairoh; Jayanegara, I Dewa Gede; Agastya, Dewandha Mas
Unram Journal of Community Service Vol. 5 No. 2 (2024): June
Publisher : Pascasarjana Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ujcs.v5i2.608

Abstract

Selengen Village is one of the villages in North Lombok Regency that always experiences drought and lack of clean water every year. The problem of clean water availability is caused by limited water sources on the surface. The frequency of rainwater in Selengen Village is very small and with very low intensity. In order to meet the need for clean water, the community has to pay additional costs to buy clean water or wait for a drop from the government. The Selengan Village community has limited information regarding simple methods that can be used to collect clean water sourced from rainwater. The method used to introduce rainwater capture as a source of clean water is to provide direct outreach to the Selengen Village community about rainwater storage in the form of ABSAH (Artificial Aquifer for Rainwater Savings). The ABSAH method can be done individually or in groups. The socialization was carried out at the Panggung Barat Hamlet office involving the community consisting of farmer groups, community leaders, youth organizations and housewives. The result of the socialization regarding the introduction of artificial rainwater aquifers is the high desire of the community to create rainwater storage, either independently/individually or in groups. In the process of making it, the community hopes to get assistance from the implementation team so that the calculation of the storage volume is in accordance with the volume of water used. Apart from that, the community also hopes to be given drawings of storage designs, installations for collecting water from the roofs of houses and designs of distribution networks to people's homes.
Increasing the Utilization of Bamboo for Rainwater Capture Networks in Batu Jaran Hall, Batulayar Village Yasa, I Wayan; Hasyim, Hasyim; Karyawan, I Dewa Made Alit; Jayanegara, I Dewa Gede; Saidah, Humairo; Rohani, Rohani; Agastya, Dewandha Mas
Unram Journal of Community Service Vol. 5 No. 4 (2024): December
Publisher : Pascasarjana Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ujcs.v5i4.753

Abstract

The problem of clean water for people in the highlands always arises every dry season. Getting clean water every day requires a lot of effort to find a water source that is very far away. Some people even have to spend additional money to get clean water. This is also the case with people in Batulayar sub-district who live in the highlands, especially in the mountains. Surface water sources are not available so that it becomes a routine problem every year. In overcoming this problem, some people make rainwater reservoirs either in groups or individually. The reservoir is made with several materials in the form of a reservoir by making a hole in the ground surface covered with plastic or tarpaulin and a reservoir made of brick/brick masonry. The method of capturing water is directly from the ground surface by making a channel and there is by making a reservoir from local materials in the form of bamboo which then the captured water is channeled into the reservoir. The use of local materials in the form of bamboo is very potential to be used because in the Batulayar area, especially in the mountains, the availability of bamboo is very abundant. Bamboo with an age of 3 years already has quite high strength both for water flow materials and as construction materials. The weakness that is still faced by the community in utilizing bamboo is the connection method which is still very simple, so that when it rains with high intensity the connection comes loose. In using bamboo as a rainwater catchment network, it is very important to socialize the right connection model to be used in capturing rainwater.
Mangrove Planting on Cemara Beach for Sustainable Development Goals (SDGs) Agastya, Dewandha Mas; Raissilki, Muhammad Iqbal; Setiawan, Agustono; Budastra, Wayan Cintya Ganes; Rassy, Regania Pasca; Dewi, Evrianti Syntia; Sarjan, Achmad Fajar Narotama; Salsabila, Fera Fitri
Unram Journal of Community Service Vol. 5 No. 4 (2024): December
Publisher : Pascasarjana Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ujcs.v5i4.762

Abstract

Sustainable Development Goals (SDGs) in protecting marine and coastal ecosystems and reducing the risk of natural disasters can be achieved through mangrove planting activities at Cemara Beach. Mangroves are useful in maintaining ecosystem balance, protecting the coastline from abrasion and absorbing carbon dioxide which can reduce the impact of climate change. Mangrove planting activities involve local communities in the planting and maintenance process, and contribute to improving community welfare and environmentally-based economic development. Mangrove planting activities use seedlings aged 3 to 6 months. Mangrove planting is in a location with a water depth of 10 to 50 cm. The size of the mangrove seedlings planted is 15 to 30 cm. The type of mangrove planted at Cemara Beach is Rhizophora. Mangrove planting activities support SDGs 13, 14, dan 15 tentang climate action, life below water, and life on land.