Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

HUBUNGAN KONSUMSI GARAM, MEROKOK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINDANG DATARAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU Indriani, Indriani; Wulan, Susilo; Syavani, Dini; Khairani, Nurul; Sanisahhuri, Sanisahhuri
Journal of Public Health Science Vol. 1 No. 1 (2024): Maret
Publisher : Yayasan Nuraini Ibrahim Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jophs.v1i1.594

Abstract

Hipertensi  merupakan  suatu  masalah  kesehatan  global  yang  dapat  menyebabkan  terjadinya peningkatan  angka  kesakitan,  kematian  dan  beban  biaya  kesehatan  diseluruh  dunia  termasuk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi garam, merokok dan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Sindang Dataran Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu yang dilakukan pada tanggal 31 juli sampai 14 Agustus dengan jumlah responden sebanyak 64 lansia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional, Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang berkunjung ke puskesmas pada tahun 2022 sebanyak 173 lansia. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Sampel Random Sampling. Teknik Analisa data dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS. Analisis Bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa dari 64 lansia, terdapat 32 lansia (50,0%) yang sering mengkonsumsi garam, 43 lansia (67,2%) yang tidak merokok, 27 lansia (42,2%) yang melakukan aktivitas fisik sedang, 39 lansia (60%) yang menderita hipertensi dan  ada hubungan antara konsumsi garam dengan kejadian hipertensi, ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi, tidak ada hubunngan antara merokok dengan kejadian hipertensi. Diharapkan pihak puskesmas agar dapat memberikan edukasi tentang pola makan yang baik dan mengadakan senam jantung. Kata Kunci: Konsumsi Garam, Merokok, Aktivitas Fisik, Kejadian Hipertensi
PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA SDN 11 KOTA BENGKULU MENGENAI PENTINGNYA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT Wulan, Susilo; Dirhan, Dirhan; Puri, Chandrainy; Syavani, Dini; Novita, Vina
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 1 No. 3 (2023): Juni
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v1i3.50

Abstract

Perilaku hidup bersih dan sehat menjadi kunci pencegahan terhadap pemutus rantai penularan berbagai penyakit. Salah satu praktik PHBS di sekolah adalah cuci tangan dengan sabun, tersedianya air bersih, ketersediaan jamban bersih serta jajanan sehat. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan kerjasama yang baik antara pihak sekolah dan juga orang tua. Oleh karena itu perlu dilakukan komunikasi, Informasi dan Edukasi kepada siswa  untuk membiasakan perilaku hidup bersih baik di sekolah maupun di rumah dengan kegiatan pengabdian di SDN 11 Kota Bengkulu bekerjasaa dengan STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran siswa-siswi tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh sehingga mencegah terjangkitnya penyakit dan kematian pada anak usia dini. Metode pelaksanaan kegiatan berupa edukasi siswa kelas 4 dengan pemberian materi berupa PHBS. Kegiatan ini telah berhasil meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa-siswi tentang PHBS dengan peningkatan pengetahuan sebesar 1,040. Dengan diberikan KIE ini diharapkan terwujud perilaku bersih dan sehat pada siswa/siswi dalam penerapan perilaku cuci tangan dengan air mengalir dan sabun.  Kata kunci: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
AKTIVITAS FISIK DAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA Khairani, Nurul; Saputri, Nike Aprilia; Syavani, Dini; Effendi, Santoso Ujang
Jurnal Sains Kesehatan Vol 30, No 3 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37638/jsk.30.3.124-131

Abstract

Obesitas menjadi salah satu faktor risiko berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung dan stroke. Prevalensi obesitas sentral pada perempuan dewasa di Provinsi Bengkulu pada tahun 2018  sebesar 49,59%. Penduduk berjenis kelamin perempuan berumur  yang memiliki aktifitas fisik kurang aktif sebesar 23,33%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas sentral pada wanita usia 25-54 tahun di Kelurahan Tanjung RT.02 Jaya Kota Bengkulu. Jenis penelitian adalah Survey Analitik dengan desain Cross Sectional. Sampel penelitian adalah wanita usia 25-54 tahun di Kelurahan Tanjung RT.02 Jaya Kota Bengkulu berjumlah 32 wanita. Teknik pengambilan sampel adalah Total Sampling. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Uji statistik menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 wanita berusia 25-54 tahun, terdapat 16 wanita (50,0%) yang melakukan aktivitas ringan dan 19 wanita (59,4%) yang mengalami obesitas sentral. Ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas sentral dengan kategori hubungan sedang.  Saran bagi pihak Puskesmas untuk mengadakan pemantauan lingkar pinggang, pemeriksaan kesehatan dan kegiatan  olahraga bersama seperti senam yang rutin dilakukan setiap minggu. Kata Kunci: aktivitas fisik, obesitas sentral, wanita
PENGELUARAN KESEHATAN AKIBAT PENYAKIT RESPIRATORY: KASUS RAWAT INAP MENGGUNAKAN DATA BPJSK KESEHATAN Syavani, Dini; Wulan , Susilo; Dirhan, Dirhan; Oktia, Vanika
Journal of Public Health Science Vol. 1 No. 4 (2024): Desember
Publisher : Yayasan Nuraini Ibrahim Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70248/jophs.v1i4.1988

Abstract

Penyakit pernapasan merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang memberikan dampak signifikan terhadap kualitas hidup masyarakat dan beban ekonomi. Polusi udara dari aktivitas industri, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara, telah terbukti meningkatkan risiko penyakit pernapasan, termasuk asma, bronkitis, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi pengeluaran kesehatan akibat rawat inap penyakit pernapasan di Kota Bengkulu dengan menggunakan data klaim BPJS Kesehatan periode 2014–2023. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional berdasarkan data sekunder dari BPJS Kesehatan Cabang Bengkulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klaim rawat inap untuk penyakit pernapasan mengalami variasi signifikan dalam 10 tahun terakhir. Penyakit dengan rata-rata klaim tertinggi adalah Hospitalization due to Admission Respiratory (Rp 2,76 miliar), diikuti oleh Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) (Rp 2,01 miliar). Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa setiap tambahan satu kasus rawat inap COPD meningkatkan klaim sebesar Rp 3.568.000, sementara Chronic Bronchitis in Adults menambah klaim sebesar Rp 3.188.000 per kasus. Meskipun klaim rata-rata untuk Lung Cancer lebih rendah dibandingkan dengan penyakit pernapasan lainnya, kenaikan biaya per kasusnya menunjukkan tren yang lebih tinggi, yaitu Rp 5.778.000 per kasus. Beban finansial yang tinggi ini menekankan perlunya strategi efisiensi dalam pengelolaan pelayanan kesehatan, termasuk program pencegahan, optimalisasi manajemen rumah sakit, serta kebijakan berbasis bukti untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dana BPJS Kesehatan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi perumusan kebijakan dalam meningkatkan efektivitas sistem pelayanan kesehatan dan pengendalian faktor risiko penyakit pernapasan di Kota Bengkulu.
KUALITAS UDARA KOTA BENGKULU DALAM BAYANG-BAYANG PM2,5: ANALISIS DATA DAN RISIKO KESEHATAN Wulan, Susilo; Dirhan, Dirhan; Syavani, Dini
Journal of Public Health Science Vol. 2 No. 2 (2025): Juni
Publisher : Yayasan Nuraini Ibrahim Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70248/jophs.v2i2.2897

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tren konsentrasi PM2.5 di Kota Bengkulu serta mengevaluasi potensi dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional berbasis data sekunder dari pengukuran PM2.5 oleh BMKG Bengkulu selama periode September 2021 hingga Juli 2024, yang kemudian dikonversi ke nilai ISPU dan dianalisis secara statistik dan spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas udara di Kota Bengkulu berada dalam kategori ISPU Sedang, namun mengalami tren peningkatan konsentrasi tahunan, terutama pada musim kemarau (Mei–Agustus). Konsentrasi PM2.5 tertinggi tercatat sebesar 32,87 µg/m³ pada Juli 2024 dan seluruh rata-rata bulanan melebihi ambang batas tahunan WHO sebesar 5 µg/m³. Sumber utama pencemaran diduga berasal dari emisi PLTU Teluk Sepang serta aktivitas bongkar muat dan penumpukan batubara di Pelabuhan Pulau Baai. Simpulan: Meskipun masih dalam kategori ISPU Sedang, tingginya konsentrasi PM2.5 yang melebihi standar WHO menandakan potensi risiko kesehatan jangka panjang, terutama bagi kelompok rentan, sehingga diperlukan upaya mitigasi dan pengendalian polusi udara secara lebih serius. Kata Kunci: PM2.5, ISPU, Kualitas Udara, Kesehatan Masyarakat
ANALISIS FAKTOR RISIKO GANGGUAN PENYAKIT KULIT PADA MASYARAKAT PESISIR: STUDI KASUS DI KELURAHAN TELUK SEPANG KOTA BENGKULU Syavani, Dini; Dirhan, Dirhan; Wulan, Susilo; Oktia, Vanika
Journal of Public Health Science Vol. 2 No. 2 (2025): Juni
Publisher : Yayasan Nuraini Ibrahim Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70248/jophs.v2i2.2898

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor risiko gangguan penyakit kulit pada masyarakat pesisir di Kelurahan Teluk Sepang, Kota Bengkulu. Studi menggunakan desain potong lintang dengan sampel 85 responden yang dipilih purposive sampling. Variabel yang dianalisis meliputi faktor sosial-demografis (jenis kelamin, pendidikan, penghasilan), perilaku higiene (kebiasaan tukar baju, penggunaan sabun bersama), serta paparan lingkungan (bahan kimia dan air kotor). Hasil menunjukkan bahwa 62,4% responden mengalami gangguan kulit, dengan gejala dominan berupa gatal, perubahan warna kulit, dan ruam. Analisis bivariat mengungkapkan bahwa jenis kelamin laki-laki (OR=3,16), pendidikan rendah (OR=3,87), penghasilan rendah (OR=3,70), kebiasaan bertukar baju (OR=11,13), paparan bahan kimia (OR=3,91), dan paparan air kotor (OR=3,71) berhubungan signifikan dengan risiko gangguan kulit (p<0,05). Perilaku pencarian pengobatan dan penggunaan sabun bersama tidak menunjukkan hubungan signifikan. Temuan ini menegaskan pentingnya intervensi kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada peningkatan literasi kesehatan, perbaikan sanitasi, dan pengurangan paparan lingkungan berbahaya di wilayah pesisir. Kata Kunci: Gangguan Penyakit Kulit, Faktor Risiko, Masyarakat Pesisir, Paparan Bahan Kimia