Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Physicochemical Properties and Biodegradability of Biofilm Based on Taro Starch and Duck Bone Gelatin Laksanawati, Trias Ayu; Khirzin, Muhammad Habbib; Amaniyah, Maghfirotul; Meidayanti, Karina; Deva, Bella Diah
Molekul Vol 19 No 1 (2024)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jm.2024.19.1.7628

Abstract

Biofilm is an environmentally friendly plastic that is easily biodegradable. However, not all biodegradable plastics have the desired properties for packaging because they are made from renewable natural materials. The biofilm in this study was made from renewable natural raw materials that had never been used before, namely taro starch and duck bone gelatin. Mixing the two materials improve their physical properties and biodegradabilily This study was to to investigate the effect of adding duck bone gelatin 0%, 5%, 15%, 25% and 35% on physicochemical properties, namely color, oxygen permeability, and metal content (Pb and Cd) as well as biodegradability of biofilms. The method used in this research was solution casting. The results obtained from the color parameter with the highest lightness (L) value were produced in the addition of 15% of 85.26, for the highest value of color a was produced in the addition of 0%, namely 0.94, and the value of color b with the addition of 35% resulted in the highest color value of 1.67. The highest percentage of biodegradability was produced on day 14 with the addition of 35% duck bone gelatin in compost soil to produce a percentage of 100%, while for barren soil the yield was 54.54%-66.66%. The content of Cd and Pb in the biofilm is below the SNI limit. Biofilm is impermeable which can be used as food packaging. Keywords: Biodegradability, biofilm, gelatin, physicochemical, starch
Pemberdayaan peternak domba pedaging di Desa Benelan Lor Banyuwangi melalui aplikasi teknologi pakan fermentasi berbasis limbah pertanian Laksanawati, Trias Ayu; Holik, Abdul; Khirzin, Muhammad Habbib
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 4 (2024): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i4.26936

Abstract

 Abstrak Desa Benelan Lor adalah salah satu desa di Kabupaten Banyuwangi yang secara umum  masyarakatnya sebagai peternak dan petani. Ternak yang banyak dipelihara oleh kelompok ternak watu bagor di desa tersebut adalah domba texel, ekor tipis, dan dorper. Pemeliharaan domba di desa tersebut memiliki beberapa kendala seperti proses pencarian pakan hijau yang harus dilakukan setiap hari sehingga ketika peternak sakit atau musim hujan kesulitan mencari pakan. Recording ternak jugabelum dilakukan sehingga produktivitas menjadi rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut, tim Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Banyuwangi memberikan solusi berupa pelatihan dan pendampingan mengenai pembuatan pakan fermentasi (silase) dari rumput odot, pelatihan mesin pencacah pakan otomatis, serta pendampingan menyusun recording ternak. Tahapan yang dilakukan dalam kegiatan ini yaitu observasi lapang, menentukan gagasan atau ide, pelatihan dan pendampingan, serah terima alat, serta monitoring dan evaluasi kegiatan. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat yaitu terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan peternak watu bagor dalam pembuatan pakan fermentasi, penggunaan mesin pencacah pakan otomatis, dan recording ternak sebesar 60%. Peningkatan tersebut dapat diketahui melalui adanya evaluasi awal (pre-test) dan evaluasi akhir (post-test). Produk pakan fermentasi berhasil dibuat pada kegiatan pengabdian ini dan berhasil diterapkan sebagai pakan domba pedaging kelompok ternak watu bagor. Kata kunci: pakan fermentasi; recording; domba pedaging; mesin pencacah pakan Abstract Benelan Lor Village is one of the villages in Banyuwangi Regency whose people are generally livestock breeders and farmers. The livestock that are often kept by the Watu Bagor livestock group in the village are Texel, thin-tailed, and dorper sheep. Raising sheep in this village has several obstacles, such as the process of searching for green fodder, which must be done every day so that when farmers are sick or in the rainy season it is difficult to find feed. The lack of livestock recording has resulted in low productivity. Based on these problems, community service team from Politeknik Negeri Banyuwangi provided solutions in the form of training and assistance regarding making fermented feed (silage) from odot grass, training on automatic feed chopping machines, as well as assistance in compiling livestock records. The stages carried out in this activity are field observation, determining ideas, training and mentoring, handing over equipment, as well as monitoring and evaluating activities. The results of community service activities were an increase in the knowledge and skills of Watu Bagor farmers in making fermented feed, using automatic feed chopping machines, and recording livestock by 60%. This improvement can be seen through the initial and final evaluation. Fermented feed products were successfully made in this service activity and were successfully applied as feed for meat sheep for the Watu Bagor livestock group. Keywords: fermented feed; recording; meat lamb; feed chopping machine
PENGARUH LAMA PEREBUSAN YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KALDU TULANG SAPI Maharani, Nadia; Febriyanti, Amira; Liliyanti, Mita Ayu; Laksanawati, Trias Ayu; Sari, Dewiarum
STOCK Peternakan Vol 5, No 2 (2023): Stock Peternakan
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/sptr.v5i2.1085

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perebusan yang berbeda terhadap kualitas fisik (viskositas dan nilai pH) kualitas kimia (kadar magnesium) dan uji organoleptik (warna, aroma dan rasa) kaldu tulang sapi. Rancangan yang digunakan yakni Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari P1 = 12 jam lama perebusan, P2=18 jam lama perebusan P3 = 24 jam lama perebusan dan P4 = 30 jam lama perebusan. Parameter yang diamati adalah kualitas fisik (viskositas dan nilai pH), kualitas kimia (kadar magnesium) dan uji organoleptik (warna, aroma dan rasa). Hasil penelitian menunjukan bahwa lama perebusan berpengaruh terhadap kualitas fisik viskositas dan pH. Perebusan selama 30 jam (P4) memiliki nilai viskositas tertinggi yaitu sebesar 55,50 cP dan nilai pH antara 5,42 - 5,582. Perlakuan perebusan selama 24 jam (P3) merupakan perlakuan terbaik dengan kadar magnesium 0,05125%. Perbedaan lama perebusan kaldu tulang sapi terhadap uji organoleptik sangat berpengaruh nyata terhadap warna, aroma dan rasa. Dan lama perebusan yang terbaik untuk pengujian organoleptik adalah 30 jam.
Peningkatan efisiensi dan kualitas kemasan produk keripik pisang UMKM obugame melalui penerapan mesin continuous sealer with gas filling Laksanawati, Trias Ayu; Lusi, Nuraini; Bachtiar, Riza Rahimi; Khirzin, Muhammad Habbib
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 3 (2025): May
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i3.31347

Abstract

AbstrakProgram pengabdian kepada masyarakat ini berfokus untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk keripik pisang UMKM Obugame dengan menggunakan mesin continuous selaer with gas filling. UMKM Obugame mengalami permasalahan yaitu pada proses pengemasan produk yang masih manual menggunakan sealer sehingga menghasilkan kualitas segel yang kurang baik, kurang efektif, rentan mengalami kebocoran, serta masa simpan yang pendek. Metode yang dilakukan pada kegiatan ini yaitu tahap analisis dan situasi mitra, tahap persiapan dan uji coba alat, tahap penerapan dan serah terima alat, tahap evaluasi, serta tahap pendampingan.  Hasil yang diperoleh dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat tim Politeknik Negeri Banyuwangi yaitu terjadi peningkatan kenaikan pengetahuan dan keterampilan sebesar 50% dalam proses pengemasan produk. Adapun hasil evaluasi atas kebermanfaatkan kegiatan PKM ini yaitu mitra dapat meningkatkan kualitas pengemasan produk sehingga meminimalisir terjadinya kebocoran pada kemasan, dan waktu simpan dari keripik pisang yang lebih panjang dengan menggunaka pengemasan mesin continuous sealer with gas filling . Kata kunci: continuous sealer with gas filling; kemasan; keripik pisang; obugame; pengabdian masyarakat. AbstractThis community service program focuses on improving the efficiency and quality of Obugame MSME banana chip products by using a continuous sealer with gas filling machine. Obugame MSME experiences problems in the product packaging process which is still manual using a sealer, resulting in poor seal quality, ineffectiveness, prone to leakage, and a short shelf life. The methods used in this activity are the analysis and partner situation stages, the preparation and tool testing stages, the implementation and handover of the tool stages, the evaluation stage, and the mentoring stage. The results obtained from the Community Service activities of the Banyuwangi State Polytechnic team were an increase in knowledge and skills by 50% in the product packaging process. The results of the evaluation of the benefits of this PKM activity were that partners could improve the quality of product packaging so as to minimize leakage in the packaging, and the shelf life of banana chips was longer by using continuous sealer with gas filling machine packaging. Keywords: continuous sealer with gas filling; packaging; banana chips; obugame; community service
Mutu Sosis Sapi dengan Pelapisan Edible Coating Berbahan Dasar CMC-Gelatin Tulang Itik selama Penyimpanan Dingin Yuris B.A. Firani; M. Habbib Khirzin; Liliyanti, Mita Ayu; Laksanawati, Trias Ayu; Prastujati, Anis Usfah; Cahyowati, Meireni
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 4 No. 7: Juni 2025
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v4i7.9543

Abstract

Edible coating adalah kemasan primer yang berbentuk lembaran lapisan tipis yang berfungi melindungi produk. Edible coating dapat terbuat dari komposit bahan hidrokoloid seperti CMC dan gelatin tulang itik. Komposit ini diharapkan mampu melindungi produk seperti sosis dari kerusakan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kualitas sosis sapi dengan pelapisan edible coating berbahan dasar CMC dan gelatin tulang itik selama penyimpanan dingin. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan faktor pertama yaitu waktu penyimpanan (0; 7; 14; 21; dan 28 hari) dan faktor kedua yaitu jenis pelapisan (noncoating dan coating). Parameter yang diamati meliputi total asam tertitrasi, asam lemak bebas, kadar air, dan total bakteri. Data penelitian dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA), jika hasil menunjukan adanya pengaruh nyata maka akan dilakukan analisis uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukan bahwa waktu penyimpanan dan jenis pelapisan berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap total asam tertitrasi dengan nilai 1.11% (non coating) dan 1.02% (coating), asam lemak bebas dengan nilai 14.22% (non coating) dan 12.99% (coating), kadar air 60.76%(non coating) dan 53.42% (coating), serta total bakteri 7.13 log cfu/g (non coating) dan 5.84% (coating). Sosis dengan pelapisan edible coating memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa pelapisan edible coating.
Pendampingan Masyarakat dalam Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) sebagai Upaya Penanganan Stunting di Desa Sumberkalong, Wonosari, Bondowoso Susanti, Laily Yunita; Khirzin, Muhammad Habbib; Laksanawati, Trias Ayu; Wicaksono, Dani Agung
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 6 No. 4 (2025): Edisi Oktober - Desember
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v6i4.7150

Abstract

Desa Sumberkalong merupakan salah satu desa di Kabupaten Bondowoso yang memiliki prevalensi stunting yang cukup tinggi. Berbagai Upaya telah dilakukan untuk menurunkan angka prevalensi tunting, namun belum dilakukan upaya pemanfaatan potensi desa untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Tanaman obat keluarga (TOGA) memiliki banyak manfaat, salah satunya yaitu mengandung zat gizi dan senyawa yang dapat meningkatkan asupan nutrisi bagi anak-anak. Konsumsi olahan TOGA pada anak dengan resiko stunting dapat memperbaiki gizi pada anak. Masyarakat Desa Sumberkalong yang mayoritas bertani telah menanam TOGA pada lahan rumah, namun sebagian besar belum memahami pentingnya pemanfaatan dan pengolahan TOGA untuk mengatasi stunting sehingga perlu dilakukan pendampingan khususnya pada ibu yang memiliki anak beresiko stunting. Pendampingan masyarakat dilakukan dengan metode Participatory Action Research (PAR) yang meliputi lima tahapan yaitu tahap to know, to understand, to plan, to act dan to change. Subjek pengabdian merupakan ibu rumah tangga yang berasal dari 5 dusun di Desa Sumberkalong. Data pengabdian diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi. Hasil pendampingan masyarakat berupa meningkatnya kemampuan warga untuk mengolah TOGA menjadi pangan alternatif dan terbentuknya kelompok-kelompok penggerak TOGA di beberapa dusun di Desa Sumberkalong.
Ekstraksi dan Purifikasi Protease Sulfhidril Batang Kamboja (Plumeria obtusa) Sebagai Rennet Keju Lunak Laksanawati, Trias Ayu; Khirzin, Muhammad Habbib; Shinta, Kiky Mey
Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Vol 15, No 2 (2023): Vol. (15) No. 2, Oktober 2023
Publisher : Agriculture Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/jtipi.v15i2.26934

Abstract

This study aims to determine the optimal pH and temperature values for the sulfhydryl protease enzyme from Cambodian stems Plumeria obtusa, obtain pure protease enzymes through the purification process and determine the yield of curd obtained from the use of sulfhydryl protease enzymes in the cheese-making process. The variables used are the independent variables pH (7, 7.5, 8, 8.5 and 9), and temperature (50, 55, 60, 65, 70 and 75) oC. The research began with the extraction of the crude extract of the sulfhydryl protease enzyme from the Plumeria obtusa frangipani stems, characterization of the optimal pH and temperature of the crude extract of the enzyme. Data were statistically analyzed using analysis of variance (ANOVA) and then continued with Duncan`s New Multiple Range Test (DNMRT). Analysis of the data used to compare the yield of cheese curd using T test data analysis. The best temperature for the activity of the sulfhydryl protease enzyme from Plumeria obtusa frangipani stems was 55oC and pH was 7.5. The results of the final purification of dialysis using ammonium sulfate gradually. The result showed that the sulfhydryl protease enzyme from the cambodia stem Plumeria obtusa had a specific activity of 1.7765 10-3 mol/ml, which was 1.0730 times purer than the initial extract. The use of the sulfhydryl protease enzyme from the stems of frangipani Plumeria obtusa as a coagulant in cheese making produced 19.880% curd, greater than the use of animal rennet.
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PETERNAK KAMBING MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN STOK PAKAN DAN PENGOLAHAN KOTORAN DI DESA LABANASEM, BANYUWANGI Khirzin, Muhammad Habbib; Sanjaya, Aditya Wiralatief; Laksanawati, Trias Ayu
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 4 (2023): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i4.19588

Abstract

ABSTRAKPenduduk Desa Labanasem secara umum bekerja sebagai petani, peternak, dan pedagang. Sistem pemeliharaan ternak di desa ini masih bersifat tradisional. Setiap hari para peternak mencari pakan dengan cara merumput ke desa-desa sekitar. Hal ini dinilai kurang efektif karena peternak tidak memiliki stok pakan harian. Selain itu, kotoran ternak dari kandang hanya dibuang begitu saja ke sungai. Hal ini menyebabkan pencemaran lingkungan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan kegiatan pngabdian kepada masyarakat (PKM) dengan tujuan meningkatkan ketrampilan peternak kambing melalui pelatihan dan pendampingan pembuatan stok pakan serta pengolahan limbah kotoran ternak dengan bantuan mesin coper. Mitra dari kegiatan PKM adalah kelompok ternak Azka Farm dengan jumlah anggota sebanyak 12 orang. Mitra beralamat di Dusun Sukadi, Desa Labanasem, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi. Prosedur pelaksanaan kegiatan meliputi identifikasi masalah, sosialisasi, pelatihan, serta evaluasi akhir kegiatan. Hasil dari kegiatan pelatihan menunjukan bahwa peternak mulai memahami cara mengelola pakan dengan metode pembuatan stok dan membuat pupuk dari kotoran kambing. Pemahaman peternak mengenai penggunaan alat meningkat dari 25% menjadi 83%. Peternak tidak perlu setiap hari mencari pakan karena stok pakan telah tersedia untuk beberapa hari. Peternak juga dapat memanfaatkan kotoran ternak menjadi pupuk dan disebar ke tanaman. Kata kunci: desa labanasem; pembuatan stok pakan; pengelolaan limbah kotoran; peternak kambing ABSTRACTLabanasem village residents generally work as farmers, livestock breeders and traders. The livestock rearing system in this village is still traditional. The breeders look for food by grazing in the surrounding villages everyday. This is considered less effective because farmers do not have daily feed stocks. Apart from that, livestock waste from the cages is simply thrown into the river. This causes environmental pollution. Based on this background, it is necessary to carry out community service activities (CSA) with the aim of improving the skills of goat breeders through training and assistance in making feed stocks and processing livestock waste using a coper machine. The partner for CSA activities is the Azka Farm livestock group with 12 members. Partner's address is Sukadi Hamlet, Labanasem Village, Kabat District, Banyuwangi Regency. Procedures for implementing activities include problem identification, socialization, training, and final evaluation of activities. The results of the training activities show that farmers are starting to understand how to manage feed using the method of making stock and making fertilizer from goat manure. Farmers' understanding of machine use increased from 25% to 83%. Farmers do not need to look for feed every day because feed stocks are available for several days. Farmers can also use livestock manure to make fertilizer and spread it on plants. Keywords: Labanasem village, making feed stocks, managing manure waste, goat breeders
Application Of Thiol Protease From Frangipani Stem (Plumeria obtusa) As A Coagulant Agent In Cream Cheese Production Laksanawati, Trias Ayu; Khirzin, M. Habbib; Ersa, Fahmi; Wiralatif, Aditya
Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran Vol 25, No 3 (2025)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v25i3.65814

Abstract

Frangipani contains thiol protease enzymes, particularly in its stem. The stem's thiol protease qualifies as a vegetable rennet, which can be used as a milk coagulant to substitute animal-based rennet in cream cheese. This study aims to determine the physicochemical (yield, spreadability, protein content, and moisture content) and organoleptic characteristics (taste, color, aroma, texture, and overall preference) of cream cheese made using thiol protease from frangipani stem as a substitute for animal rennet. A completely randomized design was applied for physicochemical testing, and a randomized block design was used for organoleptic testing, followed by Duncan’s Multiple Range Test. Treatments included: PK (0.2% animal rennet), P1 (0.2% frangipani stem thiol protease), P2 (0.4% frangipani stem thiol protease), and P3 (0.6% frangipani stem thiol protease). The results showed that different concentrations of frangipani stem thiol protease significantly affected (P<0.05) the physicochemical parameters (yield, spreadability, protein, and moisture content). Organoleptic evaluation also showed significant differences (P<0.05) in color, taste, aroma, texture, and overall preference. The best treatment was P3 (0.6%), with a yield of 20.68%, moisture content of 73.25%, protein content of 14.73%, and excellent spreadability