Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

The Sekujam language of West Kalimantan (Indonesia) Collins, James T.; Herpanus, Herpanus
Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia Vol. 19, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Almost two hundred years ago, O. van Kessel identified a language group based on a characteristic sound change that yielded -ai in the final position of some words (Van Kessel 1850: 166); Hudson (1970) named this group “Ibanic” after the Iban language widely spoken in Sarawak. Of the numerous members of the Ibanic branch of Malayic, perhaps the Sekujam language is the least known. Although Sujarni et al. (2008: 282-285) provided information about the location and traditions of the Sekujam ethnic group, there is very little information about the language. Based on available colonial and contemporary sources, this essay provides a sketch of this ethnic group, numbering perhaps only 3,000 people, split between two administrative units (residencies). Then, a brief overview of the phonology of Sekujam suggests some of its distinctive characteristics. There follows an overview of the sociolinguistic setting of the Sekujam-speaking communities in the Sekadau residency reflecting the status and functions of Sekujam in the language ecology of this multilingual area. Of interest perhaps is the praxis of split dialogic bilingualism documented in some of the area’s villages and the role of Sekujam in traditional rituals of at least one other ethnic group. Much work remains in the face of rapid social, demographic and economic change.
TATARAN FRASE PADA BAHASA DAYAK MUALANG DESA BUKIT RAMBAT KECAMATAN BELITANG HULU Herpanus, Herpanus; Susanti, Yudita; Christiana, Novi
Jurnal Kansasi: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Kansasi: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : PBSI STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpbs.v3i2.987

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan frase yang terkandung dalam tuturan Bahasa Dayak Mualang Belitang Hulu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Bentuk penelitian adalah penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah Bahasa Dayak Mualang. Subyek dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Bukit Rambat yang sudah lanjut usia. Obyek dalam penelitian ini adalah Frase pada Bahasa Dayak Mualang, Desa Bukit Rambat, Kecamatan Belitang Hulu. Teknik dan alat pengumpul data yang digunakan adalah mengadopsi metode simak dengan teknik lanjutan Simak Libat Cakap dan teknik rekam (alat perekam (Voice Recorder)). Setelah dianalisis, diketahui bahwa pada Bahasa Dayak Mualang, dalam segi Sintaksis terdapat tataran frase, dengan berbagai jenis frase yaitu :Frase Endosentris (Endosentris Apositif dan Endosentris Atributif), Frase Nomina, Frase Verba, Frase Adjektiva, Frase Numeralia, Frase Adverbia, dan Frase Preposisi. Hal ini ditunjukan dengan menganalisis pada kalimat bahasa Dayak Mualang, yang menjelaskan kalimat tersebut sebagai Up (Unsur Pusat) dan Atr (Atribut). Kata Kunci: Tataran Frase, Bahasa Dayak Mualang
IMPLEMENTASI PROGRAM MERDEKA BELAJAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS SE KOTA SINTANG Herpanus, Herpanus; Beding, Valentinus Ola; Fitrianingrum, Evi
Jurnal Kansasi: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Kansasi: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : PBSI STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpbs.v8i1.2402

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan implementasi program merdeka belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah menengah atas se kota Sintang”. Sekolah Menengah Atas (SMA) di dalam Kota Sintang, khususnya SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, SMA Negeri 3, dan SMA Negeri 4, sudah mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar atau program merdeka belajar. Permasalahan yang timbul apakah program merdeka belajar yang diimplementasikan  sudah dilakukan sesuai dengan alur dari Kemendikbud atau tidak. Sehingga perlu dilakukan observasi lebih mendalam berkaitan dengan implementasdi program merdeka belajar pada keempat sekolah SMA tersebut. Mulai dari penyusunan RPP hingga peneilaian. Pendekatan penelitian kualitatif, dengan metode deskriptif. Yang menjadi subjek penelitian adalah empat orang guru bahasa Indonesia SMA se kota Sintang. Objek penelitiannya adalah perangkat pembelajaran yang sesuai dengan format kurikulum merdeka belajar. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara tak berstruktur, observasi tak berstruktur, dan dokumen. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility, transferability, dependability dan confirmability. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian, SMA Negeri 1 Sintang belum menerapkan program merdeka belajar, sedangkan SMA Negeri 2, SMA Negeri 3, dan SMA Negeri 4 yang ada di kota Sintang sudah menerapkan program merdeka belajar pada kelas X semester ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023. Kata Kunci: Program Merdeka Belajar, Bahasa Indonesia
AFIKSASI BAHASA MELAYU SERAWAI DALAM CERITA RAKYAT Herpanus, Herpanus; Tyas, Debora Korining; Gusti Sultan, Muhammad Dwiky
Jurnal Kansasi: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Kansasi: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : PBSI STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpbs.v5i2.1000

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan makna gramatikal afiks dalam Bahasa Melayu Serawai (BMS). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian di Desa Tanjung Raya, Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang. Data penelitian berupa 11 cerita rakyat. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Data ditranskripsi dengan aplikasi Elan versi 5.4 dan diinterlinier ke aplikasi Toolbox versi 1.6.3. Peneliti menemukan adanya 26 afiks. Afiks tersebut terdiri dari 14 prefiks yaitu prefiks ber-, di-, em-, ke, m-, meN-, n-, ng-, ny-, peN-, pem-, per-, se-, dan ter-. Satu sufiks -an dan 11 imbuhan gabung yaitu: be-h-, di-kan, di-b-, di-pe-, ke-ng-, me-n-kan, meng-ke, pe-ng-, per-an, se-n- dan se-peny. Fungsi afiks sebagai pembentuk nomina, verba aktif, verba pasif, adjektiva, adverbial, pronomina, dan numeralia. Makna gramatikal afiks meliputi: dalam keadaan, melakukan perbuatan, beberapa, saling, mempunyai, memberi, dikenai perbuatan, dijadikan, proses, sesuatu yang di-, diberi, menyatakan milik, berhubungan dengan, memiliki hubungan, menemukan, kata, yang berhubungan dengan, orang, sesuatu yang dapat di-, berhubungan, satu, bagian, saat itu juga, sesudah, tempat, sama, satuan bilangan, ketidaksengajaan, posisi, mengerjakan, alat, perihal dan sebatas.Kata Kunci: Afiksasi, Melayu Serawai, Cerita Rakyat
HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 02 TEMPUNAK Herpanus, Herpanus; Fitrianingrum, Evi; Bantut, Ahensius
Jurnal Kansasi: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Kansasi: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : PBSI STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpbs.v5i1.734

Abstract

Masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antar kemandirian belajarterhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa indonesia kelas VIII. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui (1) seberapa besar hubungan kemandirian belajar terhadap hasilbelajar, (2) seberapa besar pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar, (3) apakahterdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar terhadap hasil belajar.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Jumlah populasi dalampenelitian ini adalah 81 siswa dan seluruh populasi dijadikan sebagai sampel. Data yangdiambil menggunakan kuesioner. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitiankuantitatif, metode penelitian inferensial dan bentuk penelitian korelasi. Populasi sebanyak 81dan semua populasi dijadikan sebagai sampel penelitian, sedangkan teknik pengumpul datayang digunakan yaitu teknik komunikasi tidak langsung dan teknik dokumentasi. Alatpengumpul data berupa angket menggunakan skala likert dan dokumen. Selanjutnya terlebihdahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas data kemudian pengujian asumsi klasik. Datapenelitian selanjutnya dianalisis dengan uji kontribusi yaitu uji korelasi sederhana, ujideterminasi, dan uji regresi. Berdasarkan tujuan penelitian, hasil penelitian menunjukkanbahwa (1) kemandirian belajar terhadap hasil belajar memiliki hubungan sebesar 0,350 dalamkategori rendah. (2) pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar sebesar 13,8%. (3)terdapat pengaruh yang signifikan bersifat positif dan masuk dalam kriteria hubungan rendah.Dari hasil penelitian di atas, peneliti memberikan saran kepada siswa agar menyadaripentingnya kemandirian belajar yang berasal dari internal siswa itu sendiri tanpa ada doronganatau paksaan dari orang lain serta meningkatkan kemandirian belajar baik di rumah, di kelasdan di sekolah sehingga mampu pula meningkatkan hasil belajar siswa yang baik.Kata kunci: Kemandirian Belajar, Hasil Belajar.
PROSES RITUAL BELIAN DAN MAKNA SIMBOL MASYARAKAT DAYAK MUALANG Herpanus, Herpanus; Olang, Yusuf; Varni, Erlano
Jurnal Kansasi: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Kansasi: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : PBSI STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpbs.v7i1.1610

Abstract

Upacara ritual belian merupakan adat istiadat secara turun-temurun dari zaman nenek moyang dahulu dan menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat setempat khususnya masyarakat Dayak Mualang Dusun Sungai Antu Kemunting. Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya kepedulian dan minat masyarakat untuk melestarikan tradisi dan budaya apa saja yang ada di masyarakat itu sendiri. Tujuan dari Rituan Pengobatan Belian yaitu untuk mengobati orang yang sedang sakit agar sembuh. Rumusan masalah penelitian ini bagaimanakah Proses dan Makna Simbol Ritual Pengobatan Belian Dayak Mualang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Proses dan Makna Simbol pada Ritual pengobatan Belian Dayak Mualang Desa Sungai Antu Hulu Kecamatan Belitang Hulu Kabupaten Sekadau. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata dan gambar bukan angka-angka. Hasil penelitian Proses Ritual Belian Dayak Mualang didapat makna simbol pada ritual belian tersebut tersirat dengan beberapa benda berupa pedarak, pohon bambu buluh, kelansau, pentek, upah yang dimana masing- masing benda tersebut memiliki nilai makna luhur bagi masyarakat.Kata Kunci: Proses Ritual, Makna Simbol, Belian
REDUPLIKASI BAHASA DAYAK SEBERUANG ENSILAT DALAM PERCAKAPAN SEHARI-HARI DESA BONGKONG KECAMATAN SILAT HILIR KABUPATEN KAPUAS HULU Herpanus, Herpanus; Tyas, Debora Korining; Leny, Desy Melinda
Jurnal Kansasi: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Kansasi: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : PBSI STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpbs.v6i1.1200

Abstract

Bangsa Indonesia memiliki banyak ragam bahasa yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi. Akibat keberagaman bahasa tersebut, tidak semua bahasa diketahui oleh masyarakat publik, contohnya bahasa Dayak Seberuang Ensilat. Dayak Seberuang Ensilat merupakan salah satu suku Dayak yang ada di Kalimantan Barat, Kabupaten Kapuas Hulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana jenis-jenis, proses pembentukan, dan makna gramatikal kata bereduplikasi pada percakapan sehari-hari bahasa Dayak Seberuang Ensilat Desa Bongkong Kecamatan Silat Hilir Kabupaten Kapuas Hulu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, metode deskriptif. Lokasi penelitian di Desa Bongkong, Kecamatan Silat Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu. Objek dalam penelitian ini adalah kata yang bereduplikasi dalam bahasa Dayak Seberuang Ensilat. Sumber data penelitian ini adalah masyarakat Dayak Seberuang Ensilat di Desa Bongkong. Dari hasil penelitian pada kata yang bereduplikasi, terdapat dua rekaman percakapan yang diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi moderat dan alat pengumpulan data yaitu alat rekam. Data ditranskripsi menggunakan aplikasi Elan versi 4.9.4. Berdasarkan dua percakapan tersebut, ditemukan 34 kata reduplikasi  pada data rekaman pertama dan 9 kata reduplikasi pada data rekaman kedua. Berdasarkan penelitian ini, diharapkan kita dapat mengenal, mengetahui dan memahami bahasa Dayak Seberuang Ensilat, serta mengetahui tentang jenis kata bereduplikasi, proses-proses pembentukan dan makna gramatikal dalam bahasa Dayak Seberuang Ensilat, supaya bahasa tersebut tetap terjaga. Kata kunci: Reduplikasi, Bahasa, Dayak Seberuang Ensilat
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY Herpanus, Herpanus; Sudarto, Sudarto; Hidayat, Samsul
Jurnal Kansasi: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Kansasi: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : PBSI STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpbs.v4i1.962

Abstract

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah tingkat pemahaman anak terhadap unsur intrinsik cerita pendek menunjukan bahwa pencapaian nilai rata-rata siswa dibawah KKM, hal ini dikarenakan kurangnya aktivitas belajar siswa di kelas. Rumusan maslaha umu dalam penelitian ini yaitu Bagaimanakah peningkatan kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan metode inquiry pada Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 07 Pelaik tahun pelajaran 2018/2019. Tujuan penelitiannya adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan metode inquiry pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 07 Pelaik tahun pelajaran 2018/2019.Pendekatan yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan bentuk penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan, dan refleksi tindakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas VI SD Negeri 07 Pelaik. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan mengalami peningkatan dari nilai ratarata pretes siswa diperoleh 42,27 dengan ketuntasan klasikal 18,19% meningkat pada siklus I nilai rata-rata 50,90 dengan ketuntasan klasikal 27,73% sedangkan siklus II meningkat dengan nilai rata-rata 82,27 ketuntasan klasikal 81,81%.Berdasarkan analisis hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa dengan menggunakan metode inquiry, dapat meningkatkan kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpenpada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 07 Pelaik tahun pelajaran 2018/2019. Kata Kunci: kemampuan menganalisis, unsur intrinsik cerpen, metode inquiry
ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERITA RAKYAT DAYAK SEBERUANG DESA SEBERU KECAMATAN SILAT HILIR KABUPATEN KAPUAS HULU Herpanus, Herpanus; Olang, Yusuf; Martinus, Martinus
Jurnal Kansasi: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia Vol 8, No 2 (2023): Jurnal Kansasi: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : PBSI STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpbs.v8i2.3192

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keinginan penulis untuk mengetahui sastra lisan cerita Rakyat Dayak Seberuang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif berbentuk kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah semua kutipan-kutipan yang terdapat dalam cerita rakyat Dayak Seberuang. Sumber data dalam penelitian ini adalah cerita rakyat Dayak Seberuang Desa Seberu, Kecamatan Silat Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu. Unsur intrinsik terdiri atas tema, tokoh, penokohan, alur, latar, amanat dan gaya bahasa. Berdasarkan wawancara, penelitian ini hanya di fokuskan pada analisis tema, tokoh, penokohan, alur, latar, dan amanat. Instrumen utama di dalam penelitian ini adalah seorang informan dengan alat bantu yang di gunakan dalam pengumpulan data berupa rekaman dari hasil yang di ceritakan oleh seorang informan tentang cerita rakyat dayak seberuang yaitu kisah raja dan kancil, kisah beruang dan kura-kura, asal mula batu geruguk, asal mula batu sawak dan asal mula sungai mali. Kata Kunci : Unsur Intrinsik, Cerita Rakyat, Dayak Seberuang
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA SURAT RESMI DI DESA TANJUNG SARI KECEMATAN KETUNGAU TENGAH KABUPATEN SINTANG PERIODE TAHUN 2015-2019 Herpanus, Herpanus; Suryadi, Tedi; Alitopan, Pungli
Jurnal Kansasi: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Kansasi: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : PBSI STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpbs.v4i2.989

Abstract

Tujuan penelitian: (1) untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan morfologi; (2) kesalahan diksi; (3) kesalahan ejaan; (4) sintaksis; (5) penyebab terjadinya kesalahan berbahasa; dan (6) upaya untuk meminimalkan kesalahan berbahasa pada surat resmi di Desa Tanjung Sari Kecamatan Ketungau Tengah kabupaten Sintang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan bentuk penelitian kualitatif deskriptif. Objek penelitian surat resmi. Teknik pengambilan informan peneliti menggunakan teknik purposive sempling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan wawancara terstruktur. Hasil penelitian Pertama kesalahan bidang morfologi yang ditemukan terdapat 27 kesalahan. Kedua, kesalahan bidang diksi terdapat 21 kesalahan. Ketiga, kesalahan bidang ejaan terdapat 167 kesalahan. Keempat, kesalahan bidang sintaksis terdapat 9 kesalahan. Kelima, penyebab kesalahan berbahasa terdapat 4 yaitu tidak adanya panduan, tidak adanya pelatihan, pengaruh bahasa ibu dan tidak menguasai tata cara penulisan. Keenam, upaya untuk meminimalkan kesalahan berbahasa terdapat 2 upaya yaitu panduan internet dan pengecekan surat.Kata Kunci: Kesalahan Berbahasa, Surat Resmi, Morfologi, Diksi, Ejaan, Sintaksis