Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN MENYIKAT GIGI DAN MENCUCI TANGAN PADA ANAK USIA DINI DIMASA PANDEMI COVID-19 DI WILAYAH KEC. CINERE KOTA DEPOK TAHUN 2022: INCREASING PARENTS' KNOWLEDGE AND SKILLS IN TEETH-BRUSHING AND HAND-WASHING ASSISTANCE IN EARLY CHILDREN DURING THE COVID-19 PANDEMIC IN THE CINERE DISTRICT AREA, DEPOK CITY IN 2022 Ngatemi, Ngatemi; Fadjeri, Indrayati; Widiyastuti, Rini; Pribawanti, Dewi Candra; Purnama, Tedi; Fanan, Muhamad Rifki; Sasongko, Bimo Gigih
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.125 KB) | DOI: 10.36082/gemakes.v3i1.1085

Abstract

Gigi susu mudah terserang karies karena struktur giginya lebih tipis dan lebih kecil dibandingkan gigi permanen. Apabila gigi geraham susu tanggal sebelum waktunya akibat karies, kemungkinan pertumbuhan gigi permanen akan berjejal karena geraham berfungsi menahan ruangan bagian gigi tetap yang tumbuh. Maka perlu dilakukan langkah-langkah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua yang akan melakukan pendampingan dan bimbingan pada anak usia dini dalam melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Metode pelaksanaan program kemitraan kepada masyarakat melalui berbagai tahap, yaitu tahap persiapan koordinasi, pelaksanaan dan evaluasi. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di 2 sekolah, yaitu KB TK Islam Ar-Rahman Islamic School dan TK Islam AL Khautsar. Waktu pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat program kemitraan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan September 2022, dengan sasaran berjumlah 130 orang. Instrumen yang digunakan yaitu media edukasi dan kuesioner. Hasil pelaksanaan kegiatan ini terjadi peningkatan pengetahuan orang tua dalam pendampingan menyikat gigi dan mencuci tangan sehingga dapat meningkatkan keterampilan anak dalam menyikat gigi dan mencuci tangan.
EDUKASI SIKAGI PADA ANAK PRASEKOLAH DI WILAYAH PASAR MINGGU, CILANDAK JAKARTA SELATAN Fadjeri, Indrayati; Widiyastuti, Rini; Erwin, Erwin
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2023): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/gemakes.v3i2.1451

Abstract

Edukasi sangat penting diberikan kepada anak usia prasekolah, karena pada usia tersebut anak-anak belum mempunyai pengetahuan yang cukup untuk memelihara kesehatan giginya. Makanan yang manis adalah makanan yang sangat disukai oleh anak prasekolah karena makanan tersebut enak saat dimakan. Tanpa mereka ketahui makanan tersebut dapat menyebabkank karies gigi. Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang makanan kariogenik yang dapat merusak gigi, meningkatkan pengetahuan tentang karies dan cara mencegahnya, meningkatkan keterampilan menyikatgigi yang benar dan diketahui status karies gigi pada siswa. Pengabdian dilakukan di sekolah TK/PAUD Tunas Ceria dan Sanggar Fortune yang berada di wilayah Kelurahan Pasar Minggu. Metode pelaksanaan program kemitraan kepada masyarakat  melalui berbagai tahap, yaitu tahap persiapan dengan melakukan koordinasi dan advokasi dengan berbagai pihak dan mitra juga untuk pengambilan data awal. Tahap pelaksanaan dengan memberikan pre test pengetahuan tentang makanan kariogenik, penyuluhan Kesehatan gigi, post test setelah penyululuhan, menyikat gigi bersama dan pemeriksaan gigi geligi. Tahap evaluasi dengan melakukan evaluasi terhadap hasil pretest dan post test setelah penyuluhan. Tahap evalusi untuk melihat apakah gigi yang berlubang sudah ditambal. Hasilnya adalah terjadi peningkatan pengetahuan responden tentang makanan kariogenik, karies gigi, sikat gigi yang baik dan meningkatnya keterampilan tentang cara menyikatgigi dengan benar. Terjadi peningkatan pengetahuan tentang makanan kariogenik, karies gigi juga keterampilan menyikat gigi. Dengan demikian edukasi sangat penting untuk merubah pengetahuan dan keterampilan siswa, sehingga diharapkan hal tersebut akan menetap sampai mereka dewasa. Lebih banyak siswa yang menderita karies dibandingkan yang bebas karies dikarenakan siswa belum mengetahui cara menyikat gigi yang benar.
MELATIH MURID PAUD MENCEGAH KARIES & MAKANAN KARIOGENIK DENGAN Si KAGI Fadjeri, Indrayati; Widiyastuti, Rini; Erwin, Erwin
Abdi Masya Vol 5 No 1
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52561/abdimasya.v5i1.367

Abstract

Murid PAUD merupakan kelompok yang paling rentan terhadap karies gigi. Faktor kebiasaan konsumsi makanan kariogenik dan pemeliharaan rongga mulut yang dilakukan anak-anak pada usia dini dapat memengaruhi kesehatan gigi mereka. PAUD Sanggar Fortune berada di wilayah puskesmas kecamatan pasaar minggu.. Lokasi PAUD berada ditengah kawasan padat perumahan penduduk di kelurahan Ragunan kecamatan Pasar Minggu dimana akses nakes ke sekolah hanya bisa dilakukan dengan melewati kendaraan roda dua atau berjalan kaki diantara rumah warga, kesulitan tersebut menjadi hambatan tenaga kesehatan dalam membawa logistik penyuluhan yang interaktif pada murid-murid sekolah tersebut. Oleh karena itu tim pengabmas bermaksud melakukan kegiatan Edukasi visual menghindari Si KAGI (Karies Gigi & Makanan Kariogenik) pada Murid PAUD Sanggar Fortune. Tujuan kegiatan adalah meningkatkan kemampuan anak PAUD Sanggar Fortune untuk mengenali tanda karies gigi dan makanan kariogenik. Metode pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dengan screening karies gigi, penyuluhan dengan media Si KAGI, pembagian peralatan menyikat gigi dan makanan non kariogenik serta pembimbingan sikat gigi bersama. Sasaran kegiatan berjumlah 38 anak. Hasil kegiatan menunjukkan 66% anak memiliki karies gigi, anak mampu mengenali tanda gigi yang mengalami karies, kemampuan mayoritas anak mengenali sikat gigi yang baik (meningkat dari 97% ke 100%,) dan kemampuan mayoritas anak memilih makanan sehat/non kariogenik (meningkat dari 66% ke 92%,). Kesimpulan kegiatan berhasil meningkatkan kemampuan anak untuk mengenali tanda karies gigi dan makanan kariogenik. Rencana tindak lanjut kedepannya adalah kegiatan bisa terlaksana secara rutin, berkelanjutan dan melibatkan sasaran dari lokasi lain sehingga kemanfaatan kegiatan akan lebih banyak dirasakan kelompok anak usia prasekolah dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut.
Debris Index Before and After Apple Consumption Nabila, Nuraini Khansa; Fadjeri, Indrayati; Purnama, Tedi; Noviani, Nita
Journal Center of Excellent : Health Assistive Technology Vol. 2 No. 1 (2024): Journal Center of Excellent : Health Assistive Technology
Publisher : Center of Excellent (Pusat Unggulan Iptek)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/jchat.v2i1.1521

Abstract

Dental caries is a form of tooth decay that begins in the enamel and progresses to the dentin. This is usually caused by poor oral hygiene, which causes a buildup of debris that harbors various types of bacteria. Efforts to prevent debris accumulation can be in the form of mechanical control, chemical control and control of fibrous foods such as apples Purpose: The purpose of this study was to analyze the effectiveness of the debris index before and after consuming apples. Methods: The type of research used in this study was a quasy experiment with a pretest and posttest design with one group design. This research was conducted with a sample of 84 students, using a total sampling technique, the research data used primary data. The research instrument uses a debris index check sheet. Data analysis was tested using paired sample t test.  Results: Before entering the apples, 14 students (16.7%) had good debris criteria, 66 students (78.6%) had moderate debris criteria and 4 students (4,8%). And after consuming apples, 77 students (91.7%) had good debris criteria index, 7 students (8.3%) had moderate debris criteria index and no students had bad debris criteria index. Conclusion: The Debris Index before consuming apples was highest in the Moderate mixture of 66 students (78.6%). The Debris index after consuming apples was the highest in a good assessment of 77 students (91.7% and there were no bad criteria of 0.0%, the number of students who consumed apples was 86.9%, the highest with a good assessment of (91.7%), with the results of paired sample t-test p<0.001. Conclusion: Consuming apples is effective in reducing the debris index.
Melon Fruit as an Effort to Reduce Plaque Index in Hypertension Patients Putri, Nanda Rahmadani; Ngatemi, Ngatemi; Fadjeri, Indrayati
Journal Center of Excellent : Health Assistive Technology Vol. 3 No. 1 (2025): Journal Center of Excellent : Health Assistive Technology
Publisher : Center of Excellent (Pusat Unggulan Iptek)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/jchat.v3i1.2218

Abstract

Background: Dental and oral hygiene is a condition in which the oral cavity is free from dirt such as plaque and calculus. One simple way to reduce dental plaque is to regulate diet, especially by increasing consumption of fibrous foods such as vegetables and fruits, for example melon. Melon contains vitamin A, vitamin B1, vitamin B6, vitamin C, and fiber. In every 100 grams of melon, there are 88.9 grams of water and 0.6 grams of fiber. Purpose: This study was to analyze the Plaque Index Before and After Consuming Melon Fruit in Hypertension Patients. Method: This study was a quasi-experimental study with with a pretest and posttest design with one group design. Sampling technique with purposive sampling, as many as 38 respondents. The study was conducted in the community of RW 14 Bukit Cimanggu City Housing, Bogor in 2024. The instrument used in this study was a plaque index examination sheet and data analysis using a paired sample test. Results: Before consuming melon, the results of the plaque index were good for 4 people (10.5%), moderate criteria for 22 people (57.9%), and poor criteria for 12 people (31.6%). After consuming melon, the results of the plaque index with the criteria of very good were 4 people (10.5%), good for 20 people (52.6%) and moderate for 14 people (36.8%). The results of the statistical test obtained p = 0.04. Conclusion: Consuming melon is effective in reducing the plaque index in hypertension patients
PENGETAHUAN TENTANG CARA MENYIKAT GIGI YANG BENAR DAN PENILAIAN STATUS KEBERSIHAN GIGI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 RANGKASBITUNG, KABUPATEN LEBAK, BANTEN Pudentiana Rr R. E.; Masita; Fadjeri, Indrayati; Ngatemi; Anggreni, Eka
AKSELERASI: Jurnal Ilmiah Nasional Vol 7 No 1 (2025): AKSELERASI: JURNAL ILMIAH NASIONAL
Publisher : GoAcademica Research dan Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/jin.v7i1.1271

Abstract

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian penting dari kesehatan secara keseluruhan dan dipengaruhi oleh berbagai aspek seperti kondisi lingkungan, tingkat pemahaman, kesadaran individu, upaya pencegahan, serta metode penanganan dan perawatan yang dilakukan. Berdasarkan data WHO tahun 2012, sekitar 60% hingga 90% anak usia sekolah di seluruh dunia mengalami karies gigi. Sementara itu, hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 mengungkapkan bahwa masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih tergolong tinggi, dengan angka prevalensi karies sebesar 57,6%. Kurangnya pengetahuan terkait kebersihan gigi dan mulut dapat meningkatkan kemungkinan seseorang menderita penyakit gigi. Di antara berbagai metode menyikat gigi, teknik roll atau stillman modifikasi sering direkomendasikan karena penerapannya yang mudah namun efektif, dan bisa diterapkan pada seluruh area mulut. Teknik fones atau gerakan melingkar juga banyak disarankan untuk anak-anak karena lebih mudah dipraktikkan oleh mereka. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai teknik menyikat gigi yang benar serta mengevaluasi kebersihan gigi mereka. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan kondisi yang sedang diteliti secara objektif. Untuk mengukur pengetahuan responden mengenai teknik menyikat gigi yang tepat dan kebersihan gigi, digunakan instrumen berupa kuesioner dan penilaian menggunakan skor OHI-S. Berdasarkan temuan penelitian, diketahui bahwa sebanyak 35 siswa (96,5%) memiliki pengetahuan yang kurang memadai terkait cara menyikat gigi. Hasil pemeriksaan kebersihan gigi menunjukkan nilai rata-rata indeks debris sebesar 0,6 tergolong baik, 1,8 berada dalam kategori sedang, dan 3,0 diklasifikasikan sebagai buruk. Analisis hubungan antara tingkat pengetahuan menyikat gigi yang benar dengan status kebersihan gigi dan mulut tidak menunjukkan korelasi yang signifikan. Ini menunjukkan bahwa pemahaman yang baik mengenai cara menyikat gigi belum tentu mencerminkan kondisi kebersihan gigi dan mulut yang baik, terutama jika tidak disertai dengan penerapan nyata dalam kebiasaan sehari-hari seperti membiasakan menyikat gigi secara tepat, memilih waktu yang sesuai, dan memperhatikan kebersihan gigi pribadi.
Indeks Debris Sebelum dan Setelah Penggunaan Sikat Gigi Elektrik Dibandingkan dengan Sikat Gigi Manual pada Penghuni Panti Asuhan Asryada, Bogor Pudentiana Rr R. E.; Yulita, Ita; Erwin; Ngatemi; Fadjeri, Indrayati; Sardah
Jurnal Abdimas Peradaban Vol. 6 No. 2 (2025): Jurnal Abdimas Peradaban
Publisher : Global Writing Academica Researching and Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/1n9xh575

Abstract

Debris gigi adalah lapisan lunak sisa makanan, bakteri, dan material lain yang menempel di permukaan gigi, dan jika tidak dibersihkan dapat menyebabkan masalah gigi seperti karang gigi dan bau mulut. Merawat kesehatan mulut tidak cukup hanya dengan rutin menyikat gigi, tetapi juga harus dimulai dari memilih jenis sikat gigi yang tepat. Selain sikat gigi manual yang telah lama digunakan, telah hadir inovasi sikat gigi elektrik yang menawarkan beragam fitur canggih. Membandingkan skor indeks debris sebelum dan sesudah penggunaan sikat gigi elektrik dengan sikat gigi manual pada penghuni Panti Asuhan Arsyada, Bogor. Penelitian menggunakan metode deskriptif  cross-sectional dengan teknik purposive sampling dengan jumlah responden 46 orang. Instrumen yang digunakan adalah lembar pemeriksaan indeks debris. Hasil penelitian menunjukkan skor indeks debris responden sebelum penggunaan sikat gigi elektrik 1,6 termasuk dalam kriteria Sedang, setelah menggunakan sikat gigi elektrik skor indeks debris turun menjadi 0,2 (kriteria Baik). Pada responden yang menggunakan sikat gigi manual diperoleh skor indeks debris sebelum penggunaan sikat gigi manual adalah 1.1 termasuk dalam kriteria Sedang, dan setelah penggunaan sikat gigi manual skor indeks debris turun menjadi 0,3 (kriteria Baik). Terjadi penurunan skor Indeks Debris yang lebih besar sesudah penggunaan sikat gigi elektrik dibandingkan dengan penggunaan sikat gigi manual.
Development Word Search Puzzle Learning Media as an Effort to Increase Knowledge of Dental Health Maintenance in Junior High School Levina, Nur; Fadjeri, Indrayati
Journal Center of Excellent : Health Assistive Technology Vol. 3 No. 2 (2025): Journal Center of Excellent : Health Assistive Technology
Publisher : Center of Excellent (Pusat Unggulan Iptek)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/jchat.v3i2.2633

Abstract

Background: Dental and oral health is an integral part of the overall health of the body. Dental and oral health problems in school children are often caused by bad habits due to lack of knowledge. Counseling is the process of conveying information and understanding that involves various efforts to encourage individuals to maintain dental and oral health. One of the efforts to increase knowledge through counseling is to use simple and interesting learning media such as word search puzzles because it has the potential to increase students' enthusiasm in participating in learning activities. Methods: The method of this research is Research and Development (R&D). The sample using the Random Sampling technique amounted to 58 students. The instruments in this study are Pre-test and Post-test questionnaires. Results: The word search puzzle media was successfully developed, it is known that the average validation results by material experts are 97.4% in the category Worthy of trial, validation by media experts is an average of 95.5% which is in the category Worthy of being tested and student validation of 90.0% is included in the category of feasible to be used in the learning process. The results of the study before being given counseling using word search puzzle learning media were 7 students (12.1%) with good criteria, 22 students (37.9%) with sufficient criteria and 29 students (50.0%) with poor criteria. Meanwhile, after being given counseling, there was an increase, namely 45 students (77.6%) with good criteria, 11 students (19.0%) with sufficient criteria, and 2 students (3.4%) with poor criteria. Conclusion: Students' knowledge increased after being given counseling using word search puzzle learning media.
EDU TOUR KESEHATAN GIGI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK PRASEKOLAH: DENTAL HEALTH EDU TOUR AS AN EFFORT TO IMPROVE TEETH BRUSHING SKILLS IN PRESCHOOL CHILDREN Purnama, Tedi; Ngatemi, Ngatemi; Fadjeri, Indrayati; Emini, Emini; Nurilawaty, Vitri; Puteri, Amelia Dwi
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2025): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/gemakes.v5i3.2703

Abstract

Masalah kesehatan gigi yang banyak diderita masyarakat Indonesia adalah karies gigi. Hal ini dibuktikan Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 melaporkan 82,8% memiliki prevalensi karies gigi dan anak usia 5-9 tahun prevalensi karies gigi sebesar 84,8%. Tingginya angka penyakit gigi dan mulut saat ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah faktor perilaku masyarakat yang belum menyadari pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini terlihat bahwa perilaku menyikat gigi penduduk umur ? 3 tahun sebesar 6,2% yang menyikat gigi dengan benar. Kemampuan menggosok gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang cukup penting untuk perawatan kesehatan gigi dan mulut anak. Edu tour kesehatan gigi dipilih sebagai metode untuk pendidikan kesehatan gigi karena dapat mengajarkan kepada anak sambil bermain. Anak akan memiliki ketertarikan berinteraksi dengan multipel permainan dan metode setiap stagenya. Tujuan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan keterampilan menggosok gigi anak prasekolah dengan edukasi edu tour kesehatan gigi. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan beberapa tahapan mulai persiapan yaitu perencanaan, menyusun edukasi edu tour kesehatan gigi, dan pelaksanaan kegiatan diawali dengan pre-test, penerapan edukasi edu tour kesehatan gigi dan terakhir post-test. Hasil kegiatan dapat meningkatkan keterampilan menggosok gigi rata-rata menggosok gigi sebelum edukasi edu tour kesehatan gigi dengan rata-rata menggososk gigi melalui edu tour kesehatan gigi dengan nilai 46,5 menjadi 91,5 serta rerata selisih sebesar 45,5. Disimpulkan penerapan edu tour kesehatan gigi dapat meningkatkan keterampilan menggosok gigi pada anak prasekolah
Average DMF-T Index and Performed Treatment Index (PTI) Achievement of Class X High School Students in Tangerang City Pudentiana Rr. R. E.; Tauchid, Siti Nurbayani; Fadjeri, Indrayati; Anggreni, Eka; Ngatemi; Fathur
International Journal of Science and Society Vol 6 No 2 (2024): International Journal of Science and Society (IJSOC)
Publisher : GoAcademica Research & Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/ijsoc.v6i2.1153

Abstract

The escalating prevalence of dental caries and other oral diseases in Indonesia underscores the urgency of targeted health promotion, particularly among school students who represent a critical demographic for such interventions. Recent findings from the National Basic Health Research (Riskesdas) highlight a concerning rise in dental caries, signaling a need for comprehensive strategies to curb this trend and improve oral health outcomes. This research aimed to measure the average DMF-T Index and achievement of the Performed Treatment Index (PTI) in class X high school students in Tangerang City. The research design used is to research a situation objectively to solve or answer the problems being faced in the current situation. The population in this study was class The data collection method is by examining the teeth that have these components using instruments, recording forms, and other equipment. The data analysis used in this research is an analysis of two variables. The results of this study found that the average permanent dental caries experience index (DMF-T) of respondents in this study was 2.32. This means that on average there are 2 to 3 teeth per person with tooth decay, while the indicators for achieving healthy teeth determined by WHO for the age category over 12 years include DMF-T ≤ 3. This shows that the average DMF-T index of respondents includes good criteria. The Performed Treatment Index (PTI) or a person's effort to maintain permanent teeth for class X students at Tangerang State High School was 11.11%; referring to the indicators and targets for achieving healthy teeth determined by WHO, including Good PTI if ≥ 50% and this shows that the respondent's PTI achievement rate includes poor criteria.