Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

MENGGOSOK GIGI DAN CUCI TANGAN DI PANTI ASUHAN YOS SUDARSO JAKARTA SELATAN: BRUSHING TEETH AND WASHING HANDS AT YOS SUDARSO ORPHANAGE SOUTH JAKARTA Noviani, Nita; Kristianto, Jusuf; Anggreni, Eka
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.415 KB) | DOI: 10.36082/gemakes.v3i1.1047

Abstract

sisi seni, yakni praktisi atau aplikasi promosi kesehatan, merupakan penunjang bagi program-program kesehatan lain untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya tidak terkecuali kesehatan gigi dan mulut. Tujuan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di panti Asuhan Yos Sudarso adalah melakukan upaya penyuluhan  dan pemeriksaan  kebersihan gigi rutin dalam upaya meningkatkan kemampuan pengasuh dan anak-anak Panti untuk  menjaga kesehatan gigi dan mulut dan  rajin mencuci tangan pada masa Pandemi Covid 19 secara menyeluruh agar tercipta kesehatan terpadu  bagi semua penghuni Panti Asuhan Yos Sudarso Cilandak Timur Jakarta Selatan. Pada Pengabdian kepada Masyarakat ini terlihat sebanyak 35  Anak Panti Asuhan Yos Sudarso terjadi penurunan Debris Index dari 2,10 turun menjadi 1.13 , ada perbedaan signifikan antara nilai Debris  awal dan akhir , dimana terbukti bermakna dengan p value = 0,0001. Hal ini terbukti berhasil menurunkan Debris  Index dengan rata rata  sebesar 0.97. Dengan melibatkan pengasuh sebagai mitra dan agen perubahan perilaku hidup sehat  memberikan kesimpulan, terlihat keberhasilan pelatihan menggosok gigi  dan mencuci tangan yang baik dan benar demi melindungi diri di masa Pandemi Covid 19 pada anak-anak Panti Asuhan Yos Sudarso Cilandak.
IMPLEMENTASI MENYIKAT GIGI MENGGUNAKAN PASTA GIGI COCONUT BUTTER TERHADAP PENURUNAN DEBRIS INDEKS INDEKS KELAS 4 DAN 5 SDN GANDUL CINERE, DEPOK Mardiati, Erni; Noviani, Nita; RE, Pudentiana Rr; Nurilawati, Vitri; Anggreni, Eka; Nurbayani, Siti
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/gemakes.v4i2.1619

Abstract

Pohon kelapa merupakan tanaman multiguna, seluruh bagian dari akar, hingga ke buah kelapa, dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sandang pangan. Kandungan yang dimiliki pada buah kelapa, terdapat kalori, air, protein, karbohidrat, lemak, kalsium, besi, vitamin A, B dan C serta bagian daging bisa dimakan. selain diolah menjadi minyak kelapa (coconut oil) juga mengandung banyak manfaat untuk kesehatan manusia, kelapa dapat diolah menjadi Coconut Butter yang di buat sebagai pasta gigi khususnya untuk anak-anak. Banyak anak usia sekolah dasar yang masih terdapat kondisi gigi yang kotor didalam rongga mulutnya hingga mencapai 67,3%. kebanyakan dari mereka menyikat gigi tidak menggunakan pasta gigi dikarenakan terasa pedas. Dengan menggunakan bahan dari coconut butter yang terasa manis dan gurih mereka akan lebih suka dan rajin menyikat gigi. Tujuan Pengabdian Masyarakat menganalisis Pengaruh pasta gigi coconut butter Sebagai Pengganti Pasta Gigi Terhadap Penurunan Debris Indeks pada Murid Kelas 4 dan 5 SDN 01 Gandul Cinere. Menggosok gigi secara bersama-sama menggunakan pasta coconut butter digunakan untuk mengukur nilai Debris Indeks pre dan post. Hasil Pengabdian Masyarakat, Debris Indeks sebelum menggosok gigi menggunakan coconut butter sebagai pengganti pasta gigi didapatkan nilai rerata sebesar 1.8, sedangkan sesudah menggosok gigi diperoleh nilai rerata sebesar 0,4. Kesimpulan telah dilakukan kegiatan menggosok gigi bersama menggunakan pasta gigi coconut butter, sehingga terjadi penurunan skor Debris Indeks pada Murid.
PENGETAHUAN TENTANG CARA MENYIKAT GIGI YANG BENAR DAN PENILAIAN STATUS KEBERSIHAN GIGI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 RANGKASBITUNG, KABUPATEN LEBAK, BANTEN Pudentiana Rr R. E.; Masita; Fadjeri, Indrayati; Ngatemi; Anggreni, Eka
AKSELERASI: Jurnal Ilmiah Nasional Vol 7 No 1 (2025): AKSELERASI: JURNAL ILMIAH NASIONAL
Publisher : GoAcademica Research dan Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/jin.v7i1.1271

Abstract

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian penting dari kesehatan secara keseluruhan dan dipengaruhi oleh berbagai aspek seperti kondisi lingkungan, tingkat pemahaman, kesadaran individu, upaya pencegahan, serta metode penanganan dan perawatan yang dilakukan. Berdasarkan data WHO tahun 2012, sekitar 60% hingga 90% anak usia sekolah di seluruh dunia mengalami karies gigi. Sementara itu, hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 mengungkapkan bahwa masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih tergolong tinggi, dengan angka prevalensi karies sebesar 57,6%. Kurangnya pengetahuan terkait kebersihan gigi dan mulut dapat meningkatkan kemungkinan seseorang menderita penyakit gigi. Di antara berbagai metode menyikat gigi, teknik roll atau stillman modifikasi sering direkomendasikan karena penerapannya yang mudah namun efektif, dan bisa diterapkan pada seluruh area mulut. Teknik fones atau gerakan melingkar juga banyak disarankan untuk anak-anak karena lebih mudah dipraktikkan oleh mereka. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai teknik menyikat gigi yang benar serta mengevaluasi kebersihan gigi mereka. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan kondisi yang sedang diteliti secara objektif. Untuk mengukur pengetahuan responden mengenai teknik menyikat gigi yang tepat dan kebersihan gigi, digunakan instrumen berupa kuesioner dan penilaian menggunakan skor OHI-S. Berdasarkan temuan penelitian, diketahui bahwa sebanyak 35 siswa (96,5%) memiliki pengetahuan yang kurang memadai terkait cara menyikat gigi. Hasil pemeriksaan kebersihan gigi menunjukkan nilai rata-rata indeks debris sebesar 0,6 tergolong baik, 1,8 berada dalam kategori sedang, dan 3,0 diklasifikasikan sebagai buruk. Analisis hubungan antara tingkat pengetahuan menyikat gigi yang benar dengan status kebersihan gigi dan mulut tidak menunjukkan korelasi yang signifikan. Ini menunjukkan bahwa pemahaman yang baik mengenai cara menyikat gigi belum tentu mencerminkan kondisi kebersihan gigi dan mulut yang baik, terutama jika tidak disertai dengan penerapan nyata dalam kebiasaan sehari-hari seperti membiasakan menyikat gigi secara tepat, memilih waktu yang sesuai, dan memperhatikan kebersihan gigi pribadi.
The Use of “KakAyu Dental Flipbook” in Oral Health Knowledge Improvement for Elementary School Students in Depok Rikawarastuti, Rikawarastuti; Anggreni, Eka; Budiarti, Rahaju; Suid, Nurlaila Ramadhan
Kesmas Vol. 11, No. 4
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perlu adanya edukasi untuk meningkatkan pengetahuan anak Indonesia tentang pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara faktor siswa sekolah dasar seperti kelas, usia, jenis kelamin dengan jumlah anak dalam keluarga atau faktor ekonomi seorang ibu rumah tangga atau berpenghasilan tetap, yang dipengaruhi oleh peningkatan pengetahuan dari edukasi kesehatan gigi dan mulut. Disain penelitian quasi experiment pre-test dan post-test tanpa desain grup kontrol melibatkan 141 siswa yang dipilih melalui purposive sampling. Sampel tersebar pada siswa kelas IV, V, dan VI sekolah dasar swasta di Depok, Jawa Barat, Indonesia pada April-Oktober 2016. Data penelitian diperoleh dari kuesioner pre-test dan post-test. Wilcoxon Signed Rank Test dan regresi logistik digunakan dalam pengolahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan meningkat setelah dilakukan edukasi menggunakan “KakAyu Dental Flipbook”. Rata-rata hasil pengetahuan responden saat pre-test 80,85 ± 14,17 dan saat post-test 93,40 ± 9,84. Terdapat korelasi antara peningkatan pengetahuan dan edukasi menggunakan “KakAyu Oral Dental/Orthodonthic Flipbook” (nilai p = 0,001), namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel (kelas, usia, jenis kelamin, jumlah anak dalam keluarga, dan status pekerjaan ibu) dengan peningkatan pengetahuan kesehatan mulut siswa sekolah dasar. Educating Indonesian children to improve their knowledge about the importance of maintaining oral health is needed. This study was aimed to explain relation between several factors in elementary school students, such as grade, age, sex with number of children in family or economic factor such as whether the mother is housewife or she earns regular income, which is affected by improvement of their oral health education. A quasi experiment pre-test and post-test without control group design involved 141 students as selected through purposive sampling. Samples were distributed to grade IV, V, and VI of private elementary school students in Depok, West Java, Indonesia in April-October 2016. Data collection used pre-test and post-test questionnaires. Data processing used Wilcoxon Signed Rank Test and regression logistic. Results showed the improvement of knowledge level after implementing “KakAyu Dental Flipbook” education. The average result of respondents’ knowledge at pre-test was 80.85 ± 14.17, and 93.40 ± 9.84 at post-test. There is a relation between knowledge improvement and education using “KakAyu Oral Dental/Orthodonthic Flipbook” (p value = 0.001), but no significant relation between the variables (grade, age, sex, number of family members and mother’s working status) and oral health knowledge improvement of elementary school students.
Diabetes Melitus dan Tingkat Keparahan Jaringan Periodontal Rikawarastuti, Rikawarastuti; Anggreni, Eka; Ngatemi, Ngatemi
Kesmas Vol. 9, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit periodontal merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut dengan prevalensi cukup tinggi di Indonesia (60%). Diabetes melitus merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya penyakit periodontal. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan diabetes melitus terhadap tingkat keparahan jaringan periodontal. Jenis penelitian observasional analitik potong lintang. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan pada bulan Oktober - November 2014 dengan populasi penelitian adalah pengunjung Puskesmas Kecamatan Jagakarsa. Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling sebanyak 122 orang. Status diabetes melitus didapat dari rekam medis poli penyakit tidak menular. Analisis data menggunakan kai kuadrat dan regresi logistik sederhana. Hasil penelitian menunjukkan proporsi penderita diabetes melitus usia > 50 tahun mengalami kerusakan jaringan periodontal yang lebih parah dibandingkan penderita diabetes melitus ≤ 50 tahun. Kelompok diabetes melitus berisiko 3,5 kali mengalami keparahan jaringan periodontal dibandingkan kelompok nondiabetes melitus, OR = 3,505 (1,609 – 7,634), nilai p = 0,002. Kelompok diabetes melitus tidak terkendali berisiko 2,5 kali mengalami keparahan jaringan periodontal dibandingkan kelompok diabetes melitus terkendali, nilai OR = 2,514 (0,892 – 7,085), nilai p = 0,12 disebabkan ukuran sampel terlalu kecil. Penderita diabetes melitus lebih berisiko mengalami keparahan jaringan periodontal dibandingkan dengan nondiabetes melitus. Pada diabetes melitus tidak terkendali, risiko penyakit periodontal semakin tinggi. Periodontal disease is a teeth and oral health problem, with a quite high prevalence in Indonesia (66%). Diabetes mellitus one of predisposing factors of periodontal occurence. This study aimed to analyze relation between diabetes mellitus and the severity of periodontal tissue. The study was observational analytic study with cross-sectional design. The study was conducted in Jagakarsa District Primary Health Care of South Jakarta on October to November 2014 with the primary health care visitors as population. Sample was taken using simple random sampling as much as 122 respondents. Diabetes mellitus status was identified from the non-infectious disease medical record. Data analysis used chi-square and simple logistic regression. Results showed proportion of diabetes mellitus patients > 50 years suffered periodontal tissue damage more severe than ≤ 50 years old patients. Diabetes mellitus group had 3.5 times risk of suffering severe periodontal tissue than nondiabetes mellitus group, OR = 3.505 (1.609 - 7.634), p value = 0.002. Uncontrolled diabetes mellitus group had 2.5 times risk of suffering severe periodontal tissue than controlled diabetes mellitus group, OR = 2.514 (0.892 - 7.085), p value = 0.12 due too small size of sample. Diabetes mellitus sample patients were more risky to suffer severe periodontal tissue than nondiabetes mellitus patients. On uncontrolled diabetes mellitus, the risk of periodontal disease was getting higher.
PENINGKATAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU UNTUK MENINGKATKAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT MASYARAKAT: ENHANCING THE KNOWLEDGE OF POSYANDU CADRES TO IMPROVE COMMUNITY ORAL HEALTH STATUS Sofian, Rizki; RE, Pudentiana Rr; Kasihani, Ni Nyoman; Lestari, Syifa Yulia; Anggreni, Eka; Nurbayani, Siti; Muliawati, Dian; Juzika, Olline
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2025): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/gemakes.v5i3.2682

Abstract

Latar belakang: Pemberdayaan sumber daya manusia berbasis komunitas melalui kader kesehatan menjadi sebuah solusi yang sangat relevan dan potensial. Kader yang merupakan anggota masyarakat setempat, memiliki keunggulan dalam aspek kedekatan budaya, sosial, dan kemudahan akses. Posisi strategis mereka sebagai jembatan antara masyarakat dan sistem kesehatan telah terbukti efektif dalam berbagai program kesehatan sehingga peningkatan pengetahun kader pada bidang kesehatan gigi dan mulut perlu ditingkatkan. Metode: kegiatan dilakukan dengan memberikan edukasi kesehatan gigi dan mulur pada kader secara ceramah, demonstrasi dan simulasi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 24-25 Juni 2025 di wilayah Kelurahan Pondok Labu Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan. Hasil: kegiatan menunjukan bahwa adanya meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut kader dari 64,38 menjadi 79,38 dengan nilai signifikasni 0,000. Kegiatan ini sangat bermanfaat dan terbukti dapat meningkatkan pengetahuan kader, harapannya kader dapat melakukn transfer of knowledge dan transfer of skills kepada masyarakat umum, sehingga akan berdampak pada peningkatan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat. Kesimpulan: adanya peningkatan pengetahuan kader setelah diberikan intervensi pada kagiatan pengabdian kepada masyarat ini.
Knowledge Criteria for Dental Cavity Material Before, After, and Differences Using Flip Charts for Class V Students of Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Ulujami Pesanggrahan District, South Jakarta RE, Pudentiana Rr; T., Siti Nurbayani; Yulita, Ita; K., Ita Astit; Anggreni, Eka; Lestin
International Journal of Science and Society Vol 5 No 5 (2023): International Journal of Science and Society (IJSOC)
Publisher : GoAcademica Research & Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/ijsoc.v5i5.915

Abstract

Tooth cavity disease in Indonesia has a DMF-T index of 4.6 with respective values: Decay component 1.6; Missing component 2.9; and Filling component 0.08; which means tooth decay for the Indonesian population is 460 teeth per 100 people. To reduce the experience index of dental cavities, efforts are being made to increase knowledge (promotional) services so that awareness, motivation, and willingness to change attitudes and behavior in the habit of maintaining dental hygiene increases. After collecting complete data and then processing the statistical analysis, it is hoped that the results will increase the knowledge criteria regarding dental cavities before and after counseling using flip charts for class V students. Researchers used descriptive methods with a cross-sectional design. The data used is primary data using a questionnaire sheet instrument for each respondent, a student at Madrasah Ibtidaiyah Darussalam, Ulujami Village, Pesanggrahan District, South Jakarta. The sample in this study was class V students who were registered as students at Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Ulujami, Ulujami Village, Pesanggrahan District, South Jakarta a total of 40 people were divided into 2 groups consisting of 20 people in 1 group or total sampling. The results of the study showed that class V students were given counseling about dental cavities using flip chart print media from initially having poor knowledge criteria (55%) to reaching good knowledge criteria (82.5%) and there was a difference after the intervention to prevent The occurrence of dental and oral diseases in children is therefore a team of dental health workers together with related parties so that services continue and are sustainable in various community groups, including promotive, preventive, curative and rehabilitative efforts and are a very meaningful contribution to the health of the Indonesian people.
Average DMF-T Index and Performed Treatment Index (PTI) Achievement of Class X High School Students in Tangerang City Pudentiana Rr. R. E.; Tauchid, Siti Nurbayani; Fadjeri, Indrayati; Anggreni, Eka; Ngatemi; Fathur
International Journal of Science and Society Vol 6 No 2 (2024): International Journal of Science and Society (IJSOC)
Publisher : GoAcademica Research & Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/ijsoc.v6i2.1153

Abstract

The escalating prevalence of dental caries and other oral diseases in Indonesia underscores the urgency of targeted health promotion, particularly among school students who represent a critical demographic for such interventions. Recent findings from the National Basic Health Research (Riskesdas) highlight a concerning rise in dental caries, signaling a need for comprehensive strategies to curb this trend and improve oral health outcomes. This research aimed to measure the average DMF-T Index and achievement of the Performed Treatment Index (PTI) in class X high school students in Tangerang City. The research design used is to research a situation objectively to solve or answer the problems being faced in the current situation. The population in this study was class The data collection method is by examining the teeth that have these components using instruments, recording forms, and other equipment. The data analysis used in this research is an analysis of two variables. The results of this study found that the average permanent dental caries experience index (DMF-T) of respondents in this study was 2.32. This means that on average there are 2 to 3 teeth per person with tooth decay, while the indicators for achieving healthy teeth determined by WHO for the age category over 12 years include DMF-T ≤ 3. This shows that the average DMF-T index of respondents includes good criteria. The Performed Treatment Index (PTI) or a person's effort to maintain permanent teeth for class X students at Tangerang State High School was 11.11%; referring to the indicators and targets for achieving healthy teeth determined by WHO, including Good PTI if ≥ 50% and this shows that the respondent's PTI achievement rate includes poor criteria.