Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

POTENSI RIZOBAKTERI INDIGENUS SEBAGAI AGENS BIOKONTROL JAMUR FUSARIUM OXYSPORUM F. SP. CUBENSE PENYEBAB PENYAKIT LAYU TANAMAN PISANG Anggraini, Selviana; Trisno, Jumsu; Tizelia, Tizelia
Jurnal Agroteknologi dan Pertanian (JURAGAN) Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Agroteknologi dan Pertanian (JURAGAN) Oktober 2020
Publisher : LPPM Universitas Bina Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32767/juragan.v1i1.25

Abstract

The use of rhizobacteria is an alternative control in suppressing plant disease attacks. The purpose of this study was to obtain indigenous rhizobacteria which have the potential as antagonist agents of Fusarium oxysporum f. sp. cubense. Sampling was carried out randomly selected on endemic lands. Isolation of rhizobacteria using serial dilution method and its antagonist test against Fusarium oxysporum f. sp. cubense uses the dual culture method. The isolation results from 3 banana cultivars (kepok, raja sere, and mas) obtained 24 rhizobacterial isolates with different morphological and physiological characters. The antagonist test results showed that 8 rhizobacterial isolates were able to suppress the growth of Fusarium oxysporum f. sp. cubense and is not plant pathogenic.
PENDAMPINGAN BERBASIS LOKALITAS : UPAYA KOLEKTIF MENCEGAH STUNTING DI KOMUNITAS Fitriyah, Ries Dyah; Anggraini, Selviana
JURNAL AKADEMIK PENGABDIAN MASYARAKAT Vol. 3 No. 1 (2025): Januari
Publisher : CV. KAMPUS AKADEMIK PUBLISING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61722/japm.v3i1.3381

Abstract

Stunting is an urgent problem that needs to be resolved as soon as possible in Banyuanyar Regency. Based on the data, there is a tendency for increases and decreases each year, the peak increase in stunting prevalence rates was in 2021 when 147 people experienced stunting, in the following year, namely 2022, the stunting prevalence rate decreased to 93 people and this number increased in the following year. namely in 2023 there will be 128 people. The aim of this research is to explore stunting prevention efforts that have been carried out by the government and community groups. The method used in this research is qualitative research which prioritizes descriptive data for analysis according to the reality in the field. The results of this research found several strategic efforts made by the Banyuanyar District government to prevent stunting, namely collaborating with health institutions in Klenang Kidul Village and collaborating with universities, to accelerate efforts to prevent stunting. The business efforts carried out are 1). Early marriage prevention program, 2). Socialization starts from teenagers to pregnant women, 3). TPPS (Stunting Reduction Acceleration Team), 4). AKS (Stunting Case Audit) team program, 5). Providing intervention in the form of PMT, 6). Routine posyandu activities for toddlers and pregnant women, 7). Stunting prevention program with MPASI.
SINERGI BIOCHAR DAN AGEN HAYATI DALAM REHABILITASI LAHAN SERTA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN: SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW (SLR) Anggraini, Selviana; Fahrudin, Ahmad; Restiani, Selvi; Kusmari, Diah Pitaloka
Jurnal Agroteknologi dan Pertanian (JURAGAN) Vol 6 No 1 (2025): JURAGAN (JURNAL AGROTEKNOLOGI DAN PERTANIAN) APRIL 2025
Publisher : LPPM Universitas Bina Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32767/juragan.v6i1.288

Abstract

Degradasi lahan pertanian akibat praktik konvensional seperti olah tanah berlebihan, penggunaan pestisida sintetik, dan pupuk kimia yang tidak terkendali telah menyebabkan penurunan produktivitas dan kualitas tanah. Kondisi ini mendesak penerapan inovasi dalam praktik agronomis untuk memulihkan kesehatan tanah dan meningkatkan hasil tanaman secara berkelanjutan. Tinjauan literatur sistematis ini bertujuan untuk menganalisis secara komprehensif peran optimalisasi penggunaan biochar dan pupuk hayati sebagai solusi inovatif dalam restorasi kesehatan tanah dan peningkatan produktivitas tanaman pada sistem pertanian berkelanjutan. Fokus utama adalah pada perbaikan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, serta dampaknya terhadap ketersediaan hara dan hasil panen berdasarkan bukti-bukti ilmiah yang telah dipublikasikan. Metode SLR melibatkan identifikasi, seleksi, evaluasi, dan sintesis literatur relevan dari basis data ilmiah terkemuka. Hasil sintesis diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai efektivitas, mekanisme kerja, dan potensi sinergis dari kombinasi kedua amandemen tanah ini. Kata kunci : biochar; pupuk hayati; kesehatan tanah; pertanian berkelanjutan.
IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT PASCAPANEN PADA BIJI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI WAKTU PENYIMPANAN Anggraini, Selviana; Lumbantoruan, Santa Maria; Ansiska, Paisal; Sridanti, Irma Lisa; Vajri, Indri Yanil
Jurnal Agroqua: Media Informasi Agronomi dan Budidaya Perairan Vol 21 No 2 (2023): Jurnal Agroqua
Publisher : University of Prof. Dr. Hazairin, SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32663/ja.v21i2.4047

Abstract

  Pathogens that cause plant diseases do not only attack when it was in the field until harvesting, these attacks continue until the agricultural product was stored and consumed. The agricultural products could be stored for a long period after harvesting. During storage, there were several constraints were found in the form of decreased quality due to postharvest disease which it was caused by several pathogens such as fungi, bacteria, and viruses. Fungi were a group of pathogens that were often found as a cause of postharvest disease in agricultural commodities. The method used in this study was a blotter, then it would be continued by isolation and purification and also identification of the pathogen under a microscope. The results of the identification of fungi that cause postharvest diseases in corn and peanut seeds were found in four pathogenic fungi, namely Aspergillus niger, Aspergillus flavus, Penicillium sp, and Fusarium sp.
WORKSHOP BUDIDAYA TANAMAN CINCAU HIJAU (PREMNA OBLONGIFOLIA MERR) DAN PENGOLAHAN DI DESA TANJUNG HARAPAN KELURAHAN MONENG SEPATI KECAMATAN LUBUKLINGGAU SETALAN II Loso, Sugito; Ma’shum, Halim; Siaga, Erna; Haryuni, Haryuni; Anggraini, Selviana
JURNAL UNIV.BI MENGABDI Vol 2 No 2 (2023): Jurnal UNIV.BI Mengabdi : Desember
Publisher : LPPM UNIVERSITAS BINA INSAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32767/mengabdi.v2i2.2205

Abstract

Tanaman Cincau hiau perdu (Premna Oblongifolia Merr) merupakan salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai minuman penyegar. Selain itu tanaman cincau mempunyai potensi sebagai tanaman obat. Budidaya tanaman cincau hijau perdu di Indonesia masih tergolong rendah dikarenakan sulitnya teknik budidaya dan perbanyakan tanaman. Jenis tanaman cincau terdapat di Desa Tanjung Harapan Kelurahan Moneng Kecamatan Lubuklinggau Selatan II adalah cincau perdu (Premna oblongifolia Merr), cincau hijau (Cyclea barbata Miers), cincau hijau cina (Cocculus Orbiculatus), dan cincau sumbat kendi (Stephania capitata (Blume) Spreng). Tanaman cincau hijau perdu sangat potensial untuk dikembangkan di desa Tanjung Harapan, dilihat dari banyaknya tanaman cincau yang tumbuh di halaman rumah, di kebun, dan pinggiran sawah. Pelaksanaan kegiatan dilakukan metode ceramah, diskusi, dan praktik. Materi teori bahan berupa power point (PPT) disertai dengan gambar, disampaikan memakai infocus, setelah materi selesai disampaikan peserta diberi kesempatan diskusi untuk menanyakan apa yang belum dimengerti. Materi praktek yang diberikan yaitu: pertama pengolahan daun cincau untuk dijadikan jelli dan kedua praktek perbanyakan tanaman. Anggota kelompok Tani Mukti Desa memperoleh pengetahuan tentang jenis-jenis tanaman cincau, manfaatnya dan mendapat keterampilan cara pengolahan daun cincau hijau perdu. Memperoleh pengetahuan dengan kriteria paham, sudah jelas, sudah mengerti dalam budidaya, manfaat bagi kesehatan dan cara pengolahan daun cincau hijau perdu.
PEMBEKALAN SKILL URBAN FARMING BAGI KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA (KPN) PADA IPWL YAYASAN KARUNIA INSANI MUSI RAWAS Lumbantoruan, Santa Maria; Rudiansyah, Rudiansyah; Heirina, Anna; Loso, Sugito; Murtini, Sri; Anggraini, Selviana; Neksidin, Neksidin
JURNAL UNIV.BI MENGABDI Vol 3 No 2 (2024): Jurnal UNIV.BI Mengabdi : Desember
Publisher : LPPM UNIVERSITAS BINA INSAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32767/mengabdi.v3i2.2397

Abstract

Urban farming merupakan pertanian yang diterapkan di perkotaan dengan pemanfaatan lahan terbatas. Pemanfaatan urban farming disinyalir dapat meningkatkan ketahanan pangan dengan memberdayakan masyarakat yang memiliki lokasi perumahan yang sempit. Pengabdian ini di lakukan pada masyarakat yang pernah mengikuti rehabilitasi akibat terpapar oleh Narkotika, Psikotropika, dan bahan Adiktif lainnya (Napza). Metode pelaksanaan pengabdian ini terdiri dari penyulahan dan praktik langsung. Dalam pelaksanaan pengabdian ini dilakukan penyuluhan terkait pelaksanaan metode urban farming yang dapat dilakukan dengan mudah di rumah/tempat tinggal masyarakat korban penyalahgunaan Napza. Penyuluhan ini terkait tentang pentingnya peranan urban farming dapat meningkatkan ketahanan pangan. Penyulahan ini juga membahas tentang penerapan hiroponik. Hidroponik sederhana yang dapat dan mengurangi limbah plastik dan juga limbah styfoam. Metode selanjutnya pengabdian ini adalah melaksanakan praktik langsung pembuatan budidaya ikan dalam ember dan hidroponik sederhana dari bahan botol plastik juga stryfoam. Hasil pengabdian ini terlaksana budidaya ikan dalam ember, hidroponik sederhana dan nutrisi tanaman hidroponik. Pelaksanaan yang diikuti oleh warga binaan IPWL antusias mendengarkan dan ingin menerapkan langsung urban farming setelah keluar dari program rehabilitasi, sehingga mereka lebih produktif dan jauh dari godaan pengaruh Napza. Pegabdian merupakan kolaborasi Agroekoteknologi dan Ilmu perikanan. Pegabdian ini melibatkan mahasiswa untuk meningkatkan jiwa sosial di masyarakat dan penerapan ilmu selama di perkuliahan
POTENSI RIZOBAKTERI INDIGENUS SEBAGAI AGENS BIOKONTROL JAMUR FUSARIUM OXYSPORUM F. SP. CUBENSE PENYEBAB PENYAKIT LAYU TANAMAN PISANG Anggraini, Selviana; Trisno, Jumsu; Tizelia, Tizelia
Jurnal Agroteknologi dan Pertanian (JURAGAN) Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Agroteknologi dan Pertanian (JURAGAN) Oktober 2020
Publisher : LPPM Universitas Bina Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32767/juragan.v1i1.25

Abstract

The use of rhizobacteria is an alternative control in suppressing plant disease attacks. The purpose of this study was to obtain indigenous rhizobacteria which have the potential as antagonist agents of Fusarium oxysporum f. sp. cubense. Sampling was carried out randomly selected on endemic lands. Isolation of rhizobacteria using serial dilution method and its antagonist test against Fusarium oxysporum f. sp. cubense uses the dual culture method. The isolation results from 3 banana cultivars (kepok, raja sere, and mas) obtained 24 rhizobacterial isolates with different morphological and physiological characters. The antagonist test results showed that 8 rhizobacterial isolates were able to suppress the growth of Fusarium oxysporum f. sp. cubense and is not plant pathogenic.
OPTIMALISASI PEMILIHAN VARIETAS DAN DOSIS PUPUK NPK PADA BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea L.) TERAPUNG DI LAHAN RAWA LEBAK Siaga, Erna; Lumbantoruan, Santa Maria; Anggraini, Selviana; Paulina, Maria
Jurnal Agroteknologi dan Pertanian (JURAGAN) Vol 3 No 2 (2022): JURAGAN (JURNAL AGROTEKNOLOGI DAN PERTANIAN) Oktober 2022
Publisher : LPPM Universitas Bina Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32767/juragan.v2i1.97

Abstract

Kondisi banjir pada lahan rawa lebak pada musim penghujan sekitar 3-6 bulan memiliki potensi dikembangkan untuk praktik budidaya sayuran terapung terutama sayuran daun seperti caisin, Brassica juncea L.. Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam budidaya caisin terapung diantaranya yaitu pemilihan varietas dan dosis pupuk yang digunakan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan varietas dan dosis pupuk NPK yang terbaik pada budidaya caisin terapung di lahan rawa lebak padi pada periode banjir. Penelitian dilaksanakan di lahan rawa lebak petani, Desa Pelabuhan Dalam, Pemulutan, Sumatera Selatan pada Januari-Maret 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu Varietas Caisin yang terdiri atas Espana, Shinta dan Tosakan. Faktor kedua yaitu dosis pupuk NPK yang terdiri atas T1 (2.5 g tanaman-1), T2 (5 g tanaman-1), dan T3 (7.5 g tanaman-1). Komposisi media tanam yang digunakan yaitu tanah, pupuk kendang ayam dan sekam padi dengan perbandingan 1:1:1 (v:v:v). Media dicampur secara merata dan diisikan ke dalam polibag ukuran 30 cm x 30 cm. Hasil menunjukkan bahwa pada budidaya caisin terapung, nilai SPAD masing-masing varietas caisin menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata, sedangkan pemupukan NPK dosis 7.5 tanaman-1 menunjukkan nilai SPAD tertinggi namun berbeda tidak nyata dengan pemupukan NPK dosis 5.0 g tanaman-1. Hasil panen caisin varietas Espana dan Tosakan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata, sedangkan perbedaan dosis pupuk NPK yang diberikan memberikan hasil yang berbeda nyata antar dosis. Budidaya caisin memberikan hasil terbaik pada kombinasi antara penggunaan Varietas Espana dan dosis pupuk NPK 7.5 g tanaman-1.
Aplikasi Kombinasi Pupuk NPK dan Pupuk Mikoriza terhadap Pertumbuhan Tanaman Terung (Solanum melongena L.) pada Fase Generatif Restiani, Selvi; Saputra, Regi; Asti D, Arda; Pitaloka K, Diah; A, Fitrah; Anggraini, Selviana; Ma’shum, Halim; Siaga, Erna
Jurnal Agroteknologi dan Pertanian (JURAGAN) Vol 5 No 1 (2024): JURAGAN (JURNAL AGROTEKNOLOGI DAN PERTANIAN) APRIL 2024
Publisher : LPPM Universitas Bina Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32767/juragan.v5i1.169

Abstract

The eggplant is a popular fruit and vegetable plant known for its delicious taste. Eggplant farming is economically valuable due to high market demand. Proper fertilization during the generative phase is essential for increasing eggplant production. This study investigates the effects of Pearl NPK 16-16-16 fertilizer and Mycorrhiza Fertilizer on eggplant growth and production. Conducted at the Experimental Land of the Agrotechnology Study Program, Faculty of Plant and Animal Sciences, Universitas Bina Insan, the research employed a Completely Randomized Design (CRD) with treatments: P0 = 0 g NPK Fertilizer + 10 g Mycorrhiza Fertilizer, P1 = 5 g NPK Fertilizer + 10 g Mycorrhiza Fertilizer, P2 = 10 g NPK Fertilizer + 10 g Mycorrhiza Fertilizer, and P3 = 15 g NPK Fertilizer + 10 g Fertilizer. The study revealed that the treatments significantly impacted plant height, leaf count, root weight (wet and dry), total weight, and dry weight of roots, stems, leaves, and overall eggplant plants. Application of 10 g NPK Fertilizer + 10 g Mycorrhiza Fertilizer (P2) yielded the best results in plant height, leaf count, wet and dry weight of plants, differing significantly from P0, P1, and P3 treatments.
Studi Literatur tentang Efektivitas Penggunaan Biopestisida dalam Pengelolaan Hama Tanaman Sari, Indriati Meilina; Anggraini, Selviana; Ansiska, Paisal
Jurnal Agroteknologi dan Pertanian (JURAGAN) Vol 5 No 1 (2024): JURAGAN (JURNAL AGROTEKNOLOGI DAN PERTANIAN) APRIL 2024
Publisher : LPPM Universitas Bina Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32767/juragan.v5i1.199

Abstract

Penelitian ini melakukan tinjauan literatur mengenai efektivitas penggunaan biopestisida dalam pengelolaan hama tanaman. Biopestisida seperti Bacillus thuringiensis, produk berbasis neem, dan jamur entomopatogen Beauveria bassiana, telah terbukti efektif dalam mengurangi populasi hama dan meningkatkan hasil tanaman. Studi menunjukkan bahwa biopestisida menawarkan keuntungan signifikan dibandingkan dengan pestisida kimia konvensional, termasuk dampak positif terhadap kesehatan tanah dan biodiversitas, serta keamanan bagi organisme non-target seperti serangga penyerbuk. Namun, efektivitas biopestisida dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi lingkungan dan metode aplikasi, yang memerlukan optimisasi lebih lanjut. Implikasi dari temuan ini sangat penting untuk praktik pertanian berkelanjutan, dengan potensi untuk mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia dan mendukung keberlanjutan ekosistem pertanian. Penelitian ini juga mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan yang membutuhkan penelitian lebih lanjut, termasuk dampak jangka panjang biopestisida dan ekonomi penggunaannya dalam skala besar. Hasil tinjauan ini menyarankan perlunya peningkatan kesadaran dan pemahaman petani tentang biopestisida serta pengembangan protokol aplikasi yang lebih standar dan efektif.