Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Journal of Educational Review and Research

Analisis Kemampuan Multi Representasi Matematis Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Pada Materi Teorema Phytagoras Kelas IX SMP Negeri 12 Singkawang Niko Niko; Rika Wahyuni; Nurhayati Nurhayati
Journal of Educational Review and Research Vol 1, No 2 (2018): Volume 1 Number 2 December 2018
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jerr.v1i2.1676

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan multi representasi matematis ditinjau dari motivasi belajar siswa pada materi teorema Phytagoras di kelas IX SMP Negeri 12 Singkawang. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX A yang berjumlah 28 orang. Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan multi representasi matematis dan motivasi belajar siswa pada materi teorema Phytagoras. Instrumen pengumpulan data berupa tes tertulis berbentuk uraian sesuai dengan indikator kemampuan multi representasi matematis, angket motivasi belajar dan wawancara yang telah diujikan dengan validitas isi, validitas konstruk, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Hasil penelitian pada siswa kelas IX SMP Negeri 12 Singkawang secara keseluruhan menunjukkan bahwa tingkat motivasi belajar siswa tergolong sedang sehingga kemampuan multi representasi matematis mereka juga sedang. Sedangkan secara khusus menunjukkan bahwa: 1) kemampuan multi representasi matematis siswa pada materi teorema Phytagoras yang memiliki motivasi belajar tinggi berada pada kategori tinggi dengan indikator multi representasi dominan adalah visual; 2) kemampuan multi representasi matematis siswa pada materi teorema Phytagoras yang memiliki motivasi belajar sedang berada pada kategori rendah dengan indikator multi representasi dominan adalah visual; 3) kemampuan multi representasi matematis siswa pada materi teorema Phytagoras yang memiliki motivasi belajar rendah berada pada kategori rendah dengan indikator multi representasi dominan adalah visual.
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK Devi Yulianti; Resy Nirawati; Rika Wahyuni
Journal of Educational Review and Research Vol 2, No 2 (2019): VOLUME 2 NUMBER 2 DECEMBER 2019
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jerr.v2i2.2012

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui efektivitas model pembelajaran Talking Stick terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa 2) untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa 3) untuk mengidentifikasi aktivitas siswa melalui model pembelajaran Talking Stick 4) untuk mengidentifikasi motivasi belajar siswa terhadap model pembelajaran Talking Stick. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Torsina 1 Singkawang dengan dengan menggunakan metode eksperimen semu dengan desain Pretest Posttest Control Group Design. Sampel penelitian diambil dengan teknik Sampling Jenuh. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui perbedaan peningkatan pemahaman konsep matematis siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen yaitu dengan menggunakan uji-t, untuk mengetahui aktivitas siswa yaitu dengan menggunakan persentase aktivitas siswa per indikator dan untuk mengetahui motivasi belajar siswa menggunakan rata-rata dari skor angket yang diberikan. Berdasarkan analisis data yang diperoleh bahwa                         , sehingga terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa di kelas kontrol dan di kelas eksperimen pada materi kubus dan balok. Untuk ketuntasan hasil belajar yaitu 70,8 > 59,6. Untuk KKM 68, hal ini menunjukkan bahwa kelas kelas eksperimen lebih tinggi dari pada KKM kelas kontrol yaitu 70,8 > 68. Sehingga kelas eksperimen ketuntasan belajar siswa dikategorikan tuntas. Rata-rata aktivitas siswa sebesar 80,26%, dengan kategori aktif. Untuk motivasi diperoleh rata-rata jumlah skor total seluruh indikator motivasi belajar sebesar 81,25 dengan kategori tinggi. Sehingga, model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa efektif dalam pembelajaran pada pokok bahasan kubus dan balok.
Analisis Kemampuan Koneksi Matematis Siswa dalam Memecahkan Masalah Geometri Berdasarkan Tingkat Berpikir Van Hiele di kelas VIII Mts Al-Fatah Singkawang Nurul Hayati; Rika Wahyuni; Nurhayati Nurhayati
Journal of Educational Review and Research Vol 1, No 2 (2018): Volume 1 Number 2 December 2018
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jerr.v1i2.1668

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan kemampuan koneksi  matematis siswa pada materi kubus dan balok. (2) Mengetahui kesalahan kemampuan koneksi matematis siswa pada materi kubus dan balok. (3) Mengetahui faktor penyebab kesalahan kemampuan koneksi matematis siswa pada materi kubus dan balok. Jenis penelitan ini adalah penelitian deskriptif analitis. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII Mts Al-Fatah Singkawang, dan objeknya adalah kemampuan koneksi matematis siswa pada kubus dan balok. Berdasarkan hasil analisis diperoleh: untuk indikator 1  yaitu mengenali dan memanfaatkan hubungan-hubungan antar gagasan matematika rata-ratanya adalah 66,67% dengan kategori sedang; untuk indikator 2 yaitu memahami bagaimana gagasan-gagasan dalam matematika saling berhubungan dan mendasari satu sama lain untuk menghasilkan suatu keutuhan yang koheren rata-ratanya adalah 26,11% dengan kategori rendah; untuk indikator 3 yaitu mengenali dan menerapkan matematika dalam konteks-konteks diluar matematika atau masalah kehidupan sehari-hari rata-ratanya adalah 0,36,% dengan kategori rendah. Bentuk kesalahan-kesalahan koneksi matematis siswa antara lain; (1) tidak mampu memahami masalah. (2) salah memaknai soal. (3) kesalahan konsep dan salah menentukan rumus. (4) kesalahan prosedur, (5) kesalahan dalam mengubah bahasa sehari-hari ke dalam bentuk matematika. (6) kesalahan dalam menuliskan langkah-langkah penyelesaian soal cerita kubus dan balok. Factor-faktor yang mempengaruhi siswa antara lain; (1) kurangnya dalam memahami masalah dan kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan proses pengukuran dan penentuan suatu konsep, (2) kurangnya kemampuan siswa dalam mengungkapkan ide-ide yang ia miliki untuk menyelesaikan soal yang diberikan dan  siswa kurang teliti melihat hubungan-hubungan apa dari data yang ada, (3) kurangnya kemampuan siswa dalam mengubah soal dalam bahasa sehari-hari kedalam bentuk matematika. Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase siswa dalam memecahkan masalah geometri berdasarkan teori Van Hiele masih berada pada kategori rendah. Jadi dari hasil penelitian didapat bahwa siswa yang memiliki kemampuan koneksi berdasarkan tingkat berpikir level 2 berada di kategori sedang sedangkan kemampuan koneksi dengan tingkat berpikir level 1 dan level 0 berada pada kategori rendah
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGITIGA Rina Anggraini; Citra Utami; Rika Wahyuni
Journal of Educational Review and Research Vol 3, No 1 (2020): VOLUME 3 NUMBER 1 JULY 2020
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jerr.v3i1.2065

Abstract

Penggunaan model pembelajaran bisa digunakan sebagai perangsang minat dan motivasi belajar peserta didik agar bisa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Adapun tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada materi segitiga di kelas VII Madrasah Tsanawiyah Nurusshibyan Singkawang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasy eksperimental dengan menggunakan dua kelas sebagai sampel. Penelitian dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Nurusshibyan Singkawang tahun ajaran 2014/2015, kelas eksperimen adalah kelas VII A yang mendapatkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) dengan jumlah peserta didik sebanyak 32 orang dan kelas kontrol adalah kelas VII B yang mendapatkan model pembelajaran Langsung dengan jumlah peserta didik sebanyak 32 orang. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Segitiga. Berdasarkan hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep akhir yang signifikan antara peserta didik yang mendapatkan model pembelajaran MMP dan model pembelajaran langsung. Adapun peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik dari kedua kelas dikategorikan tinggi. Respon peserta didik terhadap model pembelajaran MMP menghasilkan respon baik dan keterlaksanaan aktivitas peserta didik terhadap model pembelajaran MMP dikategorikan baik
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI PELUANG Sandi Triatma; Citra Utami; Rika Wahyuni
Journal of Educational Review and Research Vol 3, No 1 (2020): VOLUME 3 NUMBER 1 JULY 2020
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jerr.v3i1.2049

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran Inquiry untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Design dengan desain penelitian Non Equivalen Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Barito Singkawang sebanyak 3 kelas yaitu kelas IXA, IXB, dan IXC. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling purposive yaitu kelas IXA kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas IXC sebahgai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan penalaran matematis, dan angket motivasi siswa. Sebelum digunakan instrumen terlebih dahulu diuji validitasnya dengan ahli. Hasil penelitian menunjukan : 1) kemampuan penalaran matematis siswa mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM = 70) secara individu dan klasikal yaitu sebesar  77,38 dan ketuntasan klasikal melampaui 75%; 2) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry. 3) Motivasi belajar siswa kelas IX SMP Barito Singkawang tinggi pada materi peluang setelah diterapkan model pembelajaran Inquiry sebesar 128,31 dengan kategori sangat tinggi.penelitian menunjukan bahwa persentase siswa dalam memecahkan masalah geometri berdasarkan teori Van Hiele masih berada pada kategori rendah. Jadi dari hasil penelitian didapat bahwa siswa yang memiliki kemampuan koneksi berdasarkan tingkat berpikir level 2 berada di kategori sedang sedangkan kemampuan koneksi dengan tingkat berpikir level 1 dan level 0 berada pada kategori rendah.
ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MATERI TRIGONOMETRI Arrum Agitiya Ningsih; Citra Utami; Rika Wahyuni
Journal of Educational Review and Research Vol 3, No 1 (2020): VOLUME 3 NUMBER 1 JULY 2020
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jerr.v3i1.2015

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan koneksi matematis siswa, kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal trigonometri berdasarkan indikator kemampuan koneksi matematis siswa, dan faktor yang mempengaruhi siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal trigonometri berdasarkan indikator kemampuan koneksi matematis siswa pada kelas XI di SMA Negeri 10 Singkawang. Penelitian ini menggunakan description research. Subjek penelitian ini adalah 30 siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 10 Singkawang. Instrument soal yang digunakan dalam penelitian ini berupa 3 buah soal tes tertulis yang mengacu pada indikator kemampuan koneksi matematis siswa. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis interaktif yang terdiri atas tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.  Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa (1) Tingkat kemampuan koneksi matematis siswa tergolong cukup. (2) Kesalahan dalam menyelesaikan soal trigonometri yang meliputi kesalahan konseptual (salah dalam memahami soal, menggunakan rumus, menerjemahkan soal ke dalam kalimat matematika, menentukan rumus yang akan digunakan, dan salah mementukan jawaban akhir) dan kesalahan prosedural (langkah penyelesaian tidak sistematis, tidak mampu memanipulasi langkah, tidak melanjutkan proses penyelesaian, dan kesalahan dalam melakukan proses perhitungan matematika). (3) Faktor yang mempengaruhi kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal meliputi faktor kesalahan konseptual (kurang teliti dalam menyelesaikan soal, kurangnya penguasaan bahasa terhadap permintaan soal, kurangnya pemahaman siswa terhadap materi trigonometri, kurang teliti dalam menyelesaikan soal dan lupa denga rumus yang akan digunakan) dan faktor kesalahan prosedural (kurang teliti dalam melakukan perhitungan, tergesa-gesa dalam menyelesaikan soal, kurangnya pemahaman siswa terhadap materi trigonometri, lupa rumus yang akan digunakan dan tidak memahami maksud soal).
FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SD 14 SEMPERIUK A Buyung Buyung; Rika Wahyuni; Mariyam Mariyam
Journal of Educational Review and Research Vol 5, No 1 (2022): VOLUME 5 NUMBER 1 JULY 2022
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jerr.v5i1.3538

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya pemahaman siswa pada mata pelajaran Matematika di kelas V SDN 14 Semperiuk A. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik lembar hasil siswa. Analisis data dengan model ini terdiri dari tiga hal yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) penarikan kesimpulan/verivikasi. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 4 faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar matematika siswa yaitu, kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika, kurangnya konsentrasi siswa selama proses pembelajaran, rendahnya pemahaman konsep siswa, serta kurangnya kedisiplinan siswa