Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : VCode

ANALISIS KOMPARATIF DESAIN KARAKTER PADA SERI ANIMASI PLUTO (2023) DAN KOMIK ASTRO BOY (1952) Aldian, Aisha Azalia; Ahmad, Hafiz Aziz; Ratri, Dianing
VCoDe : Visual Communication Design Journal Volume 4, Nomor 1, Desember 2024
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/vcode.v4i1.4321

Abstract

Seri animasi Pluto (2023) adalah sebuah adaptasi dari komik ciptaan Naoki Urasawa dengan judul yang sama pada tahun 2003. Pluto menceritakan ulang satu bab dalam komik Astro Boy (1952) dari sudut pandang tokoh lain yakni Gesicht. Gaya visual, narasi, dan pensuasanaan berubah menjadi lebih bernuansa kelam seperti ciri khas karya-karya Urasawa. Meskipun resepsi dari berbagai ulasan cukup postif, tetapi tampaknya seri animasi Pluto ini kurang populer padahal membawa narasi Astro Boy yang terkenal. Dari beberapa temuan, hal ini disebabkan oleh citra visual karakter yang kurang dikenal oleh khalayak umum. Maka dilakukan analisis komparatif desain karakter dari beberapa tokoh utama pada kedua seri menggunakan Teori Tiga Dimensi Karakter oleh Egri Lajos. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara dimensi sosiologis dan psikologis karakter terdapat kesamaan fundamental dengan kompleksitas yang lebih tinggi. Sementara secara fisiologis terlihat ada beberapa upaya Urasawa untuk mempertahankan beberapa elemen visual dari yang aslinya. Namun gaya visual yang realistis membuat hilangnya exaggeration atau hiperbola dari desain Tezuka. Pergantian protagonis utama dari Atom yang lebih dikenal khalayak umum juga memengaruhi seberapa besar identitas Astro Boy yang terpapar pada layar. Hal ini menyebabkan timbulnya kesulitan untuk mengenali karakter-karakter yang ada. Dapat disimpulkan, seri Pluto memang merupakan adaptasi tematik yang ditujukan sebagai interpretasi alternatif untuk demografi yang lebih dewasa. Sesuai dengan narasinya yang bergenre misteri, tentunya eksekusi visual akan berbeda jauh. Pada akhirnya, kedua seri ini merupakan penghormatan terhadap satu cerita yang sama.
ANALISIS REPRESENTASI MASKULINITAS PADA KARAKTER KEN DALAM FILM BARBIE (2023) Hennesita, Jeany Carla; Mutiaz, Intan Rizky; Ratri, Dianing
VCoDe : Visual Communication Design Journal Volume 4, Nomor 2, Juni 2025
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/vcode.v4i2.4331

Abstract

Pemahaman maskulinitas telah berkembang menjadi gambaran yang kaku dalam masyarakat, menjadikan maskulinitas sebagai kepribadian yang tangguh, tegas, berani, kasar, dan sebagainya. Film Barbie (2023) yang disutradarai oleh Greta Gerwig menampilkan gambaran kehidupan perempuan dan laki-laki dalam sistem ideologi patriarki, serta mengkritik stereotip gender dengan humor, membawa pesan moral yang mendalam untuk dibahas, yaitu kesetaraan gender, sistem patriarki, dan double standard bagi perempuan dalam masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi maskulinitas pada karakter Ken, menggunakan teori semiotika Roland Barthes untuk mengetahui pemaknaan dari suatu tanda atau simbol melalui analisis makna denotatif, makna konotatif, dan mitos tentang maskulinitas dalam film. Data penelitian ini diperoleh dari adegan-adegan film, observasi film, dan studi kepustakaan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah representasi maskulinitas dalam film Barbie (2023) digambarkan oleh sifat dan perilaku yang Ken miliki, seperti berperilaku agresif, mengontrol dan mendominasi orang-orang di sekitarnya, berusaha mendapatkan otoritas kekuasaan dan status sosial yang tinggi agar dihormati oleh orang lain, film ini juga membuktikan bahwa maskulinitas seorang laki-laki tidak hanya ditentukan oleh penampilan fisik saja, tetapi juga ditentukan oleh kepribadian, norma, dan nilai-nilai yang dibentuk oleh sosial budaya.