UMKM memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia. Meskipun demikian, kurangnya modal menghambat pengembangan usaha, seperti peningkatan kapasitas produksi dan inovasi. Dalam konteks Paguyuban Pelaku Usaha Jawa Timur (PAKU), masalah utama adalah alat produksi yang sudah usang. Meskipun pemerintah menawarkan bantuan melalui dana stimulan, banyak UMKM kesulitan memenuhi persyaratan administratif yang diperlukan. UMKM di bawah Paguyuban Pelaku Usaha (PAKU) Jawa Timur menghadapi kendala dalam menyusun dokumen pendukung proposal untuk mendapatkan Bantuan Dana Stimulan Alat dari Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Malang. Kesulitan terutama terjadi dalam pembuatan Analisis SWOT, Business Model Canvas, dan laporan keuangan. Kurangnya literasi bisnis formal, terutama di kalangan pelaku usaha yang lebih tua, menjadi hambatan utama. Untuk mengatasi ini, dilakukan pendampingan intensif melalui pelatihan dan pendampingan dari perguruan tinggi. Kegiatan pelatihan dan pendampingan ini dilakukan selama dua hari untuk pelaku UMKM fokus pada penyusunan laporan keuangan, Business Model Canvas (BMC), dan Analisis SWOT. Pada hari pertama, peserta belajar pencatatan transaksi dan pembuatan laporan laba rugi sederhana, disertai bimbingan langsung dari narasumber. Hari kedua, peserta dibimbing menyusun BMC, menjelaskan setiap pilar model bisnis, dan menganalisis kekuatan serta kelemahan mereka. Melalui pendekatan praktis dan personal, semua peserta berhasil menyelesaikan laporan keuangan, BMC, dan Analisis SWOT, meningkatkan pemahaman mereka tentang konsep bisnis modern, dengan total sepuluh proposal berhasil disusun.