Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENILAIAN RISIKO SISTEM INTALASI PIPA DISTRIBUSI MINYAK BUMI PADA ANJUNGAN LEPAS PANTAI MENGGUNAKAN METODE HAZOP Hariyanto, Surya; Klara, Syerly; Evander, Sakka
Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 2, Nomor 1, Tahun 2019
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62012/sensistek.v2i1.13081

Abstract

Meningkatnya permintaan konsumen terhadap minyak dan gas menyebabkan industri minyak dan gas kianberkembang dengan pesat. Hal ini menyebabkan industri minyak dan gas selalu berusaha meningkatkan kapasitas dankemampuan peralatannya dari hulu ke hilir. Salah satu bagian penting dalam proses produksi minyak bumi adalahsistem instalasi pipa, yang berfungsi mendistribusikan minyak bumi dari anjungan lepas pantai ke kilang minyak.Kegagalan pada sistem instalasi ini dapat menyebabkan risiko ketidakmampuan mendistribusikan minyak bumi,kebakaran maupun ledakan, yang dapat mengakibatkan kerugian material, kerusakan lingkungan dan korban jiwa.Pemeliharaan yang baik terhadap sistem instalasi pipa ini sangat berpengaruh untuk menekan tingkat risiko. Salahsatu metode yang dapat digunakan untuk penilaian risiko adalah HAZOP (Hazard Operability) yang menggunakanteknik analisis bahaya dalam persiapan penetapan keamanan dalam suatu sistem baru atau modifikasi untuk suatukeberadaan potensi bahaya atau masalah operasionalnya. Hasil penelitian yang didapat adalah tingkat risiko ekstrimterdapat pada pompa dan motor listrik. Risiko tinggi terapat pada pipa,sambungan dan katub. Risiko sedang danrendah terdapat pada weir dan bejana pada separator. Nilai persentasi dari pompa dan motor listrik sebasar60%,persentasi pipa,sambungan dan katup sebesar 30% dan untuk weir dan bejana pada separator masing-masingmendapat 5%. Maka dari itu perlukan perhatian khusus kepada pompa dan motor listrik agar risiko-risiko terjadinyakecelakaan dapat dikendalikan
Analisis Efektivitas Heat Exchanger Type Shell and Tube Menggunakan CFD Nikmatullah, Muhammad Iqbal; Sitepu, Andi Husni; Rahimuddin; Hariyanto, Surya; Alwi, M. Rusydi; Ilham Nur, Muhammad
Jurnal Riset & Teknologi Terapan Kemaritiman Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jrt2k.062024.01

Abstract

Heat exchanger type shell and tube merupakan alat penukar kalor yang banyak diguankan karena memiliki konstruksi yang sederhana, kokoh, kemudahan dari segi perawatan dan terhitung ekonomis. Salah satu industri perkapalan yang mengaplikasian heat exchanger type shell and tube adalah KM. Sirimau sebagai oil cooler untuk mendinginkan oil. Oil menjadi hal yang sangat penting dalam operasional permesinan kapal karena merupakan lapisan pelindung untuk memisahkan dua permukaan pada mesin yang saling bergesekan. Kenaikann suhu oil dapat menurunkan efisiensi kerja yang dapat berakibat fatal pada bagian permesinan. Sehingga perlunya pengkajian mengenai oil cooler khsususnya heat exchanger type shell and tube agar suhu oil dapat dipertahankan pada suhu tertentu. Analisis dilakukan menggunkan ANSYS untuk mengetahui selisih temperatur rata-rata logaritmik dan efektivitas heat exchanger dengan variasi tekanan pada fresh water. Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan menggunakan ANSYS CFX, pada tekanan 2,2 bar diperoleh selisih temperatur rata-rata logaritmik (LMTD) sebesar 31,221 °C dengan efektivitas hasil simulasi 65,73% dan efektivitas hasil perhitungan 63,29%. Pada tekanan 2,3 bar diperoleh nilai LMTD sebesar 31,341 °C dengan efektivitas hasil simulasi 65,47% dan efektivitas hasil perhitungan 62,27%. Pada tekanan 2,4 bar nilai LMTD sebesar 31,444 °C dengan efektivitas hasil simulasi 65,24% dan efektivitas hasil perhitungan 61,31%.
Analisis Beban Pendingin Palka Ikan Kapal Katinting Menggunakan Simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD) Klara, Syerly; Hariyanto, Surya; Shintarahayu, Balqis; Barangan, Eunike
Jurnal Riset & Teknologi Terapan Kemaritiman Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jrt2k.062024.04

Abstract

Palka ikan merupakan tempat menyimpan dan menjaga kesegaran hasil tangkapan yang penempatannya secara permanen maupun yang masih bisa diangkat dan diturunkan dari kapal. Berdasarkan hasil wawancara dan survei langsung terhadap beberapa nelayan di Makassar, khususnya nelayan kapal katinting. Sebagian besar masih memanfaatkan kotak styrofoam yang biasanya diisi dengan es batu untuk mempertahankan kesegaran dan mutu ikan hingga sampai ke tangan konsumen. Namun metode pendinginan tersebut dapat mengurangi kapasitas ruang muat palka. Untuk itu diperlukan sebuah sistem pendingin yang optimal dan juga ramah terhadap lingkungan. Sistem pendingin palka ikan berbasis energi surya merupakan opsi yang tepat untuk digunakan. Penggunaan dan pengaplikasiannya yang cenderung lebih mudah dan sangat memungkinkan diterapkan pada perahu nelayan. Dengan memanfaatkan sistem pendingin tersebut tentunya pada dinding palka harus dilapisi dengan material isolator yang mampu mempertahankan suhu yang diinginkan di dalam ruang palka. Maka pada penelitian ini dilakukan perhitungan beban pendingin dengan Cooling Load Temperature Difference (CLTD) dan menganalisa perbandingan penggunaan material insulasi palka yakni polystyrene dan polyurethane menggunakan metode Computational Fluid Dynamics (CFD). Palka dengan lapisan insulasi polystyrene (fiberglass 3 mm + polystyrene 1 cm + fiberglass 2 cm) dengan perhitungan diperoleh beban panas (Q) sebesar 92 W dan heat flux 47,339 W/m2, dari hasil simulasi diperoleh temperatur operasi ruang palka 2,073℃, heat flux 46,163 W/m2, dan persentase penyimpangan antara hitungan dengan simulasi sebesar -2,484%. Palka dengan lapisan insulasi polyurethane (fiberglass 3 mm + polyurethane 1 cm + fiberglass 2 cm) dengan perhitungan diperoleh beban panas (Q) sebesar 84 W dan heat flux 43,378 W/m2, dari hasil simulasi diperoleh temperatur operasi ruang palka 2℃, heat flux 42,593 W/m2, dan persentase penyimpangan antara hitungan dengan simulasi sebesar -1,808%, dengan beban panas, heat flux, dan persentase penyimpangan yang lebih rendah didapatkan pada palka dengan material insulasi polyurethane, sehingga material insulasi yang tepat untuk diaplikasikan pada palka ikan Katinting yaitu polyurethane.
Strategi Penjadwalan Perawatan Permesinan Kapal KMP. Kormomolin dengan Penerapan Dinamika Sistem Klara, Syerly; Hariyanto, Surya; Isragusra, Muhammad Ardi; Apriansyah, Apriansyah
Jurnal Riset & Teknologi Terapan Kemaritiman Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jrt2k.062022.09

Abstract

Strategi penjadwalan perawatan sistem pendukung mesin utama memiliki peran yang sangat penting demi kelangsungan beroperasinya mesin utama dikapal. Sistem penunjang mesin utama terdiri dari sistem bahan bakar, sistem pelumas, dan sistem pendingin. Oleh karena itu apabila terjadi kegagalan pada salah satu sistemnya, kondisi ini tidak hanya berdampak pada mesin utama tetapi hal ini juga mempengaruhi operasional kapal. Dengan begitu pentingnya peran sistem penunjang mesin utama tentunya membutuhkan suatu penjadwalan perawatan yang baik sehingga dapat mencegah terjadinya kegagalan sistem. Dalam penelitian ini dianalisa dan di identifikasi kegiatan penjadwalan preventive maintenance berdasarkan efek perawatan dengan metode dinamika system. Efek perawatan didasarkan pada nilai availability dan keandalan komponen sistem pendukung mesin utama kapal. Penjadwalan perawatan berdasarkan efek perawatan dimodelkan dengan dinamika sistem. Analisa menggunakan Powersim Software dimana hasilnya menunjukkan bahwa komponen yang direkomendasikan untuk melakukan perawatan dengan nilai keandalan 0,55 atau 55% dengan peluang sukses komponen sedikit lebih tinggi dibanding peluang gagalnya. Dan dengan metode Birnbaum’s Criticality Measure dan Veselly Fussel didapatkan hasil untuk sistem bahan bakar komponen filter mempunyai tingkat kekritisan paling tinggi. Untuk sistem pelumas, komponen Oil Filter mempunyai tingkat kekritisan paling tinggi dan untuk sistem pendingin Sea chest filter mempunyai tingkat kekritisan paling tinggi. Semua jadwal perawatan ditentukan berdasarkan keandalan sistem untuk mengurangi biaya perawatan dan dalam rangka untuk menghindari terjadinya kegagalan sistem. Optimasi biaya yang didapatkan untuk sistem bahan bakar sebesar 53%, sistem pelumas sebesar 30% dan sistem pendingin sebesar 36%.
Performa Ducting pada Sistem Pengkondisian Udara Kamar Mesin Kapal Ferry Ro-Ro Lintas Lembar – Padang Bai Nikmatullah, Muhammad Iqbal; Sitepu, Andi Husni; Muhammad, Andi Haris; Hariyanto, Surya; Ilyas, Rachmat Zakaria
Jurnal Riset & Teknologi Terapan Kemaritiman Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jrt2k.122023.04

Abstract

Sistem ducting merupakan sistem yang bertugas untuk mengkondisikan udara pada suatu ruangan dan merupakan salah satu sistem yang sangat vital untuk direncanakan pada kamar mesin kapal, bukan hanya berfungsi untuk suplai udara namun juga untuk menjaga suhu pada kamar mesin, merujuk pada rules BKI volume 3 tentang permesinan, suhu udara di kamar mesin tidak boleh melebihi 45 °C, pada penelitian ini, kamar mesin yang dijadikan objek penelitian yaitu kamar mesin pada kapal ferry ro-ro lintas Lembar - Padang Bai. Objek ini dipilih karena sistem ducting di kamar mesin kapal ini sudah direncanakan akan tetapi belum dipasang karena kapal ini masih dalam tahap pembangunan, maka dari itu penelitian ini hadir untuk menganalisis performa dari sistem ducting yang telah direncanakan dengan menggunakan Computational Fluids Dynamic (CFD). Hasil penelitian ini yaitu sistem ducting yang sudah direncanakan dapat menjaga suhu kamar mesin di 38,9 °C pada kondisi beban panas maksimum, 37,4 °C pada kondisi berlayar dengan luaran daya mesin utama sebesar 100 %, 37,1 °C pada kondisi berlayar dengan daya mesin utama 75 %, 36,7 °C pada kondisi berlayar dengan daya mesin utama 50 % dan 37,2 °C pada kondisi masuk-keluar pelabuhan, 36,06 °C pada kondisi bongkar muat serta 35,92 °C pada kondisi kapal berlabuh.
Analisis Ekonomis Sistem Pendingin Kapal Ikan Katinting berbasis Energi Surya Zahrawaani, Az; Hariyanto, Surya; Klara, Syerly
Jurnal Riset & Teknologi Terapan Kemaritiman Vol. 3 No. 2 (2024)
Publisher : Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jrt2k.122024.04

Abstract

Di antara sekian banyak sumber energi terbarukan, pemanfaatan energi surya melalui sel surya merupakan energi alternatif yang berpotensi penerapannya paling besar di Indonesia. Untuk mengoptimalkan hal ini, rencana desain sistem pendingin kapal nelayan bertenaga surya dibuat dan dianalisis nilai teknis dan ekonominya menggunakan perangkat lunak HOMER. Sistem pengoperasian mesin pendingin kapal nelayan pada penelitian ini menggunakan komponen, kompresor, dan kondensor yang mengubah bentuk refrigeran yang disuplai dengan refrigeran jenis R134a pada proses pendinginannya. Nilai beban produk sebesar 0,0843 kJ/s. Usulan sistem pengoperasian kapal nelayan dengan panel surya menghasilkan daya operasi kompresor sebesar 0,77 kW. Kapasitas sistem untuk mendinginkan produk diketahui dengan nilai beban panas sebesar 0,084 kW dari evaporator dan nilai beban panas sebesar 0,091 kW dari kondensor. Hasil anasilisis menunjukkan, untuk menentukan baterai, nilainya adalah 0,204 kW, nilai solar charge controller adalah 0,240 kW, dan nilai inverter adalah 0,840 kW. Maka dipilihlah panel surya dengan jenis polikristalin 220 Wp. Hasil simulasi HOMER dan optimasi desain yang dilakukan menunjukkan bahwa PV yang digunakan sebanyak 2 lembar dengan masing – masing 110 WP, sehingga penelitian ini menggunakan sistem yang terdiri dari 1 unit baterai , 1 unit inverter dan 1 solar charger, dengan total biaya untuk Net Present Cost (NPC) sebesar Rp 63.922.174,00 dengan Cost Of Energy (COE) sebesar Rp 4.786/kWh.
Analisis Penyebab Kegagalan Marine Growth Prevention System (MGPS) Untuk Sistem Pendingin Air Laut Pada Kapal Kawandoda, Yospin Kala'; Hariyanto, Surya; Klara, Syerly; Alwi, M. Rusydi
Jurnal Riset & Teknologi Terapan Kemaritiman Vol. 3 No. 2 (2024)
Publisher : Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jrt2k.122024.01

Abstract

Marine Growth Prevention System (MGPS) berfungsi untuk mencegah pertumbuhan organisme laut yang dapat mengganggu kinerja sistem pendinginan, namun sering mengalami kegagalan yang berdampak pada efisiensi operasional kapal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab kegagalan MGPS pada sistem pendingin air laut di kapal dengan menggunakan metode Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) dan diagram fishbone. Metode fishbone diagram digunakan untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan penyebab kegagalan ke dalam kategori seperti manusia, mesin, lingkungan, dan metode. Melalui analisis FMEA, berbagai mode kegagalan diidentifikasi, termasuk korosi pada anoda dan kesalahan pengoperasian Setiap mode kegagalan dievaluasi berdasarkan severity, occurrence, dan detection, yang menghasilkan nilai Risk Priority Number (RPN) untuk menentukan prioritas tindakan perbaikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa korosi pada anoda dan kesalahan pengoperasian oleh operator memiliki nilai RPN yang tinggi, yaitu 82,1 dan 79.
Pemilihan dan Perawatan Baling-Baling Penggerak Perahu Nelayan Kec. Maros Baru ., Baharuddin; Muhammad, A. Haris; Nikmatullah, Muh. Iqbal; Sitepu, Andi Husni; Rivai, Hariyanti; Shintarahayu, Balqis; Klara, Syerly; ., Zulkifly; Alwi, Rusydi; Hariyanto, Surya
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 8 No 1 (2025): Community Empowerment through Higher Education Community Service Programs
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v8i1.569

Abstract

The ship's driving system and propeller are components of the ship's propulsion device, and although they have been made in such a way and are strong, they will be damaged along with their service life. Damage to the propeller blades due to cavitation will have an impact, triggering noise and vibrations, and it will be the leading cause of decreased propeller thrust. Low ship propulsion efficiency increases fuel costs, making the ship unseaworthy and less efficient. Broken propeller blades when the ship is at sea threaten the safety of the ship and threaten the safety of the fishermen's lives. From the above conditions, the 2024 LBE-Collaboration PPM Program was held to provide counseling to members of the target fishermen group, "Kanja'tongeng", Borikamase Village, Maros Baru District, so that they can carry out maintenance on the ship's shaft and propeller independently in a good and correct manner. The evaluation results of activity achievements were carried out using the questionnaire method during the pre-test and post-test. Both showed a fairly adequate level of success. The number of participants who initially did not understand the extension material decreased from 67.86% to 12.05%. Likewise, there was an increased understanding of the material on ship shaft and propeller maintenance, as seen from the number of participants who initially understood it to an excellent level, from 11.90% to 39.16%. The achievement indicators above show that the PPM LBE-Collaboration 2024 program has been successful and is running effectively. This success, of course, not only increases the technical knowledge of fishermen about ship shaft and propeller maintenance, but will also improve aspects of ship safety and ship seaworthiness.
Analisis Kegagalan Intercooler Pada Mesin Utama Kapal Tugboat Dengan Metode Root Cause Analysis (RCA) dan Event Tree Analysis (ETA) Hariyanto, Surya; Alpiyanti, Alpiyanti; Alwi, M. Rusydi; Zulkifli, Zulkifli
Jurnal Penelitian Enjiniring Vol 27 No 2 (2023)
Publisher : Center of Techonolgy (COT), Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jpe.112023.04

Abstract

Tugboat adalah kapal yang digunakan untuk melakukan manuver atau pergerakan seperti menarik atau mendorong kapal lain di pelabuhan maupun di laut lepas. Tugboat dilengkapi dengan mesin induk sebagai penggerak utama untuk menjalankan fungsinya. Salah satu kendala utama dalam pengoperasian mesin induk kapal adalah kegagalan pada intercooler yang disebabkan oleh kisi-kisi intercooler yang kotor sehingga menghambat aliran udara. Hal ini mengurangi kemampuan intercooler dalam menurunkan suhu udara yang masuk ke ruang bakar, sehingga dapat berdampak pada performa mesin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab, dampak, dan upaya pencegahan kegagalan intercooler pada mesin induk kapal tugboat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Root Cause Analysis (RCA) dan Event Tree Analysis (ETA). Objek penelitian dilakukan pada kapal KT. Anoman VIII yang berada di PT Pelabuhan Indonesia. Hasil penelitian berdasarkan metode RCA menunjukkan terdapat 18 penyebab yang terdiri dari empat faktor utama, yaitu faktor material, faktor peralatan, faktor manusia, dan faktor lainnya. Penyebab dengan probabilitas tertinggi adalah faktor peralatan, yaitu adanya kotoran di sisi masuk air (inlet water side) dengan probabilitas sebesar 0,04763. Sementara itu, hasil ETA menunjukkan bahwa output E memiliki indeks risiko tertinggi, yaitu 7, dengan tingkat risiko pada level sedang. Indeks frekuensi berada pada kategori reasonably probable, yang berarti kejadian tersebut kemungkinan besar dapat terjadi. Indeks keparahan berada pada tingkat serius, yang berarti tingkat bahayanya tinggi.
Identifikasi Risiko Bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Area Sistem Docking di Galangan Kapal dengan Metode JSA melalui Pendekatan HIRADC Hariyanto, Surya; Saputra, Andika; Alwi, M. Rusydi; Baharuddin, Baharuddin; Rivai, Haryanti
Jurnal Penelitian Enjiniring Vol 27 No 2 (2023)
Publisher : Center of Techonolgy (COT), Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jpe.112023.02

Abstract

Identifikasi risiko bahaya merupakan bagian dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) untuk mengetahui bahaya yang ada pada setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan dan memberikan pengendalian yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Area kerja sistem doking di galangan kapal sebagai area yang memiliki jenis pekerjaan pada kegiatan pengedokan yaitu docking dan undocking. Oleh karena pengedokan memiliki jenis tahapan pekerjaan, maka penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menganalisa risiko bahaya apa saja dalam tahapan pekerjaan pengedokan dengan menggunakan metode JSA (Job Safety Analysis) di graving dock, slipway dock, dan airbag dock dan pengendalian risiko melalui analisa pendekatan HIRADC (Hazard Identification Risk Assessment and Determining Control). Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu dengan metode concurrent mix method yang sumber analisanya berdasarkan ISO 45001 : 2018. Penelitian ini dilakukan di perusahaan galangan kapal PT. Industri kapal Indonesia (IKI) dengan informan berasal dari pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung pada tahapan pekerjaan docking dan undocking yaitu kepala proyek, pengawas K3, dan pekerja-pekerja di dok. Hasil penelitian dari analisa identifikasi risiko diperoleh variabel risiko dengan kategori bahaya yang tinggi diantaranya item B.1.a di slipway dock, item B.4.b di slipway dock, dan item C.5.c di airbag dock dengan masing-masing presentase probabilitas sebesar 45,81%, 30,32%, dan 24,52%. Dan masing-masing presentase konsekuensi sebesar 56,13%, 30,32%, dan 41,94%. Setelah dilakukan pengendalian risiko dengan pendekatan HIRADC, hasil yang diperoleh bahwa terjadi penurunan tingkat risiko menjadi kategori risiko rendah pada tahapan-tahapan pekerjaan pengedokan di area sistem docking galangan kapal PT. IKI Makassar, dan tidak adanya lagi kategori risiko ekstrim, kategori risiko tinggi, maupun kategori risiko sedang.