Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Farmasi Tinctura

Analisis Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek X Kota Kotamobagu Rizky Resvita R. Bahi; Windi Astuti; Alfiana P. Gonibala
Tinctura Vol 3 No 2 (2022): Jurnal Farmasi Tinctura
Publisher : Program Studi S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35316/tinctura.v3i2.1976

Abstract

Pelayanan kefarmasian yang awalnya berfokus pada drug oriented atau pengelolaan obat saat ini berkembang menjadi patient oriented yakni pelayanan kefarmasian yang lebih mengedepankan kualitas hidup pasien, tidak hanya sekedar memasarkan obat kepada pasien saja. Pelayanan kefarmasian yang baik harus menjamin bahwa efektivitas, keamanan dan kerasionalan penggunaan obat. Penelitian ini menggunakan metode non eksperimental, deskriptif kualitatif. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner yang isinya mengacu pada PERMENKES NO. 73 Tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga kefarmasian yang ada di apotek X ada 10 orang, 1 apoteker pengelola apotek, 2 apoteker pendamping dan 7 tenaga teknis kefarmasian. Penerapan standar I telah mencapai 92%, standar II mencapai 85% dan standar III mencapai 90%. Disampung itu, ada 2 poin yang belum dilaksanakan oleh apotek ini yaitu pemusnahaan resep dan pelayanan home pharmacy care. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek X Kota Kotamobagu termasuk dalam kategori baik.
Standardisasi Ekstrak Metanol Bunga Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) sebagai Bahan Baku Obat Tradisional Mappa, Moh. Rivaldi; Bahi, Rizky Resvita R.; Nurfathin, Riskiah; Istiqomah, Huwaidah
Tinctura Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Farmasi Tinctura
Publisher : Program Studi S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35316/tinctura.v5i1.4036

Abstract

Penggunaan obat herbal berbasis tumbuhan ini telah kembali digunakan oleh masyarakat sebagaimedia pengobatan. Karena itu, diperlukan standardisasi ekstrak tumbuhan obat untuk mencegahmasyarakat menggunakan obat alami yang tidak terjamin kualitasnya. Penurunan aktivitas bahkantimbulnya efek samping obat merupakan akibat dari bahan baku obat yang tidak terstandardisasi.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan beberapa standardisasi untuk ekstrak bunga cengkeh(Syzygium aromaticum L.) untuk memastikan kualitasnya. Ekstrak bunga cengkeh diekstraksi melaluimetode maserasi, yang menggunakan pelarut metanol. Uji indentitas, organoleptik, senyawa terlarutdalam pelarut tertentu, dan kandungan kimia adalah contoh uji parameter spesifik. Uji parameternonspesifik termasuk susut pengeringan, kadar air, bobot jenis, dan kadar abu.Identitas sampel yangdigunakan ektrak metanol bunga cengkeh ditunjukkan oleh hasil standardisasi spesifik. Uji organoleptikmenunjukkan ekstrak kental berwarna coklat kehitaman, berasa pahit dan agak sedikit pedas, danmemiliki bau khas. Kandungan senyawa larut dalam air adalah 4,2041 ±0,0469, larut metanol adalah14,8399 ±0,5314, larut n-heksana adalah 2,0165% ±0,7398, dan flavonoid adalah 0,189%. Uji parameterekstrak non-spesifik menunjukkan susut pengeringan 7,551 ±1,5789, kadar air 18,9157% ±0,8331, bobotjenis 0,9814 ±0,0060, kadar abu 6,6916% ±0,0310, dan kadar abu tidak larut asam 3,1797% ±0,1933.Menurut informasi yang dikumpulkan, ekstrak secara umum memenuhi persyaratan sebagai bahan bakuherbal yang berasal dari alam. ABSTRACTThe community has continued to employ herbal treatments as a therapeutic tool. This made itnecessary to standardize the medical plan extracts in order to safeguard the public against the use ofunreliable natural medicine. The decrease in activity and even the emergence of drug side effects is theresult of non-standardized drug raw materials. In order to ensure the quality of the extract, the aim of thiswork was to create certain standard criteria, both specific and nonspecific, from the clove (Syzygiumaromaticum L.) flower extract. Clove flower extract was obtained from the process of extraction ofmaceration method by using methanol solvent. The tests of specific parameters included the chemicalcontent test, the solute in a given solvent test, the organoleptic test, and the identity test. The dryingshrinkage test, moisture test, density test, and ash content test were among the non-specific metrics tested.The specific standardization result demonstrated that the clove methanol extract was the use sample.According to the organoleptic test, the extract was thick, blackish brown in color, tasted bitter, had adistinct odor, and was slightly spicy. It also had a water soluble compound level of 4.2041%±0,0469,soluble methanol level of 14.8399%±0.5314, soluble n-hexane level of 2.041%±0.0469, and a flavonoidlevel of 0,189%. The results of the extract's non-specific parameter test revealed that the dried shrinkagewas 3.1797%±0,1933 for the ash content that was not acid soluble, 18.9157%±0.8331, density of0.9814±0.0060, and ash content of 6.6916%±0.0310 for the moisture. Based on the collected data, theextract generally satisfies the requirements as natural herbal raw materials.
Identifikasi Senyawa Fenol Fraksi Etanol Rumput Laut (Eucheuma spinosum) dengan Metode Kromatografi Mappa, Moh. Rivaldi; Bahi, Rizky Resvita R.; Sugeha, Amanda Pratiwi; Mokoginta, Tantri Wulandari; Pontoan, Mifta Putri Salsabila; Tangahu, Putri Isauraamabel; Akbar, Hairil
Tinctura Vol 5 No 2 (2024): Jurnal Farmasi Tinctura
Publisher : Program Studi S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35316/tinctura.v5i2.5207

Abstract

Eucheuma spinosum merupakan salah satu spesies rumput laut yang mengandung senyawa fenol yang berkhasiat sebagai antioksidan. Senyawa antioksidan dapat melindungi tubuh dari efek radikal bebas yang merusak sehingga menjaga kesehatan secara umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa fenol dari fraksi etanol rumput laut yang diperoleh dari pesisir pantai Desa Maelang Kabupaten Bolaang Mongondow dengan skrining fitokimia dan metode kromatografi lapis tipis KLT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etanol rumput laut positif mengandung senyawa fenol yang ditandai dengan perubahan warna dari kuning kemerahan menjadi kuning kehijauan pada proses skrining fitokimia dan terbentuknya bercak noda berwarna hijau dan biru dengan nilai Rf 0,46 pada pelat KLT yang dibandingkan dengan baku standar kuesetin.
Pengaruh Variasi Konsentrasi Na-CMC sebagai Gelling Agent terhadap Sifat Fisik Gel Tabir Surya Seng Oksida (ZnO) Bahi, Rizky Resvita R.; Monoarfa, Alyavayza Putri; Mappa, Moh Rivaldi
Tinctura Vol 6 No 1 (2024): Jurnal Farmasi Tinctura
Publisher : Program Studi S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35316/tinctura.v6i1.6077

Abstract

Kerusakan kulit akibat paparan sinar UV dari matahari menjadi masalah serius yang memerlukan perhatian. Penggunaan tabir surya merupakan langkah preventif efektif terhadap dampak negatif sinar UV. Seng oksida (ZnO) dalam tabir surya berfungsi sebagai penghalang fisik UV dan lebih efektif dibandingkan titanium oksida (TiO2). Gel tabir surya menjadi populer karena mudah meresap ke kulit tanpa meninggalkan residu. Gelling agent dalam formulasi gel sangat mempengaruhi sifat fisiknya. Carboxy methyl cellulose (Na-CMC) sering digunakan karena sifat netral dan kemampuannya meningkatkan viskositas, dengan konsentrasi 3-6%. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh variasi konsentrasi Na-CMC sebagai gelling agent berdasarkan sifat fisik meliputi organoleptik, homogenitas, uji pH, dan uji daya lekat. Formula gel dengan zat aktif seng oksida 2% dibuat dengan membandingkan basis gel Na-CMC ke dalam 3 konsentrasi yakni F1 3%, F2 5%, dan F3 6%. Hasil uji organoleptik sediaan menunjukkan adanya pengaruh signifikan terhadap variasi gelling agent yang digunakan terhadap bentuk sediaan. Seluruh sediaan homogen dan memiliki pH 8 yang tidak menyebabkan iritasi atau kulit bersisik ketika diaplikasikan pada kulit. Formula dengan daya lekat terbaik adalah F2 dan F3 dengan hasil 49s dan 88s.