Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Penerapan Kearifan Lokal Pada Usaha Tani Padi Di Kelurahan Deri Kecamatan Sesean Kabupaten Toraja Utara Werang, Michael Macmarten Koda; Azuz, Faidah; Salam, Suryawati
PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research Vol. 3 No. 2 (2025): PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research, Juli 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56326/pallangga.v3i2.5698

Abstract

Due to the changing times, local wisdom in each region began to fade, but in Deri Village, the farming community still practices or upholds local wisdom in rice farming. This study aims to determine the practical use of this local wisdom in rice farming in Deri Village, Sesean Sub-district, North Toraja Regency. North Toraja Regency. This study aims to determine the practical use of local wisdom in rice farming activities in Deri Village, Sesean Sub-district, North Toraja Regency. This research was conducted in Deri Village, Sesean Sub-district, North Toraja Regency. The informants in this study were determined as many as 15 people consisting of traditional leaders and religious leaders. The data analysis method used in this research is qualitative analysis method. The results showed that the farming community in Deri Village applies local wisdom in rice farming which includes four stages, namely; (1) Pre-Planting Stage which includes:  Ceremony to determine the time to go down the rice field (Medatu) and Ceremony to go down the rice field (Ma' Rara Kalo'); (2) Planting Stage which includes: Making a seeding place (Massukbak Panta'nakan), Planting Rice (Mantanan Pare), Fertilizing and Pest Management; (3) Harvest Stage which includes: Harvesting ceremony (Ma' Rakan for Aluk Todolo) and Rice Harvesting (Mepare); (4) Post-harvesting stage includes: Results and Harvest Thanksgiving. These activities are a form of culture or local wisdom in cultivating paddy rice in Deri Village which is still applied today. The figures involved or play an important role in every implementation of traditional ceremonies or rituals in the application of local wisdom in rice farming in Deri Village, namely: (1). Parandangan Ada' (Customary Leader); (2). Tomina (Prayers); and (3). The local community (both from children to adults/parents). Seiring perkembangan zaman kearifan lokal di setiap daerah mulai memudar, namun di Kelurahan Deri masyarakat petani masih menerapkan atau memegang teguh kearifan lokal dalam berusahatani padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan kearifan lokal setempat dalam usahatani padi di Kelurahan Deri Kecamatan Sesean Kabupaten Toraja Utara. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Deri Kecamatan Sesean Kabupaten Toraja Utara. Sampel atau informan dalam penelitian ini sebanyak 15 orang yang terdiri dari ketua adat dan pemuka agama. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat petani di Kelurahan Deri menerapkan kearifan lokal dalam berusahatani padi yang meliputi empat tahap, yaitu;  (1) Tahap pra tanam yang meliputi:  upacara waktu penentuan turun sawah (Medatu) dan upacara turun sawah (Ma’ Rara Kalo’); (2) Tahap penanaman  yang meliputi: membuat tempat pembenihan (Massukbak Panta’nakan), menanam padi (Mantanan Pare), pemupukan  dan penanganan hama; (3) Tahap panen yang meliputi: upacara penentuan panen (Ma’ Rakan untuk Aluk Todolo) dan panen padi (Mepare); (4) Tahap pasca panen meliputi: hasil dan syukuran panen. Berbagai kegiatan tersebut sebagai bentuk kebudayaan atau kearifan lokal dalam berusahatani padi sawah di Kelurahan Deri yang masih di terapkan sampai sekarang. Tokoh-tokoh yang terlibat atau berperan penting dalam setiap pelaksaan kegiatan upacara atau ritual adat dalam penerapan kearifan lokal pada usahatani padi di Kelurahan Deri yaitu: (1). Parandangan Ada’ (Ketua Adat); (2). Tomina (Pendoa); dan (3). Masyarakat setempat (baik itu dari anak-anak sampai dewasa/orang tua).
Saluran Distribusi Dan Margin Pemasaran Moke Maumere Di Kota Makassar Soi, Yohanes; Sheyoputri, Aylee Christine Alamsyah; Azuz, Faidah
PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research Vol. 3 No. 2 (2025): PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research, Juli 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56326/pallangga.v3i2.5704

Abstract

Due to its unique flavor characteristics and deeply held cultural values, moke as a traditional alcoholic beverage not only functions as a drink but also as a symbol of local identity overseas. This causes migrants from Maumere, East Nusa Tenggara who live in Makassar City to always consume Moke from their home place as a medium of bonding and identity. This causes migrants from Maumere, East Nusa Tenggara who live in Makassar City to always consume Moke from their home place as a means of bonding and identity. It is within this context that the study of Moke distribution and marketing finds its relevance. In order to maximize market potential, however, it is important for producers or distributors to understand and manage distribution channels effectively. This study aims to determine the distribution channel model and the amount of Maumere moke marketing margin in Makassar city using quantitative descriptive method. Respondents in this study were 10 moke traders from Maumere in Makassar city. The results showed that the distribution channel of moke maumere in Makassar city showed quite good effectiveness, although it was still faced with several obstacles. A profitable marketing margin of Rp.30,000 / 600ml bottle shows great potential for business development. Karateristik rasa yang unik dan nilai budaya yang dipegang teguh, moke sebagai minuman tradisional beralkohol tidak hanya berfungsi sebagai minuman tetapi juga sebagai simbol identitas daerah (Maumere) di perantauan. Hal ini menyebabkan perantau asal Maumere Nusa Tenggara Timur yang berdomisili di Kota Makassar selalu mengonsumsi Moke dari daerah asal mereka sebagai alat perekat dan identitas. Dalam konteks inilah studi tentang distribusi dan pemasaran Moke menemukan relevansinya. Namun untuk memaksimalkan potensi pasar, penting bagi produsen atau distributor untuk memahami dan mengelola saluran distribusi secara efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model saluran distribusi dan besarnya margin pemasaran moke maumere di kota Makassar dengan menggunakan metode diskriptif kuantitatif. Informan dalam penelitian ini adalah pedagang moke asal Maumere di kota Makassar yang berjumlah 10 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran distribusi moke maumere di kota Makassar menunjukan efektivitas yang cukup baik, meskipun masih dihadapkan pada beberapa kendala. Margin pemasaran yang menguntungkan yaitu sebesar Rp.30.000/ botol kemasan 600ml menunjukkan potensi besar bagi pengembangan usaha.
Strategi Pengembangan Usaha Kelapa Sawit Plasma Dan Mandiri Di Desa Kakullasan Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju Bongga, Alfrian; Sheyoputri, Aylee Christine Alamsyah; Azuz, Faidah
PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research Vol. 3 No. 2 (2025): PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research, Juli 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56326/pallangga.v3i2.5723

Abstract

This study aims to determine the strategy in developing plasma and independent scheme oil palm businesses in Kakullasan Village, Tommo District, Mamuju Regency. Oil palm is one of the leading commodities that contributes to the regional economy and farmer welfare. This study uses a descriptive method with primary data collection through questionnaires, interviews, and observations and secondary data through government agencies. The population in this study were 25 oil palm farmers. Plasma farmers numbered 10 people, independent farmers numbered 13 people, and P+M numbered 3 people. The results of this study indicate that farmers who carry out extensification are plasma farmers with an average land area of plasma farmers that is larger than independent farmers; then plasma farmers become mixed farmers, namely independent plasma with an average land area of plasma farmers of 3 Ha; while independent farmers are 2.7 Ha and mixed plasma and independent farmers with an average land area of 4.8 Ha. Therefore, farmers who tend to do extensification are plasma farmers compared to independent farmers. Farmers who tend to do extensification will find it easier to increase their palm oil production because they are supported by a larger land area. Penelitian bertujuan untk mengetahui strategi dalam mengembangkan usaha kelapa sawit skema plasma dan skema mandiri di Desa Kakullasan, Kecamatan Tommo, kabupaten Mamuju. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas unggulan yang berkontribusi terhadap perekonomian daerah dan kesejahteraan petani. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pengumpulan data primer melalui kuesioner, wawancara, dan observasi serta data sekunder melalui instansi pemerintah. Populasi dalam penelitian ini adalah petani sawit yang berjumlah 25 orang petani. Petani plasma berjumlah 10 orang, petani mandiri berjumlah 13 orang, dan P+M berjumlah 3 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa petani yang melakukan ekstensifikasi adalah petani plasma dengan rata-rata luas lahan petani plasma yang lebih banyak dibandingkan petani mandiri; kemudian petani plasma menjadi petani campuran yaitu plasma mandiri dengan luas lahan rata-rata petani plasma yaitu 3 Ha; sedangkan petani mandiri 2,7 Ha dan petani campuran plasma dan mandiri dengan luas lahan rata-rata yaitu 4,8 Ha. Oleh karena itu, petani yang cenderung melakukan ekstensifikasi yaitu petani plasma di banding petani mandiri. Petani yang cenderung melakukan ekstensifikasi akan lebih mudah dalam meningkatkan produksi kelapa sawitnya karena didukung luas lahan yang lebih besar.
Land degradation, flood disaster, and local wisdom in Tempe Lake of South Sulawesi coastal community Harifuddin, Harifuddin; Azuz, Faidah; Madiong, Baso
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol. 12 No. 5 (2025)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2025.125.8693

Abstract

Floods that hit the coast of Lake Tempe are caused by land degradation and poor land management. This research aims to analyse (1) land degradation as a determinant factor in the occurrence of flood disasters, (2) the function of local wisdom as an adaptation to flooding, (3) the effects of land degradation on the sustainability of the fishermen’s livelihoods of coastal communities. This research used an exploratory-consequential (qualitative-quantitative) design. This research was conducted on the coast of Tempe Lake, utilizing data collection methods that included interviews, observations, literature studies, questionnaires, and documentation. Data analysis used 3-step technique (qualitative) and descriptive statistics (quantitative). The results showed that (1) almost all respondents stated that land degradation such as sedimentation and land erosion that lasted for a long time and the amount of critical land due to wrong land management triggered flooding. (2) In reading natural signs, local wisdom serves as an early warning so that people are aware of the disasters that will occur, (3) the professions most affected by flooding are farmers, fishermen, and transport boat drivers. When flooding occurs farmers and fishermen cannot work but they can become transport boat drivers. For the transport boat driver, his boat can be rented out when he isn’t working. The conclusion is that land degradation causes floods. However, the experience of flooding over the years has made people adapt, including in terms of work, so that they still have alternative productive activities despite being hit by floods.