RESUME: Tulisan ini bertujuan mengidentifikasi secara mendalam tentang kecenderungan adanya kekuatan struktur yang mengkonstruksi tindakan sosial-budaya para nelayan, yang menyebabkan mereka terperangkap dalam berbagai kekurangan yang dimiliki, serta mengungkap realitas sosial-budaya tentang perangkap kemiskinan terhadap para nelayan. Metode yang digunakan adalah fenomenologi, karena metode ini dipandang sangat sesuai untuk menelusuri dan mengidentifikasi secara mendalam tentang pemaknaan wujud tindakan sosial bagi kelompok-kelompok nelayan Paârengge di Sulawesi Selatan. Hasil temuan awal penelitian ini menunjukkan bahwa prasyarat fungsional AGIL (Adaptation, Goal attainment, Integration, and Latency) dari Talcott Parsons telah membuka ruang kapasitas bagi munculnya elemen-elemen baru yang dapat diintegrasikan kedalam sistem sosial kenelayanan sebagai tempat berlangsungnya strukturasi patron-klien. Meskipun AGIL telah membuka ruang kapasitas dalam sistem sosial kenelayanan, namun tidak dapat mengintegrasikan elemen-elemen baru kedalam struktur relasi patron-klien. Dengan adanya kekuatan strukturasi yang telah mengarahkan, membentuk, dan membatasi tindakan aktor dalam relasi patron-klien, maka tidak memungkinkan bagi aktor âsawiâ (masyarakat nelayan) untuk dapat memanfaatkan elemen-elemen baru pada ruang kapasitas yang disajikan oleh AGIL, sehingga perangkap kemiskinan dalam relasi patron-klien tetap berlangsung.KATA KUNCI: Kapasitas struktur, peningkatan kesejahteraan, masyarakat nelayan, hubungan patron-klien, adaptasi, pencapaian tujuan, integrasi, dan latensi. ABSTRACT: âUtilization of Structural Capacity Space as Strategy to Improvement the Coastal Fishermens Welfare in Takalar, South Sulawesiâ. This paper aims to identify deeply on the tendency of structure force to construct the socio-cultural action of fishermen, which causes them to be trapped in a range of their disadvantages, as well as to reveal the socio-cultural realities about the poverty trap of fishermen. The method used is phenomenology, because it is considered very appropriate method to explore and identify deeply about the meaning of social action form for the fishermen groups of Parengge in South Sulawesi. The results of the preliminary findings of this study indicate that the functional prerequisites on AGIL (Adaptation, Goal attainment, Integration, and Latency) of Talcott Parsons has opened up the capacity space for the emergence of new elements that can be integrated into the fishingship social system as a venue for the structuration of patron-client. Although AGIL has opened up the capacity space in a fishingship social system, but cannot integrate new elements into the structure of patron-client relations. With the existence of structuration power that has been directing, shaping, and restricting the actions of actors in a patron-client relationship, it is not possible for actors of âsawiâ (fisher community) to be able to take advantage of the new elements in the capacity space as presented by AGIL, so the poverty trap in the patron-client relations still exists.KEY WORD: Structure capacity, increased prosperity, fisher community, patron-client relationships, adaptation, goal attainment, integration, and latency.About the Author: Dr. Ansar Arifin adalah Dosen Senior di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNHAS (Universitas Hasanuddin), Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Untuk kepentingan akademik, penulis bisa dihubungi dengan alamat e-mail: ansararifin@gmail.comHow to cite this article? Arifin, Ansar. (2014). âPemanfaatan Ruang Kapasitas Struktur sebagai Strategi Peningkatan Kesejahteraan Nelayan Pesisir di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatanâ in SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, Vol.7, No.1 [Mei], pp.89-106. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press owned by ASPENSI, UNHAS Makassar, and UNIPA Surabaya, ISSN 1979-0112. Chronicle of article: Accepted (March 8, 2014); Revised (April 10, 2014); and Published (May 20, 2014).  Â