Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

The Effect of Palm Oil Boiler Ash on The Growth of Lettuce Plants (Lactuca sativa L.) Azmi, Yudia; Putri, Mardiani; Swandi, Fradilla; Rannando; Salmiyati
Open Science and Technology Vol. 4 No. 2 (2024): Open Science and Technology
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33292/ost.v4i2.122

Abstract

Limbah industri kelapa sawit yang memiliki potensi untuk dijadikan pupuk organik dan tersedia cukup banyak di Provinsi Riau adalah abu boiler. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis abu boiler kelapa sawit terhadap tanaman selada. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu: P0 (Kontrol), P1 (176 g abu boiler kelapa sawit), P2 (352 g abu boiler kelapa sawit), dan P3 (528 g abu boiler kelapa sawit). Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), dan lebar daun (cm). Berdasarkan hasil ANOVA pada taraf 5%, pemberian abu boiler kelapa sawit pada memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan lebar daun tanaman selada. Dosis abu boiler kelapa sawit  terbaik pada tinggi tanaman, jumlah daun, dan lebar daun  tanaman selada adalah 352 g/polybag. The industrial palm oil waste with potential to be used as organic fertilizer and abundantly available in Riau Province is boiler ash. This study aims to determine the optimal dosage of palm oil boiler ash for lettuce plants. The research employed a Randomized Block Design (RBD) consisting of 4 treatments and 3 replications, namely: P0 (Control), P1 (176 g of palm oil boiler ash), P2 (352 g of palm oil boiler ash), and P3 (528 g of palm oil boiler ash). Observed parameters included plant height (cm), number of leaves (pieces), and leaf width (cm). Based on the results of ANOVA at a 5% significance level, the application of palm oil boiler ash significantly influenced the height, number of leaves, and leaf width of lettuce plants. The optimal dosage of palm oil boiler ash for plant height, number of leaves, and leaf width was 352 g/polybag.
Biological Control Stem Rot Diseases (Sclerotium Rolfsii) on Peanut (Arachis hypogaea L.) using Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF) Indigenous Swandi, Fradilla; Sulyanti, Eri; Darnetty, Darnetty
Akta Agrosia Vol 24 No 1 (2021)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Fakultas Pertanian, Universitas Bengkkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF) are known to have potential as biological agents controlling plant pathogens. This study aims to obtain indigenous AMF isolates that can suppress the attack of Sclerotium rolfsii which causes stem rot disease in peanut. The method used is an experimental method with a Completely Randomized Design with 5 treatments, namely A : AMF Glomus sp-3 + S. rolfsii; B: AMF Acaulospora sp + S. rolfsii; C: AMF Gigaspora sp + S. rolfsii; D: Combined AMF Glomus sp-3, Acaulospora sp, and Gigaspora sp + S. rolfsii; E: Without AMF + S. rolfsii (Control). Each treatment was repeated 5 times. The data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) using the Statistix 8 program and the Least Significance Different (LSD) test at a 5% significance level. The results showed that the isolates of Acaulospora sp and Gigaspora sp were able to increase the resistance of peanut plants to stem rot disease (suppressing the incidence and severity of the disease) reaching 100%. Keywords: Arbuscular Mycorrhizal Fungi, indigenous, salicylic acid, Sclerotium rolfsii.
Sosialisasi Teknik Pembungaan Berbasis Perkebunan Berkelanjutan untuk Meningkatkan Produksi Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Salmiyati, Salmiyati; Rannando, Rannando; Swandi, Fradilla; Justisia, Bajora; Haryanti, Sindi
Smart Dedication: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2025): Smart Dedication: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : SMART SCIENTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70427/smartdedication.v2i2.223

Abstract

Perkebunan Kelapa sawit milik petani swadaya di Indonesia mencapai 6.291 ribu hektar. Peningkatan luasan tersebut tidak seimbang dengan kemampuan dan pemahaman petani swadaya dalam membudidayakan kelapa sawit, yang terbukti dari rendahnya produksi tandan buah segar (TBS). Pengelolaan pembungaan harus didasari dengan pertumbuhan bunga jantan dan betina kelapa sawit. Desa Batang Nilo Kecil Pelalawan merupakan wilayah dengan petani swadaya kelapa sawit mencapai 90% dari seluruh masyarakatnya. Permasalahan ini dapat ditanggulangi dengan teknik pembungaan yang tepat. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mensosialisasikan tentang teknik pembungaan kelapa sawit berbasis perkebunan berkelanjutan dengan teknik budidaya berwawasan lingkungan. Metode pelaksanaan kegiatan meliputi penjajagan dan survey wilayah serta wawancara. Penyuluhan dilakukan dengan jalan memaparkan dan membagikan paket materi (pedoman pelatihan) dalam bentuk buku saku, praktek lapangan,  dengan pembuatan sebuah demplot untuk membuat model pembungaan kelapa sawit yang selanjutnya akan dijadikan contoh untuk aplikasi skala lahan lebih luas, menerapkan teknik pembungaan berbasis lingkungan pertanaman kelapa sawit berkelanjutan, Data  dianalisis secara deskriptif. Hasil sosialisasi menunjukkan pengelolaan bunga kelapa sawit secara optimal berkontribusi pada peningkatan produksi buah dan kualitas hasil panen. Strategi pemantauan perkembangan bunga, optimalisasi penyerbukan, pemangkasan yang tepat, serta pemenuhan nutrisi dan pengendalian hama, perkebunan kelapa sawit dapat mencapai produktivitas yang maksimal menciptakan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan
Intensitas Serangan Hama Kumbang Tanduk Pada Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Di PT. Inti Indosawit Subur Musdalifa, Imelda; Swandi, Fradilla; Febrianti, Febrianti; Adiba, Iffadhiya Fathin; Yulianti, Hesti
AGRINUS : Jurnal Agro Marin Nusantara Vol. 2 No. 1 (2025): AGRINUS: JURNAL AGRO MARIN NUSANTARA
Publisher : Yayasan Pengembangan Dan Pemberdayaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62180/xk0bdn38

Abstract

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas perkebunan strategis di Indonesia yang memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional. Namun, produktivitasnya sering kali mengalami penurunan akibat serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), salah satunya adalah kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros). Kumbang tanduk merupakan salah satu hama utama pada kelapa sawit yang menyerang titik tumbuh tanaman, terutama pada tanaman muda bahkan hingga tanaman menghasilkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persentase dan intensitas serangan hama kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) pada tanaman kelapa sawit menghasilkan di PT. Inti Indosawit Subur. Penelitian menggunakan metode survey lapangan dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Dari penelitian didapatkan persentase serangan hama kumbang tanduk pada tanaman kelapa sawit berkisar antara 33,3% – 66,6% (kategori Berat hingga Sangat Berat) dengan Intensitas serangan 10,8 % - 20,8% (kategori Ringan).
Isolation and identification of arbuscular mycorrhizal fungi (amf) microscopically in the rhizosphere of peanut plants Swandi, Fradilla; Sulyanti, Eri; Darnetty, Darnetty
Open Science and Technology Vol. 3 No. 2 (2023): Open Science and Technology
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33292/ost.v3i2.108

Abstract

Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) merupakan jamur yang bersimbiosis dengan perakaran tumbuhan tingkat tinggi. FMA dapat berperan sebagai agen biokontrol dan biofertilizer. Studi ini bertujuan mengetahui jenis-jenis FMA pada rhizosfer tanaman kacang tanah di Nagari Sawah Tangah, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar dan sebagai tahapan awal dalam pemanfaatan FMA sebagai agen biokontrol dan biofertilizer. Sebanyak lima sampel tanah diambil menggunakan teknik purposive random sampling. Sampel tanah yang diperoleh disaring menggunakan teknik penyaringan basah. Identifikasi spora FMA dilakukan hingga tingkat genus berdasarkan karakteristik morfologi, yakni bentuk, warna, serta ornamentasi spora. Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah spora FMA tertinggi pada rhizosfer tanaman kacang di Nagari Sawah Tangah, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar adalah dari genus Glomus (3 tipe), yakni Glomus sp-1 sebanyak 15 spora, Glomus sp-2 sebanyak 12 spora, dan Glomus sp-3 sebanyak 74 spora (total 101 spora). Jumlah tertinggi kedua adalah dari genus Acaulospora (1 tipe) sebanyak 27 spora, sementara jumlah spora FMA terendah adalah dari genus Gigaspora (1 tipe) sebanyak 9 spora per 100 gr sampel tanah. Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF) are fungi that have a symbiotic relationship with the roots of higher plants. AMF can act both as biocontrol agent and biofertilizer. This study aims to determine the types of AMF in the rhizosphere of peanut plants in Nagari Sawah Tangah, Pariangan Subdistrict, Tanah Datar Regency, as an initial stage in the application of AMF as a biocontrol agent and biofertilizer. Five soil samples were taken using a purposive random sampling technique. The soil samples obtained were then filtered using a wet filtration technique. Identification of AMF spores was carried out at the genus level based on their morphological characteristics, namely shape, color, and spore ornamentation. The results reveal that the highest number of AMF spores in the rhizosphere of peanut plants in Nagari Sawah Tangah, Pariangan Subdistrict, Tanah Datar Regency is from the genus Glomus (3 types), namely Glomus sp-1 with 15 spores, Glomus sp-2 with 12 spores, and Glomus sp-3 with 74 spores (a total of 101 spores). The second highest number is from the genus Acaulospora (1 type) with 27 spores, and the lowest number of AMF spores is from the genus Gigaspora (1 type) with 9 spores per 100 gr of soil sample.
Identifikasi Vegetasi Gulma di Lahan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Kelapa Sawit di Lahan Marginal Swandi, Fradilla; Rannando, Rannando; Azmi, Yudia; Mariandy, Riky
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience-Tropic) Vol 10 No 1 (2024): Agustus 2024
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/ejbst.v10i1.590

Abstract

Gulma dapat menjadi faktor pembatas produksi kelapa sawit akibat terjadinya persaingan dalam memperoleh energi cahaya, air, O2, CO2, dan ruang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, komposisi dan struktur vegetasi gulma di lahan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) kelapa sawit di lahan mineral. Penelitian menggunakan metode Purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan pada 3 blok kebun pada lahan TBM, yang di dalamnya dibuat plot berbentuk persegi empat berukuran 1 x 1 m dengan jumlah petakan sebanyak 9 plot dari total 3 blok. Pada setiap plot pengamatan dilakukan identifikasi jenis, komposisi dan sturuktur vegetasi gulma dan dihitung indeks keanekaragamannya. Dari penelitian ditemukan 10 jenis gulma yang terdiri dari gulma berdaun lebar dan gulma rumputan. Komposisi gulma yang terdapat pada perkebunan kelapa sawit TBM ada10 jenis dengan jumlah individu 334. Gulma yang banyak ditemukan adalah gulma rumput torpedo (Panicum repens).  Struktur vegetasi gulma yang dominan pada perkebunan kelapa sawit TBM adalah gulma rumputan Panicum repens yang memiliki nilai NJD sebesar 26,76%. Nilai indeks keanekaragaman gulma memiliki nilai 1,84 yang termasuk kedalam kategori tinggi. 
The Effectiveness of Ginger Rhizome Extract to Inhibit the Growth of Sclerotium rolfsii in Peanut In-vitro: Potensi Ekstrak Rimpang Jahe dalam Menghambat Pertumbuhan Sclerotium rolfsii pada Kacang Tanah secara In Vitro Syafitri, Syafitri; Sulyanti, Eri; Arneti, Arneti; Swandi, Fradilla
Jurnal Proteksi Tanaman (Journal of Plant Protection) Vol. 6 No. 1 (2022): June 2022
Publisher : Plant Protection Department, Faculty of Agriculture, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpt.6.1.54-63.2022

Abstract

Sclerotium rolfsii is a fungus that causes stem rot disease in peanuts which causes losses of up to 59%. One technique of controlling the S. rolfsii is using a botanical fungicide, such as ginger (Zingiber officinale Rosc.) rhizome extract. This study aimed to determine the proper concentration of ginger rhizome extract to control S.rolfsii, the causes of stem rot, and damping-off diseases in peanut in-vitro. This study used a completely randomized design with five treatments and five replications. The treatments were arranged in the concentration of 0, 4%, 6%, 8%, and 10% by in-vitro. The data were analyzed using ANOVA, followed by an LSD of 5%. The results showed that ginger rhizome extract could suppress the growth of S. rolfsii, which causes stem rot disease in peanut plants. Ginger rhizome extract reduced the thickness of the colonies, suppressed colony expansion, reduced the wet and dry weight of the colonies, slowed the appearance of Sclerotia, and reduced the number of Sclerotia formed. The higher concentration, the higher the emphasis on S. rolfsii. Ginger rhizome extract at a concentration of 10% can inhibit colony growth by 81.63%, inhibit the formation of sclerotia by 100%, reduce the wet weight of the colony to 66.88% and the dry weight of the colony to 44.11% and inhibit the formation of Sclerotia reaching 100%.