Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

HEALTH COUNSELING ON HYPERTENSION DIET WITH HYPERTENSION PATIENTS IN SUGIHARJO VILLAGE, BATANG DISTRICT, DELI SERDANG DISTRICT AREA: HEALTH COUNSELING ON HYPERTENSION DIET WITH HYPERTENSION PATIENTS IN SUGIHARJO VILLAGE, BATANG DISTRICT, DELI SERDANG DISTRICT AREA Panjaitan, Raini; Manurung, Jelita; Oktavariny, Raisha; Rambey, Harris
JURNAL PENGMAS KESTRA (JPK) Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Pengmas Kestra (JPK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.196 KB) | DOI: 10.35451/jpk.v2i2.1464

Abstract

Hipertensi merupakan faktor utama risiko jantung coroner, stroke, gagal jantung maupun gagal ginjal. Penyebab kejadian hipertensi tidaklah spesifik, namun hipertensi merupakan respon meningkatnya tekanan perifer. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya hipertensi yaitu usia, jenis kelamin, obesitas, merokok, genetik dan aktivitas fisik. Salah satu pencegahan dan pengendalian menurunkan kejadian hipertensi yaitu dengan mengatur asupan makanan sehari-hari sebagai terapi. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bahwa pentingnya perilaku diet bagi penderita hipertensi di Desa Sugiharjo Kecamatan Batang Kuis. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan tiga tahap terdiri dari tahap pertama dengan melakukan pelatihan kepada mahasiswa agar program yang dilakukan sesuai dan tepat sasaran. Untuk tahap kedua tim dosen dan mahasiswa melakukan penyuluhan kesehatan diet. Tahap ketiga dilakukan monitoring dan evaluasi bagi peserta. Hasil kegiatan pelatihan ini memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa, melatih rasa percaya diri, meningkatkan keterampilan mahasiswa dan menambah pengetahuan mahasiswa tentang penyuluhan diet hipertensi. Hasil evaluasi kegiatan menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan peserta meningkat sebesar 45%. Berdasarkan kegiatan penyuluhan kesehatan ini dapat disimpulkan bahwa seluruh tim pengabdi masyarakat beserta peserta bekerja sama dengan baik. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan peserta meningkat sebesar 45%.
Socialization of Low Purine Diet in Elderly Patients With Gout Arthiritis at Puskesmas Batang Kuis Panjaitan, Raini; Damayanti, Erika; Manurung, Jelita; Ginting, Wira Maria; Ginting, Raynald Ignasius
JURNAL PENGMAS KESTRA (JPK) Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Pengmas Kestra (JPK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jpk.v3i1.1758

Abstract

Gout arthritis is a disease caused by impaired purine metabolism resulting in excessive uric acid (hyperuricemia). It is said to be hyperuricemia if the uric acid level is more than 6.0 mg/dl in women and 7.0 mg/dl in men, which is measured based on blood serum. To overcome the problem of hyperuricemia, it is necessary to apply a low-purine diet, especially for elderly people with gout arthritis. The goal of a low-purine diet is to prevent monosodium urate crystals from accumulating in the joints. The implementation method used by the PkM team in collaboration with Puskesmas Batang Kuis partners and elderly people with gout arthritis consists of 4 stages. Based on the results of the activities of the 41 community service participants, frequency characteristics were obtained based on the uric acid value of the elderly at the Puskesmas Batang Kuis, namely the majority of gout categories in the elderly, namely the 7.6-9.0 category, as many as 25 people (61%). From the results of the activity it was also found that the number of elderly women with gout arthritis was more (28 people) while there were 13 men. The results of an evaluation of the increase in knowledge of 41 participants showed that the majority of elderly knowledge was categorized as good as many as 27 people (66%) participants with good knowledge. The low knowledge and understanding and awareness of the elderly regarding a low purine diet is the cause of the high number of gout arthritis sufferers. So we need a program that educates and raises public awareness and needs to monitor diet in the elderly.
Hubungan Pengetahuan Dan Asupan Zat Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Mahasiswa Putri Program Studi Gizi Di Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Ginting, Wira Maria; Panjaitan, Raini; Irwanto, Reno; Manurung, Jelita; Claudia, Dinda
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i1.8966

Abstract

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, terutama pada negara berkembang. Anemia akan berdampak pada perkembangan motorik, dan perilaku yang lebih buruk pada anak, mudah keletihan serta fungsi kognitif yang lebih buruk pada remaja. Remaja putri mengkonsumsi zat besi sekitar 11 mg/hr, sehingga beresiko mengalami defisiensi zat besi. Kebutuhan zat besi meningkat selama masa remaja untuk memenuhi pertumbuhan dan kehilangan zat besi yang tidak dapat dihindari seperti menstruasi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan asupan zat gizi dengan kejadian anemia pada mahasiswa putri di Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam. Analisis data menggunakan uji Korelasi Spearman. Setelah dilakukan uji statistik (uji cross sectional) dengan menggunakan uji Korelasi Spearman, pada variabel hubungan pola makan dengan kejadian anemia, hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia, hubungan asupan vitamin dengan kejadian anemia, hubungan asupan mineral dengan kejadian anemia diperoleh nilai p-values 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,050 yang demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola makan, pengetahuan, asupan vitamin, dan asupan mineral dengan kejadian anemia. Dan pada variabel hubungan asupan karbohidrat dengan kejadian anemia (p-values = 1.000), hubungan asupan protein dengan kejadian anemia (p-values = 0.716), hubungan asupan lemak dengan kejadian anemia (p-value =0.062) yang berarti Ha ditolah dimana diperoleh p-value lebih besar dari 0.050 yang dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan karbohidrat, asupan protein, dan asupan lemak dengan kejadian anemia.
Perbedaan Determinan Status Gizi Lansia yang Tinggal di Panti Jompo dan Bersama Keluarga Wilayah Kota Binjai Manurung, Jelita
Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo Vol 8, No 2 (2022): JMK Yayasan RS.Dr.Soetomo, Kedua 2022
Publisher : STIKES Yayasan RS.Dr.Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.377 KB) | DOI: 10.29241/jmk.v8i2.1064

Abstract

Penelitian ini mengkaji perbedaan status gizi lansia yang tinggal di panti jompo dan yang tinggal bersama keluarganya dengan berlandaskan berbagai penelitian yang telah membandingkan kedua faktor ini yang mana secara keseluruhan, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kualitas kesehatan lansia lebih baik bagi mereka yang tinggal dengan keluarga daripada mereka yang hidup di panti jompo. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain Cross Sectional. Determinan status gizi yang dianalisis pada penelitian ini meliputi riwayat penyakit, kesehatan mulut dan aktivitas fisik. Hasil uji beda dengan menggunakan Independent t-Test menunjukkan bahwa variabel yang memiliki perbedaan adalah kesehatan mulut (p-value=0,000). Sementara untuk variabel riwayat sakit (p-value=0,815) dan aktivitas fisik (p-value=0,808) tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara lansia yang tinggal di panti dan bersama keluarga. Perbedaan determinan yang terjadi sesuai dengan hasil pengamatan di lapangan adalah keterkaitannya dengan masalah psikis. Kerinduan lansia akan perhatian terutama dari keluarga mengakibatkan kurangnya gairah dalam menjalani kehidupan. Hal tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi minat lansia dalam melakukan berbagai kegiatan yang pada akhirnya akan menimbulkan permasalahan kesehatan pada lansia. Kesimpulannya, bahwa pentingnya menjaga kondisi psikis lansia akan mempengaruhi berbagai aspek kesehatan termasuk gizi.
Hubungan Pengetahuan Dan Asupan Zat Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Mahasiswa Putri Program Studi Gizi Di Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Ginting, Wira Maria; Panjaitan, Raini; Irwanto, Reno; Manurung, Jelita; Claudia, Dinda
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i1.8966

Abstract

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, terutama pada negara berkembang. Anemia akan berdampak pada perkembangan motorik, dan perilaku yang lebih buruk pada anak, mudah keletihan serta fungsi kognitif yang lebih buruk pada remaja. Remaja putri mengkonsumsi zat besi sekitar 11 mg/hr, sehingga beresiko mengalami defisiensi zat besi. Kebutuhan zat besi meningkat selama masa remaja untuk memenuhi pertumbuhan dan kehilangan zat besi yang tidak dapat dihindari seperti menstruasi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan asupan zat gizi dengan kejadian anemia pada mahasiswa putri di Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam. Analisis data menggunakan uji Korelasi Spearman. Setelah dilakukan uji statistik (uji cross sectional) dengan menggunakan uji Korelasi Spearman, pada variabel hubungan pola makan dengan kejadian anemia, hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia, hubungan asupan vitamin dengan kejadian anemia, hubungan asupan mineral dengan kejadian anemia diperoleh nilai p-values 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,050 yang demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola makan, pengetahuan, asupan vitamin, dan asupan mineral dengan kejadian anemia. Dan pada variabel hubungan asupan karbohidrat dengan kejadian anemia (p-values = 1.000), hubungan asupan protein dengan kejadian anemia (p-values = 0.716), hubungan asupan lemak dengan kejadian anemia (p-value =0.062) yang berarti Ha ditolah dimana diperoleh p-value lebih besar dari 0.050 yang dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan karbohidrat, asupan protein, dan asupan lemak dengan kejadian anemia.
CHARACTERISTIC ORGANOLEPTIC, AND PROTEIN CONTENT OF COOKIES FROM MOCAF FLOUR WITH ADDITION LOMEK FISH FLOUR Novia, Reni; Manurung, Jelita; Yolanda Fortuga, Nia; Panjaitan, Raini; Irwanto, Reno; Arisman, Yessy
JURNAL KESMAS DAN GIZI (JKG) Vol. 6 No. 1 (2023): Jurnal Kesmas dan Gizi (JKG)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jkg.v6i1.1954

Abstract

The problem of wasting still occurs quite frequently in Indonesia so efforts are needed to overcome this so that it does not cause detrimental impacts in both the short and long term. One effort that can be made is by providing food that is high in protein originating from local food ingredients such as mocaf flour and lomek fish flour. One product that can be developed from this material was cookies. Therefore, in this research, researchers will develop a cookies product from mocaf flour with the addition of lomek fish flour. The aim of this research was to determined the organoleptic characteristics and protein content of cookies products made from mocaf flour with the addition of lomek fish flour. The research design used was a Completely Randomized Design (CRD). In this research, cookies product manufacturing, organoleptic testing, determination of the selected formula, and analysis of protein content were carried out. The organoleptic test results showed that the color, taste and texture attributes showed significantly different results (p-value<0.005) while the aroma attributes showed results that were not significantly different (p-value>0.005). The organoleptic test results show that formula 2 was preferable compared to formulas 1 and 3, especially in terms of taste attributes. Based on this, formula 2 was selected as the selected formula. Formula 2 contains 21.0 grams of protein per 100 grams of product and can be claimed as a high-protein product. This product requires further research related to organoleptic testing for the target group, complete proximate and amino acid content, and product shelf life.
The Effect of Nutrition Counseling on the Level of Knowledge and Compliance of Hypertension Diet in Inpatients at Sibuhuan General Hospital, Padang Lawas Regency Manurung, Jelita; Winda Rizki Pebrina Batubara; Siti Aisyah; Monika Helen Sinaga; Fikriyah Arfina Nainggolan
JURNAL KESMAS DAN GIZI (JKG) Vol. 7 No. 2 (2025): Jurnal Kesmas dan Gizi (JKG)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jkg.v7i2.2737

Abstract

Failure to adhere to the prescribed diet can contribute to a rise in hypertension cases. A key preventive measure for hypertension is maintaining a balanced diet, which necessitates sufficient knowledge about nutrition, particularly in relation to hypertension. The degree of compliance with the recommended diet significantly influences the occurrence of hypertension. Therefore, the objective of this study was to assess the impact of nutritional counseling on the knowledge and adherence to the hypertension diet among hospitalized patients at Sibuhuan General Hospital in Padang Lawas Regency. This research utilized a Quasi-Experimental design with a one-group pre-test and post-test approach. The study's population consisted of 80 hypertensive patients admitted to Sibuhuan General Hospital. A sample of 36 individuals was selected based on specific inclusion and exclusion criteria, and data were collected using questionnaires. The findings revealed a notable effect of nutritional counseling on improving both knowledge and dietary adherence, with a significance value of 0.000 (p-value = 0.000 < 0.05). In conclusion, nutritional counseling effectively enhances both knowledge and compliance with the hypertension diet among patients. It is strongly recommended that healthcare providers take more initiative in spreading information about hypertension.
Intervention of Balanced Nutrition Education for Adolescents to Prevent Obesity and Degenerative Diseases at SMP Swasta 102114244 Nusantara Lubuk Pakam Aisyah, Siti; Batubara, Winda Rizki Pebrina; Manurung, Jelita; Ambarita, Anna Tirawani; Nainggolan, Fikriyah Arfina
JURNAL PENGMAS KESTRA (JPK) Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Pengmas Kestra (JPK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/46cazv59

Abstract

Background: Changes in lifestyle and consumption patterns of Indonesian adolescents in recent years have shown an increasing trend towards a diet high in calories, fat, sugar, and salt and low in fiber. This condition has led to an increase in the rate of adolescent obesity, which is a major risk factor for degenerative diseases in adulthood. Based on the 2023 Riskesdas, the prevalence of adolescent obesity in Indonesia reached 18.7%, up from 13.5% in 2018. One of the effective promotive-preventive efforts is through balanced nutrition education in the school environment. Objective: This activity aims to improve the knowledge, attitudes, and behavior of adolescents about the principles of balanced nutrition and encourage the implementation of healthy eating patterns to prevent obesity and degenerative diseases. Methods: The activity was carried out through the stages of preparing educational materials, implementing interactive education, demonstrating the contents of my plate, and evaluating using pre-test and post-test. Results: The balanced nutrition education activity held at SMP Swasta 102114244 Nusantara Lubuk Pakam successfully attracted the attention and interest of all students. The participants' enthusiasm was evident from the start of the activity, from the presentation of the material, the question and answer session, to the simulation of preparing a balanced nutrition menu based on the “Isi Piringku” guidelines. This is shown by the results of an increase in knowledge of 41.12% with a p value of <0.001. Conclusion: Balanced nutrition education is proven to be effective in increasing knowledge and forming healthy eating habits in adolescents. This program should be implemented sustainably in schools to prevent obesity and degenerative diseases