Air minum adalah kebutuhan pokok manusia yang bisa diperoleh dari berbagai sumber, termasuk sungai. Sungai Citarum, sumber air minum bagi banyak kota di Jawa Barat, dinyatakan sebagai sungai terkotor pada tahun 2018 oleh World Bank, menunjukkan tingkat pencemaran yang parah, terutama oleh logam berat kadmium (Cd). Kadar Cd di Sungai Citarum dilaporkan berkisar antara 0,03 mg/l hingga 0,464 mg/l, jauh melebihi standar baku mutu 0,01 mg/l atau 10 ppb sesuai PP Nomor 22 Tahun 2021. Dalam mendeteksi Cd dengan konsentrasi rendah, dikembangkan sebuah kit pendeteksi berbasis metode Cyclic Voltammetry (CV). Kit ini terdiri dari LMP91000EVM sebagai potensiostat, Arduino UNO sebagai mikrokontroler, ADS1115 untuk mengkonversi data analog ke digital, dan HMI Nextion NX8048K050 sebagai layar tampilan. Working Electrode (WE) dimodifikasi dengan nanokomposit ZnO/PVA yang didoping graphene untuk meningkatkan sensitivitas. Modifikasi ini terbukti efektif dengan sensitivitas 4.91541 uA/ppb, linearitas R-Square 0.96232, dan LOD 4.080139 ppb. Pengujian dilakukan sebanyak delapan kali pada konsentrasi Cd yang berbeda, dengan tingkat kesalahan berkisar antara 2.26% hingga 5.01667%. Hasil ini menunjukkan bahwa kit pendeteksi Cd mampu mendeteksi kadar Cd yang berada di sekitar standar baku sebesar 10 ppb. Kata kunci— Cyclic Voltammetry (CV), Elektrokimia, Kit Pendeteksi, Logam Berat Cd