Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Faktor Risiko pada Kesintasan Pasien Geriatri dengan COVID-19 di RS Urip Sumoharjo Bandarlampung Wirawan, Sekar Ayu; Gunawan, Paskalis Andrew
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 19, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Publisher : Faculty of Public Health, Faculty of Medicine and Health, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jkk.19.1.1-10

Abstract

COVID-19 adalah penyakit pernapasan oleh SARS-CoV-2, virus corona varian baru yang ditemukan tahun 2019. Pasien COVID-19 dapat mengalami sakit berat ataupun meninggal pada usia berapapun karena beratnya penyakit dipengaruhi oleh kondisi medis dan usia pasien. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor risiko yang memengaruhi kesintasan pasien geriatri COVID-19, mengingat usia lanjut diketahui sebagai salah satu faktor risiko terjadinya manifestasi klinis yang berat bahkan kematian. Metode yang digunakan adalah desain penelitian analitik potong lintang, Sampel diambil secara purposive non-random sampling dari data rekam medis pasien geriatri COVID-19 di RS Urip Sumoharjo Bandarlampung periode 2021. Data tersebut kemudian dianalisis dengan metode chi-square, independent t-test, dan logistic regression menggunakan aplikasi olah data SPSS. Hasil penelitian dari 125 pasien COVID-19 berusia 60 tahun ke atas, diketahui sebanyak 48,8% meninggal. Melalui analisis bivariat, didapatkan beberapa faktor yang bermakna (p-value <0,05) terhadap kesintasan pasien geriatri COVID-19 diantaranya gejala sesak napas, lama rawat, kadar SpO2, hitung leukosit dan limfosit, serta temuan radiologi toraks. Selanjutnya, menggunakan analisis multivariat, diketahui bahwa terdapat tiga faktor risiko yang memiliki kemaknaan dengan kesintasan pasien. Kesimpulan yang didapatkan adalah gejala demam, lama rawat, dan kadar SpO2 merupakan tiga faktor risiko yang paling berperan terhadap kesintasan pasien geriatri COVID-19 di RS Urip Sumoharjo Bandarlampung.
Description of HbA1c Levels in Fatty Liver Disease Patients in a West Jakarta Private Hospital in 2018-2019 Chandra, Steven Junius; Gunawan, Paskalis Andrew
International Journal of Public Health Excellence (IJPHE) Vol. 4 No. 1 (2024): June-December
Publisher : PT Inovasi Pratama Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55299/ijphe.v4i1.922

Abstract

Fatty liver disease is a chronic disease that is very often found in the community and is often called "silent" liver disease because there are no specific symptoms in patients. The incidence of fatty liver disease in Indonesia is quite high by 30 percent and this disease can develop into liver cirrhosis. The high incidence of fatty liver disease can be caused by various factors such as obesity, dyslipidemia, hypertension, unhealthy lifestyles and insulin resistance. Insulin resistance can be characterized by an increase in HbA1c levels in the blood. This study aims to determine the description of HbA1c levels in patients with fatty liver disease. This research is an observational descriptive study using a cross-sectional approach by using medical record data of fatty liver disease patients who have been on radiologic examination and doing HbA1c examination. Fatty liver disease affects more male sex groups by 55.4 percent, with the most age range at 51-60 years by 34.9 percent. Diabetes HbA1c levels (59%) are more than prediabetes (25.3%) and normal HbA1c levels (15.7%). Abnormal HbA1c levels (prediabetes and diabetes) were found to be higher in men (47 % vs 47,3%). The most accompanying diseases in patients with fatty liver disease are diabetes mellitus (51.8%), hypertension (33.7%), dyslipidemia (26.5%), dyspepsia (28.9%), and hyperuricemia (15.7%). Fatty liver disease patients were also found to have metabolic syndrome by 54.2% which was dominated by female sex by 53.3% with 91.1% having 3 components of metabolic syndrome and 8.9% having 4 components of metabolic syndrome
KARAKTERISTIK KLINIS DAN KOMORBID PASIEN COVID-19 DI RUMAH SAKIT JAKARTA BARAT Susanto, Devy Fransiska; Gunawan, Paskalis Andrew
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 2 (2023): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v7i2.13678

Abstract

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) is a novel infectious disease thas has been declared a pandemic since March 11, 2020. As of 26 November 2020, Indonesia has reported 511.836 confirmed cases and 16.225 death cases. Elders and comorbidities are risk factors for severe COVID-19. Signs and symptoms may vary from asymptomatic to symptomatic. This research aims to discover the characteristics of clinical manifestations, and comorbidities in COVID-19 patient to allow strategies for early COVID-19 and transmission prevention. This is a descriptive research with cross-sectional study design with 313 respondents gathered from the medical records of a hospital in West Jakarta. The data taken are the characteristics of the respondents, comorbidities, clinical manifestations, physical examinations, and diagnosis of COVID-19 patients. From data collections, COVID-19 is slightly dominated by women (53%) around the age of 46-55 years (26,5%). Most commonly found clinical manifestations include cough (83,7%), fever (70,6%), and difficulty of breathing (64,9%). The most common comorbidities found are hypertension (23,6%), diabetes mellitus (20,4%), and heart disease (6,7%). The physical examinations show that most of the patients suffer moderate illness and compos mentis (96,5%). The vital sign examinations show that majority of patients have optimal blood pressure (30,5%), normal heart rate (53,7%), and normal respiratory rate (52,9%). The average body temperature was 37,3(±0.9)°C with oxygen saturation 91,7(±9,9)%. The most common chest examinations’ result found was bilateral rhonchi (84,7%). The contact history of COVID-19 patient was 18,7%. Keywords: COVID-19; clinical manifestation; comorbidity; physical examination Abstrak Coronavirus disease 2019 (COVID-19) telah menjadi pandemi sejak 11 Maret 2020. Hingga 26 November 2020, terdapat 511.836 kasus konfirmasi dan 16.225 kasus kematian akibat COVID-19 di Indonesia. Faktor risiko berupa usia lanjut dan komorbid mempengaruhi tingkat keparahan COVID-19. Gejala klinis pasien COVID-19 bervariasi, mulai dari asimptomatik hingga simptomatik. Penelitian ini bertujuan untuk mengenali karakteristik manifestasi klinis dan komorbid pasien COVID-19 sehingga dapat disusun strategi dalam mendeteksi dini penyakit dan memutuskan rantai penularan COVID-19. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu Rumah Sakit Jakarta Barat dengan 313 responden dari data sekunder rekam medik. Data yang diobservasi yaitu karakteristik demografis responden, komorbid, gejala klinis awal, serta pemeriksaan fisik awal dan diagnosa pasien COVID-19. Dari hasil pengumpulan data, COVID-19 sedikit didominasi oleh jenis kelamin perempuan (53%) dengan rentang usia 46-55 tahun (26,5%) . Manifestasi klinis terbanyak didapatkan batuk (83,7%), demam (70,6%), dan sesak napas (64,9%). Berdasarkan data komorbid, diperoleh komorbid terbanyak yaitu hipertensi (23,6%), diabetes melitus (20,4%), dan penyakit jantung (6,7%). Pada pemeriksaan fisik awal didapatkan keadaan umum mayoritas pasien COVID-19 (60,0%) dengan sakit sedang dan kesadaran kompos mentis (96,5%). Pada pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan mayoritas tekanan darah pasien optimal (30,5%), frekuensi nadi (57,3%) serta frekuensi napas (52,9%) dalam batas normal. Pemeriksaan suhu tubuh didapatkan rerata 37,3 (±0,9)°C dengan saturasi oksigen 91,7(±9,9)%. Pemeriksaan toraks kebanyakan pasien didapatkan temuan rhonki positif bilateral (84,7%). Riwayat kontak pasien COVID-19 diperoleh sebesar 18,7% pasien.
Pemeriksaan Profil Asam Urat Sebagai Cerminan Risiko Gangguan Metabolik Di Kelurahan Tanjung Duren Selatan Gunawan, Paskalis Andrew; Santoso, Alexander Halim; Destra, Edwin; Philo, Andrew; Mahendri, Ryan Daffano Putra
Perigel: Jurnal Penyuluhan Masyarakat Indonesia Vol. 4 No. 2 (2025): Juni: Perigel : Jurnal Penyuluhan Masyarakat Indonesia
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/gq08qd20

Abstract

Hyperuricemia contributes to various metabolic disorders, including gout and kidney disease. Detection of uric acid levels through simple screening is important for early risk identification. One non-pharmacological approach that can help reduce uric acid levels is maintaining adequate fluid intake. Uric acid level examination was performed by taking capillary blood from 104 adult participants. Results were obtained directly using the Point-of-Care Testing (POCT) instrument. Education was provided to all participants using a leaflet discussing the role of hydration in supporting uric acid excretion. The average uric acid level was recorded at 4.08 ± 1.00 mg/dL. A total of 103 participants (99.0%) were in the normal range, and 1 participant (1.0%) had high levels. Most participants have not experienced excessive urate accumulation, but still need education to maintain this status. Uric acid level screening is useful as an effort to detect the risk of metabolic disorders early. Education about the importance of fluid intake is the main strategy to maintain uric acid levels within normal limits and prevent complications due to hyperuricemia.
Optimalisasi Kesehatan Paru Lansia melalui Pemeriksaan Spirometri Portabel di Panti Werdha: Optimizing Pulmonary Health in the Elderly Through Portable Spirometry Examination in a Nursing Home Setting Gunawan, Paskalis Andrew; Santoso, Alexander Halim
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bunda Delima Vol 4 No 2 (2025): EDISI AGUSTUS
Publisher : Akademi Keperawatan Bunda Delima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59030/jpmbd.v4i2.98

Abstract

Penuaan  adalah proses yang terus berjalan, dan penurunan fungsi paru  sering tidak terdeteksi secara dini, apalagi lanjut usia  yang tinggal di panti wredha. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk melakukan skrining fungsi paru menggunakan spirometri portabel Minato pada lansia penghuni Panti Wredha Hana, guna mendeteksi gangguan ventilasi dan menyediakan data awal untuk intervensi kesehatan lanjut. Sebanyak 36 lansia berusia ?50 tahun diikutsertakan secara sukarela. Pemeriksaan fungsi paru mencakup pengukuran nilai Vital Capacity (VC), Forced Vital Capacity (FVC), Forced Expiratory Volume in one second (FEV1), dan rasio FEV1/FVC. Data dianalisis berdasarkan kriteria prediksi nilai normal sesuai usia dan jenis kelamin. Hasil menunjukkan 75% responden memiliki VC ?80%, 86,1% memiliki FVC ?80%, dan 69,4% memiliki FEV1 ?80%. Seluruh responden (100%) memiliki rasio FEV1/FVC ?70%, yang mengindikasikan tidak adanya pola obstruksi seperti pada PPOK. Namun, ditemukan 25% lansia dengan VC menurun dan 30,6% dengan FEV1 <80%. Skrining ini menunjukan bahwa fungsi paru sebagian besar lansia masih tergolong baik, namun terdapat kelompok dengan penurunan fungsi yang perlu mendapat perhatian. Temuan ini penting untuk perencanaan intervensi preventif seperti senam pernapasan dan monitoring kesehatan paru secara berkala. Skrining fungsi paru menggunakan spirometri Minato layak diterapkan sebagai program rutin di panti werdha guna mendukung deteksi dini dan peningkatan kualitas hidup lansia.
PREDIKSI KEKUATAN GENGGAMAN TANGAN BERDASARKAN PROFIL METABOLIK DARAH PADA POPULASI GERIATRI PANTI WERDHA HANA Gunawan, Paskalis Andrew; Nathanael, Fernando; Kanaya, Ni
Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmmpk.v5i1.35275

Abstract

Latar Belakang: Kekuatan otot merupakan komponen fundamental fungsi fisik lansia, penting untuk mobilitas, keseimbangan, dan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan pengetahuan mengenai peran parameter glukosa darah puasa (GDP), HbA1c, kadar kolesterol total, kadar hemoglobin, dan kadar asam urat sebagai prediktor kekuatan otot pada lansia di Panti Werdha Hana. Metode: Studi observasional analitik dengan desain potong lintang ini melibatkan 55 responden berusia ≥60 tahun. Data diperoleh melalui pengambilan sampel darah vena setelah puasa minimal 8 jam dan pengukuran kekuatan otot menggunakan digital Hand Dynamometer Camry. Interpretasi kelemahan otot mengacu pada ambang batas normal >28 kg untuk laki-laki dan >18 kg untuk perempuan. Analisis data menggunakan kurva ROC dan uji Mann-Whitney, dengan tingkat kemaknaan statistik p<0,05. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa mayoritas responden (81,8%) memiliki kekuatan genggaman tangan yang rendah. Analisis ROC memperlihatkan bahwa asam urat (AUC 0,770; p=0,008) dan HbA1c (AUC 0,720; p=0,031) memiliki nilai diagnostik yang signifikan dalam memprediksi kelemahan kekuatan genggaman tangan. GDP, kolesterol total, dan hemoglobin tidak menunjukkan nilai prediktif yang signifikan (p>0,05). Uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa kelompok dengan kekuatan genggaman otot yang lebih baik memiliki kadar HbA1c (mean rank 40,15 vs 25,3; p=0,008) dan asam urat (mean rank 37,9 vs 25,8; p=0,030) yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok dengan otot lemah. Kesimpulan: Temuan kontraintuitif ini menyarankan adanya mekanisme kompleks atau efek perlindungan tertentu yang perlu diteliti lebih lanjut dalam konteks kekuatan otot pada lansia.
Description of HbA1c Levels in Fatty Liver Disease Patients in a West Jakarta Private Hospital in 2018-2019 Chandra, Steven Junius; Gunawan, Paskalis Andrew
International Journal of Public Health Excellence (IJPHE) Vol. 4 No. 1 (2024): June-December
Publisher : PT Inovasi Pratama Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55299/ijphe.v4i1.922

Abstract

Fatty liver disease is a chronic disease that is very often found in the community and is often called "silent" liver disease because there are no specific symptoms in patients. The incidence of fatty liver disease in Indonesia is quite high by 30 percent and this disease can develop into liver cirrhosis. The high incidence of fatty liver disease can be caused by various factors such as obesity, dyslipidemia, hypertension, unhealthy lifestyles and insulin resistance. Insulin resistance can be characterized by an increase in HbA1c levels in the blood. This study aims to determine the description of HbA1c levels in patients with fatty liver disease. This research is an observational descriptive study using a cross-sectional approach by using medical record data of fatty liver disease patients who have been on radiologic examination and doing HbA1c examination. Fatty liver disease affects more male sex groups by 55.4 percent, with the most age range at 51-60 years by 34.9 percent. Diabetes HbA1c levels (59%) are more than prediabetes (25.3%) and normal HbA1c levels (15.7%). Abnormal HbA1c levels (prediabetes and diabetes) were found to be higher in men (47 % vs 47,3%). The most accompanying diseases in patients with fatty liver disease are diabetes mellitus (51.8%), hypertension (33.7%), dyslipidemia (26.5%), dyspepsia (28.9%), and hyperuricemia (15.7%). Fatty liver disease patients were also found to have metabolic syndrome by 54.2% which was dominated by female sex by 53.3% with 91.1% having 3 components of metabolic syndrome and 8.9% having 4 components of metabolic syndrome