Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KOMBINASI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN SPIRITUAL MINDFULNESS TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RUANG HEMODIALISA Lestari, Putri Indah; Lestari, Trijati Puspita; Maghfiroh, Isni Lailatul
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol. 11 No. 2 (2024): Vol 11, No 2 (2024)
Publisher : Bagian Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jks.v10i1.249

Abstract

Tujuan: Angka kejadian penyakit ginjal kronik diperkirakan meningkat 8% setiap tahunnya. Pasien hemodialisis sering mengalami kecemasan. Terapi farmakologi kecemasan dengan obat anti cemas (anxiolytic) dan non farmakologi dengan relaksasi otot, musik, murottal, mindfulness, serta aroma terapi. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kombinasi relaksasi otot progresif dan spiritual mindfulness terhadap kecemasan pada pasien penyakit ginjal kronik di RSUD Dr. Soegiri Lamongan. Metode: Desain penelitian Quasi Eksperimen dengan pretest-postest with control group. Populasi 190 pasien hemodialisis, sampel 66 pasien dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 33 kelompok perlakuan dan 33 kelompok kontrol serta direkrut dengan teknik purposive sampling. Kelompok perlakuan diberikan intervensi kombinasi relaksasi otot progresif dan spiritual mindfulness 3 kali selama 2 minggu. Kelompok kontrol mendapatkan terapi standar. Penelitian dilakukan di ruang hemodialisa RSUD Dr. Soegiri Lamongan. Instrumen penelitian Standar Operasional Prosedur (SOP) kombinasi relaksasi otot progresif dan spiritual mindfulness, alat ukurnya kuesioner Zung Self Rating Anxiety Scale (ZSAS). Kelompok perlakuan pre-tes sebelum intervensi dan post-tes hari ke-8. Kelompok kontrol pre-tes hari ke-2 dan post-tes hari ke-9 kemudian dianalisis uji Wilcoxon dan Mann Whitney (α ≤ 0,05). Hasil: Hasil penelitian terdapat perbedaan kecemasan sebelum dan sesudah diberikan kombinasi relaksasi otot progresif dan spiritual mindfulness pada kelompok perlakuan (p=0,000), terdapat perbedaan kecemasan sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol (p=0,000), terdapat perbedaan kecemasan pre-tes (p=0,023) kelompok perlakuan dan kontrol serta perbedaan kecemasan post-tes (p=0,006) kelompok perlakuan dan kontrol. Simpulan: Kombinasi relaksasi otot progresif dan spiritual mindfulness terbukti dapat menurunkan kecemasan lebih baik dibanding kelompok kontrol. Relaksasi otot progresif dapat merileksasikan ketegangan otot dan spiritual mindfulness dapat meningkatkan hormon endorfin dan menimbulkan ketenangan.
GAMBARAN PENGETAHUAN PERTOLONGAN PERTAMA ASMA PADA PENDERITA ASMA DI DESA JUBEL KECAMATAN SUGIO KABUPATEN LAMONGAN Attoriq, Habib Minhaj; Maghfiroh, Isni Lailatul; Maghfuroh, Lilis
Coping: Community of Publishing in Nursing Vol 11 No 5 (2023): Oktober 2023
Publisher : Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/coping.2023.v11.i05.p11

Abstract

Pengetahuan sangat berpengaruh terhadap pemberian pertolongan pertama pada penderita asma. Pengetahuan yang kurang tentang asma dapat mengakibatkan tindakan pertolongan pertama asma yang kurang tepat di masyarakat Desa Jubel. Pertolongan pertama asma yang dilakukan dengan tepat dapat mencegah terjadinya eksaserbasi dan kematian pada penderita asma sebelum mendapatkan bantuan dari petugas kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan penderita asma tentang pertolongan pertama asma. Desain penelitian menggunakan deskriptif pada 46 pasien yang diambil dengan consecutive sampling. Penelitian ini dilakukan di Desa Jubel Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan pada Maret 2023. Pengambilan data dengan kuesioner pengetahuan pertolongan pertama asma yang berisikan pengetahuan tentang penyakit asma, pengetahuan tentang tanda kedaruratan asma, dan pengetahuan tentang pertolongan pertama asma. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan penderita di Desa Jubel Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan tentang pertolongan pertama asma sebagian besar dalam kategori cukup (37%), hampir setengah dalam kategori baik (34,8%) dan hampir sebagian kecil dalam kategori kurang (28,3%). Pengetahuan dari setiap masing-masing indikator didapatkan pengetahuan penyakit asma dengan nilai rata-rata 70,38 kategori cukup, pengetahuan tanda kedaruratan asma dengan nilai rata-rata 72,83 kategori cukup, pengetahuan pertolongan pertama asma dengan nilai rata-rata 64,40 kategori cukup.
HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN KUALITAS TIDUR PADA PASIEN HCU DI RSUD NGIMBANG KABUPATEN LAMONGAN Salsabilah, Shofiyah; Maghfiroh, Isni Lailatul; Hanafi, Aprelia Afidatul
Coping: Community of Publishing in Nursing Vol 12 No 2 (2024): April 2024
Publisher : Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/coping.2024.v12.i02.p01

Abstract

Pasien yang dirawat di rumah sakit sering mengalami gangguan pemenuhan kualitas tidur, terutama pada pasien dengan kondisi kritis yang diakibatkan dari kegagalan adaptasi dengan lingkungan baru seperti pasien pada ruang High Care Unit (HCU). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara mekanisme koping dengan kualitas tidur pada pasien HCU di RSUD Ngimbang. Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional pada 35 pasien di RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan yang diambil dengan teknik consecutive sampling pada bulan Maret-April 2023. Pengambilan data menggunakan kuesioner mekanisme koping dan kualitas tidur. Data dianalisis menggunakan uji Pearson. Hasil penelitian didapatkan 21 pasien memiliki mekanisme koping maladaptif dan 14 pasien dengan koping adaptif, sedangkan 31 pasien memiliki kualitas tidur cukup baik, 3 pasien kualitas tidur buruk dan 1 pasien memiliki kualitas tidur baik. Hasil uji statistik nilai Pearson Correlation rs = 0,581 dengan nilai signifikansi p = 0,000 artinya terdapat hubungan mekanisme koping dengan kualitas tidur pada pasien HCU di RSUD Ngimbang dengan kekuatan korelasi positif. Mekanisme koping diperlukan dalam pengontrolan emosional seseorang. Hal tersebut dapat menyebabkan kecemasan sehingga dapat mengakibatkan kualitas tidur cukup baik. Faktor lain yang dapat menyebabkan pasien HCU memiliki kualitas tidur sedang, yaitu lingkungan seperti suara monitor dari pasien lainnya dan cahaya ruangan. Untuk memperbaiki kualitas tidur baik, pasien dapat melakukan identifikasi diri terhadap emosional agar tidak timbul kecemasan yang dapat mengakibatkan stres.
HUBUNGAN PERILAKU SELF-MANAGEMENT DENGAN KUALITAS HIDUP PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS MADURAN LAMONGAN Soliha, Siti; Lestari, Trijati Puspita; Maghfiroh, Isni Lailatul
Coping: Community of Publishing in Nursing Vol 11 No 5 (2023): Oktober 2023
Publisher : Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/coping.2023.v11.i05.p14

Abstract

Peningkatan tekanan darah pada penderita hipertensi akan berdampak pada penurunan kualitas hidup. Salah satu upaya untuk pencegahan komplikasi hipertensi adalah dengan adanya penerapan perilaku self-management. Penderita hipertensi memiliki self-management yang baik jika secara aktif terlibat dalam perilaku perawatan serta pengambilan keputusan yang mendukung kesehatan mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku self-management dengan kualitas hidup penderita hipertensi di Puskesmas Maduran Lamongan. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional pada 88 penderita hipertensi yang direkrut dengan consecutive sampling. Data diambil menggunakan kuesioner perilaku self-management hipertensi dan kualitas hidup penderita hipertensi dan dianalisis menggunakan uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (89,8%) penderita hipertensi memiliki perilaku self-management yang baik, (87,5%) memiliki kualitas hidup baik. Hasil uji Spearman Rank menunjukkan p = 0,000 (p < 0,05) dan r = 0,914 yang artinya terdapat hubungan signifikan antara perilaku self-management dengan kualitas hidup penderita hipertensi dengan keeratan sangat kuat. Penderita hipertensi yang memiliki perilaku self-management yang baik, maka kualitas hidup mereka akan tinggi oleh karena itu diharapkan penderita hipertensi dapat meningkatkan perilaku self-management dengan menerapkan gaya hidup yang sehat serta rutin melakukan pemantauan tekanan darah ke fasilitas kesehatan untuk dapat mencapai kualitas hidup yang diinginkan.
Efek Samping Pemberian Obat Anti Tuberkulosis (OAT) pada Pasien Tuberkulosis Multiple Drug Resistance (TB MDR)” Maghfiroh, Isni Lailatul; Pradita, Priyanti Eka; Samantha, Harnina
Journal of Language and Health Vol 6 No 1 (2025): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v6i1.5998

Abstract

Pasien TB yang mengalami resistensi terhadap obat antimikroba akan menjalani pengobatan lini ke-2. Pengobatan ini membutuhkan waktu yang lama dan memiliki banyak efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran efek samping pemberian obat anti-TB pada pasien TB MDR di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan prospektif pada 50 pasien TB MDR yang sedang menjalani pengobatan, yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh pasien (100%) mengalami efek samping pengobatan, dengan 76% di antaranya muncul pada tahap awal pengobatan. Efek samping yang paling sering dialami adalah kesemutan (68%), mual (50%), anoreksia (40%), perubahan warna kulit menjadi lebih gelap (36%), dan kesulitan menelan (18%). Berdasarkan derajat keparahan, efek samping yang dialami pasien terbagi menjadi derajat sedang (64%), ringan (20%), dan berat (16%). Seluruh pasien TB MDR mengalami efek samping pengobatan, dengan sebagian besar muncul pada tahap awal terapi. Efek samping yang paling umum adalah kesemutan, mual, dan anoreksia. Mayoritas pasien mengalami efek samping dengan tingkat keparahan sedang. Oleh karena itu, pemantauan ketat terhadap efek samping obat perlu dilakukan untuk meningkatkan keberlanjutan pengobatan dan kualitas hidup pasien.
PROGRAM KELOLA SAMPAH MANDIRI SEBAGAI UPAYA MERDEKA SAMPAH TINGKAT RUMAH TANGGA Maghfiroh, Isni Lailatul; Hanafi, Aprelia Afidatul; Fatmawati, Nilam; Khotimah, Fitria Khusnul; Arofah, Siti Khasirotun
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 5 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i5.25743

Abstract

Abstrak: Sampah merupakan masalah yang cukup serius dan menimbulkan dampak bagi kesehatan dan lingkungan. Tujuan utama dilaksanakannya program ini adalah sebagai upaya meningkatkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan peserta dalam melakukan pengelolaan sampah mandiri. Program kelola sampah mandiri (KELADI) menggunakan beberapa metode pembelajaran yaitu kombinasi metode ceramah, video edukasi, demonstrasi pengolahan sampah organic di rumah, dan diskusi. Mitra dalam pelaksanaan program ini adalah wanita usia 17-40 tahun anggota Pimpinan Daerah Nasyi’atul Aisyiyah Kabupaten Lamongan sejumlah 50 orang. Evaluasi dilakukan menggunakan kuesioner yang berisi 7 pertanyaan. Hasil evalausi ditemukan bahwa 62% peserta telah mengetahui bagaimana cara pengelolaan sampah di rumah, 100% menyadari bahwa pengelolaan sampah sangat penting dilakukan, 90% memiliki keinginan yang besar untuk dapat mengelola sampah, namun 54% peserta tidak tahu bagaimana cara membuat kompos sederhana di rumah. Setelah dilakukan rangkaian program ini, menunjukkan bahwa 100% peserta mengetahui cara mengolah sampah organic di rumah dan 90% akan berupaya untuk melakukan pengelolaan sampah di rumah. Hal ini menunjukkan bahwa program ini cukup efektif meningkatkan pengetahuan dan sikap peserta dalam melakukan pengolahan sampah tingkat rumah tangga.Abstract: Waste is a serious problem and has an impact on health and the environment. The main aim of implementing this program is to increase participants' knowledge, attitudes and skills in carrying out independent waste management. The independent waste management program (KELADI) uses several learning methods, namely a combination of lecture methods, educational videos, demonstrations of organic waste processing at home, and discussions. Partners in implementing this program are 50 women aged 17-40 years, members of the Nasyi'atul Aisyiyah Regional Leadership of Lamongan Regency. Evaluation was carried out using a questionnaire containing 7 questions. The evaluation results found that 62% of participants knew how to manage waste at home, 100% realized that waste management was very important, 90% had a great desire to be able to manage waste, but 54% of participants did not know how to make simple compost at home. After carrying out this series of programs, it shows that 100% of participants know how to process organic waste at home and 90% will try to manage waste at home. This shows that this program is quite effective in increasing participants' knowledge and attitudes in processing waste at the household level. 
Hubungan suhu tubuh dengan derajat Dangue Haemorragic Fever di Instalasi Gawat Darurat Erviana, Kharisma Yuni; Maghfiroh, Isni Lailatul; Susanti , Inta
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 10 No 3 (2025): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v10i3.27074

Abstract

Objective: The severity of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) can be influenced by various clinical factors, including platelet count, body temperature, and duration of fever. Early identification of these factors is crucial to prevent severe complications such as bleeding and shock. This study aims to examine the relationship between platelet count, fever duration, and body temperature and the severity level of DHF in patients treated at the Emergency Department of Muhammadiyah Islamic Hospital, Sumberrejo. Methods: This research used a retrospective analytic design based on secondary data from patient medical records. A total of 216 DHF patients were selected using consecutive sampling. Result: Data were analyzed using the Spearman correlation test. The results showed that 92.6% of patients had a platelet count of <100,000/mm³, 49.1% experienced fever for 4–5 days, and 76.4% had a body temperature above 39°C. Most patients (57.9%) were classified as having DHF Grade 3. Conclusion: Statistical analysis revealed a significant correlation between all variables (p = 0.000), with correlation coefficients of -0.436 for platelet count, 0.401 for fever duration, and 0.482 for temperature. These results indicate a moderate correlation between each variable and the severity level of DHF. Specifically, lower platelet counts, higher body temperature, and longer fever duration are associated with more severe DHF grades.
Faktor-faktor resiko serangan infark miokard akut : Risk factors for acute myocardial infarction attack Raharjo, Febrian Al Akbar Dimas; Maghfiroh, Isni Lailatul; Rokhman, Abdul
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 11 No. 3 (2025): JiKep | Oktober 2025
Publisher : UPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v11i3.2769

Abstract

Infark Miokard Akut (IMA) merupakan kondisi kegawatdaruratan jantung yang dapat mengancam nyawa, dan menjadi salah satu penyebab kematian jika tidak ditangangi segera, riwayat diabetes melitus, hipertensi, kolesterol, merokok dan sebiasaan hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan resiko serangan infark miokard akut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko serangan IMA di RS Muhammadiyah Lamongan. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan crossectional pada 40 pasien IMA. Pada pengumpulan data Dm,Ht,Dan Kolesterol dikumpulkan melalui observasi rekam medis. Hasil penelitian menunjukkan 50% pasien memiliki riwayat hipertensi, 50% memiliki kolesterol total tinggi, dan 52,5% dengan diabetes melitus Dapat disimpulkan bahwa diabetes melitus merupakan faktor tertinggi dalam kasus IMA lalu disusul oleh hipertensi dan kolesterol yang mempunyai prosentase 50%. Perlu adanya peningkatan skrining rutin terhadap faktor resiko kardiovaskular di fasilitas layanan Kesehatan serta penerapan kebijakan pengendalian faktor resiko ditingkat individu dan komunitas. Masyarakat perlu diberi edukasi intensif mengenai pentingnya pengendalian gula darah, tekanan darah dan kolesterol, sebagai bentuk pencegahan primer terhadap serangan jantung