Alhairi, Alhairi
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Aktualisasi Peran Guru Aqidah Akhlak dalam Mengembangkan Karakter Toleransi Peserta didik pada Sekolah Dasar Islam Ar-Rasyid Pekanbaru Alhairi, Alhairi; Lasmiadi, Lasmiadi; Mualif, A.; Afdal, Afdal; Wismanto, Wismanto
Journal of Education Research Vol. 4 No. 4 (2023)
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/jer.v4i4.488

Abstract

Kehadiran guru Aqidah Akhlak di sekolah berperan strategis dalam mewujudkan karakter toleran. Tidak hanya sebagai penyampai materi-materi Aqidah yang lurus, namun lebih dari itu, guru Aqidah akhlak juga bertanggung jawab terhadap berbagai permasalahan etika di sekolah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk optimalisasi peran guru Aqidah Akhlak dalam mewujudkan toleransi siswa dan menjelaskan bentuk-bentuk cara mewujudkan toleransi siswa. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara dan catatan. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDI Ar-Rasyid Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa optimalisasi peran guru terlihat dari peran ganda yang dilakukan oleh guru aqidah etis di sekolah, antara lain peran pemberi informasi, motivator, pengarah, fasilitator dan reviewer sesuai dengan materi toleransi ; Wujud toleransi siswa meliputi kepribadian toleran terhadap guru, masyarakat sekolah, dan orang tua.
Pemberantasan Buta Aksara al-Qur’an dalam Pendidikan Islam: Studi Fenomenologi Peranan Penyuluh Agama Bustanur, Bustanur; Alhairi, Alhairi; Lasmiadi, Lasmiadi
Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah Vol. 9 No. 2 (2024): Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/althariqah.2024.vol9(2).18149

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan secara gamblang pelaksanaan pemberantasan buta aksara al-Qur’an oleh penyuluh agama. Karena Penyuluh agama merupakan tenaga profesional yang memiliki tugas memberikan pemahaman agama kepada masyarakat, salah satunya adalah pemberantasan buta aksara al-Qur’an. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Miles dan Huberman dengan tahapan-tahapan antara lain: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menemukan tiga aspek dalam pelaksanaan pemberantasan buta aksara al-Qur’an, antara lain : masih belum terarahnya tujuan dalam pelaksanaan pemberantasan buta aksara al-Qur’an, monotonnya dan kurang bervariasinya metode yang digunakan, serta model evaluasi yang belum terencana dengan baik. Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: masih rendahnya pemahaman penyuluh Agama tentang strategi dan metode pembelajaran al-Qur’an serta kurangnya pemantauan dari pihak terkait dalam proses pembelajaran al-Qur’an. Kondisi ini berimplikasi pada rendanya tingkat keberhasilan  program pemberantasan buta aksara al-Qur’an oleh penyuluh agama, hal ini di buktikan masih rendahnya tingkat keberhasilan dan masih banyaknya generasi muda yang buta aksara al-Qur’an.
Pendidikan Islam bagi Anak Rantau: Studi Model Pembelajaran di Desa Krapyak Jepara Anjani, Dewi Tri; Saefudin, Ahmad; Alhairi, Alhairi; Khasnah, Khasnah
Tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam Vol 19, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/tarbawi.v19i2.3903

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menguraikan model pendidikan Islam yang dipraktikkan oleh anak rantau di Desa Krapyak Tahunan Jepara. Juga untuk mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan Islam bagi anak-anak rantau. Dengan pendekatan riset kualitatif, peneliti melakukan observasi secara langsung terhadap aktivitas informan, wawancara mendalam, dan mengumpulkan dokumen yang relevan tentang model pendidikan anak rantau. Hasilnya, model pendidikan Islam yang diterapkan oleh anak-anak rantau mencakup pendidikan formal, informal, dan non-formal. Di perantauan, anak-anak memperoleh pendidikan formal melalui sekolah-sekolah di desa Krapyak dan sekitarnya. Pendidikan informal anak-anak rantau ditempuh melalui pendidikan akhlak, nasehat dari orang tua maupun orang-orang terdekat. Selanjutnya pada aspek non-formal, mereka mengikuti kegiatan kumpulan, TPQ, mengaj, dan les privat. Faktor pendukung model pendidikan anak rantau meliputi kemandirian, kecepatan beradaptasi dengan lingkungan baru, dan spirit menggapai cita-cita. Sedangkan faktor penghambat pendidikan mereka dipengaruhi oleh kehidupan lingkungan sekitar, perbedaan usia teman sepermainan, dan emosi anak yang labil. Riset ini memberi kontribusi terhadap disiplin ilmu pendidikan Islam, terutama yang berkaitan dengan model pendidikan anak di perantauan
Cultivation of Students' Spiritual Awareness Through the Integration of PAI Learning and Extra-Curricular Activities at Senior High School (SMAN) 2 Teluk Kuantan, Kuantan Singingi Alhairi, Alhairi; Akbar, Helbi; Lasmiadi, Lasmiadi; Andrizal, Andrizal
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 4, No 1 (2024)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/jasna.v4i1.6736

Abstract

The spiritual building is an effort to carry out mental or spiritual refreshment in the form of belief, faith, ideology, ethics, guidelines and guidance. Spiritual development can be done using various media, one of which comes from religion, which is called "religious spiritualism." Religious communities must develop, strengthen or rebuild the spiritual role of religion. SMAN 2 Teluk Kuantan always instills spiritual values in its students, both through education, teaching and other activities such as the weekly wirid, which is held every Friday to spiritual tausiah activities on Islamic holidays where all of this is carried out in order to internalize the spirit of faith and student self-confidence. The aim of the author in conducting this research is to find out the extent of religious spiritual awareness, especially among students at SMAN 2 Teluk Kuantan who have embraced Islam since birth, which was inherited from their parents and what factors influence religious spirituality to increase and decrease in them. Based on observations, some students ignore their obligations as Muslims, such as praying five times a day, Friday prayers, reading the Koran and lacking feelings of guilt when committing mistakes that are prohibited by religion (Islam), such as gambling, consuming alcohol and other immoralities. Even though they have been given education related to this, especially in PAI-BP subjects, which are mandatory curriculum subjects. As the author explains in the background of the problem, the focus discussion in this research is related to an analysis study of the level of religious spiritual awareness of students at SMAN 2 Teluk Kuantan. With a problem formulation: What is the level of spiritual and religious awareness of students at SMAN 2 Teluk Kuantan, and what are the factors that influence it? The population in this study were all students of SMAN 2 Teluk Kuantan. 
Thought Contributions of Paulo Freire and Abdurrahman Wahid in Educational Philosophy Saefudin, Ahmad; Rokhmah, Hanny; Alhairi, Alhairi
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam Vol 13 No 2 (2022): Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/atjpi.v13i2.13093

Abstract

The purpose of this article is to identify the philosophical ideas of Paulo Freire and KH. Abdurrahman Wahid or Gus Dur. It also maps the peculiarities of the two figures' thoughts in applying humanism philosophy to education. This study employs a qualitative method by conducting library research. The study's findings indicate that Paulo Freire and Gus Dur's ideas incorporate humanistic educational qualities. Both are humanist intellectuals who strive to improve human dignity through education. The distinction is in the background. Freire has a foundation in traditional Western schooling. KH. Abdurrahman Wahid, on the other hand, represents a Muslim intellectual. Paulo Freire's concept of education that liberates is focused on humanity. Meanwhile, Gus Dur saw that anyone could have liberty if his every move was based on God. Freire's method is problem-solving education and critical thinking. Similar to Gus Dur, who glorified critical thinking in students. Future scholars should expand on the ideas of the two figures by employing a multi- and interdisciplinary method and type of research.