Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Infeksi Jamur Dermatofita Pada Penderita Mikosis Kuku Winda Irawati Zebua; Kiki Nurtjahja; Sartini Sartini
Jurnal Ilmiah Biologi UMA (JIBIOMA) Vol 3, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jibioma.v3i1.539

Abstract

Dermatophytes are a group of fungi that cause nail abnormalities. This study aims to determine dermatophyte fungal infections in patients with nail mycoses. The method used in this study is descriptive and the sample was taken by purposive sampling with the criteria of damaged toenails, with characteristics: nails are not shiny, brownish to black from the base to the tip then the nails are examined directly with 10% KOH and cultured using media Sabouraud Dextrose Agar (SDA). The fungi isolated on slanted agar containing SDA and each fungal species were then identified using preparations for microscopic examination. The results showed that from 30 samples, 8 (eight) nail samples were positive for dermatophytes, namely: 5 (five) people infected with the fungus Tricophyton mentagrophytes species, 2 (two) people infected with the Trichophyton rubrum fungus, and 1 (one) person infected with Epidermophyton floccosum..
Sosialisasi Pentingnya Pencegahan Infeksi Candida albicans Pada Penderita Diabetes Melitus Di Kalangan Siswa SMA YPI Amir Hamzah Medan Sipayung, Apriska Dewi; Winda Irawati Zebua; Maniur A Siahaan
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 6 No. 1 (2025): JURNAL ABDIMAS MUTIARA
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengmas ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa SMA mengenai pencegahan infeksi Candida albicans pada penderita diabetes melitus melalui sosialisasi. Infeksi Candida albicans adalah infeksi jamur yang sering terjadi pada penderita diabetes, terutama mereka yang memiliki kadar gula darah yang tidak terkontrol. Sosialisasi dilaksanakan pada 21 November 2024, dengan melibatkan 100 siswa SMA. Sebelum dan setelah sosialisasi, dilakukan pre-test dan post-test untuk mengukur tingkat pengetahuan siswa. Hasil pre-test menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum memiliki pemahaman yang memadai mengenai infeksi ini. Namun, setelah sosialisasi, skor rata-rata post-test meningkat signifikan, yang menandakan bahwa sosialisasi tersebut efektif dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Sosialisasi ini juga mengedukasi siswa tentang pentingnya menjaga kebersihan tubuh, mengontrol kadar gula darah, serta langkah-langkah pencegahan lainnya untuk mengurangi risiko infeksi Candida albicans pada penderita diabetes. Pengmas ini menyimpulkan bahwa sosialisasi dapat meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya pencegahan infeksi jamur pada penderita diabetes melitus, dan dapat memberikan manfaat dalam pencegahan masalah kesehatan di kalangan remaja.
Analisis Telur Cacing Hookworm dengan Metode Konsentrasi pada Tinja Pekerja Kebun Sawit di Desa Cinta Damai Kabupaten Labusel Zebua, Winda Irawati; Siahaan, Maniur A; Sipayung, Apriska Dewi
Journal Scientific of Mandalika (JSM) e-ISSN 2745-5955 | p-ISSN 2809-0543 Vol. 6 No. 5 (2025)
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/10.36312/vol6iss5pp1381-1386

Abstract

Hookworms, consisting of Ancylostoma duodenale and Necator americanus, are intestinal nematodes that can cause Necatoriasis and Ancylostomiasis. Worm eggs found in the soil hatch into Rhabditiform larvae, which then develop into Filariform infective larvae. These larvae can penetrate the skin, especially through the heels of the feet, when a person works barefoot. Once inside the body, the larvae follow the bloodstream to the heart and lungs, then are swallowed and enter the small intestine, where they develop into adult worms and produce eggs that are expelled with the feces during defecation. Infection with these worms can cause anemia as the worms suck blood from their host. This study was conducted among 40 oil palm plantation workers in Cinta Damai Village, Labusel. The main risk factors were low awareness of personal and environmental hygiene, the habit of defecating in any place, rarely using footwear while working, and the use of feces as fertilizer. Fecal examination was conducted using the concentration method with Kato solution. The results showed that 1 person (2.5%) was infected with Hookworm eggs, 4 people (10%) were infected with Ascaris lumbricoides eggs, and 3 people (7.5%) were infected with Trichuris trichiura eggs. In addition, 3 people (7.5%) were found to have multiple infections. These results show that helminth infection is still a health problem among oil palm plantation workers, so better education and prevention efforts are needed.
KENALI BAHAYA JAMUR PADA ROTI: EDUKASI PENYIMPANAN MAKANAN YANG AMAN DI LINGKUNGAN SMA NEGERI 13 MEDAN Zebua, Winda Irawati; Sipayung, Apriska Dewi; Siahaan, Maniur Arianto; Marti Silfia; Adinda M Purba; Putri Maria P Siregar
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 6 No. 2 (2025): JURNAL ABDIMAS MUTIARA (IN PRESS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jam.v6i2.6103

Abstract

Roti merupakan salah satu makanan pokok alternatif yang banyak dikonsumsi masyarakat karena praktis dan memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Namun, roti termasuk makanan yang mudah rusak karena rentan terhadap pertumbuhan jamur, terutama jika disimpan dalam kondisi lingkungan yang kurang tepat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa SMA Negeri 13 Medan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan jamur pada roti tawar, khususnya suhu dan lama penyimpanan, serta bahaya kesehatan yang ditimbulkan jika mengonsumsi roti yang telah terkontaminasi jamur. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah edukasi dan eksperimen sederhana. Roti disimpan dalam tiga kondisi suhu yang berbeda (suhu ruang, suhu dingin, dan suhu panas) dan diamati selama lima hari. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa suhu berperan penting dalam kecepatan pertumbuhan jamur; suhu hangat mempercepat, sementara suhu dingin memperlambat pertumbuhan jamur. Siswa juga diberi penyuluhan mengenai mikotoksin seperti aflatoksin yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus sp. dan dampaknya terhadap kesehatan manusia. Kegiatan ini berhasil meningkatkan pemahaman siswa, ditunjukkan oleh peningkatan skor dari pre-test ke post-test. Dengan demikian, kegiatan ini memberikan dampak positif dalam membentuk kesadaran siswa untuk lebih bijak dalam mengonsumsi makanan serta memahami pentingnya penyimpanan makanan yang baik dan benar.
Identifikasi Bakteri Staphylococcus sp. pada Luka Gangren Penderita Diabetes Mellitus Sipayung, Apriska Dewi; Zebua, Winda Irawati; Arianto, Maniur; Zailani, Fadilah Khairah
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 16, No 2 (2025): April-Juni 2025 (up coming)
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf16207

Abstract

Diabetes mellitus is known as blood sugar disease or diabetes among the general public. The most common complication complained of by diabetes mellitus patients is gangrenous wounds on the feet and is difficult to heal due to microvascular complications that cause neuropathy or disorders of the peripheral nerves. Gangrenous wound infections are generally caused by Staphylococcus sp. bacteria. The purpose of this study was to observe the presence of Staphylococcus sp. bacteria in gangrenous wounds of diabetes mellitus patients undergoing examination in a clinical laboratory. The sample in this study amounted to 20 people taken by total sampling. This study was conducted using the culture method on blood agar media. Next, gram staining and catalase tests were performed. Then continued with bacterial identification using the Vitex 2 Compact tool. The analysis results showed that of the 20 samples cultured on blood agar media, 11 samples experienced the growth of round, milky white colonies, with the results of gram staining found purple coccus-shaped bacteria indicating gram-positive, the presence of gas bubbles in the catalase test was positive. In the Vitex 2 compact test, Staphylococcus aureus was found in 46% of 11 samples, Staphylococcus epidermidis in 27%, Staphylococcus haemolyticus in 18%, and Staphylococcus pyogenes in 9%. Furthermore, it was concluded that Staphylococcus sp. was the most common bacteria found in gangrenous wounds in patients with diabetes mellitus.Keywords: Staphylococcus aureus; diabetes mellitus; gangrenous wounds; blood agarĀ ABSTRAKĀ Diabetes mellitus dikenal dengan istilah penyakit gula darah atau penyakit kencing manis di kalangan masyarakat umum. Komplikasi paling sering dikeluhkan oleh pasien diabetes mellitus adalah luka gangren pada kaki dan sulit sembuh akibat komplikasi dari mikrovaskular yang menyebabkan neuropati atau gangguan pada saraf perifer. Infeksi luka gangren tersebut umumnya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus sp. Tujuan studi ini adalah melihat keberadaan bakteri Staphylococcus sp. pada luka gangren penderita diabetes mellitus yang menjalani pemeriksaan di laboratorium klinik. Sampel pada penelitian ini berjumlah 20 orang yang diambil secara total sampling. Penelitian ini dilakukan dengan metode kultur pada media blood agar. Selanjutnya dilakukan pewarnaan gram, dan uji katalase. Kemudian dilanjutkan dengan identifikasi bakteri menggunakan alat Vitex 2 Compact. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 20 sampel yang dikultur pada media blood agar, 11 sampel mengalami pertumbuhan koloni bulat berwarna putih susu, dengan hasil pewarnaan gram ditemukan bakteri bentuk coccus bergerombol berwarna ungu menandakan gram positif, adanya gelembung gas pada uji katalase positif. Pada uji vitex 2 compact dari 11 sampel ditemukan bakteri Staphylococcus aureus sebanyak 46%, Staphylococcus epidermidis 27%, Staphylococcus haemolyticus 18%, Staphylococcus pyogenes 9%. Selanjutnya disimpulkan bahwa Staphylococcus sp merupakan bakteri terbanyak yang terdapat pada luka gangren penderita diabetes mellitus.Kata kunci: Staphylococcus aureus; diabetes mellitus; luka gangren; blood agar