Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Comparison of Effectiveness between Combination of Beta-Lactam with Azyhtromycin or Levofloxacin for Adult Pneumonia Patients Gina Arifah; Eli Halimah; Rizky Abdulah
Pharmacology and Clinical Pharmacy Research Vol 3, No 1
Publisher : Universitas Padjadjaran, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.795 KB) | DOI: 10.15416/pcpr.v3i1.16451

Abstract

Treatment for pneumonia has always been a challenge due to the difficulties in diagnosis and the growing incidence of antibiotic resistance. Beta-lactam antibiotics are the first line treatment for pneumonia. The combination of beta-lactam with other antibiotics are preferred than single antibiotic therapy. However, there was limited information regarding the effectiveness of combination between beta-lactam with either macrolides or fluoroquinolone for the treatment of pneumonia.The purpose of this study was to determine the most effective combination of antibiotics for hospitalized adults pneumonia patients. This was a cross-sectional study with prospective data collection. The data source was the medical record of the subjects. We included adult pneumonia patients hospitalized at Dr. Hasan Sadikin General Hospital during June-August 2015. We found that mean reduction of body temperature in group who received combination of a beta-lactam antibiotic and azithromycin was 1.53 0C, while in levofloxacin group, the reduction was 1.22 0C (p=0.210). Reduction in leukocytes and respiratory rate were 7800 and 2.29 times/minute, respectively, in the former group, while in the latter group the reduction of leukocytes and respiratory rate were 2600 and 5 times/minute. The differences were not statistically significant in both parameters (p=0.036 and 0.149, respectively). In conclusion, better clinical outcomes were observed in patients treated with combination of beta-lactam and azithromycin compared to combination of beta-lactam and levofloxacin, although the difference was not statistically significant.Keywords: pneumonia, pneumonia therapy, combination therapy for pneumonia
Pengaruh Konseling Farmasi Terhadap Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Dengan Terapi Hemodialisis di RSUD Cibabat Faizatun Maulida; Eli Halimah; Sri Hartini; Budhi Prihartanto
Farmaka Vol 18, No 4 (2020): Farmaka (Suplemen)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v18i4.42268

Abstract

Penyakit Ginjal Kronis (PGK) adalah masalah kesehatan di seluruh dunia dengan peningkatan prevalensi penyakit, biaya pengobatan, morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Pasien gagal ginjal kronis (GGK) dengan terapi hemodialisis membutuhkan terapi jangka panjang dan seumur hidup. Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konseling terhadap kualitas hidup pasien GGK dengan terapi hemodialisis di RSUD Cibabat kota Cimahi yang dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2019. Penelitian ini menggunakan pre experimental study one group pre test and post test design. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 62 sampel. Kualitas hidup akan diukur dengan menggunakan kuisioner EQ5D5L sebelum dan setelah konseling. Nilai utilitas sebelum konseling 0,75±0,18 dan setelah konseling 0,82±0,18. Sementara untuk perubahan skor EQ5D Visual Analog Scale (VAS) sebelum konseling adalah 3,74±10,21 dan setelah konseling 69,19±11,53. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan nilai utilitas dan skor EQ5D VAS pasien hemodialisis sebelum dan setelah konseling menunjukkan perbedaan yang bermakna secara signifikan (p<0,05).
PELAYANAN KEFARMASIAN BERBASIS TEKNOLOGI DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI Abdul Kholik Tasib; Eli Halimah; Irma Melyani Puspitasari
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 27 No. 3 (2023): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/mff.v27i3.27926

Abstract

Kepatuhan yang buruk terhadap pengobatan antihipertensi merupakan faktor risiko utama dari tekanan darah yang tidak terkontrol. Pemanfaatan teknologi dapat memungkinkan farmasis untuk melakukan pelayanan kefarmasian secara lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan kepatuhan pasien hipertensi. Hasil penelusuran dari database pubmed dengan kata kunci (Pharmacist) AND (Adherence OR compliance) AND (Hypertension OR "blood pressure") AND (Technology) didapatkan 8 artikel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi untuk direview. Dalam studi ini, penggunaan teknologi untuk meningkatkan kepatuhan dengan menggunakan Botol Pil Berbicara, Pengingat Layanan Pesan Singkat (SMS), Video Online Berkode QR, Sistem Respons Suara Interaktif, Teknologi Informasi Multidisiplin, Klinik Perawatan Kolaboratif Virtual, Telehealth dalam Layanan Manajemen Perawatan Kronis, dan Teknologi yang Mendukung Rencana Kesehatan dan Apotek Komunitas. Teknologi dapat diterapkan dalam pelayanan kefarmasian secara efektif dapat meningkatkan kepatuhan pasien hipertensi. Penerapan teknologi dalam pelayanan kefarmasian yang paling efektif dan efisien untuk meningkatkan kepatuhan karena kelupaan dapat menggunakan Pengingat SMS, sedangkan untuk pasien dengan literasi kesehatan rendah dapat menggunakan Botol Pil Berbicara atau Video Online berkode QR. Penerapan teknologi memungkinkan farmasis untuk memantau kepatuhan pengobatan dan tekanan darah di rumah dengan menggunakan Teknologi Sistem Respon Suara Aktif dan memungkinkan berkolaborasi dengan tenaga profesional kesehatan lainnya untuk meningkatkan kepatuhan pasien dengan menggunakan Teknologi Informasi Multidisiplin, Klinik Perawatan Kolaboratif Virtual atau pun Telehealth. Penerapan teknologi juga memungkinkan untuk diterapkan secara luas yang melibatkan apotek komunitas dan rencana kesehatan daerah dalam upaya meningkatkan kepatuhan pasien hipertensi dengan cara berbagi data menggunakan Teknologi yang Mendukung Rencana Kesehatan dan Apotek Komunitas.
Review of Impact and Handling of Potential Antihypertensive Drug Interactions in Chronic Kidney Disease Patients: Review Dampak dan Penanganan Potensi Interaksi Obat Golongan Antihipertensi pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis Ni Made Susilawati; Eli Halimah; Siti Saidah
Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal) Vol. 7 No. 1 (2021): (March 2021)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/j24428744.2021.v7.i1.15332

Abstract

Drug interaction is a type of Drug-Related Problems (DRPs) that caneventually increase morbidity and mortality rates. CKD patients have asignificant risk of developing polypharmacy due to comorbid diseases andpharmacokinetics' alteration. The literature review was conducted byexploring all of the articles related to the drug interaction using druginteraction analysis program in CKD patients, which obtained from threedatabases, namely Google Scholar, PubMed, and Science Direct, usingseveral keywords combination. Based on the comprehensive reviewsconducted, it is known that the most common effects of antihypertensivedrug interactions in CKD patients are decreasing effects of antihypertensivedrugs, hypotension, and hyperkalemia. Handling management used for theemergence of potential drug interactions is based on the severity of the druginteractions and complete knowledge of the patients' clinical condition. Themanagement of drug interaction by monitoring blood pressure, diuresis, andpotassium levels; Monitor the related effect symptoms; Monitor the fluidand body weight; Monitor the kidney and heart function. On the conditionwhere the handling management of potential drug interactions is not carriedout, elevated morbidity and mortality rates are the risks of complicationsarising from the drug interactions.