Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat

EFEKTIFITAS KOMBINASI TERAPI RELAKSASI BENSON DAN AROMATERAPI LEMON TERHADAP ANSIETAS PADA PASIEN HIPERTENSI Firmawati, Firmawati; Biahimo, Nur Uyuun I.; Syukur, Sabirin B.; Ilohuna, Sulistiani A.
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.40674

Abstract

Hipertensi sering dikaitkan dengan kecemasan yang dapat memperburuk kondisi kesehatan melalui peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis dan pelepasan hormon stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian terapi kombinasi relaksasi benson dan aromaterapi lemon dalam menurunkan ansietas pada pasien hipertensi. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain pre-experimental designs two group pretest-posttest dengan sampel 20 responden pasien hipertensi yang dipilih melalui teknik accidental sampling di Puskesmas Bilato pada Juni-Juli 2024. Tingkat kecemasan diukur menggunakan kuesioner DASS 42, dan data dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden didominasi oleh usia 46-55 tahun (90%), perempuan (85%), pendidikan SD (50%), dan status bekerja (60%). Analisis statistik menunjukkan perbedaan signifikan antara kelompok intervensi (mean rank 6,50) dan kelompok kontrol (mean rank 14,50) dengan p-value 0,001 (p<0,05). Pada kelompok intervensi, terjadi penurunan tingkat ansietas dimana 6 responden mencapai tingkat normal dan 4 responden menjadi ansietas ringan, sementara kelompok kontrol tidak menunjukkan perbaikan yang berarti. Dapat disimpulkan bahwa kombinasi terapi relaksasi benson dan aromaterapi lemon efektif dalam menurunkan tingkat ansietas pada pasien hipertensi dibandingkan dengan kelompok kontrol tanpa intervensi. Temuan ini menunjukkan pentingnya integrasi terapi non-farmakologis dalam manajemen pasien hipertensi dengan ansietas. Kata kunci: Ansietas, Aromaterapi Lemon, Benson, Hipertensi
EDUKASI KNOWLEDGE MANAGEMENT TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN Syukur, Sabirin B.; Firmawati, Firmawati; Rokhani, Muriyati; Amu, Mohamad Nuralfitriansyah
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 2 (2024): AGUSTUS 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i2.30590

Abstract

Dalam mencapai peningkatan perkembangan motoric salah satu peran perawat yaitu menggunakan metode knowledge management (KM) atau manajemen pengetahuan. Knowledge management atau sering disingkat KM sendiri sejatinya dapat diartikan sebagai sebuah tindakan sistematis untuk mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan mendistribusikan segenap jejak pengetahuan yang relevan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh edukasi knowledge management terhadap perkembangan motorik halus pada pasien anak usia 3 sampai 5 tahun. Metode penelitian ini menggunakan desain pre-experimental designs one group pretest-posttest tanpa kelompok kontrol. Sampel dalam karya ilmiah akhir ners ini adalah dengan metode insidental sampling atau pengambilan sampel berdasarkan jumlah responden yang ditemui yaitu sebanyak 15 pasien anak. Berdasarkan hasil penelitian dari 15 responden, analisis univariat perkembangan motorik halus pre-intervensi menunjukkan 8 responden (53,3%) normal dan 7 responden (46,7%) suspect, tanpa ada yang unstable. Post-intervensi, 14 responden (90%) normal dan 1 responden (6,7%) suspect, tanpa ada yang unstable. Hasil statistik non parametrik didapatkan bahwa perkembangan motoric halus pada anak usia 3-5 tahun dengan penilaian skrining Denver II setelah dilakukan intervensi yaitu  p-value 0,014 dimana < 0,05 yang artinya intervensi edukasi knowledge management memiliki pengaruh secara signifikan terhadap perkembangan motoric halus anak usia 3-5 tahun. Intervensi edukasi Knowledge management secara signifikan meningkatkan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun. Mayoritas menunjukkan peningkatan skor Denver II, meski ada beberapa temuan minor yang perlu pemantauan. Anak-anak dengan stunting memiliki risiko lebih tinggi terhadap keterlambatan perkembangan motorik halus, sehingga memerlukan perhatian khusus.