Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Phlebitis Pasca Pemasangan Infus di Ruang Rawat Inap RSUD Sunan Kalijaga Demak Noor Faidah; Linailil Izzah
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 2, No 1 (2013): Edisi Maret 2013
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.477 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v2i1.14

Abstract

Pemasangan infus dilakukan agar penanganan masalah terhadap kebutuhan cairan dan elektrolit lebih efektif dan efi sien. Namun pada pemasangan infus ini, juga ada resiko komplikasi yang sering timbul salah satunya adalah phlebitis. Phlebitis dikarakteristikan dengan adanya daerah yang merah dan hangat disekitar pemasangan intravena, nyeri dan pembengkakan, disebabkan oleh iritasi mekanik, kimia dan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian phlebitis pasca pemasangan infus di ruang rawat inap RSUD Sunan Kalijaga Demak. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan kohort deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 38 responden di ruang rawat inap RSUD Sunan Kalijaga Demak dengan menggunakan teknik acsidental sampling. Uji statistik yang digunakan adalah Fisher’s Exact. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur pemasangan infus dengan kejadian phlebitis diperoleh nilai p value 0,040, lama pemasangan dengan kejadian phlebitis diperoleh nilai p value 0,021, tempat penusukan dengan kejadian phlebitis diperoleh nilai p value 0,020, osmolaritas dengan kejadian phlebitis diperoleh nilai p value 0,035. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara faktor prosedur pemasangan infus, lama pemasangan, tempat penusukan, dan osmolaritas dengan kejadian dekubitus. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan faktor prosedur pemasangan infus, lama pemasangan, tempat penusukan, dan osmolaritas dengan kejadian phelbitis pasca pemasangan infus di ruang rawat inap RSUD Sunan Kalijaga Demak. Disarankan pada perawat untuk dapat melakukan meminimalisir kejadian phlebitis dengan cara melakukan pemasangan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), mengganti infus kurang dari 72 jam, memilih tempat penusukan yang benar.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakberhasilan dalam Pemberian ASI Eksklusif di Desa Cepogo Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara Sri Puji Lestari; Noor Faidah
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 4, No 1 (2015): Edisi Maret 2015
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1849.233 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v2i3.58

Abstract

Latar Belakang : pemberian ASI eksklusif di Indonesia belum terlaksana dengan baik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi belum optimalnya pemberian ASI eksklusif antara lain yaitu pengetahuan, status pekerjaan, dan dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mrmpengaruhi ketidakberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif di Desa Cepogo Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara. Metode Penelitian : jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Corelation dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 0-6 Bulan di Desa Cepogo Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara yaitu sebanyak 63 ibu. Sampel yang di ambil sebanyak 55, dengan teknik purposive sampling. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan ketidakberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif (p=0,006), tidak ada hubungan antara status pekerjaan dengan ketidakberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif (p=0,897), ada hubungan antara dukungan keluarga dengan ketidakberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif (p=0,036). Kesimpulan : Ada hubungan pengetahuan dengan ketidakberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif, tidak ada hubungan status pekerjaan dengan ketidakberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif, ada hubungan dukungan keluarga dengan ketidakberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif di Desa Cepogo Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara. Peneliti menyarankan kepada ibu yang mempunyai anak usia 0-6 bulan untuk memberikan ASI eksklusif, bagi tenaga kesehatan agar dapat meningkatkan penyuluhan tentang ASI eksklusif. Kata kunci : Pengetahuan, Status Pekerjaaan, Dukungan Keluarga, Ketidakberhasilan Pemberian ASI
Pengalaman Perawat dalam Pengambilan Keputusan Triage di Instalasi Gawat Darurat RSUD RAA. Soewondo Pati Noor Faidah; Retty Ratnawaty; Setyoadi .
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 2, No 2 (2013): Edisi Oktober 2013
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1006.09 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v1i2.32

Abstract

Pelayanan di ruang gawat darurat memerlukan tindakan yang bersifat cepat dan  tepat, serta  pemikiran kritis yang tinggi. Perawat gawat darurat harus mengkaji pasien mereka dengan cepat dan merencanakan intervensi sambil berkolaborasi dengan dokter gawat darurat dan departemen penunjang. Peningkatan jumlah pasien di pelayanan rawat darurat yang mengalami berbagai masalah dari cidera ringan sampai kondisi yang mengancam kehidupan, maka dari itu semua pasien yang datang ke layanan gawat darurat perlu dinilai dan diklasifikasikan dengan menggunakan metode triage untuk diprioritaskan yang memiliki masalah yang paling mendesak dan memerlukan perawatan segera. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi pengalaman perawat dalam pengambilan keputusan  triage di Instalasi  Gawat Darurat. Penelitian  dilakukan dengan desain fenomenologi pada empat partisipan. Kesimpulan penelitian ini ialah konflik kerjasama dokter-perawat dalam pengambilan keputusan triage, yang mana perawat  bertugas di area triage tersebut sudah menilai dan melakukan pemilahan pasien yang masuk, tetapi ada dokter yang sulit dalam kerjasama,  mendominasi serta merasa lebih kompeten, yang menyebabkan tindakan menjadi lambat karena harus menunggu dokter tersebut.   Kata kunci : perawat, fenomenologi, pengambilan keputusan, triage
Faktor Internal Perawat dalam Pelaksanaan Universal Precaution di IGD RSUD RAA. Soewondo pati Noor Faidah
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 4, No 2 (2015): Edisi Oktober 2015
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1042.504 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v1i4.78

Abstract

Latar Belakang : Peran perawat yang salah satunya adalah sebagai care provider atau pemberi layanan keperawatan memiliki resiko terhadap tertularnya penyakit dari pasien. Perawat di IGD merupakan perawat dengan resiko tinggi dalam terpapar penularan penyakit dikarenakan IGD merupakan pemberi pelayanan pertama saat pasien masuk Rumah Sakit. Universal Precaution merupakan salah satu bentuk kewaspadaan yang harus dilaksanakan perawat maupun tenaga kesehatan yang lain untuk menekan  resiko penularan penyakit dari pasien ke tenaga kesehatan maupun dari tenaga kesehatan ke pasien. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini sebagai operasional research untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan universal precaution oleh perawat di IGD RSUD RAA Soewondo Pati. Hasil penelitian ini akan digunakan dalam rangka pengembangan program dalam peningkatan pelaksanaan Universal precaution perawat di RSUD RAA Soewondo Pati khususnya untuk perawat yang ada di IGD. Metode : Metode penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan pendekatan crossectional. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling dengan jumlah sampel 20. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisais chi square Hasil : penelitian ini mendapatkan hasil bahwa faktor yang memiliki pengaruh pada pelaksanaan universal precaution pada perawat adalah pengetahuan dan lama kerja. Sedangakan fakktor jenis kelamin dan pendidikan tidak memiliki hubungan  yang signifikan terhadap pelaksanaan universal precaution Rekomendasi : perlunya peningkatan pengetahuan tentang perawat tentang universal precaution melalui program pelatihan secara periodik. Faktor eksternal juga perlu ditingkatkan antara lain supervisi dan evaluasi terkait pelaksanaan universal precaution. Kata Kunci : Universal precaution, Perawat
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Kontrol Gula Darah Penderita Diabetes Melitus di RSUD Kelet Jepara Nur Handayani; Noor Faidah
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 3, No 2 (2014): Edisi Oktober 2014
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1096.568 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v1i3.50

Abstract

Latar Belakang : Diabetes melitus memiliki prevalensi yang meningkat, di RSUD Kelet Jepara penyakit diabetes melitus selalu masuk dalam peringkat peyakit 10 besar selama 3 tahun yaitu tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Kepatuhan kontrol gula darah merupakan salah satu bentuk perilaku dalam  pencegahan keparahan penyakit diabetes melitus. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita diabetes melitus dalam melakukan kontrol gula darah Metode : Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasional pendekatan cross sectional, teknik sampling yang digunakan accidental sampling dengan jumlah sampel 75, Analisis statistik menggunakan chi square. Hasil : Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa pengetahuan, status ekonomi dan dukungan keluarga merupakan faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita diabetes melitus dalam melakukan kontrol gula darah. Rekomendasi: penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan pengetahuan penderita diabetes melitus, melibatkan keluarga dalam perawatan diabetes melitus dan mensosialisasikan jaminan kesehatan kepada penderita diabetes melitus sehingga kepatuhan menjadi lebih baik. Kata kunci : analisis faktor, diabetes melitus, kepatuhan
The Effect Of Progressive Muscle Relaxation Therapy On Reducing The Stress Level Of Inmates In Class II B Kudus Detention Center Sri Hindriyastuti; Noor Faidah; Gardha Rias A
International Journal Of Health Science Vol. 3 No. 2 (2023): July : International Journal of Health
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/ijhs.v3i2.2752

Abstract

The number of inmates in the detention center has increased, resulting in increased levels of stress on inmates namely mild stress levels (11.1%) and moderate stress (33.3%) in 2015. All the pressure that occurs on prisoners in prison will result in mental and physical illness and prolonged stress will result in mental disorders such as depression, anxiety and even psychotic disorders. Stress management is used to overcome and reduce stress levels. Progressive muscle therapy is a therapeutic that is superior to other therapies because it is the cheapest and it's easy to do independently and shows the importance of restraining stress responses by trying to relieve conscious muscle tension. The design of this study used a pre - experimental design with a design of one group pre test - post test design. The population in this study were criminals in the Prison of Class II B Kudus. The sampling technique uses total sampling so that the sample size is 13 respondents. Data was collected using observation of stress levels and then analyzed using paired T test. The result of the paired T test showed that there was a significant effect between progressive muscle relaxation therapy on the reduction of stress levels in criminals in the Prison Class II B Kudus with a p-value of o,oo1 (p<0.05). There is the Effect of Progressive Muscle Relaxation Therapy on Drecreasing Stress Levels of criminal in Prison Class II B Kudus.
Kesejahteraan Keluarga Berhubungan Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik Pada Ibu Hamil widyaningsih, heriyanti; Noor Sholekhah; Biyanti Dwi Winarsih; Noor Faidah; Sri Hartini
Jurnal Anestesi Vol. 3 No. 2 (2025): Jurnal Anestesi: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59680/anestesi.v3i2.1578

Abstract

Pregnancy can trigger Chronic Energy Deficiency (CED). The main factors influencing CED in pregnant women include food intake, family welfare, and nutritional status. Efforts to reduce the prevalence of CED in Indonesia encompass early screening, nutrition education, and the provision of supplementary food. The novelty of this study lies in identifying the relationship between family welfare levels and the incidence of CED in pregnant women. The study aims to describe family welfare levels, examine the incidence of CED, and analyze the relationship between family welfare and CED occurrence. This research utilized an analytical observational approach with a cross-sectional design. The study population consisted of pregnant women in the UPTD Puskesmas Mayong I, Jepara area, in 2022, with inclusion criteria being pregnant women in their second and third trimesters who attended antenatal care at the maternal and child health clinic. The sample size was 87 respondents, calculated using the Slovin formula (error margin 0.05%), and sampling was conducted using non-probability consecutive sampling. Data analysis employed the chi-square test. Most families were categorized as "prosperous," with 79 respondents (90.8%). The majority of pregnant women did not experience CED, accounting for 61 respondents (70.1%). Additionally, most of the prosperous families had pregnant members without CED, comprising 59 respondents (67.8%), with a p-value of 0.012 (p-value < 0.05). There is a significant relationship between family welfare and the incidence of Chronic Energy Deficiency (CED) among pregnant women in UPTD Puskesmas Mayong I, Jepara Regency.