Ulfa, Fachirah
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

HASIL UMBI MINI TIGA VARIETAS KENTANG PADA SISTEM BUDIDAYA TANPA TANAH AEROPONIK DAN HIDROPONIK Ulfa, Fachirah; Rafiuddin; Primayani, Feny
Jurnal Agrivigor VOLUME 12 NOMOR 1, JUNI 2021
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/ja.v12i1.14185

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sistem budidaya aeroponik dan hidroponik terhadap produksi umbi mini tiga varietas kentang. Penelitian berbentuk percobaan satu faktor menggunakan Rancangan acak kelompok dengan empat kelompok. Perlakuan berbentuk paket perlakuan, yaitu: sistem budidaya aeroponik pada varietas granola, GM05 dan kalosi; dan sistem hidroponik pada varietas granola, GM05 dan kalosi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kentang yang ditanam pada sistem aeroponik menghasilkan jumlah umbi mini yang lebih banyak dan lebih besar dibanding dengan kentang yang ditanam dengan sistem hidroponik. Diameter umbi pada sistem hidroponik lebih besar dibanding diameter umbi pada sistim aeroponik. Varietas granola menghasilkan umbi mini yang lebih banyak dan lebih berat dibanding dengan GM 05 dan kalosi pada sistem aeroponik maupun hidroponik. Semua varietas menghasilkan umbi mini sebahagian besar berukuran sangat kecil dan hanya sedikit berukuran sedangkecil dan sedang.
PENERAPAN TEKNOLOGI PEMANFAATAN LIMBAH AIR KELAPA SEBAGAI ZPT DAN POC DALAM BUDIDAYA SAYUR ORGANIK BERBASIS VERTIKULTUR Ulfa, Fachirah; Dungga, Novaty Eny; Haring, Feranita; Syam'un, Elkawakib; Rafiuddin, .
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 2 No. 2 (2017): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 2 NO. 2 MEI 2017
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v2i2.2153

Abstract

Semakin berkurangnya lahan pertanian menyebabkan perlunya teknologi yang menggunakan lahan terbatas seperti vertikultur. Vertikultur merupakan teknologi budidaya tanaman yang dilakukan secara vertikal sehingga menghemat lahan dan air. Teknologi semacam ini sangat cocok diterapkan dalam pengembangan sayur organik karena teknik bertanam seperti ini tidak langsung menyentuh tanah yang biasanya mengandung bahan pencemar sehingga sayur yang dihasilkan akan aman untuk dikonsumsi manusia. Pertumbuhan dan perkembangan sayuran dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain pemberian pupuk dan ZPT (zat pengatur tumbuh). Pupuk dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman yang dapat berbentuk cair (POC), sedangkan ZPT dimaksudkan sebagai pengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk dan ZPT yang diberikan dapat berasal dari bahan alami dengan memanfaatkan limbah air kelapa. Kata kunci: Air kelapa, ZPT, POC, sayur organik, vertikultur. 
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS BAWANG MERAH MELALUI PENGGUNAAN BIJI SEBAGAI BIBIT Syam'un, Elkawakib; Yassi, Amir; Jayadi, Muhammad; Sjam, Sylvia; Ulfa, Fachirah; Zainal, .
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 2 No. 2 (2017): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 2 NO. 2 MEI 2017
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v2i2.2162

Abstract

Bawang merah salah satu komoditas sayuran penting yang banyak dibutuhkan masyarakat sebagai bumbu penyedap masakan. Kebutuhan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan beragamnya produk olahan. Ketersediaannya yang langka menimbulkan keresahan di tengah masyarakat dan mempengaruhi inflasi secara nasional. Sebagai komoditas penting maka pemerintah mencanangkan produksi nasional bawang merah sebesar 1.410.847 ton. Untuk mencapai produksi tersebut dibutuhkan benih sebanyak 155.556 ton umbi bibit dan biji bibit (True shallot seed) sebanyak 28.590. Selama ini, biaya usahatani bawang merah khususnya dari bibit dapat mencapai 60% dari total biaya produksi dengan mutu bibit yang kurang memenuhi syarat agronomi. Karena bibit diperoleh dari umbi yang diseleksi dari hasil panen umbi untuk konsumsi. Semestinya produksi untuk bibit berbeda cara pe-nanganannya dengan produksi untuk konsumsi. Perbanyakan tanaman bawang merah dengan umbi memiliki kekurangan di antraanya biayanya mahal karena dibutuhkan bibit dalam jumlah besar (1,0-1,5 ton/ha), mudah rusak dan umur simpannya singkat (kurang 3 bulan) serta mengalami masa dormansi. Sedangkan keuntungan menggunakan biji adalah biaya produksinya rendah karena dibutuhkan 5-6 kg/ha, hemat biaya transportasi bibit,  umur simpan lebih lama (2 tahun), ukuran umbi  lebih besar, dan produksinya lebih tinggi. Penggunaan biji untuk bibit bawang merah merupakan alternatif dalam membudidayakan bawang merah lebih murah dengan produktivitas yang tinggi.   Kata Kunci, Bawang merah, biji untuk bibit, dan umbi untuk bibit.
SISTEM VERTIKULTUR PADA BUDIDAYA SAYUR ORGANIK DI PESANTREN SULTAN HASANUDDIN KABUPATEN GOWA Ulfa, Fachirah; Dungga, Novaty Eny; Haring, Feranita; Riadi, Muh.; Rafiuddin, .; Kasim, Nurlina
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 1 No. 1 (2015): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 1 NO. 1 OKTOBER 2015
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v1i1.2191

Abstract

Semakin berkurangnya lahan pertanian menyebabkan perlunya teknologi yang menggunakan lahan terbatas seperti vertikultur. Vertikultur merupakan teknologi budidaya tanaman yang dilakukan secara vertikal sehingga menghemat lahan dan air. Teknologi semacam ini sangat baik diterapkan dalam pengembangan sayur organik karena teknik bertanam seperti ini tidak langsung menyentuh tanah yang biasanya mengandung bahan pemcemar sehingga sayur yang dihasilkan akan aman untuk konsumsi manusia. Kata kunci: vertikultur, sayur organik 
TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH RAMAH LINGKUNGAN Ulfa, Fachirah; Syam'un, Elkawakib; Rafiuddin, .
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 4 No. 1 (2018): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 4 NO. 1 OKTOBER 2018
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v4i1.5279

Abstract

Bawang merah dikenal sebagai sayuran umbi dan merupakan salah satu komoditas sayuran penting yang banyak digemari sebagai bumbu penyedap masakan. Bawang merah dapat menimbulkan keresahan jika ketersediaannya langka sehingga upaya peningkatan produksi dan mutu produksi komoditas ini mempunyai peranan penting dalam upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Kebutuhan bawang merah dalam negeri dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan yang tidak seimbang dengan produksi sehingga kebutuhan dalam negeri diatasi melalui impor. Salah satu masalah penting yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi bawang merah dewasa ini adalah tingginya tingkat penggunaan bahan kimia baik dalam bentuk pupuk maupun pestisida. Pemanfaatan bahan kimia yang tidak rasional akan berdampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan. Penggunaan pestisida nabati dan pupuk organik padat maupun cair akan mengurangi input penggunaan bahan kimia yang akhirnya berdampak baik bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Kegiatan ini berupa alih iptek ke petani khususnya kelompok Tani Sipakainga dan Kelompok Tani Sipatangarri di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan yang merupakan upaya yang bertujuan meningkatkan pendapatan petani. Target yang dicapai dalam kegiatan ini adalah menambah pengetahuan dan keterampilan kelompok tani dalam berusahatani bawang merah ramah lingkungan. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan pelatihan pembuatan pupuk organik padat (kompos) dan cair serta pembuatan zat pengatur tumbuh dari bahan alami serta demonstrasi teknis budidaya bawang merah ramah lingkungan. Hasil yang diperoleh adalah: 1). Anggota kelompok tani telah paham cara membuat kompos dan mampu membuat POC dan ZPT dari limbah air kelapa; 2). Para anggota kelompok tani telah mampu membudidayakan bawang merah yang sifatnya ramah lingkungan; 3). Para anggota kelompok tani dapat memanfaatkan wadah styrofoam sebagai wadah tanam bawang merah di pekarangan. Kata Kunci: bawang merah, air kelapa, pupuk organik, zat pengatur tumbuh.
Respon Microgreens Selada Merah (Lactuca sativa L. Var. Olga Red) Terhadap Berbagai Media Tanam dan Konsentrasi Air Kelapa: Response of Red Lettuce Microgreens (Lactuca sativa L. Var. Olga Red) to Various Planting Media and Coconut Water Concentration Ulfa, Fachirah; Dungga, Novaty E.; Hamzah, Nurhanafia
Jurnal Agrivigor Vol. 16 No. 1 (2025): JURNAL AGRIVIGOR, VOL. 16 NO. 1, JUNI 2025
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/ja.v16i1.45297

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh berbagai media tanam dan konsentrasi air kelapa terhadap pertumbuhan dan kualitas produksi microgreens selada merah. Penelitian ini dilaksanakan di Green House CoE Teaching Farm Fakultas Pertanian pada ketinggian tempat 9 mdpl dengan suhu rata-rata 26,5o C. Analisis kandungan klorofil, karotenoid, dan flavonoid dilaksanakan di Laboratorium Jamur Pangan dan Pupuk Hayati, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar, pada bulan Februari hingga April 2023. Penelitian ini dirancang menggunakan percobaan Faktorial 2 Faktor (F2F) dengan Rancangan Acak kelompok (RAK) sebagai rancangan lingkungan. Faktor pertama media tanam yang terdiri atas 3 taraf yaitu: cocopeat, arang sekam, rockwool. Faktor kedua konsentrasi air kelapa yang terdiri atas 4 taraf yaitu: 0%, 15%, 30%, dan 45%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara berbagai media tanam dengan konsentrasi air kelapa terhadap pertumbuhan dan kualitas produksi microgreens selada merah. Perlakuan media tanam arang sekam memberikan hasil tertinggi pada tinggi tanaman (2.83 cm), panjang akar (5.95 cm), bobot segar tajuk (8.69 g), dan kandungan flavonoid (2.991 mg L-1), media tanam cocopeat memberikan hasil tertinggi pada kandungan klorofil a (25.62 mg L-1), klorofil b (12.30 mg L-1), klorofil total (37.91 mg L-1) dan karotenoid (238.94 µmol L-1). Konsentrasi air kelapa 15% memberikan hasil tertinggi pada panjang akar (5.58 cm), bobot segar tajuk (8.52 g), kandungan klorofil a (25.11 mg L-1), klorofil b (12.10 mg L-1) dan klorofil total (36.49 mg L-1) dan konsentrasi air kelapa 30% memberikan kandungan vitamin C tertinggi yaitu 782.08 mg kg-1.  
Breaking Dormancy of Shallot (Allium ascolonicum L.) Bulb Using Hydrogen Peroxide Nurfaida, Nurfaida; Syam'un, Elkawakib; Ulfa, Fachirah; Mantja, Katriani; Faried, Muhammad
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol. 13 No. 1 (2024): March 2024
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtep-l.v13i1.205-212

Abstract

Shallot bulbs have a dormancy period, so they must be stored for 3-4 months. This condition inhibits the acceleration of planting, which has a short time, so efforts are needed to accelerate the dormancy period by using hydrogen peroxide. This research was carried out from June to July 2023 at the Screen House, Teaching Farm, Faculty of Agriculture, Hasanuddin University. The study was arranged in a randomized block design with a two-factor factorial design. The first factor is the variety of Mentes, Rubaru, Violetta 2 Agrihorti, Kramat 1, and Ambassador 3 Agrihorti. The second factor is hydrogen peroxide concentration with three levels, namely 0%, 10% and 20%. The results showed that breaking the dormancy of shallot bulbs using hydrogen peroxide at a concentration of 20% effectively triggered the process of bulb growth in the various shallot varieties tested, marked by an increase in the percentage of rooted and sprouted bulbs. The Rubaru and Mentes varieties had an excellent response to 20% hydrogen peroxide immersion, indicated by a shorter rooting and sprouting time, compared to other varieties and concentrations of hydrogen peroxide. Therefore, hydrogen peroxide with a concentration of 20% can be used to break dormancy in shallot bulbs. However, further studies are needed on growth and production in the field and the quality and safety of shallot bulbs. Keywords: Bulb, Dormancy, Hydrogen peroxide, Shallot.