Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

REPRESENTASI NEGARA DALAM NASKAH DRAMA MONOLOG POLITIK KARYA PUTU FAJAR ARCANA: KAJIAN INTERTEKSTUALITAS JULIA KRISTEVA FARIED, MUHAMMAD
Jurnal Sapala Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Jurnal Sapala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian sastra tentang representasi negara dalam naskah drama dengan judul penelitian ?Representasi Negara dalam Naskah Drama Monolog Politik karya Putu Fajar Arcana: Kajian Intertekstualitas Julia Kristeva?. Karya sastra khususnya naskah drama tidak terlepas dari keterpengaruhan teks lain sebagai latar penciptaannya. Seperti halnya Monolog Politik karya Putu Fajar Arcana yang juga tidak terlepas dari keterpengaruhan teks lain. Oleh karena itu penting untuk mengetahui teks dibalik latar penciptaan Monolog Politik sehingga dapat megetahui makna apa yang ada dibalik karya tersebut.Rumusan masalah yang didapat dari latar belakang tersebut yakni (1) hubungan teks-teks dibalik latar penciptaan Monolog Politik (2) representasi negara yang berusaha dihadirkan dalam Monolog Politik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan teks-teks yang menjadi latar penciptaan Monolog Politik dan juga mendeskripsikan representasi negara yang berusaha dihadirkan dalam Monolog Politik.Penelitian ini menggunakan teori intertekstualitas Julia Kristeva yang terdbagi menjadi dua bagian yakni fenoteks (teks turunan) yang berupa satuan unit teks dari Monolog Politik dan genoteks (teks induk) yang berupa teks-teks induk yang melatarbelakangi fenoteks.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan mimesis. Teknis pengumpulan data pada penelitian ini yakni simak catat dengan tahapan (1) membaca berulangkali sumber data (2) menandai bagian-bagian dalam Monolog Politik yang berhubungan dengan masalah penelitian (3) mengklasifikasikan temuan data yang ada dalam Monolog Politik (4) memberi kode pada data temuan pada Monolog Politik untuk dikategorikan dan dimasukkan ke dalam tabel data penelitian. Hasil penelitian ini ditemukan tanda-tanda besar seperti korban politik pada naskah ?Pidato?, praktik suap pada ?Wakil Rakyat yang Terhormat?, perbuatan tidak terhormat politikus pada ?Bukan Bunga Bukan Lelaki?, kasus korupsi pada ?Orgil?, dan penyalahgunaan wewenang pada ?Cermin Dibelah?. Representasi negara yang berusaha dihadirkan dalam Monolog Pidato ini yakni kebobrokan dunia perpolitikan di Indonesia. Kata Kunci : representasi negara, intertekstualitas, naskah drama
Karakter Fisik Umbi Beberapa Varietas Bawang Merah (Allium ascaloncium L.) Widiayani, Nuniek; Syam'un, Elkawakib; Dariati, Tigin; Iswoyo, Hari; Dungga, Novaty Eny; Faried, Muhammad
Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) Vol 5 No 1 (2024): April
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31938/agrisintech.v5i1.598

Abstract

This study aimed to analyze the various physical characteristics of the bulbs of several shallot varieties, which are widely developed in Indonesia. The various characteristics of shallot bulbs are essential to know. This research was conducted from May to June 2023 at the Teaching Farm, Faculty of Agriculture, Hasanuddin University, Makassar, South Sulawesi. The study was arranged in a randomized block design (RBD). Seven varieties of onions are the object of research namely Sanren F1 F1, Lokana, Rubaru, Ambassador 3 Agrihorti, Violetta 2 Agrihorti, Kramat 1 1, dan Mentes . Sampling was done randomly on each treatment plot. The number of bulbs sampled was 5 per variety in each replication. The parameters observed included equatorial diameter (cm), polar diameter (cm), bulb thickness (cm), average geometric diameter (cm), average arithmetic diameter (cm), bulb weight (g), and bulb volume (cm3), and shape index, then those parameters are calculated using formulas. The Lokana variety has the largest bulb size compared to other varieties. In general, the seven shallot varieties had equatorial diameters ranging from 2.03 to 3.02 cm, polar diameters ranging from 2.51 to 3.12 cm, bulb thickness ranging from 2.25 to 2.73 cm, bulb weights ranging from 6. 30 – 14.36 g, the volume between 7.60 – 26.27 cm3, geometric diameter between 2.29 – 2.95 cm, arithmetic diameter between 2.29 – 2.96 cm. The Lokana variety has greater physical characteristics than other varieties. Penelitian mengenai karakter fisik umbi bawang merah masih sangat terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis berbagai karakter fisik dan geometrikal umbi beberapa varietas bawang merah yang banyak dikembangkan di Indonesia. Berbagai karakter dari umbi bawang merah menjadi penting untuk diketahui. Penelitian ini dilaksanakan bulan Mei hingga Juni 2023, di Teaching Farm, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, pada ketinggian 9 mdpl.  Penelitian disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK). Tujuh varietas bawang yang menjadi objek penelitian yaitu Sanren F1 F1, Lokana, Rubaru, Ambassador 3 Agrihorti, Violetta 2 Agrihorti, Kramat 1 1, dan Mentes. Pengambilan sampel dilakukan secara acak pada setiap petakan perlakuan. Jumlah umbi yang dijadikan sampel sebanyak 5 buah per varietas pada setiap ulangan. Parameter yang diamati meliputi diameter equitorial (cm), diameter polar (cm), tebal umbi (cm), rata-rata diameter geometrik (cm), rata-rata diameter aritmetika (cm), bobot umbi (g), volume umbi (cm3), dan indeks bentuk, lalu parameter tersebut dihitung menggunakan rumus. Varietas Lokana memiliki ukuran umbi yang paling besar, dibandingkan varietas lainnya. Tujuh varietas bawang merah memiliki diameter equitorial berkisar antara 2,03 – 3,02 cm, diameter polar antara 2,51 – 3,12 cm, ketebalan umbi antara 2,25 – 2,73 cm, bobot umbi antara 6,30 – 14,36 g, volume antara 7,60 – 26,27 cm3, diameter geometrik antara 2,29 – 2,95 cm, diameter aritmetik antara 2,29 – 2,96 cm. Varietas Lokana memiliki karakter fisik yang lebih besar dibandingkan varietas lainnya.
PENDAMPINGAN PETANI DALAM PENINGKATAN KUALITAS BUAH MELON DENGAN TRICHODERMA DAN BIOCHAR DI KWT ALAMANDA, KELURAHAN PACCERAKKANG Mantja, Katriani; Dermawan, Rahmansyah; Yanti, Cri Wahyuni Brahmi; Dariati, Tigin; Ridwan, Ifayanti; Sulaeha, Sulaeha; Nurfaida, Nurfaida; Iswoyo, Hari; Faried, Muhammad
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 10 No. 1 (2024): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 10 NO. 1 OKTOBER 2024
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v10i1.35920

Abstract

Kelompok Wanita Tani (KWT) merupakan komponen pendukung ketahanan pangan di kota. Salah satunya yang berada di Kota Makassar, KWT Alamanda, belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan biochar pada budidaya tanaman di lahannya. Selain itu, pengetahuan terkait manfaat mikroba yang dapat membantu dalam meningkatkan ketahanan tanaman budidaya terhadap serangan penyakit terutama Trichoderma juga masih kurang dikalangan KWT mitra ini. Tujuan pengabdian pada masyarakat ini adalah sebagai transfer pengetahuan kepada mitra tentang penggunaan Biochar dan Trichoderma pada budidaya tanaman Melon. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian ini adalah penyuluhan dan pelatihan dalam bentuk pendampingan budidaya Melon pada lahan KWT mitra. Selama kegiatan pengabdian, kelompok mitra secara aktif mengikuti penyuluhan dan pelatihan.  Sebanyak 20 orang anggota KWT Alamanda mengikuti kegiatan ini. Pendampingan dilakukan pada semua tahapan budidaya melon menggunakan biochar dan Trichoderma yang dilaksanakan pada  demonstration plot sejak persiapan lahan sampai panen. Dari kegiatan pengabdian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan mitra sebesar 25% dalam melakukan budidaya tanaman melon yang diindikasikan oleh hasil pre-test dan post-test. ABSTRACT Women Farmers Group (KWT) is a supporting component of food security in the city. One of the KWTs in Makassar City, KWT Alamanda, does not have the knowledge and skills to utilize biochar in cultivating crops on their land. In addition, knowledge related to the benefits of microbes that can help increase the resistance of cultivated plants to disease attacks, especially Trichoderma, is still lacking among these KWT partners. The purpose of this community service is to transfer knowledge to partners about the use of Biochar and Trichoderma in Melon crop cultivation. The method used in this community service activity is counseling and training in the form of Melon cultivation assistance on the KWT partner's land. The partner group actively participated in counseling and training during the service activities.  A total of 20 members of KWT Alamanda participated in this activity. Assistance is carried out at all stages of melon cultivation using biochar and Trichoderma, which are carried out on demonstration plots from land preparation to harvest. From the service activities, it can be concluded that partners' knowledge and skills increased by 25% in cultivating melon plants, as indicated by the pre-test and post-test results. Keywords: Melon, KWT, Biochar, Trichoderma.
PENGEMBANGAN MODUL AJAR BERBASIS SOAL CERITA KONTEKSTUAL MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP Faried, Muhammad; Pasani, Chairil Faif; Amalia, Rizki
JURMADIKTA Vol 4 No 3 (2024): JURMADIKTA
Publisher : Pendidikan Matematika FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jurmadikta.v4i3.2820

Abstract

Modul pembelajaran yang disajikan melalui konteks dunia nyata dapat membantu peserta didik untuk lebih mudah memahami konsep matematika dengan melihat bagaimana konsep tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan mengembangkan Modul Ajar Matematika berbasis soal cerita kontekstual materi pecahan untuk kelas VII SMP, modul ajar dikembangkan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami materi pecahan dengan konteks kue bingka. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ADDIE, yang mencakup Analisis, Desain, Development, Implementasi, dan Evaluasi. Subjek uji coba penelitian adalah 36 siswa kelas VIIG SMP Negeri 1 Banjarmasin. Analisis data menggunakan data kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen validasi modul ajar, angket respon guru, dan evaluasi siswa. Hasil analisis validasi ahli menunjukkan bahwa modul ajar ini sangat valid. Hasil analisis angket respon guru menunjukkan bahwa modul ajar sangat praktis dan hasil analisis evaluasi peserta didik menunjukkan bahwa modul ajar efektif.
Environmental Communication in West Sulawesi: The Role of Media and Technology in Nature Conservation Campaigns Rusnali, Andi Nur Aisyah; Bahfiarti, Tuti; Mau, Muliadi; Faried, Muhammad
Palakka : Media and Islamic Communication Vol. 5 No. 2 (2024): Media and Islamic Communication
Publisher : State Islamic Institute of Bone, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30863/palakka.v5i2.7405

Abstract

This research aims to analyze the role of media and technology in nature conservation campaigns in West Sulawesi and their impact on increasing environmental awareness in local communities. The main focus of the research is how mass media and digital technology are used as ecological communication tools to disseminate information, increase public participation, and encourage behavioral changes in maintaining rich and diverse local ecosystems. This research uses a qualitative method with a case study approach. Data was collected through in-depth interviews with stakeholders, including government officials, environmental activists, local communities, and media and technology practitioners. In addition, content analysis was carried out on ecological campaigns distributed through various media platforms, such as television, radio, and social media, as well as environmental-based technology applications. The research results show that media and technology play a significant role in driving the nature conservation campaign in West Sulawesi. The use of social media and technology applications has proven effective in reaching the community, especially the younger generation, and building collective awareness of the importance of protecting forest, coastal, and other natural resource ecosystems. However, challenges such as limited access to technology in remote areas are still obstacles to expanding the impact of this campaign. Therefore, this research recommends increasing access to technology and further collaboration between governments, NGOs, and local communities to maximize the potential of environmental communications.
PERTUMBUHAN BIJI BOTANI BAWANG MERAH (TRUE SHALLOT SEED) YANG DIAPLIKASI VERMIKOMPOS DAN PUPUK HAYATI Faried, Muhammad; Syam’un, Elkawakib; Mantja, Katriani
Jurnal Agrivigor VOLUME 12 NOMOR 2, DESEMBER 2021
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/ja.v12i2.19476

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari dosis vermikompos dan tiga jenis pupuk hayati yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan biji botani bawang merah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Desember 2020, berlokasi di Teaching Farm, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, dengan titik koordinat lokasi penelitian 5° 7’40.07” LS 119°28’48.94”BT, dengan ketinggian 9 m dpl. Penelitian dilaksanakan dengan bentuk rancangan petak terpisah (RPT) dan rancangan acak kelompok (RAK) sebagai rancangan lingkungannya. Percobaan terdiri atas 2 faktor, petak utama yaitu dosis vermikompos yang terdiri dari empat taraf, yaitu 0 t/ha; 5 t/ha; 10 t/ha dan 15 t/ha. Sedangkan anak petak yaitu jenis pupuk hayati terdiri dari tiga jenis, yaitu tanpa pupuk hayati; pupuk hayati PGPR; pupuk hayati Eco Farming dan pupuk hayati Bioto Grow. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara vermikompos dan pupuk hayati yang menghasilkan pertumbuhan terbaik pada biji botani bawang merah. Aplikasi vermikompos 15 t/ha memberikan hasil yang terbaik pada parameter tinggi tanaman 20 hari setelah tanam (HST) (19,27 cm), jumlah daun 50 HST (6,56 helai), jumlah umbi (1,46), bobot brangkasan segar (6,10 g), bobot brangkasan kering (0,92 g), bobot umbi segar (24,01 g), bobot umbi kering (18,91 g), dan diameter umbi segar (27,19 mm). Aplikasi pupuk hayati Bioto Grow memberikan hasil terbaik pada tinggi tanaman 20 – 60 HST (18,71 cm; 21,94 cm; 32,78 cm; 34,56 cm; 36,91 cm), jumlah daun 20 – 60 HST (3,38 helai; 4,35 helai; 4,98 helai; 6,33 helai; 7,19 helai), bobot brangkasan segar (6,01 g), bobot brangkasan kering (0,91 g), bobot umbi segar (23,37 g), bobot umbi kering (18,49 g), diameter umbi segar (27,58 mm), dan diameter umbi kering (27,05 mm).
Analisis Pemeliharaan Lanskap Perumahan Citraland Celebes Kabupaten Gowa Dariati, Tigin; Eny Dungga, Novaty; Hidayati M, Anugerah; Faried, Muhammad
Jurnal Lanskap dan Lingkungan (Julia) Vol. 2 No. 1 (2024): Jurnal Lanskap dan Lingkungan Volume 2 Nomor 1 Juni 2024
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/julia.v2i1.35621

Abstract

Pemeliharaan yang baik merupakan salah satu bukti dari keberhasilan pengelolaan lanskap. Citraland Celebes merupakan perumahan yang memiliki ruang terbuka hijau yang cukup besar. Citraland Celebes berfokus pada kebutuhan penghuni perumahan, sehingga dalam perencanaan pembuatan taman telah memperhitungkan manajemen pengelolaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses pemeliharaan lanskap perumahan Citraland Celebes dan mengajukan usulan strategi pelaksanaan lanskap untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan metode analisis SWOT. Penelitian dilaksanakan dalam bentuk survei berupa wawancara kepada pihak pengelola, pekerja, kuesioner untuk penghuni dan pengunjung serta dilakukan pengamatan kegiatan pemeliharaan di lapangan. Kemudian data yang telah diperoleh dilakukan analisis komperatif dan SWOT. Sekalipun pekerja pemelihara taman di perumahan Citraland tidak semuanya memiliki keterampilan di awal bekerjanya, tetapi karena Citraland sering melakukan pelatihan bagi para pekerjanya, maka secara umum kondisi taman dan jalur hijau perumahan Citraland Celebes pemeliharaannya sudah cukup baik. Program-program yang berkaitan dengan pemeliharaan seperti kegiatan pemeliharaan dan pengadaan alat dan bahan sudah cukup baik. Keterampilan pekerja dalam bidang lanskap perlu ditingkatkan melalui pelatihan.
DEMONSTASI PLOT BUDIDAYA BAWANG MERAH MENGGUNAKAN BIJI BOTANI (TRUE SHALLOT SEED) PADA KELOMPOK PEMUDA TANI CIPTA KARYA DESA PARAMBAMBE KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR: Demonstration of Shallot Cultivation Plot Using Botani Seeds (True Shallot Seed) at Youth Farmers Group Cipta Karya Parambambe Village, Galesong District, Takalar Regency Syam'un, Elkawakib; Diansari, Pipin; Jayadi, Muhammad; Nurfaida, Nurfaida; Mantja, Katriani; Faried, Muhammad; Lestari, Dwi; Tambung, Astina
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 10 No. 4 (2025): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 10 NO. 4 JULI 2025
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v10i4.42160

Abstract

Bawang merah dikenal sebagai sayuran umbi merupakan salah satu komoditas penting, selain untuk bumbu dapur juga digunakan sebagai pengobatan herbal untuk meningkatkan imunitas tubuh. Peningkatan produktivitas bawang merah, selain meningkatkan hasil panen juga mengurangi biaya produksi per satuan hasil, sehingga margin keuntungan petani menjadi lebih besar. Kebutuhan bawang merah dalam negeri dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan seiring dengan beragamnya pemanfaatan bawang merah selain bumbu dapur juga bahan baku berbagai olahan. Petani membudidayakan bawang merah umumnya menggunakan bibit dari umbi. Dalam satu hektar dibutuhkan umbi bibit 1-1.2 ton/ha dengan ukuran umbi sedang (5-10 g), saat musim tanam tiba harga bibit bawang merah Rp40.0000-Rp50.000/kg. Harga bibit bawang merah melalui lapak daring sudah mencapai Rp75.000/kg, bagi petani yang modalnya terbatas pada sentra produksi menunda menanam dan beralih ke komoditas lain. Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif sumber bibit yaitu mengggunakan biji botani atau true shallot seed (TSS). Kelebihan biji botani (TSS) sebagai bibit di antaranya hanya 4-6 kg/ha dibandingkan umbi yang mencapai 1-1,2 ton/ha, biaya bibit sekitar Rp18 juta/ha dibandingkan dengan umbi yang mencapai Rp50 juta-Rp60 juta/ha, lebih tahan simpan (2 tahun), ukuran umbi lebih besar dan seragam serta produktivitasnya lebih tinggi (>20 ton/ha). Budidaya bawang merah dari biji merupakan terobosan untuk meningkatkan produktivitas di atas rata-rata nasional (9,8 t/ha). Teknologi penanaman bawang merah menggunakan biji belum banyak dipahami di tingkat petani walau memilki banyak  keuntungan sehingga perlu dilakukan pelatihan dan demonstrasi plot. Kata kunci: Biji, umbi, bawang merah, produktivitas tinggi, ramah terhadap lingkungan.   ABSTRACT Shallots are known as bulb vegetables and are one of the essential commodities, not only used as kitchen spices but also as herbal medicine to boost the body's immunity. Increasing shallot productivity enhances yield and reduces production costs per unit of output, resulting in greater profit margins for farmers. The domestic demand for shallots tends to increase yearly, driven by their various uses, not only as spices but also as raw materials for various processed products. Farmers generally cultivate shallots using bulbs as planting material. One hectare of land requires 1-1.2 tons of medium-sized bulb seeds (5-10 g). During the planting season, the price of shallot seeds ranges from IDR.40,000 to IDR50,000/kg. The price of shallot seeds on online marketplaces has reached IDR75,000/kg, making farmers with limited capital in production centers postpone planting and switch to other commodities. Therefore, an alternative seed source is needed, which is botanical seeds or True Shallot Seed (TSS). The advantages of TSS include requiring only 4-6 kg/ha compared to bulbs which require 1-1.2 tons/ha, seed costs of around IDR18 million/ha compared to bulbs which reach IDR50 million-IDR60 million/ha, longer shelf life (up to 2 years), larger and more uniform bulb size, and higher productivity (>20 tons/ha). Shallot cultivation using TSS is a breakthrough to increase productivity above the national average (9.8 t/ha). However, farmers still do not widely understand the technology for planting shallots using seeds despite its many benefits, thus requiring training and demonstration plots. Keywords: Seeds, bulbs, shallots, high productivity and the environment friendly.