Based on 2023 data from the PUTRPRKPLH Office of Tasikmalaya Regency, the length of district roads is 1,303 kilometers, 60.4% are in good condition, 39.6% have moderate and severe damage. Jalan Ciawi – Panumbangan suffered significant damage. This road condition has problems that can affect the safety of road users. The purpose of this study is to identify the type of damage that occurs on the Ciawi – Panumbangan Road section, identify a comparison of road damage analysis using the SDI and PKRMS methods, analyze handling recommendations that can be given based on the results of the comparison analysis. This research uses a descriptive method, which is research by describing an object according to existing reality. There were 6 damages that occurred on Jalan Ciawi – Panumbangan consisting of loose grains with a damage area of 115.39 m2 (6.95%), disintegration of the damage area of 316.8 m2 (19.08%), patches of damage area of 456.41 m2 (27.49%), cracks of the damage area of 643.19 m2 (38.74%), holes with a damage area of 58.05 m2 (3.50%), damaged edges of the damage area of 70.57 m2 (4.25%). The comparison results of the two methods for the SDI method are good road conditions 80.36%, medium 19.64%, lightly damaged 0% and severely damaged 0%. While in the PKRMS method, the road condition is good 67%, medium 29%, lightly damaged 2%, and severely damaged 2%. This type of damage handling SDI method routine maintenance by 100%. While the PKRMS method of routine maintenance is 92.85%, periodic maintenance is 5.36%, and rehabilitation is 1.79% Keywords : Road Damage, Handling Recommendations, SDI Method, PKRMS Method Abstrak Berdasarkan data Tahun 2023 Dinas PUTRPRKPLH Kabupaten Tasikmalaya, panjang jalan kabupaten 1.303 kilometer, 60,4% dalam kondisi baik, 39,6% mengalami kerusakan sedang dan berat. Ruas jalan Ciawi – Panumbangan mengalami kerusakan signifikan yang dapat mempengaruhi keselamatan pengguna jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis kerusakan yang terjadi di ruas Jalan Ciawi – Panumbangan, membandingkan analisis kerusakan jalan menggunakan metode SDI dan PKRMS, serta memberikan rekomendasi penanganan berdasarkan hasil analisis perbandingan. Penelitian ini menerapkan metode deskriptif, yang merupakan suatu pendekatan penelitian untuk menggambarkan dan menginterpretasi suatu obyek sesuai dengan realitas yang ada. Hasil penelitian menunjukkan enam jenis kerusakan: butir lepas (115,39 m² atau 6,95%), disintegrasi (316,8 m² atau 19,08%), tambalan (456,41 m² atau 27,49%), retak-retak (643,19 m² atau 38,74%), lubang (58,05 m² atau 3,50%), dan rusak tepi (70,57 m² atau 4,25%). Berdasarkan metode SDI, kondisi jalan baik sebesar 80,36%, sedang 19,64%, rusak ringan 0%, dan rusak berat 0%. Sedangkan metode PKRMS menunjukkan kondisi jalan baik sebesar 67%, sedang 29%, rusak ringan 2%, dan rusak berat 2%. Penanganan kerusakan menurut metode SDI adalah 100% pemeliharaan rutin, sementara metode PKRMS mencakup 92,85% pemeliharaan rutin, 5,36% pemeliharaan berkala, dan 1,79% rehabilitasi. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun kedua metode memberikan hasil yang serupa, PKRMS menawarkan pendekatan yang lebih komprehensif untuk perencanaan pemeliharaan jangka panjang, meskipun memerlukan biaya lebih besar. Di sisi lain, SDI lebih efisien dari segi biaya dan waktu untuk pemantauan rutin. Berdasarkan kondisi ruas jalan Ciawi-Panumbangan, PKRMS lebih direkomendasikan karena memberikan gambaran yang lebih menyeluruh untuk manajemen jalan yang berkelanjutan. Kata kunci : Kerusakan Jalan, Rekomendasi Penanganan, Metode SDI, Metode PKRMS