Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

ESTIMASI CENTROID MOMENT TENSOR GEMPA DI SEKITAR SESAR KENDENG MENGGUNAKAN SOFTWARE MTINV DINANTI PRATIWI PUTRI; MADLAZIM
Inovasi Fisika Indonesia Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.116 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v7n2.p%p

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan menganalisis hasil estimasi Centroid Moment Tensor (CMT) gempa di sekitar Sesar Kendeng menggunakan software MTINV. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder waveform tiga komponen di sekitar Sesar Kendeng pada tanggal 25 Juni 2015 dan 13 Maret 2014 yang diunduh dari WebDC3 BMKG. Dalam mengestimasi CMT sebagai parameter gempa digunakan metode inversi wafevorm dan fungsi Green tiga komponen yang telah diaplikasikan ke dalam sebuah software MTINV. Hasil dari estimasi CMT antara lain momen seismik ( ), magnitudo momen ( ), lattitude, longitude, kedalaman sumber, serta orientasi bidang sesar (nodal plane/NP) yang meliputi sudut strike, dip, dan slip. Selain itu juga dapat memberikan informasi mengenai penyebab terjadinya gempa yang meliputi persentase ISO, DC, dan CLVD. Hasil dari kedua event menunjukkan bahwa gempa terjadi akibat aktivitas tektonik yang dibuktikan dengan nilai persentase DC lebih dominan daripada CLVD dengan nilai VR lebih dari 50%. Berdasarkan nilai VR, maka hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dikatakan valid karena telah memenuhi syarat. Event gempa pada 25 Juni 2015 disebabkan oleh sesar right lateral strike-slip. Sedangkan event gempa pada 13 Maret 2014 disebabkan oleh aktivitas subduksi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penyebab terjadinya kedua event gempa ini bukan disebabkan oleh Sesar Kendeng yang naik melainkan akibat dari aktivitas subduksi dan sesar lokal dengan tipe sesar right lateral strike-slip. Kata Kunci: Centroid Moment Tensor, Sesar Kendeng, inversi waveform, fungsi Green, dan software MTINV
ESTIMASI CENTROID MOMENT TENSOR (CMT) GEMPA BUMI DI WILAYAH SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN INVERSI WAVEFORM TIGA KOMPONEN DINDA AYU VERJIANTI SARI; MADLAZIM
Inovasi Fisika Indonesia Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.168 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v7n2.p%p

Abstract

ABSTRAK ESTIMASI CENTROID MOMENT TENSOR (CMT) GEMPA BUMI DI WILAYAH SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN METODE INVERSI WAVEFORM TIGA KOMPONEN Penelitian skripsi ini dilaksanakan bertujuan untuk menghasilkan informasi penyebab gempa bumi dengan estimasi CMT di wilayah Sumatera Barat yang terjadi pada 12 Juni 2015 pukul 19:54:22 GMT dengan magnitudo 4.8 SR, latitude -1.53, longitude 101.17 dan kedalaman 35 km. Sumatera Barat berada pada dua sesar aktif yaitu Sumatera Fault Zone dan Mentawai Fault Zone Data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data waveform lokal tiga komponen (BHN, BHE dan BHZ) yang terekam oleh 6 stasiun seismik broadband GEOFON-IA milik WebDC 3 (MNSI, SBSI, BKNI, RGRI, SLSI, MKBI). Pemrosesan data menggunakan software MTINV. Data ini dinversi mulai 0.025 Hz - 0,050 Hz. Dari penelitian ini didapatkan hasil solusi Centroid Moment Tensor (CMT) dengan tipe inversi Full MT yaitu menghasilkan nilai VR=66.8% dengan magnitudo 4.66 Mw, ISO=32.5%,DC=46.7%,CLVD=20.9%, kedalaman centroid 12 km, nilai NP1 yaitu nilai strike=151, nilai dip=69 dan nilai rake=-175 serta nilai NP2 yaitu nilai strike=59, nilai dip=59 dan nilai rake=-21. Kemudian hasil solusi CMT dengan tipe inversi Deviatorik MT yaitu menghasilkan nilai Varian Reduksi (VR)=63.8% dengan magnitudo 4.53 Mw, DC=94.7%, CLVD=5.3%, kedalaman centroid 12 km, NP1 yaitu nilai strike=151, nilai dip=66 dan nilai rake=-177 serta nilai NP2 yaitu nilai strike 60, nilai dip=87 dan nilai rake­=-22. Kedua tipe inversi ini menghasilkan beachball yang sama yaitu strike-slip. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan Global CMT didapatkan hasil yang sama yaitu berupa beachball dengan patahan strike-slip. Dari hasil pembahasan dinyatakan bahwa gempa yang terjadi di wilayah Sumatera diakibatkan gempa tektonik hal ini karena hasil persentase DC lebih besar dibandingkan hasil persentase CLVD pada kedua tipe inversi yang digunakan dan menghasilkan beachball yang sama pada Global CMT yaitu patahan strike-slip. Hal ini membuktikan bahwa gempa yang terjadi di Sumatera Barat diakibatkan patahan strike-slip pada jalur Sumatera Fault Zone Kata kunci : Centroid Moment Tensor (CMT), inversi waveform tiga komponen, software MTINV
Estimasi Centroid Moment Tensor Gempa Bumi Di Wilayah Sumatera Selatan Menggunakan Software MTINV RONA DWI RAHMAH; MADLAZIM
Inovasi Fisika Indonesia Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.473 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v7n2.p%p

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan mengetahui parameter sumber gempa bumi dan jenis sesar gempa bumi diwilayah Sumatera Selatan dengan menggunakan software MTINV. Di Sumatera terdapat dua pembangkit gempa bumi, pertama zona subduksi, kedua zona patahan sumatera yang biasa disebut sesar semangko. Sumatera selatan termasuk dalam patahan aktif sumatera dan dilalui oleh zona subduksi dan sesar semangko, sehingga memiliki sejarah kegempaan yang cukup tinggi setiap tahunnya. Dari beberapa gempa yang terjadi diketahui bahwa disekitar Sumatera terdapat sesar yang memiliki sejarah dan menimbulkan gempa bumi yang dapat merusak. Untuk memperkecil kerusakan gempa yang terjadi maka perlu untuk mengetahui parameter sumber gempa dan jenis gempa. Dalam penelitian ini menggunakan data gempa yang diunduh d webDC3 at BMKG yaitu data gempa tanggal 14 Januari 2012 dan 23 Maret 2013. Data tersebut meliputi origin time, longitude, latitude dan stasiun seismik, kemudian dilanjutkan ke proses inversi menggunakan software MTINV. Hasil dari proses inversi pada gempa tanggal 14 Januari 2012 dihasilkan persentase Varian Reduksi (VR) sebesar 54,9%, persentase CLVD sebesar 44,8% dan persentase Double Couple (DC) sebesar 55,2. Untuk gempa tanggal 23 Maret 2013 dihasilkan persentase Varian Reduksi (VR) sebesar 50,5%, persentase CLVD sebesar 31,0% dan persentase Double Couple (DC) sebesar 69,0%. Untuk jenis sesar pada kedua gempa adalah tipe sesar strike slip. Maka untuk parameter sumber gempa kedua gempa tersebut disebabkan adanya aktivitas gempa tektonik karean Double Couple lebih dari 50%. Dan untuk jenis sesar gempa termasuk tipe sesar strike slip, karena lokasi gempa tersebut mendekati sesar semangko maka dapat dijelaskan pada penelitian sebelumnya lokasi yang berada pada sesar semangko yang mengakibatkan gempa tektonik. Kata Kunci: Double Couple (DC), Software MTINV, gempa tektonik, Strike slip.
IDENTIFIKASI PARAMETER SUMBER GEMPA DI WILAYAH JAWA BARAT MENGGUNAKAN SOFTWARE MTINV NURUL AULIA DEWI; MADLAZIM
Inovasi Fisika Indonesia Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.035 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v7n2.p%p

Abstract

Identifikasi parameter sumber gempa di wilayah Jawa Barat dapat diperoleh dengan inversi waveform dari event gempa tanggal 15 Desember 2017 (Mw > 4) disekitar sesar Cimandiri Jawa Barat dengan menerapkan Fungsi Green. Fungsi Green ini dapat menghasilkan solusi momen tensor deviatorik yang diimplementasikan dalam software MTINV. Berdasarkan solusi yang diperoleh, gempa di Jawa Barat disebabkan adanya aktivitas lempeng tektonik karena persentase Double Couple yang tinggi, dimana tipe sesar pada event 15 Desember 2017 memiliki tipe sesar Oblique yang disebabkan karena adanya pergerakan sesar Cimandiri. Kata Kunci : Gempabumi, sesar, waveform.
PENENTUAN PARAMETER SUMBER GEMPA DI SEKITAR GUNUNG DUKONO HALMAHERA DENGAN MENGGUNAKAN CENTROID MOMENT TENSOR (CMT) TRIAS HERNI ZUNI ASTUTI; MADLAZIM
Inovasi Fisika Indonesia Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.504 KB) | DOI: 10.26740/ifi.v7n2.p%p

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan menghasilkan informasi parameter sumber gempa yang terjadi di Halmahera pada 23 Februari 2012. Data yang digunakan merupakan data waveform lokal yang diunduh melalui web http://202.90.198.100/webdc3/. Data tersebut diinversi mulai 0.070 hingga 0.095 Hz untukk memperoleh CMT (centroid time, centroid lattitude, centroid longitude, centroid depth, magnitudo moment, moment tensor, dan bidang teraktifan seperti strike, dip, dan rake. Hasil inversi dari tipe full MT diperoleh persentasei varian reduksii 66,4% dengan persentase ISO, CLVD, DC berturut-turut sebesar 62,9%, 3,8%, dan 033,3% dengan magnitudo 4.40 pada kedalaman 20 km. Pada tipe inversi deviatorik MT menghasilkan nilai persentase DC sebesar 81,3% dan CLVD sebesar 18,7% serta VR sebesar 63,2% dengan kedalaman 16 km. Kedua tipe inversi tersebut menghasilkan persentase DC yang lebih besar dibandingkan CLVD. Dengan demikan, maka hasil dari solusi centroid moment tensor kedua tipe inversi menunjukkan gempa disebabkan adanya aktivitas tektonik. Kata Kunci: centroid moment tensor (CMT), mtinv, gempabumi AbstractThe purpose of this research was to create information about the paremeters of earthquake source that occured in Halmahera on February 23, 2012. The data used local wave data downloaded through the web http://202.90.198.100/webdc3/. The data is inverted from 0,070 to 0.090 Hz for CMT (centroid time, centroid lattitude, centroid longitude, centroid depht, moment magniude, tensor moments, and active fields such as strike, dip, and rake). The invertion results from complete MT type percentage of reducion variace 66,4% with the percentage of ISO, CLVD, DC respectively 62,9%, 3,8%, and 33,3*% with magnitude 4.40 at a depht of 20 km, in deviatorik MT 81,3% and CLVD of 18,7% with a VR of 63,2% at a depht of 16 km. These two types resulted ina larger percentage of DC comparared CLVD, thus the result of the centroid moment tensor solution of the inverse type exhibited tectonic property rigthKeyword: centroid moment tensor (CMT), mtinv, earthquake.
IDENTIFIKASI SESAR-PALU KORO DENGAN CENTROID MOMENT TENSOR (CMT) MENGGUNAKAN INVERSI WAVEFORM TIGA KOMPONEN MUHAMMAD NURUL FAHMI; MADLAZIM
Inovasi Fisika Indonesia Vol 8 No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ifi.v8n2.p%p

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan menganalisis hasil estimasi Centroid Moment Tensor (CMT) gempa di sekitar Sesar Palu-Koro menggunakan inversi waveform tiga komponen yang di implementasikan dalam software MTINV. Daerah penelitian ini terletak di sekitar Sesar Palu-Koro, hal ini karena Sesar Palu-Koro merupakan sesar yang aktivitas kegempaannya cukup tinggi di Pulau Sulawesi. Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder waveform tiga komponen pada tanggal 28 September 2018 dengan magnitudo 7.5 SR dan 1 Oktober 2018 dengan magnitudo di 4.7 SR yang diunduh dari WebDC3 BMKG. Estimasi CMT sebagai parameter gempa menggunakan metode inversi waveform dan fungsi Green tiga komponen yang sudah diimplementasikan ke dalam sebuah software MTINV. Estimasi CMT menghasilkan antara lain yaitu momen seismik (????o), magnitudo momen (????w), lattitude, longitude, kedalaman centroid, dan orientasi bidang sesar (nodal plane/NP) yang meliputi sudut strike, dip, dan rake. Selain itu estimasi CMT juga dapat memberikan informasi mengenai penyebab terjadinya gempa yang meliputi persentase ISO, DC, dan CLVD. Hasil dari penelitian ini yaitu kedua event gempa mempunyai nilai persentase DC yang lebih dominan daripada CLVD dengan nilai VR lebih dari 50%, hal ini menunjukkan bahwa kedua event gempa yang terjadi disekitar Sesar Palu-Koro ini disebabkan karena adanya aktivitas tektonik. Berdasarkan nilai VR, maka hasil dari penelitian ini bisa dikatakan reliable karena telah memenuhi syarat. Event gempa pada tanggal 28 September 2018 dan 1 Oktober 2018 keduanya disebabkan oleh tipe sesar strike-slip. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penyebab terjadinya kedua event gempa tersebut disebabkan oleh Sesar Palu-Koro. Kata Kunci : Centroid Moment Tensor, software MTINV, Sesar Palu-Koro, inversi waveform tiga komponen
ESTIMASI CENTROID MOMENT TENSOR (CMT) GEMPA DI SEKITAR SESAR CIMANDIRI MENGGUNAKAN SOFTWARE MTINV VICY ARISKA AMY INDRIYANTI; MADLAZIM
Inovasi Fisika Indonesia Vol 8 No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ifi.v8n2.p%p

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menganalisis hasil kedalaman centroid dan momen tensor dengan estimasi Centroid Moment Tensor (CMT) untuk gempa yang terjadi di sekitar Sesar Cimandiri menggunakan software MTINV, menentukan tipe sesar yang menyebabkan gempa di sekitar Sesar Cimandiri menggunakan software MTINV, dan menganalisis focal mechanism di sekitar Sesar Cimandiri menggunakan software MTINV. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder waveform tiga komponen di sekitar Sesar Cimandiri pada tanggal 13 Desember 2016 dan 12 Desember 2017 yang diunduh dari WebDC3 at BMKG. Dalam mengestimasi CMT digunakan metode inversi waveform dan fungsi Green tiga komponen yang diimplementasikan kedalam software MTINV. Hasil dari estimasi CMT antara lain momen seisimik skalar (Mo), magnitudo momen (Mw), latitude, longitude, kedalaman centroid, serta orientasi bidang sesar (Nodal Plane/NP) yang meliputi sudut strike, dip dan rake. Selain itu juga memberikan informasi mengenai penyebab terjadinya gempa meliputi persentase ISO , DC, dan CLVD. Hasil dari kedua kejadian menunjukkan bahwa gempa terjadi akibat aktivitas tektonik yang dibuktikan dengan nilai persentase DC lebih besar daripada CLVD dengan nilai VR lebih dari 50%. Berdasarkan nilai VR, maka hasil yang diperoleh dalam penelitain ini dapat dikatakan reliabel karena telah memenuhi syarat. Kejadian gempa 13 Desember 2016 memiliki tipe sesar left lateral strike-slip dengan focal mechanism berupa nilai strike = 185, nilai dip = 51 dan nilai rake = 18, sedangkan untuk kejadian gempa tanggal 12 Desember 2017 memiliki tipe sesar reverse left-lateral oblique dengan focal mechanism berupa nilai strike = 19, nilai dip = 48 dan nilai rake = 50. Berdasarkan kedua kejadian gempa dapat disimpulkan bahwa terjadinya kedua kejadian gempa ini disebabkan oleh adanya aktivitas pergerakan di Sesar Cimandiri. Kata Kunci : Centroid Moment Tensor, Sesar Cimandiri, inversi waveform tiga komponen, fungsi Green, dan software MTINV
Profile of High School Student’s Scientific Literacy to Support SDGs’13 (Climate Action) on the Global Warming Phenomenon Lestari, Nurita Apridiana; Pratiwi, Winda; Uulaa, Rizki Fitri Rahima; Hariyono, Eko; Madlazim
Tarbiyah : Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 13 No. 2 (2024): December
Publisher : Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin, South Kalimantan, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/tarbiyah.v13i2.13787

Abstract

The low level of scientific literacy skills is attributed to the lack of application of scientific literacy principles, the inability to interpret tables and graphs, and students' limited understanding of basic scientific concepts related to the SDGs'13. This research aims to analyze the scientific literacy abilities of 10th-grade students at SMAN 1 Surabaya in relation to supporting SDGs'13 on the Global Warming Phenomenon. The research method used is descriptive and mixed method approach. The research design involves an explanatory sequential design. The research findings indicate that the average score of 10th grade students at SMAN 1 Surabaya is 65.2, which falls within the satisfactory category. Factors contributing to the suboptimal scientific literacy abilities include the inadequate application of scientific literacy competencies in teaching, teacher’s not to familiarize students with scientific analysis of phenomena, and the continued use of conventional teaching methods. There is a lack of experimental activities that encourage students to engage with scientific data and produce experimental reports. Therefore, there is a need for innovative learning methods and tools, such as integrating the topic of global warming with the SDGs'13 climate action concept and implementing a problem based learning model. These approaches aim to foster critical thinking and environmental awareness among students, enabling them to address global issues and contribute to environmental preservation in the face of climate change. Ultimately, the goal is to ensure that knowledge about preventing climate change can be applied by students in their daily lives in the long term.
Optimization of Pamsimas as A Drought Mitigation in Sidomulyo Village, Ngadirojo District, Pacitan Madlazim; Fahmi, Muhammad Nurul; Realita, Arie; Ni Made Aprillia Sekar Manggartika
Journal of Dedication in Community Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya (UNESA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jodic.v2n2.p35-44

Abstract

This study examines the optimization of the PAMSIMAS (Community-Based Drinking Water and Sanitation Provision) program in Sidomulyo Village, Ngadirojo District, Pacitan, as a proactive strategy to address drought conditions intensified by the village's geographical challenges. This study aimed to achieve two primary objectives: to evaluate the existing water distribution system and to suggest both technical and community-oriented enhancements to secure a more dependable water supply. Field observations and technical analysis indicate that the existing system, dependent on antiquated infrastructure, faces challenges in delivering reliable water access to Ledok Wetan and Ledok Kulon hamlets. To tackle this issue, we suggested the implementation of a booster pump to enhance water pressure and facilitate concurrent water distribution throughout both hamlets. Furthermore, participation from the community in training related to system maintenance and water resource management was promoted to guarantee enduring sustainability. The results indicate that integrating infrastructure enhancements with community education has the potential to enhance water security, offering a framework that may be applied in other drought-impacted areas of Indonesia.
Training in Low-Temperature Stirling Engine Kit Modeling for High School Physics Teachers in the Nganjuk Regency Fahmi, Muhammad Nurul; Madlazim; Realita, Arie; Prastowo, Tjipto; Kusumawati, Diah Hari; Ni Made Aprillia Sekar Manggartika
Journal of Dedication in Community Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya (UNESA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jodic.v2n2.p25-34

Abstract

This research examines the difficulties in high school physics education in Nganjuk Regency, Indonesia, specifically the lack of practical teaching tools for successful thermodynamics training. The aim is to assess a community service training program intended to improve the skills of physics instructors via low-temperature Stirling engine modeling kits. The program utilized a descriptive qualitative technique, incorporating preliminary questionnaires, interactive workshops, and practical training sessions in which educators created and employed Stirling engine kits as teaching instruments. Teachers' comments were evaluated using a Likert scale, concentrating on the congruence of training with learning objectives, resources, and student attributes. The results revealed an overall satisfaction score of 89.53%, highlighting notable enhancements in instructors' capacity to engage students and employ project-based learning methodologies. The Stirling engine kits significantly enhanced student engagement and comprehension of thermodynamic fundamentals. The training improved instructors' academic and practical skills while promoting a dynamic and participatory classroom environment. This effort illustrates the capacity of novel teaching tools and collaborative training programs to markedly enhance the quality of physics education, indicating possibilities for scaling to other locations and disciplines. Future proposals involve incorporating these teaching tools into standard curriculum and creating continuous professional development networks for enduring educational progress.