Laboratorium merupakan tempat untuk sekelompok orang dalam melakukan berbagai macam kegiatan riset, pengamatan, pelatihan dan pengujian ilmiah. Secara fisik laboratorium juga dapat merujuk kepada suatu ruangan tertutup, kamar dan ruangan terbuka (Emda, 2017). Berkaitan dengan hal di atas, maka peranan laboratorium menjadi sangat penting, karena laboratorium merupakan pusat proses belajar mengajar untuk mengadakan percobaan, praktek, penyelidikan bagi siswa (Gunawan, 2014). Oleh karena itu, pengelolaan laboratorium yang baik sangat penting untuk memastikan bahwa laboratorium dapat berfungsi secara optimal dan aman, efisien dan produktif untuk kegiatan belajar mengajar, penelitian dan untuk pengembangan inovasi siswa. Namun, berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan penulis terhadap guru SMA Negeri 15 Padang pada November 2024, penulis menyimpulkan beberapa fenomena dari hasil wawancara tersebut: Yang pertama, adanya keluhan dari guru terkait dengan jadwal laboratorium yang bentrok sehingga saat ini cara yang dilakukan untuk penjadwalan adalah dengan memprioritaskan atau mendahulukan pengguna laboratorium yang lebih dulu menghubungi petugas laboratorium. Yang kedua, adanya keluhan dari teknisi laboratorium terkait dengan tenaga laboratorium atau laboran yang hanya berjumlah dua orang yakni kepala labor dan teknisi, sehingga membuat teknisi laboratorium sering kesulitan jika semua laboratorium digunakan pada waktu yang sama. Yang ketiga, adanya keterangan dari petugas labor tentang penggunaan laboratorium fisika sebagai ruang kelas agar proses pembelajaran tetap dilaksanakan sehingga, hal ini dapat menghambat aktivitas praktikum dan pengembangan laboratorium fisika. Yang keempat, adanya keluhan dari guru terkait dengan penyediaan fasilitas pelengkap dalam laboratorium, seperti kipas angin, beberapa laboratorium IPA hanya satu memiliki kipas angin sehingga hak ini dapat mengurangi konsentrasi siswa saat praktikum karena merasa kurang nyaman berada dalam laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai pengelolaan laboratorium sekolah yang dilihat dari proses perencanaan, pencatatan, pemeliharaan, dan keselamatan kerja laboratorium di SMA Negeri Se Kota Padang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang populasinya adalah tim laboran di SMA Negeri Se Kota Padang yang berjumlah 50 orang. Sampel penelitian ini menggunakan seluruh jumlah populssi yakni 50 orang responden dengan menggunakan teknik sampel jenuh. Instrumen penelitian adalah angket model skala likert Hasil analisis data menggambarkan bahwa pengelolaan laboratorium di SMA Negeri Se Kota Padang dilihat dari 1) aspek perencanaan sudah berada pada kategori baik dengan memperoleh skor rata-rata (4,18), 2) aspek pencatatan sudah berada pada kategori baik dengan memperoleh skor rata-rata (4,33), 3) aspek pemeliharaan sudah berada pada kategori baik dengan memperoleh skor rata-rata (4,52), 4) aspek keselamatan kerja sudah berada pada kategori baik dengan skor rata-rata (4,28).