Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Comparison of Probiotic Isolate Growth in Natural Culture with Various Carbon Sources: Perbandingan Pertumbuhan Isolat Probiotik pada Media Alami dengan Berbagai Jenis Sumber Karbon Ilmiah, Sitti Nur; Dwyana, Zaraswati; Abdullah, Asadi
Journal of Pharmacy and Science Vol. 6 No. 2 (2021): Journal of Pharmacy and Science
Publisher : Akademi Farmasi Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53342/pharmasci.v6i2.218

Abstract

Probiotik merupakan mikroba hidup yang memberikan pengaruh menguntungkan pada inang karena dapat menyeimbangkan mikroba yang ada dalam saluran pencernaan menjadi meningkat. Pemanfaatan tersebut dapat memberikan pengaruh positif dan kesehatan bagi inang sehingga sangat baik untuk diaplikasikan. Pemanfaatan bahan alami dapat menekan biaya media tumbuh sehingga perlu penggantian media sintetik dengan media alami karena memiliki harga yang relatif lebih murah tetapi mengandung nutrien penting bagi pertumbuhan mikroba. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan isolat probiotik berdasarkan lama waktu kutur dalam media alami yang mengandung sumber karbon berbeda. Pertumbuhan isolat probiotik dalam berbagai sumber karbon dilakukan melalui metode Standard Plate Count (SPC). Melalui metode SPC didapatkan jumlah koloni isolat G dari masing-masing media berupa kanji, sagu, dan dedak yaitu 2,3 x 108 Cfu/mL, 6,4 x 106 Cfu/mL, dan 4,3 x 106 Cfu/mL selama 48 jam; 2,6 x 108 Cfu/mL, 1,6 x 108 Cfu/mL, dan 1,0 x 108 Cfu/mL selama 96 jam; 4,6 x 108 Cfu/mL, 1,8 x 108 Cfu/mL, dan 1,2 x 108 Cfu/mL selama 144 jam. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa isolat G mampu ditumbuhkan dalam media alami berupa kanji, sagu dan dedak.
PENGARUH pH DAN SUHU TERHADAP KEMAMPUAN ENZIM BROMELIN UNTUK MENGGUMPALKAN SUSU [THE EFFECT OF pH AND TEMPERATURE ON THE ABILITY OF BROMELAIN ENZYME TO COAGULATE MILK] Af'idah, Nurul; Ilmiah, Sitti Nur
FaST - Jurnal Sains dan Teknologi (Journal of Science and Technology) Vol 8, No 1 (2024): MAY
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jstfast.v8i1.8144

Abstract

ANALISIS SENYAWA ATRAKTAN PADA PHYTOTELMATA YANG DIGUNAKAN SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN Aedes albopictus: ANALYSIS OF ATTRACTANT COMPOUND FROM PHYTOTELMATA AS BREADING SITE Aedes albopictus fita wahidah; Ilmiah, Sitti Nur; Alif, Trisnani Alif
JURNAL TERAS KESEHATAN Vol 6 No 2 (2023): Jurnal Teras Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Politeknik Al Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38215/jtkes.v6i2.115

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) has still one of the problem diseases in Indonesia. There has increased in dengue cases in several parts of Indonesia since January 2020 and in the midst of the COVID-19. Very little information about natural breeding sites of Aedes especially of the phytotelmata such as Bambusa sp., Neoregelia spectabilis, Musa paradisiaca, and Cocos nucifera. Other than physical factors of plants, it is suspected that there are attractive compounds produced by these plants. The purpose of this study was to determine the chemical compounds that are attractants from plants used as breeding sites for Ae. albopictus. The research method was started by observation of the presence of Neoregelia spectabilis, Musa paradisiaca, Bambusa sp., and Cocos nucifera plants which contained Ae. albopictus on one of the plant body parts found. Then macerated, purified and analyzed for chemical content using GCMS. The results showed that there were differences in the chemical compounds of plants. The dominant chemical compound is tetracosane. Tetracosane is a chemical compound from the Alkane group. The alkana is an important role in plant interactions such as attractants in the oviposition of certain insects or as attractants for insect feeding activities.
PENGARUH PEMBERIAN VARIASI PAPAIN EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) DAN LAMA PEMERAMAN DALAM PEMBUATAN VCO (Virgin Coconut Oil) TERHADAP HASIL RENDEMEN Karimah, Ishlahul; Ilmiah, Sitti Nur; Rahma, Yustika Aulia
BIO-SAINS : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 2 No 2 (2022): Bio-Sains Vol 2 No 2, Agustus 2022
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam As-Syafi'iyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/bio-sains.v2i1.2075

Abstract

Virgin Coconat Oil (VCO) atau minyak kelapa murni merupakan salah satu produk yang diperoleh dari santan buah kelapa yang sudah tua (masak) dan segar. Metode enzimatis digunakan untuk meningkatkan rendemen minyak yang terekstrak dari krim santan yang dapat dilakukan dengan menambahkan suatu enzim proteolitik yaitu enzim papain yang terdapat pada tanaman pepaya (Carica papaya L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan enzim papain kasar dari biji pepaya dan lama pemeraman terhadap rendemen dan kualitas VCO yang dihasilkan. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap faktorial karena terdapat dua faktor. Faktor pertama (F1)= variasi ekstrak biji pepaya dengan 3 konsentrasi dan faktor kedua (F2)= lama pemeraman dengan 3 waktu yang berbeda. Dalam penelitian ini, didapatkan 3x3 kombinasi yaitu K1P1= Konsentrasi 10% + lama pemeraman 15 jam, K1P2= Konsentrasi 10% + lama pemeraman 20 jam, K1P3= Konsentrasi 10% + lama pemeraman 25 jam, K2P1= Konsentrasi 15% + lama pemeraman 15 jam, K2P2= Konsentrasi 15% + lama pemeraman 20 jam, K2P3= Konsentrasi 15% + lama pemeraman 25 jam, K3P1= Konsentrasi 20% + lama pemeraman 15 jam, K3P2= Konsentrasi 20% + lama pemeraman 20 jam, dan K3P3= Konsentrasi 20% + lama pemeraman 25 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan enzim papain kasar biji pepaya (Carica papaya L.) dan lama pemeraman berpengaruh terhadap rendemen dan VCO yang dihasilkan. Rendemen tertinggi (24,967%) diperoleh dengan penambahan enzim papain kasar biji pepaya (Carica papaya L.) dengan konsentrasi sebesar 20% dan lama pemeraman 25 jam (K3P3). Sedangkan rendemen terendah (11,467%) diperoleh dengan penambahan enzim papain kasar biji pepaya (Carica papaya L.) dengan konsentrasi 10% dan lama pemeraman 15 jam (K1P1). Sedangkan dari hasil uji organoleptik rata-rata panelis memberikan nilai yang tinggi terhadap kualitas warna, rasa, dan juga aroma dari VCO yang dihasilkan dari rendemen terbaik. Kesimpulan yang didapatkan yaitu pemberian konsentrasi sebanyak 20% dan lama pemeraman 25 jam memberikan pengaruh terhadap rendemen dan kualitas VCO yang dihasilkan. Kata kunci : Enzim papain, Konsentrasi, Pemeraman, VCO
Study on the Presence of Microplastic in Silowo Ecotourism Waters, Tuban Regency, East Java Ula, Rahmah Arfiyah; Indahsari, Merinda Nur; Wahidah, Fita Fitriatul; Erviani, Lilik; Ilmiah, Sitti Nur; Ulya, Innarotul
RUMPHIUS Vol 7 No 1 (2025): RUMPHIUS Pattimura Biological Journal
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/rumphiusv7i1p019-024

Abstract

Silowo Ecotourism is one of the water-based recreational facilities that offers swimming and anthropogenic activities that have recently been operating. The existence of ecotourism Silowo stimulates economic activity for the surrounding residents. The high anthropogenic and recreational activity ecotourism Silowo initiated this study to determine the presence of microplastic pollutants in these waters including microplastics amounts, microplastics colors, and microplastics types. Sampling was carried out at four stations in the waters of ecotourism Silowo. The identification of microplastics begins with sample preparation, degradation of organic matter with 30% HNO3, density separation using NaCl, and observation under a microscope. The observation results showed that there were microplastics in the four observation stations. Microplastics found are fibers, pellets, fragments, and films. Based on the type, film is the most numerous microplastics in this study, 38 particles. The colors of microplastics found in this study are green, blue, yellow, red, black, brown, white, and transparent. Microplastics in waters can come from anthropogenic activities around the waters as well as tourist activities in the waters, such as swimming.