Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Gorga : Jurnal Seni Rupa

KAJIAN BENTUK, FUNGSI DAN KREATIVITAS RUMAH RAJUT SYAFIR KOTO LAWEH Hendra, Hendra; Harissman, Harissman; Nofrial, Nofrial; Ferawati, Ferawati; Zam, Riswel
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 12, No 2 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i2.28909

Abstract

The hand-knitting craft "Shafir Knitting Home" located in Nagari Koto Laweh, X Koto District Tanah Datar. This craftbusiness was started in 2016 and produces a variety of knitted products. The products that made have a variety of shapes and functions. This study aims to influence the existence of the Syafir Knitting House for the development of West Sumatra knitting crafts. Along with the times and changes in people's tastes, Syafir's Knitting House also always strives to improve the quality and quantity of the products it produces. To review more about the products produced, an approach is used using the theory of form and function so that it can be analyzed regarding the diversity of product forms and functions. The data was obtained using a qualitative approach to obtain a variety of information regarding the shape and function of the products produced. The products produced are in the form of simple accessories such as bracelets, small dolls, tissue holders and others. However, as time goes by, the products produced are also increasingly diverse, such as knitted jackets, knitted bags with Minangkabau motifs and wall hangings and this is of course Syafir's Knitting house's response to market tastes. To analyze the product that produced, Clive Bell's form theory and function theory proposed by Feldman are used. The results of the data analysis in the field can be seen how the character forms, functions and creativity of the craftsmen at Syafir's Knitting house. From this analysis it can be concluded that Syafir's knitting craft is transformed into products that adapt to the needs of the community.Keywords: syafirknitting, shape, function, creativity. AbstrakKerajinan rajut tangan “Rumah Rajut Syafir”, merupakan sentra kerajinan rajut yang berada di Nagari Koto Laweh Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar. Usaha yang dirintis tahun 2016 dan menghasilkan beragam produk rajutan. Produk yang dihasilkan memiliki keberagaman bentuk dan fungsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari keberadaan Rumah Rajut Syafir bagi perkembangan kriya rajut Sumatera Barat. Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan selera masyarakat, Rumah Rajut Syafir juga selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Untuk mengulas lebih jauh mengenai produk yang dihasilkan, maka digunakan pendekatan dengan menggunakan teori bentuk dan fungsi sehingga dapat dianalisa mengenai keberagaman bentuk dan fungsi produk. Data diperoleh dengan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan beragam informasi terkait bentuk dan fungsi produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan berupa aksesoris sederhana seperti gelang, boneka kecil, tempat tisu dan lainnya. Namun seiring berjalannya waktu, produk yang dihasilkan juga semakin beragam seperti jaket rajut, tas rajut dengan motif khas Minangkabau dan hiasan dinding dan hal ini tentunya merupakan  respon rumah Rajut Syafir terhadap selera pasar. Untuk menganalisis produk yang dihasilkan maka digunakan teori bentuk Clive bell dan teori fungsi yang dikemukakan oleh Feldman. Hasil dari analisis data di lapangan dapat dilihat bagaimana karakter bentuk, fungsi dan kreativitas dari pengrajin di rumah Rajut Syafir. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa kerajinan Rajut Syafir bertransformasi menghasilkan produk yang menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.Kata Kunci: rajut syafir, bentuk, fungsi, kreativitas. Authors:Hendra : Institut Seni Indonesia PadangpanjangHarissman : Institut Seni Indonesia PadangpanjangNofrial : Institut Seni Indonesia PadangpanjangFerawati : Institut Seni Indonesia PadangpanjangRiswel Zam : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References:Ardianti, S. R., & Affanti, T. B. (2021). Pemanfaatan Teknik Tapestri Pada Rompi Dengan Bahan Renda. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 10(2), 487-494. https://doi.org/10.24114/gr.v10i2.28231.Feldman, E. B. (1967). Art As Image And Idea. England: Prentice Hall Inc Englewood Cliffs.Ferawati, F., Hendra, H., & Akmal, A. (2021).PELATIHAN RAJUT UNTUK SOUVENIR DI DESA WISATA KUBU GADANG. Batoboh: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 6(2), 178-189. http://dx.doi.org/10.26887/bt.v6i2.2061.Gie, T. L. (2004). Filsafat Keindahan. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna.Gustami, S. (2003). Metode Pendekatan dalam Kajian Seni. Rupa. Yogyakarta: UPT UNNES PRESS.Hanafi, H., Suryanti, S., & Hendra, H. (2020). Kerajinan Rajut Sebagai Produk Cendramata Di Nagari Tuo Pariangan. Jurnal Abdimas Mandiri, 4(1), 35–41. https://doi.org/10.36982/jam.v4i1.1043.Hendra, H. (2018). Eksistensi Kerajinan Perak Koto Gadang Sumatera Barat. Corak, 7(2), 149–162. https://doi.org/10.24821/corak.v7i2.2680.Hendra, H., & Agustin, D. (2022). Eksistensi Tenun Songket Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 11(1), 202-211. https://doi.org/10.24114/gr.v11i1.28908.Hendra, H., & Sari, Y. K. (2021). Karakteristik Motif Sulaman Selendang Koto Gadang Sumatera Barat. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 10(2), 396-406. https://doi.org/10.24114/gr.v10i2.27776.Hendra, I. Q. (2020). Pelatihan Desain Gerabah Dengan Teknik Batik DI SMKN1 Kecamatan Luak Kabupaten 50 Kota. Batoboh, 5(2), 124-138. https://doi.org/10.26887/bt.v5i2.1296.Homby, A. J. C. (1995). Oxford Advance Learners 5th Edition. England: Oxford University Press.Kamal, M. N. (2020). Kerajinan Perak Tinjauan Pada Proses Dan Makna Simbolis Ornamen Di Home Industry Di Koto Gadang. Gorga : Jurnal Seni Rupa,9(2),409-418. https://doi.org/10.24114/gr.v9i2.21229.Kartika, Darsono Sony. (2004). Seni Rupa Modern (pertama). Bandung:  Rekayasa Sains.Koentjaraningrat, K. (1967). Pengantar Ilmu Antropologi. Bandung: Aksara Baru.Nawawi, H. (1990). Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Rachmawati, Y. dan E. K. (2005). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak Kanak. Depdikbud. Jakarta: Prenanda Media Grup.Soedarsono, R. (1999). Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan Dan Seni Rupa. Yogyakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.Stenberg, R. J., Kaufman J.C., & P. J. E. (2002). The Creativity. Psychology Press.
KAJIAN BENTUK, FUNGSI DAN KREATIVITAS RUMAH RAJUT SYAFIR KOTO LAWEH Hendra; Harissman; Nofrial; Ferawati; Zam, Riswel
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 12 No. 2 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kerajinan rajut tangan “Rumah Rajut Syafir”, merupakan sentra kerajinan rajut yang berada di Nagari Koto Laweh Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar. Usaha yang dirintis tahun 2016 dan menghasilkan beragam produk rajutan. Produk yang dihasilkan memiliki keberagaman bentuk dan fungsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari keberadaan Rumah Rajut Syafir bagi perkembangan kriya rajut Sumatera Barat. Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan selera masyarakat, Rumah Rajut Syafir juga selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Untuk mengulas lebih jauh mengenai produk yang dihasilkan, maka digunakan pendekatan dengan menggunakan teori bentuk dan fungsi sehingga dapat dianalisa mengenai keberagaman bentuk dan fungsi produk. Data diperoleh dengan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan beragam informasi terkait bentuk dan fungsi produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan berupa aksesoris sederhana seperti gelang, boneka kecil, tempat tisu dan lainnya. Namun seiring berjalannya waktu, produk yang dihasilkan juga semakin beragam seperti jaket rajut, tas rajut dengan motif khas Minangkabau dan hiasan dinding dan hal ini tentunya merupakan  respon rumah Rajut Syafir terhadap selera pasar. Untuk menganalisis produk yang dihasilkan maka digunakan teori bentuk Clive bell dan teori fungsi yang dikemukakan oleh Feldman. Hasil dari analisis data di lapangan dapat dilihat bagaimana karakter bentuk, fungsi dan kreativitas dari pengrajin di rumah Rajut Syafir. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa kerajinan Rajut Syafir bertransformasi menghasilkan produk yang menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.   Kata Kunci:  Rajut Syafir, Bentuk, Fungsi, Kreativitas   Abstract The hand-knitting craft "Shafir Knitting Home" located in Nagari Koto Laweh, X Koto District Tanah Datar. This craftbusiness was started in 2016 and produces a variety of knitted products. The products that made have a variety of shapes and functions. This study aims to influence the existence of the Syafir Knitting House for the development of West Sumatra knitting crafts. Along with the times and changes in people's tastes, Syafir's Knitting House also always strives to improve the quality and quantity of the products it produces. To review more about the products produced, an approach is used using the theory of form and function so that it can be analyzed regarding the diversity of product forms and functions. The data was obtained using a qualitative approach to obtain a variety of information regarding the shape and function of the products produced. The products produced are in the form of simple accessories such as bracelets, small dolls, tissue holders and others. However, as time goes by, the products produced are also increasingly diverse, such as knitted jackets, knitted bags with Minangkabau motifs and wall hangings and this is of course Syafir's Knitting house's response to market tastes. To analyze the product that produced, Clive Bell's form theory and function theory proposed by Feldman are used. The results of the data analysis in the field can be seen how the character forms, functions and creativity of the craftsmen at Syafir's Knitting house. From this analysis it can be concluded that Syafir's knitting craft is transformed into products that adapt to the needs of the community.             Keywords: Syafir knitting, shape, function, creativity
TRANSFORMASI ESTETIK SENI KRIYA; KELAHIRAN DAN KRIYA MASA KINI Zam, Riswel; Dharsono, Dharsono; Raharjo, Timbul
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 11 No. 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.36026

Abstract

This paper discusses the aesthetic transformations in craft art.  The discussion focuses on craft art as a form of socio and cultural bonding in the past that developed into a part of individual culture and a means of self-expression in the present.  Studies are conducted on aesthetic components, such as the form, purpose, and expressive content found in crafts.  To achieve the goals, studies in the form of qualitative research using cultural and artistic methods are employed.  According to the research, craft art is ingrained in human life and has existed from prehistoric times to the present.  The philosophy that guided the development of ancient crafts is founded on a metaphysical perspective, a charge of spiritual, religious, and magical principles that form works of high quality crafts and reflect the soul of their era.  The philosophy that guided the development of ancient crafts is founded on a metaphysical perspective, a charge of spiritual, religious, and magical principles that form works of high quality crafts and reflect the soul of their era.  Modern or contemporary craft art, which displays aesthetic inclinations as a result of the interaction and effect of freedom of expression, is currently referred to as art craft.  The thought and philosophy of art also influenced the creation of crafts, by adapting of understanding Western™s fine art to the archipelago's cultural norms. These adaptations and acculturations make craft art a manifestation that is affected and reflects societal changes that occur in Indonesia or along with the soul of the times.   Keywords: aesthetic transformation, art craft. AbstrakTulisan ini membahas transformasi estetik dalam seni kriya. Pembahasan difokuskan pada seni kriya sebagai ikatan sosio-kultural pada masa lampau yang berkembang ke dalam aspek individu-kultural sebagai media ekspresi personal pada saat ini.  Kajian dilakukan terhadap unsur-unsur estetik yang meliputi bentuk, fungsi, dan muatan ekspresi yang terkandung dalam kriya. Untuk mencapai tujuan digunakan kajian berupa penelitian kualitatif melalui pendekatan kebudayaan dan pendekatan estetik. Temuan yang diperoleh adalah bahwa seni kriya melekat dan berjalan seiring dengan kehidupan manusia sejak masa prasejarah sampai sekarang. Penciptaan kriya masa lampau dilandasi oleh filosofi yang berorientasi pada pola pikir metafisis, muatan nilai-nilai spiritual, religius, dan magis yang menghasilkan karya-karya kriya adiluhung dan mencerminkan jiwa zamannya. Sementara seni kriya modern atau kontemporer menunjukkan kecenderungan estetik sebagai interaksi dan pengaruh kebebasan berekspresi, kriya ini dikenal dengan kriya seni. Pemikiran dan filsafat seni juga memberi pengaruh pada penciptaan kriya, dengan mengadopsi aliran-aliran seni rupa Barat yang disesuaikan dengan kebudayaan nusantara. Penyesuaian dan akulturasi tersebut menjadikan seni kriya sebagai manifestasi kesenian yang dipengaruhi serta mencerminkan perubahan-perubahan sosial yang terjadi di Indonesia atau seiring dengan jiwa zaman.Kata Kunci:transformasi estetik, seni kriya. Authors:Riswel Zam : Institut Seni Indonesia PadangpanjangDharsono : Institut Seni Indonesia SurakartaTimbul Raharjo : Institut Seni Indonesia Yogyakarta References:Adryamarthanio, V. (2022). Batik Pesisir: Sejarah, Ciri-ciri, dan Motif. https://kompas.com/stori/read/2022/04/27/090000579/batik-pesisir--sejarah-ciri-ciri--dan-motif (diakses tanggal 1 November 2022).Ahmad, A. S. E. (2021). Kritik Sejarah Batik Sidoarjo. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 10(1), 137. https://doi.org/10.24114/gr.v10i1.24626.Burhan, M. A. (1999). Nilai Estetik dalam Seni Lukis di Indonesia. Jurnal Seni, ISI Yogyakarta., VI(3).Dharsono, D. (2016). Kreasi Artistik, Perjumpaan Tradisi Modern dalam Paradigma Kekaryaan Seni. Yogyakarta: Citra Sains.Dillistone, F. (2002). The Power of Symbols. Jakarta: Penerbit Kanisius.Feldman, E. B. (1967). Art As Image and Idea. USA: Prentice Hall.Gie, T. L. (2004). Filsafat Seni: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna.Guntur, G. (2021). Kriya Retro, Biutifikasi dan Legatimasi Artistik. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna.Gustami, S. (2007). Butir-butir Mutiara Estetika Timur, Ide Dasar Penciptaan Seni Kriya Indonesia. Yogyakarta: Prasista.Joedawinata, A. (2001). Seni Kriya dan Desain di Lingkungan Perguruan Tinggi. Jurnal SR&D Fakultas Seni Rupa Dan Disain ITB, Bandung, 1.Junaedi, D. (2016). Estetika Subjek, Objek, dan Nilai. Yogyakarta: ArtCiv.Kamal, M. N. (2020). Kerajinan Perak Tinjauan Pada Proses Dan Makna Simbolis Ornamen Di Home Industry Di Koto Gadang. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 9(2), 409. https://doi.org/10.24114/gr.v9i2.21229.Kartika, D. S. dan N. G. P. (2004). Pengantar Estetika. Yogyakarta: Rekayasa Sains.Marianto, M. D. (2011). Menempa Quanta Mengurai Seni. Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta.Najoan,Stephanie Jill., J. C. M. (2011). Transformasi Sebagai Strategi Desain. Media Matrasain, 8(2), 117“130. https://doi.org/https://doi.org/10.35792/matrasain.v8i2.330Nugraha, A. (1999). Kriya Indonesia, Sebuah Wilayah Sumber Inspirasi Yang Tak Terbatas. Yogyakarta: Prasista.Ponimin, & Guntur. (2021). The COVID-19 War in Ceramic Arts: Navigating Aesthetic and Symbolic Expressions. Aisthesis. Pratiche, Linguaggi e Saperi Dell™estetico, 14(1), 81“99. https://doi.org/10.36253/aisthesis-12056.Raharjo, T. (2011). Seni Kriya dan Kerajinan. Yogyakartaa: Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta.Sakti, Z. (2017). Pengertian Unsur Estetika dan Unsur Ergonomis Produk Kerajinan. https://www.aelilmu.com/2017/09/pengertian-unsur-estetika-dan-unsur-ergonomis-produk-kerajinan-html (diakses tanggal 1 November 2022).Soedarso. (2006). Trilogi Seni; Penciptaan, Eksistensi, dan Kegunaan Seni (Cetakan Pe). Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.Strauss, A. dan J. C. (2007). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Pelajar.Sullivan, L. (1896). Number BY. Lippincott´s, 403“409.Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi (Revisi). Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.Zam, R. (2006). Cerek dalam Ekspresi Kriya Logam. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.Zam, R., & Ferawati, F. (2020). POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN KERAJINAN COR KUNINGAN SUNGAI PUAR DALAM ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0. Artchive: Indonesia Journal of Visual Art and Design, 1(1), 46. https://doi.org/10.53666/artchive.v1i1.1561.Zuhdi, B. M. (2010). PERKEMBANGAN KONSEP KRIYA. Imaji, Fakultas Bahasa dan Seni, 1(1). https://doi.org/10.21831/imaji.v1i1.142.