Keluarga merupakan populasi berisiko terhadap masalah kesehatan diantaranya penyakit tuberculosis paru (TBC). Penyakit ini memerlukan perhatian yang serius, karena sangat mudah untuk menularkan kepada orang lain. Jika TBC tidak diatasi, dapat menyebabkan resistensi dan akibatnya dapat menyebabkan kematian. Penyebab TBC adalah mycobacterium tuberculosis. Masalah TBC ini dapat diatasi dengan peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga, peran petugas Dinas Kesehatan serta partisipasi Kader Posyandu. Upaya untuk mengatasi masalah TBC, diharapkan dapat memberikan intervensi yang sesuai, diantaranya dengan memadukan beberapa intervensi yang tepat terhadap keluarga yang mengalami TBC. Intervensi yang dapat dilakukan adalah perpaduan beberapa intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah TBC yaitu kombinasi antara Pendidikan Kesehatan, Kerjasama dan Pemberdayaan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan memberi pelatihan kepada kader posyandu, memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga, pemberdayaan keluarga dan kerjasama antara kader posyandu dan keluarga. Pelaksana pengabdian masyarakat dan mahasiswa melakukan pelatihan Kader Posyandu tentang penyakit TBC, pencegahan penularan, pengawas minum obat (PMO), pemantauan dan evaluasi serta motivasi, selanjutnya kader posyandu dan pelaksana pengabdian kepada masyarakat memberikan pendidikan kesehatan terhadap keluarga yang mengalami TBC. Selanjutnya kader posyandu melaksanakan pemantauan 2x/minggu evaluasi dan motivasi 1x/minggu selama 4 minggu kepada keluarga yang mengalami TBC. Pengabdian masyarakat akan dilakukan diWilayah Kerja Puskesmas Medan Helvetia karena berdasarkan analisis data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara terhadap pengukuran TBC tingkat kecamatan 2021, Wilayah kerja Puskesmas Medan Helvetia termasuk penderita TBC tertinggi di kota Medan. Pengabdian masyarakat dilakukan terhadap 1 mitra yaitu kelompok Kader Posyandu.di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Helvetia dan sasarannya keluarga yang mengalami TBC. Luaran dari pengabdian masyarakat ini, terdapat peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga yang mengalami TBC, peningkatan pengetahuan kader posyandu dan penurunan frekwensi TBC pada. Peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku diukur dengan menggunakan kuesioner dan monitoring serta evaluasi diukur dengan menggunakan format cheklist serta motivasi didokumentasikan pada kolom format tersendiri untuk acuan dimasa yang akan dating.