Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Perencanaan Rusun Polres Gowa Dengan Metode Sistem Rangka Momen Pemikul Menengah (SRMPM) Jufri Manga; Zwengly Lodi Honta; Hernita Matana; Parea Rusan Rangan; Yulieanti S. Mapaliey; Yohanis B. Lotim; Abdias Tandy Arrang; Hasyim Basri; Zain Patongloan; Gersony Miri; Marinus Linggi; Feri Daud Biang; Yusran Londongsalu; Yohans Sunarno; Agustina Pagatiku; Escher Kalapadang; Rael Rabang Matasik; Jery D. Paridy; Regita O. Runtukahu; Memed Timang; Abraham Ganti
Jurnal Dynamic Saint Vol 6 No 1 (2021): Jilid 1 Volume 6
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) merupakan suatu sistem yang daktilitasnya cukup tinggi serta memiliki persyaratan yang detail dalam perhitungan penulangan komponen struktur. Baik aksial, lentur dan geser untuk elemen balok dan kolom, serta ketentuan mengenai hubungan kolom dengan balok yang akan mempengaruhi kinerja bangunan ketika menerima beban gempa. Dengan enelitian ini dapat diketahui detail persyaratan SRPMM sesuai SNI 2847-2013. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Dari penelitian ini akan dideskripsikan bagaimana perencanaan struktur Rusun Polres Gowa dengan menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM). Data dikumpulkan dari literatur atau kepustakaan, dan simulasi komputasi. Dari simulasi komputasi diperoleh model struktur (space frame) bangunan dan memperoleh gaya geser, gaya aksial, , dan momen yang terjadi. Rusun Polres Gowa merupakan gedung rumah susun yang strukturnya didesain dengan sistem konstruksi beton bertulang biasa.Rusun Polres Gowa terdiri atas 3 lantai, memiliki ukuran panjang sekitar 47 meter, lebar 19.8 meter dan tinggi total bangunan 15.6 meter. Dimensi struktur yang dihasilkan adalah dimesi kolom K1- 40x50, K2-40x50, K3-25x35, S1-25x40. Dimesi balok B1- 30x50, B2-30x50, B3-25x50, B4-20x40, B5-20x30, B6-15x30, RB1-20x30 Plat direncanakan menggunakan smartdek 0.7 mm dengan dimensi plat lantai 12 cm, plat atap 12 cm, plat reservoir 12 cm. Perencanaan fondasi, Fondasi P1 berupa fondasi sumuran dengan dimensi sumuran diameter 80 cm 1 buah dengan setinggi 4 m, dan dimensi Poer 150 cm x 150 cm x 50 cm pada kedalaman 2.0 m. Fondasi P2 berupa fondasi telepak/poer dengan kedalaman 2.0 m, dan dimensi Poer 150 cm x 150 cm x 30 cm
TINJAUAN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PARIWISATA MENGGUNAKAN METODE DINDING GESER Parea Rusan Rangan; Zwengly Lodi Honta; Hernita Matana; Harni Tarru; Yohanis B. Lotim; Abdias Tandy Arrang; Hasyim Basri; Zain Patongloan; Gersony Miri; Marinus Linggi; Feri Daud Biang; Yusran Londongsalu; Yohans Sunarno; Agustina Pagatiku; Escher Kalapadang; Rael Rabang Matasik; Jery D. Paridy; Regita O. Runtukahu; Memed Timang; Abraham Ganti; Jufri Manga
Journal Dynamic Saint Vol. 5 No. 2 (2020): Jilid 5 Volume 2
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada bangunan tinggi tahan gempa umumnya gaya – gaya pada kolom cukup besar untuk menahan beban gempa yang terjadi sehingga umumnya perlu menggunakan elemen – elemen struktur kaku berupa dinding geser untuk menahan kombinasi gaya geser, momen dan gaya aksial yang timbul akibat gempa. Dengan adanya dinding geser sebagian besar beban gempa akan terserap oleh dinding geser tersebut. Dinding geser adalah dinding yang dirancang untuk menahan geser atau gaya lateral akibat gempa bumi. Untuk merencanakan dinding geser ini menggunakan acuan SNI 2847:2013, untuk perencanaan gempanya menggunakan SNI 1726:2012 dengan menggunakan metode lateral ekivalen. Untuk perhitungan gaya-gaya yang pada struktur digunakan alat bantu SAP 2000. Dalam Perencanaan Dinding Geser ini diperoleh hasil data pekerjaan yaitu direncanakan dengan lebar. Lebar dinding geser (lw) = 550 cm. Tebal dinding geser, (tw) = 25 cm. Serta tulangan pada Dinding Geser. Tulangan vertikal atau tulangan longitudinal = 60 D 16. Tulangan horizontal atau tulangan transversal (sengkang) = Ø 12 -150. Tulangan horizontal atau tulangan transversal (sengkang) pada sendi plastis dan pada sambungan lewatan tulangan vertikal = Ø 12 -150. Sambungan lewatan, Id = 650 mm. Perbedaan hasil deformasi yang diperoleh yaitu bangunan yang tidak menggunakan dinding geser mengalami deformasi sebesar 0.047 mm dan bangunan yang menggunakan dinding geser mengalami deformasi sebesar 0.026 mm.
Unit Weight of Foam Concrete Containing Blended Cement and Fly Ash Sunarno, Yohans; Tjaronge, M. W.; Irnawaty, Rita; Muhiddin, Achmad Bakri
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 24, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v24i1.34664

Abstract

Abstract. The rapid development of construction and infrastructure results in increasing demands for natural resources continue. One of the many natural elements required for construction and infrastructure activities was cement, which is the basic ingredient in concrete. This study aims to analyze the unit weight of foam concrete containing blended cement and fly ash. The research approach used in this study was a laboratory experiment. Foam concrete was produced using 4 variations of cement (OPC, PCC-T, PCC-B and OPC+FA), fine aggregate, water and foam. The shape of the test object used was cube with a size of 15 cm × 15 cm × 15 cm. Unit weight test was used to evaluate the foam concrete mixture produced at the age of 3, 7, 28 and 730 days. The results showed that the unit weight of foam concrete in all variations of the specimens: OPC, PCC-T, PCC-B and OPC+FA, met the requirements for the unit weight of lightweight structural concrete based on SNI 03-3449-2002 and ACI 213R3 which was between 800 to 1400 kg/m3.
UTILIZATION OF HIGH-VOLUME FLY ASH AS A SUPPLEMENTARY CEMENTITIOUS MATERIAL IN ENVIRONMENTALLY FRIENDLY CONCRETE Yohans Sunarno; Parea Rusan Rangan; Ermitha Ambun; Andi Asiz; Miswar Tumpu; Astri Rinanti; Lisa Oksri-Nelfia
INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY VOLUME 7, NUMBER 1, APRIL 2024
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/urbanenvirotech.v7i1.19658

Abstract

Innovations in material technology are expected to reduce the use of commercial cement and replace it with other environmentally friendly materials with the same performance as normal concrete. Aim: This study aim to analyze the mechanical property of High-Volume Fly Ash Concrete (HVFAC) using F class fly ash with different mix percentages. Methodology and Results: The experiment was conducted in laboratory scale. Four variations of test specimens consisted of: 1 variation (F0), which is conventional concrete with 100% Portland cement as control specimen, and three variations of HVFC (F70, F80, and F90), which were made with fly ash content (%) 70, 80, and 90 of total cementitious. Fresh concrete testing to determine workability, while hard concrete testing is done by density and compressive strength tests at the age of 3, 7, and 28 days on specimens that have been treated with the water submerged curing method. Conclusion, significance, and impact of study: All HVFAC specimens fulfill the Self Compacting Concrete (SCC) category. The compressive strength test results at 28 days showed that the addition of fly ash percentage caused a decrease in compressive strength values in all HVFAC variants, but still exceeded the minimum requirements of high and medium quality concrete. All HVFAC variations meet the requirements of ASTM C618-23 based on the evaluation of Strength Activity Index (SAI) values at 7 and 28 days of age. The utilization of 90% fly ash as a cement substitute resulted in an environmentally friendly concrete product based on the concept of cleaner production.